MajalahInspiratif.com, Jakarta – Keprihatinan dr. Shindy Kurnia Putri akan maraknya skincare non-BPOM dengan kandungan berbahaya menggerakkan hatinya untuk menperdalam knowledge di bidang estetika dan cosmetology. Selain gencar mengedukasi masyarakat akan efek negatif yang ditimbulkan, ia juga meluncurkan skincare lokal berlabel Reglow Indonesia. Diracik dari ingredient alami, Reglow Indonesia mampu menjadikan kulit lebih glowing, fluffy dan sehat. Mengusung konsep sukses berjamaah Reglow Indonesia juga membuka peluang bisnis sebagai reseller dengan keuntungan yang menggiurkan.
Keinginan untuk tampil glowing seringkali membuat masyarakat khususnya kaum wanita kurang selektif dalam memilih skincare. Mereka juga cenderung sekadar ikut-ikutan teman atau tergiur jargon cantik instan. Walhasil, korban skincare abal-abal yang mengalami pigmentasi, flek hitam hingga jerawat parah akibat kandungan senyawa berbahaya masih terus bermunculan. Seperti yang banyak ditemui oleh dr. Shindy Kurnia Putri, saat menjalani internship di Puskesmas mapun Rumah Sakit Umum di Kepulauan Anambas, Riau. Dokter cantik yang akrab disapa dr. Shindy ini, kerap kedatangan pasien korban skincare ilegal.
“Saat itu status saya masih dokter umum, belum terjun ke dunia estetika. Namun pasien yang berobat bukan hanya pasien dengan penyakit umum, tidak sedikit pasien dengan kasus masalah kulit. Dan yang membuat saya prihatin di sana banyak beredar skincare yang tidak bersertifikat BPOM, artinya dijual bebas dan berefek pada kulit mereka. Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi saya untuk lebih aware, hingga mendorong saya mempelajari dunia formulasi skincare, estetika dan cosmetology di tahun 2019,” kenang dr. Shindy.
Perdalam Knowledge Estetika. Keseriusan dr. Shindy menapaki dunia skincare ia wujudkan dengan giat mengikuti berbagai seminar dan workshop terkait estetika dan cosmetology yang menggandeng dokter umum, dokter spesialis kulit handal hingga professor berkompeten dari seluruh Indonesia. Seperti Upgrading Knowledge of Hormon for Healthy Aging: DHEA, Estrogen, Testosterone, DHT, MSH, Oxytocin, Aldosteron (Anti Aging Medicine), International Scientific Meeting on Cosmetic Dermatology & IMCAS (International Master Course on Aging Science) Live Conference from Paris, Seminar and Workshop in Aesthetic Medicine Course, hingga Estetika Medik & Kosmetologi (Lembaga Estetika Medik & Kosmetologi Indonesia / Indonesian Council of Medical Aesthetic & Cosmetology).
“Salah satu point yang sering kami bahas adalah formulasi yang tepat dan aman untuk kulit wajah. Sayangnya bahan-bahan tersebut belum banyak terkandung di dalam brand skincare lokal. Hal ini yang menggerakkan hati saya untuk rajin me-review produk skincare lokal. Meski saya menemukan beberapa brand yang bagus namun hasilnya kurang berefek pada kulit wajah orang Indonesia, membuat mereka pada akhirnya termakan iklan, ingin putih instan tetapi ternyata setelah saya telaah ada ingredients yang terbilang berbahaya, tidak sesuai dengan resep dokter,” papar dr. Shindy.
Bangun Skincare Lokal Berbasis Bahan Alami
Dijelaskan dr. Shindy, pada dasarnya senyawa-senyawa seperti hydroquinone, steroid dan Tretinoin jika diformulasi dengan dosis di luar batas dan dalam jangka panjang, tanpa resep dokter akan menimbulkan efek negative bagi kesehatan kulit. Karena itu untuk skincare yang dijual bebas, dibutuhkank formulasi yang terbilang aman, dengan senyawa-senyawa yang bisa dikombinasikan dengan ekstrak yang ada di Indonesia.
