Crowdfunding Typography Banner
Anggota DPR – RI

Ir. Hj. Endang Setyawati Thohari, DESS., M.Sc, Terus Perjuangkan Nasib Petani dan Memberdayakan Perempuan

Bagikan:

2

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebagai wakil rakyat, DR. Ir. Hj. Endang Setyawati Thohari, DESS., M.Sc. banyak membawa perubahan positif, memajukan daerah pilihan dan memperjuangkan nasib para petani. Berkat kerja kerasnya berbagai penghargaan dan prestasi diraihnya. Dan, keberhasilannya dalam karier, karena didikan Ayah dan Ibunda tercinta, Alm  R.M. Ismail Said Martodidjojo dan Alm R.A Ķunmraati.

 Kiprah DR. Ir. Hj. Endang Setyawati Thohari, DESS., M.Sc. sebagai anggota DPR tak lepas dari keinginannya untuk memperjuangkan nasib para petani. Wanita yang akrab disapa Tati dalam keluarganya, lama berkarier di Kementerian Pertanian setelah lulus dari Universitas Diponegoro. Saat itu Endang ditempatkan di Pusat Sosial Ekonomi Badan Litbang Pertanian.

“Waktu itu saya sekaligus kuliah S2 dengan biaya pribadi di Institut Pertanian Bogor (IPB), tapi belum selesai kuliah di IPB saya mendapatkan beasiswa ke Perancis sampai program Doctor di Universitas Montpellier I Perancis dengan disertasi tentang peranan ekonomi lokal dalam mendukung ekonomi nasional di bidang pertanian. Pengalaman yang paling berkesan, pada waktu mendampingi Presiden Suharto menerima penghargaan dari FAO tentang SWASEMBADA PANGAN tahun 1984 di Roma, Italia dan sekaligus menterjemahkan dalam bahasa Perancis kepada para presiden Afrika yang mau belajar pertanian di Indonesia. Setelah pulang ke Indonesia saya mendapat tugas menjadi Direktur ARM I & II di Kementerian Pertanian selama 10 tahun. Tahun 2000 saya ditugaskan menjadi Direktur Permodalan dan Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian hingga pensiun,” kenangnya ramah.

Saat memasuki masa pensiun, Endang aktif di Himpunan Kerukunan Tani lndonesia (HKTI) serta menjabat sebagai Dewan Pembina dan sebagai Dewan Pakar di Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).  Ia juga mendapatkan tugas menjadi Sekretaris Eksekutif Institut Garuda Nusantara yang dipimpin oleh Ketua Umum Partai Gerindra H. Prabowo Subianto yang juga Presiden Terpilih Periode 2024-2029.

Endang juga diminta untuk membuat buku dengan judul “Membangun Kembali lndonesia Raya” yang menjadi gambaran misi Partai Gerindra. “Dalam buku tersebut, saya berupaya untuk memposisikan kedaulatan pangan sesuai dengan UUD 1945,” jelas perempuan kelahiran Cirebon, 24 Agustus 1949 ini.

Berawal dari pembuatan buku itu, Endang tergerak untuk memperjuangkan nasib petani melalui partai politik. Ia pun mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Gerindra di daerah pemilihan Jawa Tengah. “Tapi saya tidak memperoleh suara yang cukup. Kemudian menjadi Dewan Pakar Partai Gerindra selama 10 tahun,” ujarnya.

Saat itu Endang juga mendapat tugas menjadi Tenaga Ahli (TA) MPR RI. Kemudian pada Pemilu 2014 Endang mencalonkan diri kembali menjadi anggota DPR RI di Dapil Jawa Barat III (Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur) namun kemenangan masih tertunda. Di Pemilu 2019 ia mencalonkan diri kembali dan berhasil menjadi anggota DPR RI di Komisi IV sesuai dengan bidang keahliannya dengan mitra kerja (Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan).

Selama menjadi anggota DPR Komisi IV Endang banyak melakukan program di Dapilnya, salah satunya di Kota Bogor membina 320 Kelompok Wanita Tani, Kelompok Budidaya Ikan, Kelompok Tani Hutan dan Kelompok Tani Dewasa dan di Kabupaten Cianjur membina 1.120 Kelompok Wanita Tani, Kelompok Budidaya Ikan, Kelompok Tani Hutan dan Kelompok Tani Dewasa. Dana aspirasi yang sudah terealisasi di Dapil sekitar kurang lebih Rp100 miliar dalam satu periode 2019-2024.

Beberapa program dari Kementerian Pertanian melalui kegiatan aspirasi DPR RI Komisi IV seperti Jalan Usaha Tani (JUT), Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), Usaha Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO), Hansdprayer dan Program Pangan Lestari, Bantuan Benih Padi, Jagung, Kedele, Alsintan Pascapanen (Power Threaser, Combine Harvester, Cornshealer, Rice Transplanter), Alsintan (TR4, TR2, Pompa Air, Handsprayer, Cultivator), Irigasi Perpompaan, Irigasi Perpipaan, Embung Geomembran, Motor Roda Tiga, Bantuan Bibit Tanaman Perkebunan (Pala, Cengkeh, Kelapa, Kopi), alat pengolahan komoditas perkebunan, Bangsal Pascapanen, Motor Roda Tiga, Kawasan Cabe, Bawang, Kampung Buah, Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian, Calon Indukan Sapi Potong, Ternak Domba, Ternak Ayam KUB, alat pengolahan susu sapi perah, dll.

