MajalahInspiratif.com, Jakarta – Karir politik cemerlang ditambah karakter kepribadian kuat berhasil menyempurnakan sosok perempuan bernama Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si. Karir Prof Sylviana dimulai dari nol sebagai staf sekaligus juga Penatar P4 di BP7 DKI Jakarta. Namun pengalaman organisasi yang telah dijalani sejak berusia 14 tahun menjadi bekal dalam perjalanan kariernya. Salah satu pengalaman berorganisasi yang paling berpengaruh bagi kehidupan kariernya di bidang politik dan pemerintahan adalah ketika ia duduk di bangku kuliah.
Semasa duduk di bangku kuliah, Sylvi pernah menjabat sebagai Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya (1977-1979). Selain itu, ia juga aktif di organisasi luar kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam sebagai Kabid Ekstern Kohati HMI Cabang Jakarta dan Wakil Kepala Kohati PB HMI. Di sela-sela kesibukannya di birokrasi DKI Jakarta pun ia masih aktif berorganisasi, terutama di forum-forum Betawi seperti Bamus Betawi dan Persatuan Umum Wanita Betawi.
Pada tahun 2016 ketika masih menjabat sebagai Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Sylvia merasa perlu berkontribusi lebih besar lagi terhadap masyarakat DKI Jakarta. Saat itu, ia ingin mencoba keluar dari zona nyaman di birokrasi dan terjun ke dunia politik. Pada saat yang bersamaan, perhelatan pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta akan digelar setahun kemudian. Saat itulah Sylvi mendapat pinangan dari Partai Demokrat dan koalisinya untuk bersanding bersama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sayangnya, ia dan AHY harus menerima kekalahan pada putaran pertama Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Kekalahannya di Pilgub DKI Jakarta tidak lantas memadamkan semangatnya untuk terjun ke dunia politik. Pada tahun 2019, ia maju sebagai Calon DPD-RI dalam Pemilu 2019. Bersama dengan Jimly Asshiddiqie, Sabam Sirait, dan Fahira Idris, ia berhasil menduduki jabatan sebagai anggota DPD-RI dari DKI Jakarta dengan perolehan suara keempat terbanyak di antara calon lainnya.
Tak Pernah Berhenti Belajar. Prof Sylviana merupakan seorang akademisi sejati. Setelah berhasil meraih gelar Sarjana Hukum, ia melanjutkan pendidikan magisternya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan mengambil konsentrasi Manajemen Kependudukan dan lulus pada tahun 1999. Selanjutnya ia menempuh pendidikan doktor di Fakultas Kependidikan Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Manajemen Pendidikan dan lulus pada tahun 2005. Ia juga sempat mengambil kursus singkat mengenai demografi di Australian National University pada tahun 2003.
Tidak hanya itu, Prof Sylvi dianugerahi gelar Guru Besar atau Profesor dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Kini ia aktif berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dengan mengajar mata kuliah di beberapa tempat. Beberapa kampus yang pernah ia ajar antara lain Universitas Indonesia, Universitas Islam Attahiriyah, Universitas Borobudur, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dan Universitas Islam Asy-Syafi’iyah.
Prinsip Bekerja. “Smart work hard with heart based on regulation and religion.” Menjadi prinsip yang artinya bekerja keras dengan cerdas dan dengan hati berdasarkan regulasi dan agama. Berdasarkan regulasi bermakna bahwa jika ingin selamat di dunia maka harus senantiasa taat terhadap peraturan yang berlaku. Sedangkan berdasarkan agama bermakna jika ingin selamat di akhirat maka harus patuh terhadap peraturan agama.
“Regulasi telah memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkarya, tinggal kita yang harus berjuang dan proaktif,” ujar anggota DPD-RI Periode 2019 – 2024 tersebut. Selain kemerdekaan, perempuan juga harus kreatif dan inovatif. Terlebih, masa pandemi telah mengubah aktivitas manusia menjadi serba digital. Oleh karena itu, kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang sangat penting dilakukan di tengah perkembangan.”
Dukungan Terbaik dari Keluarga. Tuntutan karier yang sangat kuat tidak membuat Prof Sylviana lupa akan keluarga. Ia menikah dengan H. Gde Sardjana, Dipl. Ing, S.E., M.M. Dari pernikahan tersebut, keduanya memiliki dua orang anak, yaitu Shandy Aditya dan Monica Andalusia. Kedua anaknya telah sukses menjalani kariernya di bidang masing–masing. Shandy Aditya, BIB., MPBS. kini sedang menjalani karier sebagai seorang dosen di Universitas Negeri Jakarta. Sementara itu, dr. Monica Andalusia SpKj. kini tengah menjalani karier sebagai seorang spesialis kejiwaan.
Shandy Aditya menikah dengan Elina Rahmita Sofian, S.Hum. yang saat ini tengah berkarier di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membawahi urusan pendidikan dan kebudayaan, yakni UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Sementara itu, Monica Andalusia menikah dengan dr. Agatha Pradana yang dalam waktu dekat akan menjadi Spesialis Obgyn. Dari pernikahan kedua anaknya tersebut Sylvi memiliki lima orang cucu yang terdiri dari tiga perempuan dan dua laki-laki.
Prof. Sylviana menyadari bahwa sebagai perempuan berkarier tentu banyak sekali kendala, namun ia yakin apabila serius menangani masalah, berteman dengan siapa saja, sekaligus banyak belajar dan terus belajar, juga belajar dari pengalaman, maka dalam setiap perjalanan karier akan bisa dilewati step by step. Lebih dari itu, baginya dukungan keluarga sangat penting dan menentukan kesuksesan.
“Dukungan utama suami, dan anak-anak sangat menentukan karier kita sehingga ketika kita berkarier kita tidak lagi terbelenggu oleh pikiran atau halangan-halangan dari internal. Suami saya Alhamdulillah sangat mendukung demikian juga anak-anak saya. Anak saya ada dua orang, dua-duanya sudah menikah, yang pertama memberikan cucu 3 orang, yang kedua memberikan 2 orang cucu. Dan anak-anak saya beserta pasangannya sudah pada level Master/Dokter Spesialis,” bangga Prof. Sylviana yang suka nyanyi, berenang, dan bermain-main dengan cucu-cucunya untuk refreshing.
Inspirasi Sang Ayah. Karakter kuat, bertanggung jawab dan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan terbentuk berkat pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya. Inspirasi terbesar adalah ayah dan ibu yang tak pernah lupa mengingatkan untuk banyak shalat dan mengaji ketika merasa suntuk atau stress agar jiwa kembali fresh.
“Sosok yang sangat menginspirasi saya adalah Alm Papa dan Almh Mama. Papa yang sangat tough, suka berjuang, dan rela berkorban demi orang lain. Kalau Mama saya sangat mau mendengar, diam tapi menenangkan dan menyenangkan, jadi beliau berdua sangat menginspirasi hingga saya bisa sampai seperti saat ini. Dan saat saya menikah suami saya jadi sosok yang menginspirasi juga karena sangat support dalam berbagai hal.. beliau suami yang limited edition dan mengerti saya… saya sangat bersyukur.”