MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kedekatan orang tua dengan anak untuk menjalin komunikasi dan membangun kehangatan menjadi prioritas yang tak dapat diabaikan. Kenyamanan yang diberikan orang tua di dalam rumah secara tidak langsung akan membuat anak-anak merasa berharga dan dicintai sepenuh hati, sehingga mereka akan merasakan dukungan penuh untuk mengembangkan segala potensi dan kreativitas diri. Pemahaman ini menjadi landasan bagi Sonya Diana Kartikasari, kelahiran Bandung, 6 Juni, yang akrab disapa Sonya.
Ibunda dari Elainne Rajali, Jasmine Rajali, Bayu Khresna Max Emilio Rajali dan Johan Anugrah Rajali ini, mengungkapkan bahwa ia memiliki kedekatan erat dengan keluarga terutama anak-anak. Ia bersama keluarga sering mengadakan acara kumpul-kumpul dari sepupu, keponakan sampai Oma minimal tiap bulan sekali.
“Tujuannya untuk anak-anak karena mereka ada yang menuju dewasa dan remaja. Jadi akan semakin menyenangkan kumpul dengan mereka. Kita juga suka buat acara karaoke di rumah sambil BBQ dan buat acara di luar rumah karena tiap anak saya punya teman yang akrab dan sering main ke rumah, jadi kita buat acara bareng sama teman-teman anak saya di rumah. Acara ini bertujuan bukan hanya saya yang mengenal teman-teman anak saya, tetapi agar anak-anak saya jadi lebih akrab dengan teman kakak dan adiknya.”
Semenjak sang suami tercinta Wong Hendrick Rajali meninggal dunia pada tahun 2015, Sonya mengambil peran sebagai single parent yang bekerja penuh untuk keluarga dan menjadi sosok ibu sekaligus ayah yang dirindukan anak-anak. Sebagai single parent, tidak ada kesulitan dalam menerapkan pola asuh kepada anak-anak. Ia lebih menganggap anak sebagai kawan, tidak ada otoriter dan anak-anak bebas memilih minat atau bakatnya sendiri.
“Saya bersyukur anak-anak saya adalah anak yang mandiri dan cerdas. Jadi mereka sadar akan kewajiban mereka sendiri dalam membantu orang tua di rumah.”
Sarjana Ekonomi yang gemar traveling ini menjelaskan bahwa anak-anaknya sudah memahami bahwa pendidikan merupakan unsur yang sangat penting di dalam kehidupan. Mereka sudah paham dan melihat langsung dampak yang terjadi jika tidak sekolah. Ia juga banyak memberikan pembelajaran kepada anak secara humanistic.
“Saya pernah memiliki usaha yang bergerak di bidang ketenagakerjaan untuk pembelajaran kehidupan dari sisi non akademik. Anak-anak saya juga melihat langsung apa yang saya lakukan dan kerjakan sehari-hari. Contohnya ketika sering mengadakan acara kumpul keluarga. Ini berguna agar hubungan kekeluargaan tidak hanya sekedar darah, tetapi juga kepedulian. Kita sering mengadakan acara berbagi, walaupun tidak banyak yang diberi, tapi kita mengajarkan agar anak-anak peka terhadap sekitarnya dan bersyukur dalam hal apapun di kehidupan mereka. Kegiatan ini rutin setiap bulan kami lakukan untuk kumpul dan buat acara dengan keluarga besar.”
Kemandirian, menurut Sonya merupakan hal penting agar kebiasaan rutin dapat dilakukan secara mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Ia mengajarkan sejak dini agar proses belajar tetap terbiasa sampai usia remaja.
“Anak-anak kan masih ada yang sekolah. Saya selalu mengajarkan mereka untuk bangun pagi sendiri dengan cara menyalakan alarm dan mempersiapkan perlengkapan sekolah seperti seragam yang akan mereka gunakan serta merapikan kamar masing-masing jika libur sekolah. Ini bermanfaat agar mereka terbiasa untuk menata dan merapikan minimal keperluan mereka sendiri.”
