Owner Klinik Utama Rawat Inap Assalamah dan Klinik Kecantikan Amiza Natural Skincare  

dr. Yunita Ika Mayasari, M.Biomed, Dedikasi untuk Kemajuan dan Kemandirian Perempuan Tanpa Lupakan Kodrat

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Panggilan dan cita-cita menekuni profesi dokter serta mengembangkan bisnis yang dilandaskan pada nilai-nilai kebaikan dan keimanan mendorong lulusan Pendidikan S1 Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan S2 Magister Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Agung Semarang, bernama lengkap Yunita Ika Mayasari ini, mulai merintis usaha klinik rawat jalan dengan brand Assalamah yang sekarang sudah berkembang menjadi Klinik Utama Rawat Inap Assalamah dengan dua cabang yaitu di Kendal dan Pontianak.

Sukses dengan Klinik Utama Rawat Inap Assalamah, dr. Yunita, sapaan akrabnya, kemudian merambah ke bisnis klinik kecantikan dengan brand Klinik Kecantikan Amiza Natural Skincare di Kendal, Jawa Tengah. Klinik kecantikan yang sudah memiliki tiga cabang ini menghadirkan produk unggulan, yaitu AMIZA Natural Skincare, yang semuanya menggunakan bahan baku natural tanpa  bahan kimia.

“Saya memilih estetik karena jam kerjanya jelas pagi atau siang, dunia estetik sangat menjanjikan karena tidak ada perempuan yang tidak butuh skincare. Akhirnya karena saya melihat di sini ada bisnis sepertinya karena kalau kedokteran sendiri pasti tidak bisa dibisniskan. Di skincare ini target marketnya jelas dan luas. Saya melihat peluang bisnis bahwa skincare mau era Covid sekalipun tetap bisa jalan.”

Ibunda dari Aisyah Dzakiyyah Isharyadi dan Ghozi Ahmad Isharyadi, serta istri dari dr. Isharyadi Sp.OG ini, selalu mengedepankan dan mengutamakan konsep kecantikan yang natural dan sehat. Menghadapi mindset masyarakat Indonesia pada umumnya, bahwa cantik itu putih, dr. Yunita tiada henti mengedukasi bahwa cantik itu tidak harus putih, cantik itu tampil dengan apa adanya, mensyukuri apa yang sudah Allah SWT berikan.

“Amiza selalu mengedukasi bahwa cantik itu tidak selalu putih dan putih itu tidak selalu identik cantik, tetapi jadilah diri sendiri dengan segala apa yang sudah Allah berikan yang terpenting merawat kulit wajah dengan bahan alami yang natural dan halal insyaallah itu akan memberikan pancaran kecantikan yang sesungguhnya.”

Harapan dan Target. Komitmen selalu dipegang dr. Yunita dalam menjalankan bisnisnya. Kesuksesan yang diraih dalam hidup, baik karier maupun bisnis, karena ia memiliki visi yang besar. Dalam mengembangkan dua bisnisnya ia mengutamakan pelayanan yang terbaik. Dalam bisnis klinik rawat inap, ia menerapkan pelayanan rawat inap versi Islam dengan pelayanan prima. Sementara dalam bisnis kecantikan ia ingin meraih visi besar yaitu terwujudnya perempuan yang paling berharga dan harapannya bisnis dapat berkembang dengan baik.

“Semoga kemitraan Amiza Natural Skincare ini berkembang di seluruh Indonesia, bisa ke seluruh pulau mulai dari Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan lainnya, untuk online kami juga sudah berkembang dan mudah-mudahan bisa terus berkembang karena di online kita sudah sampai ke Hongkong, Singapura, Malaysia, Thailand dan beberapa negara lain.”

Dukungan Keluarga. Sebagai dokter estetika yang banyak beraktivitas di luar rumah, dr.Yunita bersyukur mendapat dukungan penuh dari suami dan anak-anak. Keluarga sepenuhnya mendukung karena mereka mengetahui apa yang dilakukan dr.Yunita tidak hanya sekadar mencari rezeki, tetapi mengedukasi perempuan untuk berpikir cerdas dalam memilih skincare. Tugas utamanya tidak hanya praktik saja, tetapi mengedukasi perempuan agar lebih bijaksana menggunakan skincare.

“Karena bagi saya perempuan adalah sosok yang paling berharga dan saya punya visi untuk mengedukasi perempuan Indonesia, sehingga anak-anak dan suami sangat memahami dan mendukung kegiatan saya.”

Prioritas Waktu. Kepadatan aktivitas di dalam berbisnis dan berorganisasi tidak membuat dr. Yunita melupakan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu. Ia memahami skala prioritas yang akan menjadi perhatian utama adalah keluarga.

“Kedua baru saya mengurus bisnis. Jadi ketika anak-anak sekolah dan suami kerja, saya ke kantor, praktik dan mengurus bisnis. Kalau organisasi juga sama. Jadi nomor satu benar-benar saya mengurus suami dan anak. Kalau untuk me time, saya memilih hari Sabtu dan Minggu bersama anak-anak ketika mereka libur sekolah. Jadi kita me time bersama.”

Pola Asuh Terbaik. Di tengah gempuran kemajuan dunia digital yang pesat, dr. Yunita dan suami konsisten menerapkan pola asuh yang mengikuti Nabi dengan mengajarkan anak-anak iman. Pengajaran Qur’an adalah yang utama karena landasan utama yang dikenalkan kepada anak bukan membaca atau berhitung, tetapi menerapkan pendidikan iman dan Qur’an. Ketika iman anak-anak sudah kokoh, mereka paham siapa Tuhannya, siapa Rasulnya dan bagaimana hukum-hukum-Nya.

“Setelah Qur’an, saya ajarkan sains, berkuda, memanah dan berenang karena hadist dari Rasul, sehingga insyaallah ketika anak-anak imannya sudah kokoh, itu yang melandasinya dalam menghadapi kondisi saat ini. Dan yang jelas saya selalu mengenalkan ke anak-anak idola mereka Rasulullah. Saya tidak pernah mengenalkan ke mereka superhero karena saya mau mengenalkan sosok yang idola yang harus mereka banggakan bukan hanya tokoh buatan manusia atau tokoh fiksi yang dibuat manusia.”

Perempuan Menginspirasi. Perempuan harus mempunyai kemampuan finansial walaupun dalam kodratnya harus mendapatkan ridho suami ketika memutuskan akan bekerja. Namun perempuan yang bekerja sebaiknya tidak semata-mata karena uang, tetapi karena ilmu yang dapat dimanfaatkan dan dibagikan kepada banyak orang. Dr. Yunita mengamalkan hal tersebut ketika ia memutuskan untuk berkarier di bidangnya.

“Saya bekerja bukan semata-mata karena uang, tetapi lebih karena saya sudah sekolah dan berpendidikan. Saya harus mengamalkan ilmu-ilmu saya agar bermanfaat karena ketika meninggal nanti kita akan ditanya ilmunya digunakan untuk apa. Bahwa kemerdekaan finansial ketika perempuan bekerja dan uangnya digunakan untuk rumah tangga. Bagi saya, kita bisa mandiri secara finansial tanpa tergantung dengan orang lain. Misalnya ingin bersedekah, berkontribusi, bisa nyumbang apa pun tanpa merepotkan suami. Ini menurut saya adalah kemerdekaan finansial yang kita raih.”

Ketika perempuan ingin mandiri tanpa melupakan kewajiban kodratnya, maka yang harus dilakukan dengan membuat skala prioritas. Perempuan harus paham bahwa Allah menciptakan perempuan hanya untuk beribadah kepada Allah dengan cara tunduk kepada suami, menjaga dan merawat anak-anak. Ini sebagai pengingat bahwa perempuan jangan lupa pulang atau melupakan prioritas karena terlalu sibuk bekerja. Ia merasa khawatir jika perempuan semakin sukses dalam berkarier, maka lupa untuk memperhatikan keluarga, sehingga kehidupan rumah tangga semakin berantakan.

“Nah.. supaya bisa mandiri, tetapi bisa mengurus rumah tangga, ingat dengan Allah yang menciptakan perempuan sebagai anak, istri, ibu dan makhluk sosial karena ada hadist bahwa jika mau merusak suatu negara, tinggal rusak saja kaum perempuannya dan ada juga hadist bahwa perempuan itu tiangnya negara. Jadi di sini peran bahwa perempuan makhluk sosial yang masya Allah sungguh luar biasa yang tidak boleh diabaikan. Jadi harus pintar-pintar membagi waktu, skala prioritas, pintar memilah dan memilih.”

Sosok perempuan, menurut dr. Yunita menjadi sangat berharga karena perempuan adalah figur yang sangat mulia. Berharga karena ada satu surat di Al-Qur’an Surat An-nisa yang membahas perempuan.

“Dalam Islam perempuan sangatlah mudah untuk masuk surga ketika dia mengikuti apa kata suaminya dan menjalankan puasa ramadhan. Jadi untuk teman-teman semua yang ingin berbisnis, dan berkarir, gunakan itu supaya jangan menjadi masalah karena ketika kita keluar rumah harus ridho suami dan perempuan adalah mahluk sosial yang harus bisa membawa perubahan untuk negara ini, baik atau buruknya negara ini tergantung perempuan, baik buruknya anak-anak dan keluarga kita juga ada di tangan kita jadi terus semangat berkarya dan jangan lupakan kodrat.”

Bagikan:

Bagikan: