MajalahInspiratif.com, Jakarta – Keberanian Vera Andy Fatmayuslia untuk keluar dari zona nyaman sebagai seorang manager dan merintis dunia baru sebagai entrepreneur patut menjadi teladan. Di era serba digital, Vera mampu mengukir prestasi dengan mengembangkan tiga klinik kecantikan dan mampu melewati masa sulit pandemi dengan berbagai terobosan inovatif.
Keputusan untuk menjadi entrepreneur sebagai titik awal bagi Vera Andy Fatmayuslia menggapai sukses dalam bidang kecantikan. Sebelum masuk ke dunia entrepreneur, perempuan cantik yang akrab disapa Vera atau Vaf ini, bekerja sebagai profesional di sebuah perusahaan keramik dengan jabatan terakhir Regional Manager. Tanggung jawab yang cukup besar sebagai manager membuat Vera kerap dihadapkan pada kesibukan pekerjaan yang cukup padat. Ia juga kerap ke luar kota untuk urusan pekerjaan sehingga ia pun jarang ada di rumah. Saat itulah Vera mulai berpikir untuk memulai dunia baru sebagai entrepreneur.
“Saya berencana untuk memiliki anak dan sedang menjalankan program. Saya berpikir ketika nanti sudah ada anak, saya tidak mau anak saya tidak mendapatkan perhatian dari saya karena jarang ada di rumah. Saya berpikir demikian karena kami termasuk pasangan yang sulit untuk mendapatkan keturunan, jadi ketika anak saya lahir saya mau mencurahkan waktu saya lebih fleksibel untuk anak saya. Saya pun memutuskan untuk menjadi entrepreneur,” kenang istri dari Bayu Setyawan yang bekerja sebagai kontraktor ini.
Perempuan kelahiran Blitar, 6 Januari ini, sudah memiliki rencana untuk membuka bisnis di bidang kecantikan dan aesthetic sebelum ia memutuskan untuk resign dari pekerjaan. Kebetulan Vera sudah lama mengenal dan menyukai bidang kecantikan dan aesthetic. Sebelumnya, ia pernah melakukan shopping clinic terkait permasalahan kulit jerawat yang tak kunjung sembuh. Dari sanalah Vera mulai jatuh cinta terhadap skincare dan dunia kecantikan, banyak memperdalam pengetahuan dan ilmu melalui short course dan sekolah-sekolah kecantikan. “Akhirnya saya mempersiapkan diri menjadi lebih matang ketika terjun di bisnis kecantikan. Selain itu saya menyukai dunia contour, membuat wajah orang menjadi berubah untuk lebih cantik membuat saya menjadi lebih tertantang dan puas,” jelasnya.
Lulusan S2 ini, memulai bisnis kecantikan dengan sebuah studio kecil yang awalnya hanya fokus sebagai beautycare. Modal bisnisnya diperoleh dari tabungan selama bekerja ditambah dengan pinjaman bank. Vera mengaku membutuhkan keberanian untuk memulai tantangan baru sebagai entrepreneur dan keluar dari zona nyaman kariernya sebagai seorang manager.
“Tentu tidak mudah untuk switching dari dunia profesional ke entrepreneur secara langsung. Saya harus prepare untuk kehidupan saya dan saving dalam waktu beberapa bulan di saat bisnis belum tentu akan mulus.Tapi saya bersyukur, ketika memang kita dengan bulat memiliki keyakinan penuh, yakin akan bisa, beautycare kecil saya mendapatkan respon yang cukup antusias dari customer,” jelasnya ramah.
Bisnis beautycare yang dirintis Vera semakin banyak permintaan untuk menambah treatment, hingga akhirnya berkembang menjadi sebuah klinik kecantikan dengan nama VAF. Tak hanya itu, VAF pada akhirnya mampu memberikan treatment dengan fokus utama di bidang contouring seperti Botox, Filler, Threadlift, dan sebagainya. Saat itulah Vera merasakan sangat senang dan ada kepuasan tersendiri ketika ia bisa melihat perempuan-perempuan lain menjadi cantik dan percaya diri.
Produk VAF yang ditawarkan antara lain VAF BEAUTY (produk release BPOM), VAF Shimmer Glow Series, VAF Pink Glow Brightening Serum, VAF Acne Clear Serum, VAF 4 in 1 Moisturizer, VAF Micellar Cleansing Water, dan VAF CLINIC yang fokus di contouring, memperbaiki contour dan shaping wajah untuk tampak lebih proporsional dan menarik dengan Botox, Filler, Threadlift, dan sebagainya.
Di era yang serba digital ini, Vera menghadapi tantangan dalam mempertahankan bisnis. Tantangan yang dihadapi antara lain transaksi offline berkurang sehingga harus inovatif dalam pemasaran secara online. Pebisnis juga harus melek teknologi digital supaya tidak ketinggalan. “Semua media digital saya gunakan dan terdapat team-team yang bekerja khusus untuk menjalankan aktivitas digital setiap hari,” jelas ibu dari Vafzeta Cara Marghlay Everdeen (3 Tahun – PG2 Juli 2022).
Menurut Vera, perempuan Indonesia harus melek digital, melakukan upgrade dan terus belajar agar tidak ketinggalan. Pengguna aktif digital perempuan sangat banyak, harus aktif dengan membangun segala sesuatu yang positif untuk meningkatkan harkat martabat. Jangan melakukan penyalahgunaan media sosial, jangan memberikan konten-konten yang tidak terkontrol dan merugikan hingga penyebaran hoax.
“Harus ada penyaringan dan digunakan untuk kemandirian ekonomi dan produktif, misalnya dengan berjualan melalui pasar digital sehingga bisa memanfaatkan semua informasi yang tanpa batas dengan sebaik mungkin,” sarannya.
Di masa pandemi Vera menghadapi ketidakpastian dengan adanya aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan ketidakstabilan. Ia pun melakukan beberapa inovasi hingga bisnisnya tetap eksis dan mampu melewati masa krisis pandemi dengan baik. Salah satunya pada saat pasien enggan datang ke klinik karena rasa takut dan terkait ekonomi, Vera memperketat protokol kesehatan dan menyediakan harga-harga treatment yang bisa dijangkau di masa pandemi. “Pasien sebenarnya bukan tidak ingin datang, tetapi perlu mengatur budget, sehingga kita harus terus kreatif dan inovatif secara online, karena pandemi butuh waktu untuk pulih,” ujar perempuan yang hobi design interior dan fashion things ini.
Tantangan juga dihadapi Vera dari segi keluarga. Terutama saat ia membutuhkan banyak waktu di luar rumah sementara anak harus tetap memerlukan banyak perhatian. Vera pun sering berkomunikasi dengan buah hatinya dan ketika berada dirumah benar-benar meluangkan waktu untuk anak bermain, sehingga anak tetap merasakan keberadaannya.
Kini dari hanya satu klinik, VAF berkembang menjadi tiga buah klinik hanya dalam waktu tiga tahun, dengan adanya kerja sama dan dukungan dari investor baik dari keluarga dan kolega. Hal itu tak lepas dari kepiawaiannya untuk mengembangkan jaringan dengan banyak pihak yang saling mendukung, saling merangkul dan melebarkan diri dengan mengenal banyak orang. Bahkan jelang akhir 2021 lalu, skincare VAF BEAUTY (produk release BPOM) keluar dengan account resmi @vafbeautyofficial yang dipasarkan secara nasional, dan Vera juga mempersiapkan rencana untuk pengembangan cabang klinik yang keempat.
Vera melakukan berbagai terobosan secara cerdas baik secara internal maupun eksternal hingga sukses membuat VAF berkembang pesat, antara lain membuat team nyaman dan merasa memiliki serta merangkul seperti keluarga. Baginya karyawan adalah aset. Ketika mereka merasakan nyaman dan terakomodir, maka dengan sendirinya mereka akan memiliki hati melayani terhadap customer dan melakukan yang terbaik.
Vera juga melakukan efisiensi dari dalam. Di masa pandemi ia tidak mengurangi karyawan tapi lebih kearah memperketat dan melakukan efisiensi secara internal. Terobosan lain dengan melakukan just in time procedure, dimana pembelian dan rantai supply chain dibuat secara just in time sehingga tidak terlalu membebani perusahaan dalam melakukan perputaran keuangan.
Dalam hal pemasaran, Vera memanfaatkan secara optimal semua media marketing &sosial, melibatkan orang lain untuk membantu memviralkan endorser, influencer, dan sebagainya. Ia juga melibatkan dan merangkul semua mitra kerja dalam memasarkan produk dan memperkuat jaringan, memahami customer dan memberikan diskon-diskon menarik serta program-program loyalty customer, serta terus memperkuat brand image. “Satu hal yang tak kalah penting adalah banyak berbagi dan memberi. Kita tidak bisa bertransaksi dengan Tuhan, rumusnya hanya satu semakin banyak memberi, segala peluang dan limpahan rejeki dengan sendirinya akan terbuka,” katanya bijak.