Beberapa program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui kegiatan aspirasi DPR RI Komisi IV seperti benih ikan, Excavator, Bioflok, Bantuan Kapal Perikanan, Bantuan Alat Penangkap Ikan, Bakti Nelayan, Bantuan Pengembangan Usaha Nelayan, Bantuan Alat Coolbox, ChestFreezer, Sosialisasi Gemarikan, Bulan Mutu Karantina, dll.

Beberapa program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui aspirasi DPR RI Komisi IV seperti Kebun Bibit Rakyat & Bibit Produktif, Pemulihan Lahan & IPAL, Bangpesona, Motor Sampah, Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Konservasi, dll.

Beberapa program dari Badan Pangan Nasional (BAPANAS) tentang Makanan Sehat Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), program Gerakan Pangan Murah, dan sisa makanan yang diolah.

Endang berusaha melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam kariernya, salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat di lingkungan keluarga dan sekitar, menciptakan lapangan kerja baru khususnya untuk perempuan, menciptakan ide dan teknologi terbaharukan pada masyarakat, tidak membatasi rasa ingin tahu, memperbanyak study banding dan study literatur, serta berfikir secara terbuka.

Selain sibuk dalam aktivitas sebagai Anggota Dewan, Endang juga aktif berorganisasi dan merintis berdirinya Rumah Aspirasi Perempuan Perkotaan di tahun 2019. Ia juga menjadi anggota kegiatan di acara Peran Serta Kepemimpinan Perempuan dalam Politik di Indonesia tahun 2019, anggota kegiatan acara Orientasi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Anggota DPR RI dan DPD RI Terpilih Periode 2019-2024 pada tahun 2019. Endang juga merintis berdirinya Koperasi Mawar Melati Melati  di tahun 2008 dan menjabat sebagai Ketua. Ia juga merancang Konsep Industri Pedesaan sebagai pendiri di tahun 2007, merancang Konsep Lembaga Keuangan Agribisnis sebagai pendiri tahun 2006, Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian Pertanian sebagai Pendiri tahun 2005, Skim Pembiayaan Syariah Sektor Pertanian sebagai pendiri tahun 2004, merancang Kontrak Investasi Kolektif sektor pertanian bekerjasama dengan BAPEPAM, Departemen Keuangan sebagai pendiri tahun 2003, merancang Sistem Tunda Jual Gabah dengan Perum Pegadaian sebagai pendiri tahun 2002, merancang Pembiayaan Kelompok Tani Melalui Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) sebagai pendiri tahun 2002 dan Skim Kredit Agribisnis bekerjasama dengan Sembilan Bank Umum sebagai pendiri tahun 2001.

Banyak prestasi dan reputasi yang diraih Endang dalam perjalanan kariernya, antara lain Perempuan Inspirasi Indonesia dari Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) dan Kementerian Perindustrian di tahun 2023, Dewan Pakar dan Wali Amanah dari UKRI (Universitas Kebangsaan Republik Indonesia) yang didirikan oleh Alm Prof. Sumitro Djojohadikusumo dari tahun 2017, Garuda Yaksa Satria Utama dari Ketua Umum Partai Gerindra tahun 2018, 100 Wanita Terinspiratif  dari  Majalah Kartini tahun 2009, Potret Kartini Indonesia dari Majalah Kartini tahun 2009,  Piagam Tanda Kehormatan Karya Pembangunan 30 tahun dari Presiden RI tahun 2008, Piagam Tanda Kehormatan Satyalencana Pembangunan dari Presiden RI tahun 2003, Career Woman Award dari Yayasan Anugerah Prestasi Indonesia tahun 2002, Piagam Tanda Kehormatan Karya Pembangunan 20 tahun dari Presiden RI tahun 1989, Piagam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dari Fakultas Ekonomi Universitas Montpellier, Perancis tahun 1989, dan Piagam Tanda Kehormatan Karya Pembangunan 10 tahun dari Presiden RI tahun1988.

Dalam penilaian Endang, saat ini isu gender masih menjadi persoalan utama perempuan Indonesia. Budaya patriarki menyebabkan laki-laki selalu diunggulkan daripada perempuan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Perbedaan peran gender sering kali menjadi faktor utama dalam penentuan akses dan kesempatan seseorang yang menyebabkan pemanfaatan pembangunan tidak setara dan merata.

Dalam beberapa bidang, perempuan masih kurang terwakili dan masih didominasi oleh laki- laki. Keterlibatan perempuan dalam bidang politik belum terlaksana secara maksimal meskipun upaya affirmative action telah ditetapkan.

“Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang besar untuk implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG), pendidikan politik, dan perlu untuk diperjuangkan karena kesetaraan gender dapat mengatasi segala bentuk diskriminasi gender dalam kehidupan, sehingga semua orang dapat merasakan pembangunan yang adil dan merata, dengan tanpa memandang jenis kelamin,” tegasnya.

