MajalahInspiratif.com, Jakarta – Tak pernah terbersit di benak R.A. Shanti Dewi Mulyaraharjani, SH., MH untuk mewujudkan karir sebagai seorang lawyer. Namun setelah ia menamatkan pendidikan Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1998) dan Magister Hukum Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2004), ia mulai menikmati karier yang menjadi pilihannya. Bahkan ia berhasil diterima magang di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia sebagai Project Secretary, “Voice of Human Rights” tanpa harus menunggu waktu yang lama.
“Awalnya nggak ada rencana jadi lawyer, tapi memang keluarga besar saya didominasi dokter dan hukum. Lulus kuliah saya mikir sudah capek kuliah di FHUI, kuliah susah dapat C saja sudah senang karena waktu saya kuliah dapat nilai itu susah sekali dan bisa lulus mata kuliah sudah sangat senang, jadi sayang sekali kalau tidak diteruskan hukumnya. Pas banget waktu lulus saya langsung keterima magang di LBH Jakarta.”
Menikmati profesi dengan target dan keyakinan membuat Shanti merasa bahwa menjadi laywer merupakan takdir dan garis tangannya. Keyakinan ini dikarenakan ia melihat kenyataan bahwa tidak semua orang apalagi perempuan yang tahan menjadi seorang lawyer.
“Menjadi lawyer itu berhadapan dan mendampingi klien, maka yang dipikirkan duluan adalah strategi penanganan untuk tidak tergesa-gesa tanpa perhitungan. Bahkan sampai melakukan legal drafting atau legal opinion pun harus dipikirkan matang-matang. Segala bukti, dokumen, fakta, peraturan hukum dan strategi penanganannya benar-benar harus dipikirkan. Tugas kita sebagai lawyer itu menyelesaikan masalah orang, jadi kita juga harus pintar mengelola emosi jangan sampai sakit atau kena stroke karena terlalu larut dengan masalah klien.”
Ruang lingkup kerja dan tanggung jawab spesifik dengan bidang kerja yang profesional, Shanti melakukan aktivitas profesi hukum dalam lingkup hukum litigasi dari tahap-tahap penyelidikan, investigasi, negosiasi, mediasi, persiapan dan pendaftaran gugatan, proses tahap-tahap persidangan hingga putusan hakim, baik dalam tingkatan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial dan Pengadilan Niaga di tingkat pertama, banding, maupun kasasi di Mahkamah Agung. Litigasi di bidang Hukum Pidana juga demikian, mulai dari tahap penyelidikan, penyidikan, proses di Kepolisian, Kejaksaan sampai sidang di Pengadilan.
Tidak hanya itu saja, Shanti juga memberikan konsultasi hukum dan legal opinion dalam masalah Perbankan, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Hukum Bisnis, Kepailitan, Hukum Pertanahan, Hukum Adat, Hukum Perburuhan, Hukum Perdata, Hukum Pertambangan, Koperasi, Rumah Susun / Perumahan, Malapraktek Kedokteran, Hukum Konsumen, Hak Asasi Manusia, Hak-Hak Wanita dan Anak serta Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan melakukan aktivitas profesi hukum di Mahkamah Konstitusi baik Judicial Review Undang-Undang, sengketa Pemilihan Legislatif, Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Presiden.
Pengalaman yang berwarna dengan tantangan yang tidak mudah dihadapi membuat Shanti memutuskan untuk memecah adrenalinnya dengan membuka law firm sendiri dengan nama Dewi Mulyaraharjani & Partners Advocates sebagai Founder/Managing Partner; Kantor Pengacara Toedjoeh Empat & Co, sebagai Founder/Managing Partner; Kantor Pengacara Dewi Mulyaraharjani, Firman Gani & Partners, sebagai Founder/Managing Partner; dan 74 Law Institute (Lembaga Pendidikan Lanjutan Ilmu Hukum) sebagai Direktur Utama. Saat ini Shanti juga menjadi Managing Partner di 3M & Co Lawfirm dengan klien Bank Syariah terbesar di Indonesia.
Selain membangun law firm dan menekuni kewajibannya, Shanti juga aktif di dunia politik. Sebelumnya ia diarahkan oleh almarhum Bapak Firman Gani untuk terjun dan menekuni bidang politik. Ini merupakan Amanah dari Almarhum yang Shanti jaga dengan baik. Selama terjun di dunia politik pemikiran Shanti berubah. Ia meninggalkan zona nyaman di tahun 2014. Dari 2014-2021, orientasi sudah berubah dan ia banyak mengikuti organisasi seperti partai, yayasan dan koperasi.
Shanti lebih cepat beradaptasi di dunia politik. Ada perasaan nyaman dan menantang, meskipun harus siap dirundung banyak musuh dan lain-lain. Ia sudah menjabat tiga periode di PAN. Periode pertama menjadi Sekretaris Bidang Advokasi dan Hukum. Periode ke-2, jadi Wakil Ketua DPW DKI merangkap Ketua Bidang Lingkungan dan periode ke-3, jadi Wakil Ketua DPW DKI dan Ketua Bidang Hukum & Advokasi. Ia juga menjadi Tim Kuasa Hukum PAN di DPP.
Ada suka duka yang dirasakan ketika terjun ke partai politik. Ketika itu, Shanti ditunjuk menjadi kuasa hukum Prabowo-Hatta. Ia sempat terkejut, tetapi Shanti menjalani dengan keyakinan. Ada kejadian kurang menyenangkan ketika namanya sempat dihapus dari tanggung jawab tersebut. Namun dari sana ia menjadi lebih matang dan peduli terhadap lingkungan.
Kepedulian tersebut diwujudkan dengan kegiatan sosial yang dilakukan secara total. Bersama teman-teman FHUI 93 yang kemudian berkembang dengan relawan-relawan yang lain ia berhasil membangun yayasan dengan nama Yayasan Cerdaskan Anak Indonesia dan memiliki 22 PAUD gratis, 3 TPA gratis, 4 TBRA serta 27 PAUD Binaan yang ditotal memiliki 657 anak PAUD. Shanti juga membangun Yayasan Tali Kasis Smandel 93 bersama teman-teman alumni SMAN 8 Jakarta dan juga Koperasi Smandel Bisnis Nusantara.
“Setelah masuk partai, kendala, resiko dan rintangan makin besar misalnya orang tidak suka kepada kita karena kita pengurus partai. Kan tidak masuk akal ya kalo dipikir-pikir, padahal kenal saja tidak. Kalau di partai, segala “keganasan” mungkin saja terjadi seperti difitnah, ditusuk dari belakang, dilihat sebelah mata. Cara menghadapinya dengan terus berdoa dan berserah diri. Sehebat apapun seorang lawyer atau politikus, kunci suksesnya adalah diberi kelancaran, kemudahan dan perlindungan dari Allah SWT.”
Tantangan dan Kendala. Berhubung dunia hukum didominasi oleh kaum laki-laki, maka seringkali Shanti merasa atau mendapatkan pelecehan seksual. Apalagi sebelum ia memutuskan untuk berhijab. Namun Shanti tidak hanya meratap atau mengeluh, ia berusaha untuk menghadapi dengan menjaga diri dan tidak memberikan gesture yang mencolok. Bersikap ramah dan tegas karena seringkali pelaku yang dihadapi berasal dari kalangan pejabat, jadi ia tidak bisa membuat hubungan yang buruk dengan mereka. Setelah berhijab, pelecehan yang dihadapi akhirnya berkurang.
“Meskipun harus berhadapan dengan tantangan seperti itu, saya percaya bahwa perempuan memiliki keunggulan sebagai seorang lawyer di mana profesi ini didominasi oleh kaum laki-laki. Kalau kita good looking, ramah, tidak sombong dan ringan tangan. Alhamdulillah banyak yang sayang dengan kita. Di sisi lain, saya banyak menangani kasus-kasus perempuan dan anak serta lebih simpati dengan masalah perempuan dan anak.”
Selama berkarier, Shanti berusaha membagi waktu dengan baik, sehingga kepentingan pribadi tetap menjadi prioritas, seperti hidup sehat, tidur cukup selama delapan jam, mengonsumsi makanan sehat dan olahraga teratur. Shanti mengakui jika tubuhnya bugar dan fit, ia dapat melakukan aktivitas apapun dengan nyaman dan menyenangkan.
Peran dan Dukungan Ibunda Tercinta. Ibunda Shanti memiliki peran yang luar biasa dalam karier dan pekerjaan yang dibangun dari nol. Diceritakan Shanti, ibunya selalu berdoa setiap malam dan tahajud untuk mendoakan kesuksesan anak-anaknya. Bahkan ibunya tidak berhenti berpuasa Senin-Kamis.
“Walaupun ibu saya hanya ibu rumah tangga yang keluar rumah hanya kalau saya yang ajak di masa tuanya, tapi doa Ibu yang tidak pernah putus adalah kunci kesuksesan yang berhasil saya raih.”