Vera bersyukur mampu meraih sukses dan bisa eksis dengan melewati masa krisis pandemi. Ia menyadari bahwa masa pandemi merupakan masa penentuan bagi semua bisnis, yang kuat akan bertahan, yang tidak mampu beradaptasi akan gulung tikar. “Meskipun dengan proses yang tidak mudah, tapi saya sangat bersyukur, dua klinik cabang saya lahir di masa pandemi, bahkan klinik cabang kedua saya benar-benar start pada saat pandemi mulai, karena pada waktu itu sudah set up semuanya dan klinik siap jalan. Ternyata bulan berikutnya pandemi secara global mulai terjadi. Sempat harus tutup sementara karena mengikuti operasional mall dan PPKM. Namun saya bersyukur sampai sekarang bisnis saya tetap bisa berjalan baik dan tanpa mengurangi karyawan sama sekali,” paparnya bangga.
Pencapaian Vera dalam bisnis merupakan prestasi dan reputasi yang membanggakan. Kini ia pun berusaha mempertahankan dan membuat perusahaannya tetap bertumbuh. Masih banyak hal yang menjadi PR Vera untuk terus belajar, upgrade diri dan bisnis, melakukan pengembangkan jaringan secara lebih luas, mempersiapkan cabang-cabang klinik selanjutnya, dan fokus dalam mengambil bagian market share di dunia skincare.
“Memulai bisnis itu mudah, tapi mempertahankannya itu butuh konsistensi dan mental yang kuat! Hiduplah dengan tujuan, itu yang akan membuat kita menjadi terus maju tanpa henti, selalu berbagi dan memberi, karena sharing dan caring itu membuat kita mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri dan selalu mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur,” tandasnya ramah.
Membagi Tugas Sebagai Wanita Multitasking
Dari kecil Vera sudah meraih beberapa prestasi yang membanggakan. Ia termasuk anak yang tidak bisa diam, selalu mengikuti banyak kegiatan, sampai orang tua kadang marah karena setelah pulang sekolah langsung beraktifitas kembali. Saat sekolah, Vera aktif mengikuti organisasi seperti Ketua OSIS SMP, Ketua OSIS 1 SMA, Siswa Teladan dan lain-lain. Vera juga pernah dipercaya sebagai Paskibraka Nasional 2002 (Pembawa Baki Upacara Detik-detik Proklamasi), mengikuti Siswa Pertukaran Pelajar AFS (American Fields Service), Bidang Pariwisata & Pageant : Diajeng Kota Blitar, Raki Jatim, kemudian sempat pindah dan tinggal di Jakarta untuk kuliah. Saat itu Vera pernah menjadi Wakil 1 None Jabar, Putri Pariwisata (Fotogenic), dll.
Di dunia profesional, Vera selalu berusaha untuk menargetkan jenjang karir dan ia pun bersyukur Tuhan selalu memberikan jalan. Di usia 24 tahun Vera diberikan amanah menjadi marketing manager, usia 28 tahun menjadi regional manager, dan usia 32 memutuskan untuk terjun ke dunia entrepreneur.
Kesibukan sebagai wanita entrepreneur bukan berarti melupakan tugas utama sebagai tiang utama penyangga harmoni keluarga. “Menjadi wanita multitasking saya rasa dari dulu sampai sekarang harus dimiliki oleh setiap wanita, saya selalu berusaha meluangkan waktu untuk anak dan suami saya dan mengurus keperluan mereka di tengah sibuknya pekerjaan saya,” jelasnya.
Sebagai perempuan tentu kebutuhan me time sangat perlu. Di tengah kesibukan bisnis, Vera tetap tampil bugar, cantik dan awet muda. “Biasanya disaat capek dan kondisi overload, need a rest for a while, saya hanya butuh berdiam diri, di suatu tempat, bahkan di rumahpun saya tetap nyaman, do nothing dan have my rest. Selebihnya, kebetulan salah satu cabang klinik saya berada di pusat perbelanjaan (PTC Mall Surabaya), jadi semisal ingin window shopping saya hanya perlu berjalan-jalan disana sambil melakukan pengecekan salah satu cabang saya,” ungkap Vera yang melakukan perawatan di klinik kecantikan dan skincare miliknya.
Info Lebih Lanjut:
1. VAF DERMATOLOGY & AESTHETIC CLINIC
VAF CLINIC SIDOARJO
@vafclinic
Citra Harmoni RKG-31, Taman, Sidoarjo
081222215857
VAF CLINIC SURABAYA BARAT
@vafclinicsurabaya
PTC Mall Ground Floor C3 6-7, Surabaya
081222209688
VAF CLINIC SURABAYA TIMUR
@vafclinicsurabaya
Jl. Pucang Sewu No. 49, Surabaya
082157585756
2. VAF BEAUTY
Skincare BPOM IG @vafbeautyofficial
081317170177