“Saat review produk lewat platform digital seperti Instagram, Tiktok dan Youtube, saya selalu selipkan edukasi tentang skincare ataupun perawatan kulit. termasuk mencerahkan wawasan masyarakat bahwasanya putih dan glowing yang sehat itu bukan putih kertas atau dinding, yang banyak dihasilkan skincare dengan kandungan hydroquinone di luar batas dosis. Dari review-review tersebut kemudian banyak yang bertanya dan minta saran produk apa yang aman dan bagus untuk kulit orang Indonesia. Sehingga saya tergerak untuk membuat formulasi skincare yang tepat. Alhamdulillah, Allah SWT seperti membuka jalan. Saya dipertemukan dengan 5 owner Reglow Indonesia, diantaranya Revardi Syahputra sebagai CEO, Aditya Zupercapt sebagai CMO dan beberapa partner lain yang support di finance dan production, yang ternyata kami memiliki visi dan misi yang sama. Yakni membangun sebuah brand skincare lokal berbasis bahan alami yang telah diekstraksi. Salah satunya ekstrak daun pegagan atau centela asiatica yang diformulasikan dengan berbagai senyawa aktif yang aman untuk semua kalangan, mulai usia 13 tahun ke atas termasuk bumil dan busui. Hal inilah yang menguatkan saya untuk bergabung bersama Reglow Indonesia agar bisa memberikan solusi yang bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya, detil.
Ditambahkan dr. Shindy, Reglow Indonesia yang telah mengantongi izin dari BPOM dan sertifat halal dari MUI ini, launching di bulan Juni 2021. “Dapat kami pastikan Reglow Indonesia pada proses peracikannya di bawah pengawasan dokter, diuji oleh seorang dokter dan tidak menyebabkan ketergantungan,” tekannya.
Ingredients Alami untuk Semua Jenis Kulit
Respon masyarakat yang begitu besar pada Reglow Indonesia, bukan karena branding awareness-nya yang begitu massif, tapi karena Reglow Indonesia mampu menawarkan paket skincare lengkap hanya dari satu series, yakni Glowing Skincare Treatment.
Terdiri dari facial wash, toner dan cream, series ini mampu mengatasi berbagai permasalah kulit yang banyak dikeluhkan kebanyakan masyarakat Indonesia seperti jerawat, flek hitam dan kulit kusam. “Inilah yang membedakan Reglow dengan skincare di luaran sana, yang membuat jutaan orang pada akhirnya memilih Reglow. Karena kami mengusung konsep one step
skincare, yakni satu series bisa digunakan untuk mengatasi acne, flek hitam sekaligus brightening yang juga melembabkan kulit. Hanya saja untuk flek hitam memang butuh treatment yang lebih lama. Reglow Indonesia memang berkomitmen menghadirkan produk-produk dengan terobosan terbaru. Dan inilah salah satu keunikan Reglow Indonesia dibanding brand lokal lain. Kami ingin menghadirkan produk skincare dengan istilah 3 in 1 yang lebih praktis,” terang dr. Shindy.
Ditambahkan dokter yang juga tengah melanjutkan pendidikan S2, Master of Hospital Administration (MARS) ini, Glowing Skincare Treatment tergolong basic skincare yang mengandung UV filter. Sehingga mampu melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Pemakaiannya juga dapat dikombinasikan dengan produk kosmetik.
“Dengan pemakaian yang konsisten dan rutin, diimbangi dengan gaya hidup sehat, maka dalam jangka waktu 2 minggu sudah terlihat hasilnya, kulit jadi lebih cerah. Namun, karena kulit orang Indonesia berbeda-beda tipe tidak bisa dipatok berapa hari hasilnya terlihat. Selain tergantung konsistensi pemakaian, harus dilihat juga apakah setelah pemakaian ia berada di luar ruangan seperti di lapangan atau apakah ada tambahan skincare lain. Ada yang 2 minggu pemakaian sudah kelihatan berbeda dari sebelum pemakaian Reglow, ada juga setelah 28 hari. Jadi tergantung usia, gaya hidup, paparan polusi di lingkungan sekitar, asupan makanan dan sebagainya,” terang dr. Shindy.
Ikuti Trend. Demi menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan kulit cerah yang sehat, Reglow Indonesia juga meluncurkan Sheet Mask with Jeju Lemon yang tidak hanya menimbulkan efek brightening atau whitening, tapi juga mampu meredakan jerawat. Selain itu, Vitamin C yang terkandung di dalam Jeju Lemon sangat bagus untuk anti aging.
“Ekstrak Jeju Lemon ini memang tengah menjadi trend kecantikan di Korea, yang kemudian kami kombinasikan dengan ingridients lokal. Masker 3 in one ini bermanfaat untuk mencerahkan dark spot, menjadikan wajah lebih glowing dan melembabkan. Produk ini kami luncurkan untuk menarik anak-anak muda. Berbagai manfaat dari ekstrak bahan alami lainnya terus kami kembangkan sehingga bisa bersaing dengan brand lain. Dan dalam waktu dekat Reglow juga akan meluncurkan serum,” tambahnya.
Sukses Berjamaah Lewat Sistem Keagenan
Reglow Indonesia, dibangun oleh putra-putri daerah yang bukan hanya aware dengan kesehatan masyarakat, tapi juga berlatar belakang pendidikan yang luar biasa. “Saya menyadari bahwa sebuah bisnis tidak bisa berjalan sendirian, kami membutuhkan support tim dari berbagai background ilmu pendidikan, sehingga Reglow Indonesia bisa besar dan bertumbuh bersama seperti saat ini,” ucap dr. Shindy.
Diluncurkan di masa pandemi Covid-19, tidak membuat Reglow Indonesia mati gaya. Terbukti, dari waktu ke waktu grafik penjualannya terus meroket. “Saya sendiri cukup takjub, karena di awal peluncuran memang masih ada orang yang berfikir tidak perlu menggunakan skincare karena di rumah saja, kalau pun keluar rumah wajah tertutup masker. Namun semakin berjalannya waktu timbul istilah mask acne atau jerawat karena pemakaian masker yang terlalu lama. Atau mereka yang sudah memiliki pasangan, kalau tidak menggunakan skincare akan berubah kusam karena UV filter itu diperlukan walau di rumah saja, sebab sinar matahari bisa menembus kaca. Jadi memang butuh skincare sebagai nutrisi kulit. Alasan-alasan inilah yang membuat Reglow Indonesia tetap bisa diterima masyarakat dan terus berkembang,” jabarnya.
Terhitung sejak bulan Oktober 2021, penjualan Reglow Indonesia terus meningkat hingga sekarang. Di bulan Januari 2022 lalu, Reglow Indonesia mengadakan kopi darat (gathering) di Jakarta dan dihadiri sekitar 100 orang agen dari seluruh Indonesia.
Sejak awal dirintis, konsep bisnis yang dijalani Reglow Indonesia adalah B to B (business to business) lewat sistem keagenan. Sehingga Reglow pusat tidak terhubung dengan end user. “Untuk pembelian langsung dari customer kami arahkan ke agen yang saat ini berjumlah 900 orang dari seluruh Indonesia, bahkan hingga ke beberapa negara Asia seperti Taiwan dan Malaysia. Agen-agen ini juga memiliki reseller yang kini jumlahnnya mencapai belasan ribu orang. Reseller-reseller inilah yang terhubung langsung dengan end user. Jadi mulai dari atas hingga ke bawah, kami bertumbuh bersama dan mencapai sukses berjamaah,” tutur dr. Shindy.
Syarat Bergabung. Dijalankan secara online, Reglow Indonesia menerapkan beberapa persyaratan bagi masyarakat yang ingin bergabung sebagai reseller. Salah satunya minimal pembelian sebanyak 5 paket.
“Dari pembelian 5 paket tersebut, reseller bisa mendapatkan keuntungan hingga 24%. Mereka bisa order lewat agen yang terdekat dengan daerah mereka supaya ongkos kirimnya tidak terlalu mahal. Namun untuk tingkat agen saat ini kami close karena sudah full dan tingkat persaingannya juga sudah tinggi. Secara penjualan rata-rata tiap agen sudah di angka 300 pcs per bulan,” paparnya
Agar persaingan antar agen dan reseller tetap sehat, Reglow Indonesia menerapkan beberapa kebijakan, di antaranya mematok harga jual. Baik agen maupun reseller tidak boleh menjual di bawah harga Rp 265 ribu per paket kepada end user. Kebanyakan agen maupun reseller umumnya adalah customer Reglow Indonesia yang kemudian tertarik menjalankan bisnisnya.
“Kalau menjual di atas Rp 265 ribu kami persilahkan karena ongkos kirim (ongkir) mereka yang tanggung. Namun iming-iming seperti subsidi ongkir, atau giveaway yang ditawarkan agen kepada reseller maupun reseller kepada customer tidak boleh lebih dari Rp 20 ribu,” tekan dr. Shindy.
Digital Marketing. Karena mengusung konsep sukses berjamaah, Reglow Indonesia tidak melepas begitu saja mitra bisnis di bawahnya. Secara continue para agen mendapatkan berbagai pelatihan. Mulai dari digital marketing hingga adab berbisnis sesuai syariat Islam. Informasi tersebut selanjutnya diteruskan agen ke reseller di bawahnya.
“Kami ingin mengajak agen atau reseller Reglow Indonesisa bukan hanya menguasai teknik-teknik berbisnis sesuai perkembangan zaman, tapi juga bisa menjaga adab bagaimana berdagang secara halal atau seperti apa bersaing secara sehat. Karena kami ingin bertumbuh bersama. Dengan konsep berjamaah yang senantiasa menegakkan nilai-nilai spiritual, kami ingin jalinan silaturahim antar sesama agen dan marketing-nya terus berjalan,” tambah dr. Shindy, yang mengizinkan agen atau reseller berjualan di market place seperti Shoppee, Tokopedia atau Lazada.
