MajalahInspiratif.com, Jakarta – Velice Lesmana memiliki semangat besar untuk memiliki usaha. Wanita cantik yang akrab disapa Velice ini, pernah menjalankan beberapa jenis usaha yang tak selalu berjalan lancar. Namun hal itu tak membuatnya patah semangat untuk meraih sukses. Kini ia bersama suaminya sukses mengembangkan bisnis puding dengan brand Moi Puddings.
Keputusan Velice Lesmana untuk berhenti bekerja demi fokus menjalankan bisnis membuka jalan baginya untuk meraih sukses sebagai pengusaha, meskipun tak mudah untuk dijalani. “Ternyata keluar kerja dan mulai usaha sendiri tidak segampang itu, apalagi saya lulusan SMA tanpa ada biaya untuk kuliah. Saya melewati proses selama 6 tahun setelah saya berhenti kerja, mulai dari usaha bikin cokelat hias, kerajinan tangan dari kain flanel sampai usaha kecil-kecilan desain topper hiasan kue,” kenang wanita kelahiran Jakarta, 7 Maret ini.
Tahun 2019, barulah Velice memulai usaha puding yang diberi brand Moi Puddings. Ia terinspirasi merintis usaha membuat puding saat ayah kakak sepupunya akan berulang tahun. Sang kakak sepupu memesan puding untuk ayahnya pada salah seorang penjual puding langganan di kota tempat tinggalnya, Sukabumi.
“Saya yang dekor hiasan puding karena saat itu saya masih usaha membuat topper hiasan kue. Setelah puding dihias cantik, waktu dimakan ternyata tekstur pudingnya keras. Tidak tahu kenapa, padahal dibuat oleh penjual puding langganan keluarga kami yang biasanya enak. Nah dari situ saya mulai terinspirasi membuat usaha puding,” tutur Velice.
Sejak saat itu, Velice pun belajar otodidak membuat puding yang enak dan bisa disukai orang banyak. Dengan modal seadanya, ia mencoba membuat puding sesuai keinginannya. Velice berkali-kali gagal saat mencoba puluhan resep, tapi tak mematahkan semangatnya untuk mencoba lagi hingga ia pun berhasil membuat puding dengan tekstur sesuai harapan.
Pada bulan Ramadhan 2019, pertama kali Velice memberanikan diri open order online Pudding Cup untuk buka puasa dan acara Lebaran. Open order online lewat Instagram, Facebook, Whatsapp, dan dari mulut ke mulut untuk promosi, hingga pesanan pun mulai berdatangan.
“Yang namanya usaha dan doa memang tidak mengkhianati hasil. Baru mulai di bulan Ramadhan Juni 2019 pesanan banyak yang masuk. Kami juga bingung konsumen tahu dari mana, yang pasti banyak sekali pesanan yang masuk. Waktu itu saya namakan usaha puding saya ‘Little Mademoiselle’. Seiring waktu saya dapat masukan dari orang-orang nama tersebut susah dibaca. Akhirnya suami saya bilang bagaimana kalau diganti jadi ‘Moi Puddings’ singkatan dari Made-moi-selle. Jadi orang lebih gampang hafal. Saat itu jadilah Moi Puddings dimulai,” ujar istri dari Kiki ini.
Velice kemudian menemukan resep baru setelah sekian kali mencoba berbagai resep yang diberi nama Softpudding Cup Buah & Nutella. Resep baru itu pun membawa usahanya berkembang hingga saat ini. “Kami tidak menyangka Softpudding Cup Buah & Nutella ini bisa begitu cepat disukai banyak orang dari berbagai kalangan, dipercaya berbagai instansi pemerintahan, dinas kesehatan, kalangan sekolah, department store dan banyak dibawa untuk oleh-oleh keluar kota karena rasa enaknya yang khas.”
Semula Velice mengerjakan semua pesanan sendiri kemudian dibantu kakak sepupunya. Kini ia bisa membangun store kecil yang sederhana di depan rumahnya di Sukabumi. Di tahun 2020 saat pandemi suami Velice berhenti kerja dan bergabung bersamanya mengembangkan Moi Puddings saat Velice tidak bisa menangani pesanan sendiri. Kini Velice sudah mempunyai team yang terdiri dari beberapa orang dan ada driver yang membantu menangani delivery.
“Tahun ini kami bisa merenovasi store kecil kami jadi lebih cantik. Sekarang kami juga sudah punya 5 showcase dan ditambah 1 Moi Puddings on Truck – food truck penjual puding pertama di Sukabumi. Selama 4 tahun dari awal menjalankan usaha puding sampai sekarang rasanya Tuhan memberi kami banyak kemudahan. Walaupun ada masa-masa sulit, tapi untuk modal, jalan dan peluang untuk kami rasanya terbuka lebih lebar,” lirih Velice terharu.
Awalnya Velice hanya membuat Pudding Cup untuk hampers atau hantaran. Ia tidak ingin menjual puding per cup seperti yang dititipkan di toko-toko, tapi ia ingin produknya berbeda dengan menawarkan pudding hampers per box plus tambahan kartu ucapan yang dicetak sendiri dan dikirim langsung sampai ke rumah customer (khusus area Kota Sukabumi dan sekitarnya).