Ia menilai ada beberapa kendala bagi perempuan dalam mengembangkan diri saat ini yaitu  sosial dan budaya lokal, perempuan tidak memiliki kapasitas dalam pengambilan keputusan, dan hambatan psikologis yang ada pada diri perempuan adalah rendahnya rasa percaya diri dalam bersaing dengan laki-laki.

Meskipun begitu, di era kemajuan teknologi yang sangat pesat ini banyak perempuan yang mendapat penghargaan karena lebih teliti, secara nilai akademisi perempuan lebih unggul dari laki-laki dan adanya kemudahan akses terhadap teknologi. Perempuan memiliki keunggulan dibanding pria di antaranya kecenderungan untuk berempati, lebih baik dalam menangani stres, mempertahankan hubungan, berkomunikasi, mengelola keuangan, serta lebih mampu multitasking dan memiliki memori lebih tajam.

“Perempuan harus mandiri, berkarya, dan berprestasi, terutama di era modern ini karena peran perempuan sebagai tiang negara. Peran perempuan sangat menentukan suatu negara maju atau hancur, karena wanita merupakan ibu suatu generasi dapat mempengaruhi peradaban,” jelas istri dari Dr. Ir. H. Machmud Thohari, DEA ini.

Di era yang serba digital ini pengetahuan dari luar dapat dengan mudah diakses. Tantangan baru muncul di dunia kerja dan kreativitas menjadi kunci penting untuk menghadapinya. “Kita harus meningkatkan literasi digital pemahaman dan ketrampilan memanfaatkan berbagai alat dan platform digital yang dapat meningkatkan efesiensi kerja dan memperluas jaringan,” jelas Ibu dari M. Inka Aditya Thohari S1 Hukum yang menjadi entrepreneur. EK

Rangkul Generasi Muda Milenial dan Perempuan

Sebagai alumni S1 Universitas Diponegoro Endang berharap agar alumni Undip bersemangat separti Pangeran Diponegoro yang berjuang sejak tahun 1821 dan saat itu sudah berjuang untuk melindungi para petani. ”Program-program pemerintah saat ini sebenarnya sudah bagus. Hanya aplikasinya tidak kena sasaran, sehingga terkesan hanya sekadar pencitraan saja,” katanya.

Dalam menjalankan program pemerintah seharusnya bekerja sama dengan Perguruan Tinggi dan melibatkan mahasiswa. Endang sendiri banyak merangkul generasi muda, kalangan milenial dan perempuan untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti cara mengolah sampah untuk dijadikan pupuk. Di tengah anggaran yang terbatas, pemerintah harus banyak berkolaborasi dengan masyarakat.

Menurutnya secara makro, anggaran untuk pertanian, perikanan dan lingkungan hidup harus terus ditingkatkan. Kenyataannya memang lebih kecil dibanding anggaran sektor pertanian di negara-negara lain yang bukan negara agraris. “Ini pentingnya political will yang harus berpihak. Mulai dari presiden, para menteri hingga jajaran di bawahnya,“ tambahnya.

Tenaga muda di sektor pertanian saat ini juga sangat kurang karena dipandang kumuh dan kotor. Padahal sekarang ada teknologi yang dapat membantu. Tapi kalau anggaran untuk penerapan teknologi hanya 5 persen dari seluruh anggaran Kementerian Pertanian tidak akan cukup. Dengan dibentuknya BAPANAS bisa menjadi ujung tombak dan harapan baru memperkuat kelembagaan petani.

“Lembaga seperti Perum Bulog juga harus dibenahi. Sekarang sama dengan BUMN lainnya, bahkan kondisinya lebih parah. Karena anggaran yang digunakan merupakan pinjaman dari bank komersial. Seharusnya, anggaran sepenuhnya diatur oleh pemerintah,” katanya.

Endang juga memilih mendukung konsep Kedaulatan Pangan, bukan hanya ketersediaan pangan. Sebab kalau ketersediaan pangan, bisa saja dilakukan dengan cara impor. la tidak setuju dengan program impor pangan. “Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati nomor dua di dunia. Jadi banyak sekali potensi yang belum digali sebagai substitusi pangan,” katanya.

Di Jawa Tengah misalnya ada tanaman kara, yang bisa dijadikan substitusi kedelai. Teknologi untuk menciptakan keanekaragaman pangan juga sudah cukup banyak. “Kendalanya di anggaran. Anggaran untuk teknologi sangat kecil. Apalagi anggaran untuk sosialisasi atau inovasi,”jelasnya.

Endang juga prihatin pada pengusahaan perkebunan, karena arahnya sudah liberal. Misalnya rencana kebun teh di Jawa Barat yang akan disewakan untuk agrowisata dan di dalamnya akan dibangun 50 unit hotel terbaik di dunia. “Belanda saja ketika menjajah membuat klaster-klaster sesuai dengan agro ekonomi. Mengapa tidak ada political will yang melindungi petani teh,” kritiknya.

Bagikan:

Bagikan: