MajalahKebaya.com, Jakarta – Kebahagiaan seorang ibu memiliki peran penting dalam kesuksesan anak-anak. Seorang ibu yang bahagia dapat mengimbaskan hal-hal positif kepada anak-anaknya. Pramita Ambar Sari Pane meyakini situasi tersebut melalui pengalaman berharga sebagai seorang ibu untuk anak-anaknya. Ibunda dari Ryzki Aufa Helmi Rachmansyah, Callista Aliya Sari dan Cleo Nabila Sari ini, percaya relasi kedekatan antara ibu dan anak-anak terjalin secara alamiah sejak dalam kandungan. Inilah yang akan menentukan kepribadian dan karakter seorang anak.
Ibu menjadi sekolah pertama yang memberikan pondasi pendidikan bagi anak-anak. Kemuliaan seorang ibu hingga disebut tiga kali dalam sabdaNya. Dalam Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Abu Hurairah RA pernah berkata bahwa ada seorang laki–laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bertanya: ‘Wahai Rasulallah siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik ?’, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab : ‘Ibumu’. Lalu siapa lagi? ‘Ibumu’. Siapa lagi? ‘Ibumu’. Lalu siapa lagi? ‘Ayahmu’..”
Kedekatan fisik dan emosional ibu dan anak terjalin secara alamiah sejak ibu mengandung anaknya. Hal ini merupakan faktor utama yang akan menentukan kepribadian dan karakter anaknya.
Istri dari Didik Mukrianto yang saat ini duduk sebagai Anggota Dewan terinspirasi dari Sang Mama dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada buah hati tercintanya. Mita Pane memiliki kesan tersendiri terhadap sosok Sang Mama. Nilai-nilai kehidupan yang diajarkan Sang Mama diteruskan kepada buah hati tercintanya. Bagi Mita Pane, sosok Mama adalah perempuan yang sangat sangat istimewa di kehidupannya.
“Ibu adalah sosok perempuan yang mulia, yang sudah melahirkan kita, menyusui, merawat, mendidik, menyayangi anaknya. Ibu memiliki perasaan yang sangat kuat terhadap anaknya karena ibu yang bisa merasakan apa yang akan terjadi pada anaknya. Selain menjadi sekolah pertama, pelajaran yang masih membekas adalah menjalankan perintah agama yang dianut, etika, berbudi pekerti, mempunyai rasa takut kepada Allah SWT dan mengamalkan Al-Quran untuk bekal akhirat.”
Tanamkan Pola Asuh Sesuai Alquran. Pola asuh dan didik yang diterapkan Mita Pane kepada buah hati tercinta senantiasa bersandar dan sesuai Alquran dan Sunnah, yaitu moral seperti yang dicontohkan Rasulullah dan sahabat-sahabat Rasul. Ia menekankan pendidikan agama bagi putra-putrinya. Ia selalu mengajarkan dan mengingatkan kepada anak-anaknya untuk selalu menjaga adab dan akhlak di mana pun mereka berada.
Mita Pane selalu menekankan kepada anak-anaknya jangan pernah meninggalkan sholat lima waktu, selalu bersedekah pagi siang malam berapa pun nilainya. Pembelajaran tentang kehidupan juga diajarkan Mita Pane kepada anak-anaknya, bahwa manusia harus menghadapi semua kehidupan yang ada di depan mata, karena Allah selalu menguji manusia dan Allah ingin melihat sekuat apa manusia menghadapinya.
“Pola asuh yang saya terapkan kepada anak, hampir semua yang saya dapatkan dari Ibu, saya terapkan kepada anak-anak. Mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik sesuai dengan kehidupan masyarakat.”
Mita mensyukuri perannya sebagai seorang ibu bukan karena tanggung jawab atau tugas yang harus dilaksanakan, tetapi sebagai ibadah yang wajib diamalkan dalam hidup seorang perempuan sesuai perintah agama. Mita selalu mendoakan dan berharap anak-anaknya menjadi pribadi yang soleh dan solehah. Doa anak-anak soleh dan solehah adalah amal jariyah sampai meninggalkan dunia. Mita selalu berdoa agar anak-anaknya menjadi anak yang takut akan larangan Allah Subhanahu Wata’ala dan menjalankan perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Karena itu, Mita tidak pernah berhenti mengingatkan anak-anaknya untuk tidak meninggalkan sholat lima waktu, selalu bersedekah, selalu baik sama orang, dan selalu sopan sama yang lebih tua.
Memahami dengan hati dan memberikan kesempatan untuk berkembang adalah komitmen Mita dalam menyiapkan masa depan anak-anak. Mita bukanlah sosok ibu yang memaksakan kehendak, tetapi ia akan mendiskusikan segala sesuatunya dengan keterbukaan terutama dalam konteks minat dan pendidikan. Mengarahkan anak untuk menentukan pilihan pendidikan sendiri menjadi salah satu upaya dalam memupuk kemandirian anak. Sikap kemandirian wajib dimiliki anak agar suatu saat nanti anak akan terbiasa tinggal sendiri dan jauh dari keluarga hingga mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Keluarga Menjadi Prioritas. Mita Pane menyadari kebutuhan me time merupakan prioritas. Baginya, me time adalah waktu di mana ia bisa memanjakan diri dan melakukan apa yang diinginkan. Banyak hal yang bisa dilakukan di waktu me time. Salah satu me time yang sering ia lakukan adalah melakukan perawatan kecantikan di rumah bersama anak-anak.
Selain itu, menjalin silaturahmi yang erat dengan keluarga besar menjadi kegiatan wajib. Ia menambahkan, silaturahmi merupakan salah satu amalan umat muslim untuk menyambung tali persaudaraan. Silaturahmi dapat kita lakukan kapan saja, namun amalan ini meniadi salah satu agenda utama saat momen hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Silaturahmi adalah upaya menyambung hubungan, dalam kebaikan dan kedamaian. Silaturahmi memiliki makna bentuk kebaikan yang diberikan kepada keluarga, kerabat, sahabat, atau saudara sesama muslim untuk memperkuat tali persaudaraan.
Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, Mita Pane juga masih meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan sahabat, rekan, kerabat, dan komunitas. Selain itu, Mita juga bergabung sebagai anggota PIA (Persatuan Istri Anggota Dewan). Di organisasi tersebut, ia sering mengikuti kegiatan baksos ke daerah-daerah di Indonesia. Ia juga memberikan dukungan penuh bagi sang suami dalam aktivitasnya sebagai Anggota Dewan. Ia selalu mempersiapkan kebutuhan suami, selalu mendukung dan menyemangati suami di setiap aktivitasnya dan yang terpenting selalu mendoakan yang terbaik dan selalu dalam perlindungan Allah Subhanahu Wata’ala.
Memaknai Hari Ibu. Moment Hari Ibu dimaknai rasa syukur atas kehadiran seorang ibu yang tidak pernah lelah memberikan pendampingan terbaik. Mita Pane memiliki kenangan indah bersama Ibu yang selalu menemani belajar sampai larut malam dan Ibu menjadi orang pertama yang selalu hadir ketika ia berhadapan dengan masalah.
“Ibu selalu ada di hati dan pikiran. Ibu menjadi orang pertama yang mengajarkan masak. Harapan saya untuk Ibu, selalu mendoakan yang terbaik. Ibu diberikan kesehatan, usia yang barokah dan berharap di hari tua selalu bahagia. Ibu tetap menjadi panutan anak cucunya, selalu mendoakan anak-anaknya agar tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah. Tidak hanya perilakunya, tapi juga ibadahnya.”