“Jadi customer bisa request ucapan yang ingin disampaikan, apalagi masa pandemi di tahun 2020, banyak sekali pesanan hampers untuk dikirimkan kepada para pasien yang terkena Covid-19, karena mereka tidak bisa saling mengunjungi dan bertemu. Lewat pudding hampers kami, pesanan mereka disampaikan kepada para pasien sehingga silaturahmi tidak terputus,” ucap Velice semangat.
Tak heran di masa pandemi penjualan Moi Puddings justru meledak, meningkat pesat. Makin banyak customer yang mengenal Moi Puddings, dari luar kota, luar pulau, hingga luar negeri yang memesan pudding hampers untuk dikirimkan kepada keluarganya yang ada di Sukabumi hingga sekarang.
Velice juga berusaha memenuhi permintaan customer, salah satunya di tahun 2020 ia mulai membuat puding loyang untuk ulang tahun dan berbagai momen lain. Inovasi terus dilakukan hingga di tahun 2022 pertama kalinya ia mulai membuat Sleepy Bear Pudding, dengan ciri khas puding berbentuk beruang 3D yang lucu di atas pudingnya dan ternyata booming setelah dipasarkan.
“Bukan hanya menjual puding, kami juga memenuhi permintaan customer-customer kami dalam berbagai macam pilihan puding yang kami buat. Antara lain Softpudding Cup Buah & Nutella yang best seller, Softpudding Cup warna- warni aneka rasa, aneka Pudding Cup dan Mini Pudding, aneka puding loyang hias buah/edible flower pudding dengan berbagai ukuran dan dekorasi yang cantik, Jelly Shake (minuman) dan Sleepy Bear Pudding,” urainya ramah.
Menurut Velice, hingga saat ini Softpudding Cup Buah & Nutella dan Sleepy Bear Pudding menjadi keunggulan Moi Puddings. Softpudding Cup memiliki rasa lembut dan khas yang enak dengan topping buah segar di atasnya menjadi favorit banyak orang dan best seller. Sleepy Bear Pudding juga favorit di pasaran karena bentuknya yang lucu dan rasanya yang enak cocok untuk dijadikan gift/hampers ulang tahun, anniversary dan momen lainnya. Kedua produk ini menjadi favorit baik untuk dikonsumsi pribadi atau dijadikan hampers. Sebanyak 200-300 Softpudding Cup dan puluhan puding loyang lainnya terjual setiap hari. “Sekarang ada produk minuman homemade yang kami buat, Jelly Shake yang juga banyak peminatnya. Kami selalu mencoba berinovasi membuat aneka puding yang baru supaya customer tidak cepat bosan.”
Velice menggunakan sosial media Instagram, Facebook dan WhatsApp untuk mempromosikan puding secara online dari awal usaha. Meski ada toko, tapi 80% penjualan berasal dari pesanan online dan 20% penjualan offline. “Kami upload konten-konten yang dibuat sendiri, dan paid promote di berbagai akun foodies & kuliner di Sukabumi untuk menarik minat pembeli. Beruntungnya untuk menjangkau pembeli yang tidak punya sosial media, tahun ini kami juga ditawari kerja sama oleh Yogya Sukabumi. Jadi sekarang selain beli langsung di store, puding kami juga bisa dikenal dan dinikmati di Yogya Sukabumi oleh semua masyarakat, kami sangat berterima kasih.”
Velice sangat merasakan manfaat sosial media di era digital untuk pengembangan bisnis, khususnya dalam pengenalan, promosi dan penjualan produknya. “Jangan lupa berkunjung ke akun kami @moipudding.smi di Instagram ya,” pintanya ramah.
Dalam memenangkan persaingan bisnis sejenis, Velice selalu berusaha membuat produk yang beda. Dari awal ia memang ingin menawarkan puding yang enak, unik dan disukai banyak orang. “Banyak penjual puding di Sukabumi juga, yang saya tahu kita harus punya ciri khas bukan untuk menang atau jadi nomor satu, tapi untuk bertahan harus kreatif!”
Velice pernah merasakan ada pihak-pihak yang sampai melakukan fitnah dan cemooh kepadanya yang di-upload di sosial media. Menurutnya hal itu bisa merugikan psikologis orang apalagi dengan perkataan yang menyakitkan. “Dulu mungkin saya kaget atau kena mental baca nyinyiran pesaing, tapi ternyata itu semua hanya proses kecil yang harus dilewati supaya saya bisa ada di titik ini. Saya dikirim atau baca nyinyiran tersebut lalu saya screenshot, save di email untuk reminder. Dulu saya kalau baca itu sambil nangis, kok bisa sejahat itu. Tapi di titik ini, kalau kami baca ulang nyinyiran yang ditulis itu kami bisa senyum bacanya. “Whoever is trying to bring you down is already below you..” (Ziad K. Abdelnour).”
