MajalahInspiratif.com, Jakarta – Menjalankan profesi sebagai Surveyor karena kecintaan dan passion, sekaligus menjadi seorang entrepreneur karena jiwa kewirausahaan yang sudah tertanam dalam diri sejak kecil begitu kuat, bagi Said Abdullah Abri adalah gift dan anugerah yang diberikan Tuhan agar ia bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada banyak orang. Pemilik Resto Japanese All You Can Eat, SAKABE Buffet cabang Fatmawati di Jl. Cipete Raya dan cabang Tebet di Jl. Tebet Raya, serta Cafe Loca House di Jl. Cempaka Putih Tengah ini, selalu memgang teguh prinsip dan nilai yang dipedomaninya dalam menjalankan hidup, bahwa ‘..Jangan pernah berhenti untuk berusaha dan berbuat baik. Percayalah Tuhan tidak pernah tidur. Tuhan selalu melihat dan mencatat sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan serta akan memberikan balasan atas perbuatan tersebut..’.
Karena itu, pria smart lulusan S1 Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, dan S2 Teknik Geofisika ITB, kelahiran Jakarta, 9 Juni 1992 ini, selalu menanamkan dalam diri untuk menyayangi orang lain, mulai dari orang-orang yang ada di sekitar, entah itu orang tua, pasangan, teman, sahabat, dan lain lain. “Karena rasa bahagia itu bisa kita dapatkan ketika kita memiliki perasaan sayang dan disayangi oleh orang lain,” ungkap Said, sapaan akrab pehobi olahraga golf, gym, tennis, dan traveling serta membaca berita, yang saat ini juga menjabat sebagai Sekjen Ikatan Alumni Geodesi ITB.
Merintis Karier Sesuai Passion
Setelah lulus S1 dari ITB, tahun 2014, Said diajak seniornya bergabung di Konsultan Pemetaan. Sejak saat itu sampai sekarang, pekerjaan utamanya adalah konsultan di bidang pemetaan. “Dan Alhamdullillah, sambil kerja saya mendapat kesempatan ambil S2 juga, tahun 2016-2018 lulus, ambil Teknik Geofisika.”
Cakupan pekerjaan pemetaan, menurut Said, cukup luas dan umumnya bekerja sama dengan instansi, baik swasta maupun pemerintah. Mulai dari pemetaan tanah untuk kepentingan pembuatan sertifikat, hingga pemetaan kekayaan alam suatu wilayah, terutama tambang. Pemetaan biasanya menggunakan pesawat atau drone untuk melakukan pemotretan/perekaman dengan teknologi tertentu dari udara.
“Sejauh ini, kami lebih banyak bekerja sama dengan instansi swasta. Namun kerja sama dengan pemerintah juga biasa kami lakukan. Seperti pada tahun 2016, saya kebetulan mendapat kerjaan di Timor Leste. Perusahaan kita menang tender di sana untuk melakukan pemetaan satu negara Timor Leste, untuk mencari tahu sumber daya alam apa saja yang mereka punya. Pemetaannnya tidak cuma bidang tanah tapi juga di bawah tanah. Apakah mereka punya minyak, emas, dll… Jadi lebih ke Migasnya. Tahun 2022 projek di Timor Leste baru selesai dan kami beralih le projek-projek besar lainnya. Dan, klien-klien kita yang paling banyak itu tambang batu bara,” tutur Said.
Meskipun diakui Said, pekerjaan pemetaan yang digelutinya, banyak menguras energi dan waktu, sahingga rasa capek dan jenuh sering menghampiri. Namun, ia menjalaninya dengan fun, apalagi ia bisa menjelajahi daerah-daerah di seluruh tanah air, bahkan hingga luar negeri. Tentu itu adalah hal yang sangat menyenangkan baginya, karena hobi travelingnya bisa tersalurkan.
“Sering merasa capek, tidak ada waktu, karena kan mungkin harus keluar keluar terus ya, sehingga waktu bersosialisasi bersama temen menjadi lebih berkurang. Namun saya membuatnya fun saja, dinikmati. Aga tidak jenuh, saya rutin berolahraga, atau mencoba menikmati seperti apa sih kehidupan di luar sana. Saya bisa mengeksplor tempat-tempat di Indonesia hingga keluar negeri. Kalau saya tidak bergelut di bidang ini mungkin saya tidak bisa dan tidak punya kesempatan untuk jalan-jalan dan menikmati itu semua, dan lagi pekerjaan ini memungkinkan kita bisa bertemu dengan banyak orang, jadi menambah relasi, jaringan, dan pertemanan,” ungkap Said yang juga aktif di dunia modeling, bekerja sama dengan designer MINIMALISM dan Billy Tjong.
