MajalahInspiratif.com, Jakarta – Thilma Ansyera C Komaling, perempuan cantik dan tangguh di balik kejayaan Komaling Consulting, berprofesi sebagai konsultan pemerintah kebijakan dan program berkelanjutan yang terus bergerak dan memperjuangkan perubahan. Perjalanan kariernya dimulai di tahun 2003 ketika ia bekerja di extractive industry. Ia merupakan satu dari lima orang pertama yang mendirikan perusahaan tersebut dan bekerja sebagai Corporate Secretary. Di tahun 2004, ketika terjadi tsunami Aceh, Thilma Komaling terpanggil untuk bekerja dan berbuat sesuatu yang serius untuk Aceh.
“Saya bekerja di Save The Children, UK dan mulai saat itu saya memulai karir pada dunia development social hubungan internasional dan program kemanusiaan. Saya berkarier kurang lebih 10 tahun bekerja di bidang sosial. Sepuluh tahun kedua, saya bekerja di bidang teknologi. Antara bidang pertama dan kedua terdapat benang merah dan saling berhubungan karena pekerjaan pertama membuat social impact dan yang kedua berhubungan dengan pemerintahan.”
Tantangan dalam menapaki perjalanan karier yang dihadapi Thilma Komaling lebih kepada ekspektasi perempuan di dalam masyarakat. Ketika mengawali karier, ia merasakan ruang yang terlalu sempit untuk perkembangan diri. Namun Thilma Komaling bersyukur karena bekerja di organisasi internasional yang lebih memberikan kesempatan untuk melakukan banyak hal.
“Perjalanan karier yang terberat adalah memastikan bahwa kita sebagai perempuan Indonesia itu tetap menjadi revelan pada kondisi terkini dan berkontribusi terhadap bangsa dan negara. Tetapi ini menjadi motivasi untuk memastikan semua selaras karena saya ingin bekerja yang dapat memberikan dampak positif, sehingga memang semua pekerjaan yang saya lakukan bisa berarti untuk banyak orang.”
Sosok Menginspirasi. Tak ada yang lebih menyenangkan ketika belajar dari pengalaman kehidupan orang lain yang dapat menginspirasi dan memberikan motivasi. Sama halnya dengan Thilma Komaling yang terinspirasi sosok Margaret Thatcher, Perdana Meteri perempuan pertama di Inggris.
“Pada saat itu saya masih kecil. Saya melihat ada perubahan datang ke dalam zaman yang akan saya lalui. Sosok Margaret walaupun banyak kontroversi, tetapi ia selalu menomorsatukan keluarga. Saya melihat beliau bisa maksimal dalam posisi sebagai pemimpin dan juga di dalam keluarga serta menjadi Perdana Menteri pertama perempuan itu suatu hal yang tentu berat, tidak mudah karena beliau bisa mencapai ekspektasi dari orang banyak.”
Selain itu, Thilma Komaling juga mengambil inspirasi dari sosok perempuan pertama pendiri sekolah untuk wanita di Indonesia, Maria Walanda Maramis pendiri Huis Houd School (Sekolah Rumah Tangga) PIKAT di Manado untuk meningkatkan sumber daya perempuan untuk membangun keluarga sejahtera; seperti karya kerjanya di bidang pemberdayaan ekonomi, kesenian dan kebijakan.
“Seperti yang saya lakukan sekarang untuk fokus pada kebijakan secara general dan khusus untuk keberlanjutan kehidupan atau segala sesuatu yang bersifat memelihara alam.”
Prestasi Membanggakan. Prestasi, menurut Thilma Komaling mempunyai makna yang berbeda dengan meraih posisi dari kompetisi. Namun jika berhubungan dengan pencapaian ada beberapa hal yang cukup membanggakan. Di tahun 2004-2006, Thilma Komaling pernah menginisiasi gerakan Car Free Day yang diadopsi kurang lebih 20 provinsi di Indonesia.
“Ada beberapa inisiasi lain seperti Smart Citizen Day yang sempat saya inisiasi Bersama dengan aplikasi pelaporan warga dengan Kominfo di tahun 2018. Ini cukup membanggakan untuk saya karena presiden berkesempatan hadir dalam bentuk hologram. Dan selanjutnya di tahun 2020 saya sempat menjadi salah satu penulis untuk Strategi Nasional Kecerdasan Artifisal yang diluncurkan oleh Wakil Presiden. Saya sempat juga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat karena membantu kebijakan untuk penanganan Covid dan pemberian bantuan pemerintah.”
Target dan Rencana. Rencana ke depan, Thilma Komaling akan melakukan eksplorasi di bidang institutional development dan melakukan pengembangan karier di bidang regional seperti Asia Pasifik secara lebih spesifik.
“Memang ada beberapa kegiatan consulting yang saya lakukan dan beberapa teman untuk membantu klien-klien politik yang akan running di tahun 2024 untuk memberikan pemahaman terhadap isu keberlanjutan.
Peduli Perempuan. Perempuan dan laki-laki, menurut Sarjana Ekonomi dan Magister Kebijakan Publik, yang tinggal di Bali ini, mengungkapkan bahwa keduanya memiliki kesempatan yang sama. Perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki peran penting yang saling berkontribusi, tetapi banyak perempuan yang dipandang sebelah matamata di dunia kerja.
“Perempuan harus bekerja tiga kali lipat daripada yang kita kerjakan sekarang bahkan tiga kali lebih keras daripada laki-laki untuk bisa diperhitungkan. Saya merasakan sendiri di manapun area saya bekerja memang kita perempuan harus bekerja tiga kali lebih berat. Hal ini dikarenakan untuk memastikan kita mencapai posisi itu melalui kompetisi. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki orang-orang yang mendukung kita karena sebagai perempuan kita mempunyai kewajiban ganda. Perempuan harus berusaha untuk memberikan kontribusi positif. Jangan berhenti belajar. Learn to rest but not to stop. Belajarlah untuk istirahat, tetapi tidak untuk berhenti.”
Prioritas Keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan. Bagi Thilma Komaling keluarga adalah prioritas. Thilma percaya bahwa an equally strong man for a strong woman. Artinya hanya ada laki-laki yang memang kuat yang dapat mendampingi perempuan hebat.
“Saya pikir sebenarnya kewajiban antara istri dan suami itu sama. Memang hanya kodrat melahirkan saja yang berbeda, tetapi kita sama -sama diberikan tugas khusus untuk mendidik dan mengurus generasi berikutnya. Pastikan bahwa orang yang berada dalam kehidupanmu dapat menghargaimu sepenuhnya dan dapat menerima kamu apa adanya.”