MajalahInspiratif.com, Jakarta – Eksistensi dan keterlibatan perempuan memberikan kontribusi dalam membangun bangsa. Perempuan memiliki kemampuan multitasking yang dapat menorehkan prestasi membanggakan di setiap aspek kehidupan. Pramita Ambar Sari Pane, perempuan yang merupakan istri Anggota Parlemen dan tergabung dalam berbagai organisasi perempuan ini mengungkapkan bahwa prestasi perempuan tidak perlu diragukan lagi. Dukungan pemerintah juga sudah sangat baik dengan memberikan akses yang lebih luas di bidang pendidikan, meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender, meningkatkan akses perempuan untuk mendapatkan peluang kerja yang kompetitif dan menghapus kekerasan terhadap perempuan.
Wanita kelahiran Jakarta, 26 Maret 1977, lulusan S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini, memahami bahwa perempuan tidak hanya dituntut untuk mampu berkarya dan mandiri, tetapi dapat menjadi seorang ibu yang dirindukan anak-anak. Ibunda dari Ryzki Aufa Helmi Rachmansyah, Callista Aliya Sari dan Cleo Nabila Sari ini, percaya relasi kedekatan antara ibu dan anak-anak terjalin secara alamiah sejak mengandung anaknya. Inilah yang akan menentukan kepribadian dan karakter seorang anak.
Berinovasi Dalam Mendidik Anak. Mita selalu berusaha menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga. Peran seorang ibu dalam keluarga sangat penting terutama dalam mendidik, membimbing anak-anaknya. Ibu menjadi sekolah pertama yang memberikan pondasi pendidikan bagi anak-anak. Ibu harus menjadi figur positif dan role model bagi anak-anak dengan menunjukkan akhlak yang mulia dan menjadi perisai bagi anak dari pengaruh lingkungan yang buruk. Tangan lembut seorang ibu serta kasih sayangnya tak hanya mampu merawat dan membesarkan, namun mampu menghantarkan buah hatinya mencapai kesuksesan.
Mita meyakini bahwa pendidikan atau pola asuh yang diberikan kepada anak-anaknya merupakan yang terbaik. Dalam kehidupan sehari-hari, ia menerapkan gaya pendidikan zaman dulu yang tegas dan disiplin dalam segala hal. Memang bukan hal yang mudah untuk menerapkan hal itu karena zaman sekarang dan dahulu sangatlah berbeda. Diungkapkan Mita, zaman sekarang anak-anak sudah terkontaminasi dengan media sosial yang membuat mereka menginginkan proses instant terhadap segala sesuatu hal yang ingin diwujudkan.
“Saya membiasakan mereka untuk berproses agar lebih menghargai hasil supaya anak-anak tidak mudah menyerah. Saya juga menerapkan prinsip anak tertua tidak wajib untuk membiayai adik-adiknya. Mungkin anak tertua wajib untuk menjaga adik-adiknya saja. Sementara yang wajib membiayai pendidikan anak adalah orang tua, jadi biarkan anak-anak fokus untuk belajar dan mendapatkan pendidikan terbaik.”
Sebagai seorang ibu, Mita selalu mendoakan dan berharap anak-anaknya menjadi pribadi yang soleh dan solehah. Doa anak-anak soleh dan solehah adalah amal jariyah orang tua sampai meninggalkan dunia. Mita selalu berdoa agar anak-anak menjadi anak yang takut akan larangan Allah Subhanahu Wata’ala dan menjalankan perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Ia selalu menekankan kepada anak-anak jangan pernah meninggalkan sholat lima waktu, selalu bersedekah pagi siang malam berapa pun nilainya. Harapan Mita diupayakan dengan selalu memberikan ruang untuk sharing dan edukasi tentang hal-hal negatif yang sering terjadi di dalam pergaulan remaja.
“Saya selalu berusaha sharing dan memberikan edukasi tentang narkoba dan pergaulan bebas. Dampak buruk yang akan mereka terima di dalam hidup mereka jika menggunakan narkoba tersebut dan selalu mengawasi dengan siapa mereka bergaul. Kalau bisa berteman dengan teman-teman anak kita dari sana kita bisa tahu circle pertemanan mereka baik atau tidaknya.”
Mita yang gemar merapikan rumah, bernyanyi dan traveling ini bersyukur menjadi seorang ibu yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk memberikan bekal dan nilai-nilai kehidupan yang baik. Perannya sebagai seorang ibu bukan hanya karena suatu tugas dan tanggung jawab, tapi lebih sebagai ibadah yang wajib diamalkan dalam hidup seorang perempuan sesuai perintah Agama, dan tanggung jawabnya di akhirat serta tanggung jawab sama Allah. Mita sangat menyadari kemuliaan seorang ibu begitu diagungkan dalam Islam. Bahkan sosoknya memiliki kemuliaan lebih besar dari pada Ayah. Mita berharap ia dapat mendampingi anak-anaknya melewati setiap proses kehidupan yang akhirnya akan membentuk kepribadian menjadi lebih matang lagi. Karena itu bekal kesehatan dan komunikasi yang baik menjadi prioritasnya untuk terus memberikan bimbingan terbaik kepada anak-anak.
“Bekal hari tua yang disiapkan adalah kesehatan karena pasti kita ingin melihat anak-anak kita sukses dan melihat cucu-cucu nantinya dalam keadaan sehat. Kita memastikan selalu berkomunikasi dengan anak-anak dan menerapkan kumpul keluarga di hari-hari besar atau sebulan dua kali untuk kumpul keluarga. Hal ini wajib untuk dilakukan agar komunikasi tidak terputus.”