Setiap bisnis pasti ada kendala yang dihadapi, seperti halnya Velice pernah mengalami human error ketika proses membuat puding di dapur sebanyak 12 liter, bagian bawah panci tiba-tiba hangus hingga memengaruhi aroma puding. “Tidak mungkin puding itu kita jual karena pengaruh ke rasa, pasti kita buang supaya rasa yang sampai ke konsumen itu rasa yang enak bukan rasa yang gosong. Rugi iya, tapi kami ingin customer puas dan tidak kecewa.”
Selain itu terkadang saat pesanan sedang banyak-banyaknya bisa ada 1-2 pesanan yang terlewat tidak tercatat. Velice langsung menghubungi pemesan dan menanyakan apakah bisa mundur waktunya atau pemesan mau refund.
“Yang penting adalah kami mengurangi kekecewaan customer karena ini salah satu kendala yang susah dihindari kalau pesanan sudah overload sekali. Belum yang cancel orderan sepihak atau hit and run. Kendala pasti selalu ada di usaha apa pun, tinggal bagaimana kita belajar menyikapinya saja. Tetap positif dan atasi dengan pikiran jernih semua bisa diatasi kok. Nikmati saja prosesnya dan jangan lupa berdoa,” tambahnya.
Velice dan suami ingin Moi Puddings tetap bertahan ke depan, dan bisa lebih dikenal dan dinikmati lebih banyak orang. Selain itu bisa membuka lapangan kerja untuk lebih banyak orang dan bisa berekspansi ke luar kota.
Sebagai pengusaha, saat ini waktu Velice dan suami masih lebih dipakai banyak untuk mengurusi usaha, karena belum bisa dilepas operasionalnya atau dipercayakan kepada orang lain. “Kami berdua masih terjun langsung. Tapi yang kami bisa lakukan sekarang adalah membatasi jam kerja supaya tidak berlebihan. Libur di hari Minggu supaya ada waktu untuk keluarga. Jadi store tutup di hari Minggu, hanya Moi Puddings on Truck dan Moi Counter di Yogya Sukabumi yang buka setiap hari.”
Velice juga terkadang berlibur berdua bersama suami atau berlibur bersama karyawan seperti bulan November ini diadakan Family Gathering Moi Puddings di ulang tahun yang ke- 4. “Saya dan suami saling mendukung. Mata pencaharian kami sekarang itu Moi Puddings. Dari awal juga suami banyak support, sesusah-susahnya kami dulu kalau suami sudah percaya saya bisa maka modal dan lain-lain pasti diusahakan. Walaupun kadang ada saja yang tidak sepaham, tapi kami saling support supaya usaha terus maju.”
Berbagi dan Jadi Berkat untuk Sesama
Kemandirian bagi perempuan menurut Velice sangat penting supaya tidak bergantung pada orang lain. Ia pun pernah merasakan masa-masa sulit dalam hidupnya. “Kalau kita dalam keadaan susah tidak banyak orang yang akan peduli. Saya dari keluarga broken home, direndahkan atau tidak dipandang sama sekali saya tahu rasanya. Jadi kalau saya mau bisa seperti yang lain, saya harus berubah dan berjuang.”
Bagi Velice, selama masih muda kita harus berusaha, berkarya, berjuang, dan menjadi orang yang bisa jadi berkat untuk orang lain. Sesusah apa pun prosesnya jalani saja dulu dan tetap berdoa. Kalau ada peluang dan kesempatan jangan ditunda-tunda karena kesempatan terkadang tidak datang dua kali. “Jangan bilang nanti saja masih banyak waktu supaya saat kita tua tidak menyesal dan bilang kenapa tidak dari dulu.”
Tekad Velice terjun di dunia bisnis juga tak lepas dari keinginan untuk mewujudkan mimpinya. Saat bekerja, gaji yang diterimanya pas-pasan, hingga ia pun memutuskan keluar dari pekerjaan dan mencoba merintis usaha.
“Saya dan suami dulu sama-sama bekerja di satu tempat. Tapi saya termasuk orang yang tidak betah bekerja dengan orang lain, lebih suka kerja sendiri membuat sesuatu. Kalau kerja pada orang lain kami tahu jumlah gaji yang kami terima tiap bulan pasti sama, tapi ada keinginan dan kebutuhan hidup. Jadi saya nekat keluar kerja sambil mencoba usaha baru. Sementara suami tetap bekerja dulu memenuhi kebutuhan hidup kami dan memang belum ada yang bisa menggantikan posisinya. Kami memang bukan berasal dari keluarga berada, sama-sama berasal dari keluarga broken home yang punya mimpi dan ingin mengubah hidup,” tandas Velice.
Seiring usaha yang berkembang pesat, Velice pun tak lupa untuk berbagi kepada sesama. Ia bersyukur bisa membantu orang lain karena dulu ia dan suami juga pernah berada dalam keadaan susah. “Tuhan sudah percayakan berkat untuk kita, Puji Tuhan kita bisa jadi berkat juga untuk sesama.”