Aktif di Organisasi Geodesi
Selain membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan skill, Said juga selalu berusaha memperluas wawsan dan jaringan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kariernya di dunia pemetaan. Karena itu, ia aktif dalam organisasi-organisasi yang berkaitan dengan karier dan profesinya sebagai Surveyor.
“Saya juga aktif di asosiasi, kalau di Indonesia itu namanya Ikatan Surveyor Indonesia. Anggotanya memang lulusan-lulusan S1 Teknik Geodesi yang fokus ke bidang pekerjaan yaitu pemetaan, Teknik Pemetaan. Kebetulan saat ini saya dipercaya sebagai Wakil Sekjen. Ikatan Surveyor Indonesia merupakan organisasi resmi keprofesian yang sudah diakui oleh Pemerintah. Saat ini, Ikatan Surveyor bekerja sama dengan Pemerintah membuat standardisasi untuk profesi di bidang ini. Jadi kita bikin pelatihan, kita mengeluarkan standard untuk menentukan seseorang itu layak masuk ke level pemetaan, artinya ia bisa menerima pekerjaan, projek-projek pemetaan. Jadi selain sertifikasi, kita juga membuka pelatihannya. Dalam organisasi ini juga kita terus sharing update-update teknologi di bidang pemetaan. Kebetulan juga di asosiasi ini tidak cuma Indonesia tapi juga se-Asia Tenggara. Jadi ada namanya ASEAN FLAG (ASEAN Federation of Land Surveying and Geomatics), yang sudah diakui resmi dan di bawah ASEAN, asosiasi yang membawahi keprofesian di bidang pemetaan. Nah, kebetulan juga baru bulan Agustus lalu, saya terpilih menjadi Sekjen di asosiasi tingkat regional ASEAN ini. Suatu kebanggaan bagi saya tentunya. Karena untuk menjadi Sekjen di ASEAN FLAG bisa dibilang saya yang pertama yang muda yang bisa mencapai posisi seperti itu. Dan Alhamdullillah sih so far bisa saya handle dengan baik,” ungkap Said bangga.
Diakui Said, mengemban tugas dan tanggung jawab besar seperti itu, tidaklah mudah. Tantangan antara lain banyak yang under estimate dengan kemampuan dirinya yang masih berusia muda. “Banyak yang meragukan apakah saya bisa mengerjakan ini itu, karena kebetulan saya salah satu yang beruntung bisa mencapai level tersebut di usia yang cukup muda. Jadi, memang saya banyak bergaul di komunitas yang usianya itu di atas saya. Mungkin di level itu, kadang kita anak muda di-under estimate. Cuma Alhamdullillah-nya sih tidak bikin saya minder justru opportunity-nya saya punya kesempatan buat lebih banyak jaringan. Justru dari situ kita dapat kesempatan kerja yang baru,” optimis Said.
Berbisnis Kuliner dan Fashion
Selain tetap menjalankan pekerjaan sebagai Konsultan Pemetaan, Said bersama tiga orang temannya juga mencoba peruntungan di bisnis restoran. Yaitu, SAKABE Buffet, all you can eat, berlokasi Tebet dan Fatmawati, Jakarta Selatan dan cafe yang lebih ke kopi restoran, dengan brand Loka House yang berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
“Saya tidak terlalu aktif di teknisnya, saya hanya bisa mengontrol saja. Tapi untuk urusan teknis, dapur dan segala macamnya, ada teman yang handle. Jadi kita bagi-bagi tugas saja,” ujar Said yang merasa enjoy menjadi pengusaha.
Diakui Said, memang ia tidak berjiwa karyawan. Karena itu, ia senang menjalankan pekerjaannya sekarang sebagai konsultan swasta dan mengembangkan usaha. Apalagi background keluarganya banyak yang pengusaha. Namun, tidak berarti bisnis yang dijalankannya mulus dan tanpa jatuh bangun.