Demi memperkuat branding yang memudahkan agen atau reseller meningkatkan penjualan, Reglow Indonesia gencar melakukan edukasi dan promosi kejenjangan di berbagai wilayah. Dan untuk memotivasi para mitra bisnis ada reward menarik bagi agen maupun reseller yang mampu mencapai target. Mulai dari logam mulia, motor, umroh hingga mobil.
“Alhamdulillah, di tahun pertama ada lebih dari 5 orang agen yang mendapatkan reward berupa umroh gratis. Dari keuntungan menjalankan bisnis Reglow Indonesia, banyak juga agen-agen yang mampu membeli kendaraan roda empat hingga melunasi pembelian rumah. Namun, supaya persaingan tetap sehat selain memberikan reward kami juga memberikan punishment bagi mitra yang melanggar kebijakan Reglow Indonesia,” tegas dr. Shindy.
Setelah tampil menawan karena pemakaian produknya, agen maupun reseller Reglow Indonesia juga bisa menjadi hartawan setelah menjalankan bisnisnya.
Sebar Konten Edukatif yang Bermanfaat
Hingga kini dr. Shindy masih aktif membagikan edukasi seputar kesehatan kulit, baik untuk masyarakat umum maupun kepada mitra bisnis Reglow Indonesia. “Jadi selain memberikan pelatihan tentang digital marketing, kami juga mengedukasi agen dan reseller tentang ingredients produk yang aman. Kami jabarkan juga kulit yang sehat itu seperti apa. Agar agen maupun reseller yang berhubungan langsung dengan customer bisa ikut membuka wawasan masyarakat. Karena bagaimanapun juga agen dan reseller bukan hanya kepanjangan tangan kami dalam memasarkan produk-produk Reglow tapi juga kepanjangan lidah yang mampu menyampaikan informasi. Jadi selain bisnis berjamaah, edukasinya pun secara berjamaah, agar bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” jelas kakak kandung dari Selebgram Ria Ricis ini.
Meski baru meluncurkan satu series rangkaian skincare, namun Reglow Indonesia mengharuskan customer melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum pemakaian. “Inilah mengapa kami membekali agen dengan pengetahuan seputar kesehatan atau masalah kulit dan keunggulan ingredients Reglow Indonesia, agar mereka bisa membekali customer service maupun reseller mereka jika mendapat pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. Di antaranya tentang kondisi kulit yang berbeda atau riwayat-riwayat makanan yang memengaruhi seperti makanan manis, genetika, hormonal atau bekas pemakaian produk lain. Semua itu tentunya butuh edukasi,” imbuhnya.
Dr. Shindy juga membekali para agen Reglow dengan pengetahuan tentang kerusakan kulit seperti pada lapisan skin barrier yang kerap dialami korban skincare abal-abal. “Untuk korban skincare ilegal, kami edukasi mereka untuk sejenak mengistirahatkan kulit dari berbagai macam skincare. Agar kulit bisa meregenerasi lapisan yang rusak tersebut. Selanjutnya baru pemakaian produk Reglow, itupun secara bertahap. Misalnya hanya pemakaian moisturaizer selama 7 hari, atau fokus pada pemakaian facial wash dan cream. Sedangkan toner yang sifatnya exfoliating atau mengangkat sel-sel kulit mati di-skip dahulu. Hal-hal semacam ini yang dibutuhkan agen dan reseller sehingga mereka bisa mengedukasi customer,” tuturnya.
Dari laporan yang masuk, dr. Shindy kerap mendengar korban skincare abal-abal yang termakan janji hasil instan. “Janji hasil instan misalnya putih dalam waktu 3 hari sebenarnya teknik marketing, tapi harus hati-hati. Mungkin benar setelah 3 hari pemakaian wajah jadi putih, tapi setelah berbulan-bulan pemakaian ternyata terjadi okronosis, muncul jerawat-jerawat batu yang membludak. Karena kandungan skincare yang berbahaya mengikat sel-sel kulitnya sehingga tidak bisa bekerja dan yang bekerja adalah senyawa dari skincare abal-abal tersebut,” ujarnya.