Sedangkan untuk kemandirian dalam lingkungan pergaulan, ada batasan yang harus dipenuhi dan ditaati sesuai dengan aturan kehidupan bermasyarakat. Meskipun Sonya tidak mengungkapkan dengan kata-kata atau membatasi secara langsung, anak-anak sudah paham apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di dalam kebiasaan sehari-hari.
“Untuk batasan dalam pergaulan dan lingkungan itu sudah pasti walaupun saya tidak berkata langsung atau membatasi secara langsung. Saya juga bersyukur anak-anak saya tidak susah untuk diatur.”
Memaknai Kemerdekaan. Makna kemerdekaan tidak sama bagi setiap warga negara. Meskipun sebagian besar orang mungkin akan merasa lebih bebas dan memiliki hak-hak tertentu setelah Merdeka, namun mungkin saja tidak semua warga negara merasakan kemerdekaan secara penuh.
“Beberapa kelompok masyarakat baik karena alasan ekonomi, sosial atau politik mungkin masih menghadapi tantangan dan keterbatasan dalam merasakan sepenuhnya manfaat dari kemerdekaan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi negara untuk terus berusaha menciptakan kesempatan dan keadilan bagi semua warga negaranya agar merasakan dampak kemerdekaan yang lebih merata.”
Sementara kemerdekaan bagi seorang perempuan berarti kemandirian dalam berbagai hal. Salah satunya kemerdekaan keuangan. Memiliki kemerdekaan keuangan berarti memiliki kontrol atas keuangan pribadi tanpa tergantung pada orang lain untuk mencukupi kebutuhan finansial. Kemerdekaan keuangan memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan finansial yang sesuai dengan tujuan hidup, mengurangi stres terkait masalah uang, dan memberikan kemampuan untuk merencanakan masa depan dengan lebih baik.
“Untuk mencapai kemerdekaan keuangan, tindakan yang biasanya diambil termasuk mengelola pengeluaran, menabung dan berinvestasi, mencari sumber penghasilan tambahan, memahami dan mengelola utang, serta mendapatkan pendidikan keuangan yang memadai. Prioritaskan investasi diri, tetapkan rencana keuangan, dan hindari pengeluaran emosional.”
Kemerdekaan keuangan adalah tujuan yang dapat dicapai dengan dedikasi dan disiplin. Jangan pernah meremehkan kemampuan dalam meraih kemandirian finansial. Sonya menambahkan bawa dalam meraih kemerdekaan keuangan tidak berarti mengesampingkan kewajiban sebagai pencetak generasi muda.
“Manajemen waktu dan pengelolaan keuangan yang bijaksana dapat membantu kita menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pencari nafkah. Buat rencana keuangan yang konkret, tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang, serta lakukan investasi dalam dirimu sendiri. Perkuat pengetahuan finansialmu, mencari kesempatan untuk meningkatkan pendapatan, dan atur prioritas keuangan dengan bijaksana.”
Target ke depan, Sonya berharap dapat mencapai kemerdekaan dengan mengelola pengeluaran, menabung, berinvestasi, meningkatkan pendapatan, melunasi utang, mendapatkan asuransi dan proteksi serta menginvestasikan waktu dan usaha untuk investasi diri. Ia memiliki keinginan untuk membuat rencana keuangan jangka panjang dan berusaha untuk menghindari utang baru yang tidak perlu sekaligus menyesuaikan diri untuk mencapai tujuan finansial.
“Intinya tetap percaya diri, bangun kemandirian finansial, dan jangan takut bermimpi besar. Investasikan pada pendidikan, jalin kemitraan positif, dan hadapi rintangan dengan kepala dingin. Prioritaskan kesehatan mental dan fisik, jadilah sosok inspiratif, dan dukung sesama perempuan. Kamu memiliki potensi besar untuk meraih impianmu, berdiri di kaki sendiri, dan menjadi agen perubahan dalam hidupmu.”