“Saya benar-benar mulai dari nol. Mulai usaha dari kepercayaan pertemanan saja. Karena mungkin sering bergaul sama orang sampai akhirnya punya link investor bisa percaya sama kita meminjamkan modal. Mungkin hal-hal itu yang Alhamdullillah-nya bisa saya dapatkan dan penyemangat yang bisa membuat saya menjalankan bisnis ini. Memang tidak gampang sih. Namanya pengusaha tidak ada yangvterus terusan bagus. Pasti pernah juga ada di masa sulit. Seperti Pandemi kemarin, restoran baru buka sudah harus tutup kembali, harus tetap membayar ruko yang udah disewa untuk dua tahun. Sudah bayar di depan. Nah mungkin dengan berbagai strategi negosiasi dengan pemilik ruko dan sebagainya, Alhamdullillah ada saja sih jalannya,” ujar Said dengan tetap optimis.
Meskipun tidak mudah, harus menghadapi kendala dan rintangan, juga risiko bisnis, tapi karena jiwa usaha dalam dirinya sangat kuat, Said tetap bersemangat merintis dan mengembangkan usaha meskipun situasi sedang sulit. “Karena saya tidak suka bekerja di kantor, mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Passion saya tidak di situ. Jadi memang lebih ke bidang usaha. Makanya saya selalu ingin belajar kira-kira bisnis ini gimana, bisnis ini gimana…. Bahkan sekarang saya juga mulai mempelajari bisnis fashion bekerja sama dengan beberapa desainer yang mengajak berkolaborasi. Waktu Bulan Puasa tahun lalu, saya mengadakan seperti koleksi baju-baju muslim, untuk dijual. Saya juga ikut fashion show satu dua kali. Jadi memang saya suka belajar banyak hal di bidang bisnis. Karena bagi saya, jadi pengusaha bisa membantu banyak orang dengan membuka lapangan pekerjaan. Karena itu, saya tidak menutup mata ke satu bidang bisnis,” jelas Said dengan semangat.
Selalu Lakukan Inovasi. Menyadari persaingan di bisnis kuliner cukup ketat, Said bersama teman-temannya rutin setiap bulan berdiskusi tentang strategi dan terobosan yang akan dilakukan untuk mengembangkan usaha. Misalnya, apa yang perlu ditambahkan, apakah dessert, atau makanan-makanan lain yang disukai pelanggan. “Jadi lebih ke inovasi untuk membuat customer tidak bosan. Kita bikin Suki, Sop- Sopan, Siomay, dll.. bisa membantulah supaya bisa tetap maintain di harga yang murah tapi tidak kalah saing dari resto yang lain. Karena memang sudah banyak banget usaha sejenis yang buka di sekitar tempat usaha kita, dengan konsep all you can eat juga.. Cuma Alhamdullillah kita tetap rame dan rating-nya lumayan bagus, terutama untuk cafenya.”
Selain inovasi menu, Said dan kawan-kawan juga sangat memperhitungkan target pasar, terutama di sekitar tempat usaha. “Target marketnya sih umum ya. Kalau yang di Fatmawati dan Tebet agak berbeda. Kalau yang di Fatmawati itu lebih ke orang-orang kantoran, karena lebih dekat dari TB. Simatupang, di sana ada MRT, tapi kalau yang di Tebet banyak anak sekolahan. Areanya lebih banyak sekolah, kantoran, dan rumah juga. Sedangkan Loka House di Cempaka Putih, karena dekat sekali dengan kampus-kampus, ada Yarsi, Muhamaddiyah, banyak anak-anak kuliahan, terutama yang sedang skripsi tentu cocok untuk nongkrong sambil nulis di situ.”
Rencana ke Depan
Merasa sudah banyak pengalaman dan pengetahuan di bidang pemetaan, ke depan Said berencana akan membuka Konsultan Pemetaan sendiri. “Mudah-mudahan di awal tahun ini kita sudah bisa urus semua legalitas. Saya sih berharap dengan jaringan yang selama ini sudah dimiliki dengan eksposure yang cukup tinggi, bisa sukses membawa ini dari nol.”
Sedangkan untuk bisnis kuliner, Said dan kawan-kawan tetap me-maintain yang sudah ada. “Mungkin di tahun 2023 ini lebih membangun yang fashion-nya sih. Di bidang fashion ini kan sudah berhasil dicoba tahun lalu. Malah sudah sempat fashion show, mungkin di 2023 ini saya akan mengeluarkan brand lain, yaitu brand baju ready to wear, berkolaborasi dengan desainer Billy Tjong. Baju-baju olahraga yang easy to wear, seperti kepribadian saya, baju tenis, kita akan keluarin mulai dari situ. Outfit-outfit itu yang akan kita keluarin.”