Ditekankan dr. Shindy, tingkat putih yang dihasilkan skincare abal-abal juga sangat signifikan, terlihat dari warna kulit wajah dan leher atau wajah dan tangan yang cukup kontras. “Kulit sehat dan alami itu adalah ketika kulit kita bisa cerah alami seperti warna alami asal. Yakni warna bagian tubuh yang tidak terlihat dari luar dan tidak terkena sinar matahari, misalnya bagian perut. Kurang lebih seperti itu, jadi kalau warna kulit wajah jauh berbeda dengan warna perut ya harus hati-hati,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan dr. Shindy, pada prinsipnya kulit itu seperti makhluk hidup yang butuh nutrisi dan perawatan. Kondisi kulit yang terawat, konsisten menggunakan skincare dengan yang tidak pasti berbeda sekali. Namun tidak ada yang namanya cantik instan, sebab cantik instan itu tidak sehat dan semua butuh proses.
“Saya selalu menyampaikan kepada para agen, meski back ground pendidikan mereka bukan sekolah kedokteran atau estetika, dan lainnya, mereka harus paham skincare dan dunia kulit. Sehingga mereka cerdas dalam mengedukasi dan membimbing customer,” tambah dr. Shindy.
Rambah Bodycare dan Buka Klinik Kecantikan
Dunia perawatan tubuh memiliki cangkupan yang begitu luas. Mulai dari ujung rambut hingga kaki. Tak heran peluang bisnisnya juga sangat tinggi. Setelah sukses mengembangkan skincare dan rangkaiannya, dr. Shindy juga akan merambah bodycare seperti Body Serum dan Body Lotion, serta haircare.
“Nantinya setelah komplit, kami akan menuju ke arah klinik kecantikan. Karena memang ada beberapa kasus yang butuh pertemuan antara dokter dengan pasien dan juga kasus-kasus yang butuh tindakan seperti laser, peeling dan sebagainya, yang mungkin Insya Allah kami kembangkan ke seluruh Indonesia juga. Mimpi kami Reglow Indonesia bisa menjadi brand lokal yang membawa nama ekstrak bahan alami khas Indonesia lebih dikenal hingga ke dunia internasional,” harapnya.
Gapai Keberkahan Lewat Program Berbagi Uang Tunai
Meski baru berusia 1,5 tahun, namun Reglow Indonesia mampu mengokohkan diri sebagai salah satu skincare lokal yang banyak dicari customer. Sebagai ungkapan terima kasih, manajemen Reglow Indonesia menggelar program sosial yakni berbagi uang tunai untuk customer yang membutuhkan.
“Setiap hari Jumat ada kegiatan berbagi bersama teman-teman customer dengan harapan mencapai keberkahan dalam bisnis. Program tersebut membagikan uang tunai senilai Rp 500 ribu. Biasanya mereka memaparkan kebutuhan mereka seperti membeli susu atau membayar sekolah lewat komentar pada feed giveaway kami di Instagram. Yang paling mendesak dan kami nilai memang benar-benar butuh itu yang kami berikan,” ungkap dr. Shindy yang menyadari lebih berkah dan dekat dengan audience lewat program sosial tersebut.
Meski tidak diketahui apakah follower yang mengikuti Instagram Reglow Indonesia sekadar mengejar hadiah giveaway atau follower murni, namun dr. Shindy berharap konten-konten Reglow Indonesia dapat menambah wawasan mereka terkait kesehatan kulit. “Di Instagram kami tidak hanya menampilkan produk, kadang juga mengedukasi lewat anatomi kulit atau manfaat menjaga kulit. Kami berharap bisa menerapkan edukasi sembari kami berbagi rezeki,” kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta ini.
Berlomba Menciptakan Produk Inovatif
Menjamurnya brand skincare kian membawa angin segar pada dunia estetika di Indonesia. Karena tiap brand kian terpacu dan berlomba menciptakan produk-produk berkualitas yang inovatif.
“Tujuan utama kami membangun Reglow Indonesia adalah menjadikan kulit masyarakat Indonesia sehat dan bebas skincare abal-abal. Untuk itu kami senantiasa memperkuat digital marketing agar masyarakat yang saat ini semakin melek digital, lebih selektif dalam memilih produk perawatan kulit. Karena cantik atau tampan itu tidak harus putih, yang paling penting adalah bagaimana memiliki kulit yang sehat, lembab dan glowing alami. Apalagi lapisan kulit yang butuh nutrisi bukan hanya lapisan paling atas, banyak lapisan-lapisan yang butuh ekstrak nutrisi penting dan senyawa aktif yang aman. Mendorong kami membuat formulasi produk lain yang lebih bagus dan bisa dikombinasikan sebagai booster,” pungkasnya. Laili
Info Lebih Lanjut:
Instagram : @reglow.official, @dr.shindyputri_
Whatsapp : 081323338032 (Dania)