MajalahInspiratif.com, Jakarta – Membangun bisnis dari nol bahkan dengan kondisi keuangan yang minus, justru menjadi cambuk semangat bagi Novita Kotto, dalam menggapai sukses. Bersama sang suami, keduanya merintis perusahaan di bidang konstruksi telekomunikasi. Mengandalkan kepercayaan para mitra dengan selalu menjaga kualitas produk, siapa sangka usaha yang dimulai dari rumah tersebut kini mampu berkembang dengan ekspansi bisnis-bisnis baru.
Kemandirian memang telah tertanam dalam diri Novita Kotto. Bekerja sambil kuliah, rela ia lakoni demi bisa mengenyam pendidikan hingga Perguruan Tinggi. Tak heran, meski telah berstatus sebagai ibu rumah tangga, perempuan yang akrab disapa Novi ini, tetap aktif berkarier di sebuah perusahaan telekomunikasi. Namun, karena menginginkan waktu bersama keluarga yang lebih banyak, di tahun 2012, ia dan sang suami, Seno Hartomo membangun bisnis sendiri.
“Pengalaman bekerja di perusahaan telekomunikasi, sedikit banyak menambah pengetahuan dan pengalaman saya di bidang ini. Karena kebetulan suami juga menekuni dunia konstruksi, dan punya pengalaman membangun tiang-tiang pemancar beberapa provider, akhirnya kami memutuskan untuk membangun perusahaan. Dan bisnis ini benar-benar kami rintis dari nol, bahkan dengan kondisi keuangan yang minus. Berbekal beberapa link bisnis dan rekanan yang kami kenal, Bismillah, kami mulai jalan,” kenang Novi, saat ditemui tim Inspiratif di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Utara.
Jual Kualitas dan Kepercayaan. Sebagai perusahaan baru yang masih merangkak, Novi sadar laju bisnis yang mereka hadapi cukup terjal. Apalagi jika harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kapasitas modal lebih besar dan pengalaman yang lebih banyak.
Namun demikian, Novi berupaya untuk taft (tough). Oleh sebab itu, hingga saat ini ia berupaya untuk menjaga kepercayaan para mitra bisnisnya dengan selalu mempertahankan kualitas dan hasil kerja serta bekerja sesuai deadline yang telah disepakati.
“Karena yang kami jual adalah kepercayaan dan kualitas. Alhamdulillah, pada akhirnya para mitra kami puas dan tak segan merekomendasikan kami kepada sejawat mereka. Inilah yang membuat bisnis di bawah bendera PT. Rolly Electra Karya ini, bisa berkembang hingga sekarang,” tekan wanita kelahiran 5 November ini.
Bukan hanya itu, dalam menerima order Novi juga berupaya untuk mengukur kemampuan perusahaannya. “Kami tidak ingin mengecewakan mitra bisnis akibat proses produksi yang tersendat-sendat jadi kami menerima pekerjaan sesuai dengan kemampuan modal saja” lanjutnya.
Berani Mencoba. Saat memutuskan untuk terjun sebagai pebisnis, bukan semata karena Novi menginginkan waktu yang lebih fleksibel. Tetapi karena ia menangkap peluang bisnis yang begitu besar pada dunia telekomunikasi. Begitu juga ketika bisnis tersebut telah berjalan, ia terus melahirkan gagasan baru demi mengembangkan PT. Rolly Electra Karya.
“Peluang yang sudah kita tangkap juga tidak akan menghasilkan apa pun jika kita tidak berani memulai. Karena salah satu point penting yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah keberanian untuk mencoba hal-hal baru, serta jangan berhenti untuk terus belajar dan meng-update kemampuan diri. Jika hanya bermimpi untuk sukses tetapi tidak ada keinginan atau keberanian untuk mencoba merealisasikannya, maka selamanya impian tersebut hanya sebatas bunga tidur,” tegas Novi.
Keberanian itulah yang kemudian mendorong Novi melakukan ekspansi bisnis, dengan mendirikan pabrik yang memproduksi tiang-tiang pemancar. “Di tahun ke lima, kami yang awalnya bekerja sama dengan pabrik-pabrik lain, memutuskan untuk memproduksi tiang sendiri. Malahan saat ini menerima order juga dari luar, jadi bukan hanya untuk kebutuhan PT. Rolly Electra Karya saja,” ungkapnya.
Kecermatan dalam membaca peluang bisnis pula yang mendorong Novi segera merilis usaha baru di bidang sertifikasi. “Boleh dibilang, ekspansi bisnis yang saya jalani saling berkaitan satu sama lain. Saat membangun pabrik awalnya demi memenuhi kebutuhan produk tiang atau tower pemancar telekomunikasi, untuk bisnis baru yang Insya Allah akan launching awal tahun depan, lebih fokus pada pengembangan Kompetensi Pekerja atau personilnya. Bisnis di bawah bendera PT. Sinergi Integritas Pratama ini bergerak di area Poeple Development dan sertifikasi Tenaga ahli. Insya Allah, nantinya akan saya handle langsung,” tambah Novi.
Saling Support Kunci Keharmonisan Bisnis dan Rumah Tangga. Banyak hal yang disyukuri Novi sepanjang menekuni dunia bisnis, salah satunya waktu bersama keluarga yang jauh lebih luang. Sambil memantau perkembangan usaha, bunda dari M. Roderick Hartomo dan Clarissa Jolie Kotto ini leluasa mengontrol pertumbuhan buah hati. Di masa sekolah online seperti saat ini, ia juga meluangkan waktu mendampingi anak-anak sekolah daring (dalam jaringan).
“Alasan saya memilih untuk membangun usaha memang keluarga. Karena bagaimana pun waktunya lebih fleksibel. Apalagi sekarang ini meeting juga bisa saya lakukan lewat zoom. jadi tetap bisa mengawasi anak-anak di rumah,” imbuhnya.
Agar bisnis dan keluarga bisa berjalan harmonis, Novi kompak berbagi tugas dengan suami. Saat ini di Perusahaan, ia menjabat sebagai Komisaris dan lebih banyak mencetuskan ide-ide baru. Sedangkan untuk operasional di lapangan ditangani sang suami. “Jadi saya bagian konsep, suami yang menjalani. Alhamdulillah, dengan cara ini antara bisnis dan keluarga bisa terus berjalan beriringan,” ucap Novi, penuh syukur.
Berikan Buah Hati Gambaran, Bukan Larangan. Sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga, Novi menyadari tidak bisa full 24 jam mengawasi kedua putra-putrinya, terutama dari paparan negatif dunia maya. Untuk itu, selain menanamkan nilai-nilai agama dan pendidikan moral kepada mereka sejak dini, Novi memilih untuk memberikan gambaran tentang plus-minus suatu perbuatan.
“Di era digital seperti sekarang agak sulit bagi orang tua menjauhkan anak-anak dari gadget yang terhubung dengan internet. Selain memberikan batasan waktu kapan anak-anak boleh bermain handphone, saya lebih suka memaparkan efek buruk konten-konten di dunia maya termasuk soal pornografi. Karena yang namanya anak-anak kalau dilarang justru mereka akan penasaran, dan boleh jadi mereka akan membukanya saat di luar pantauan kita. Saya gambarkan kepada mereka bahwasanya otak manusia itu seperti chip komputer, jika kita sering melihat atau memutar hal-hal yang buruk maka yang tersimpan di dalam otak mapun yang dihasilkan otak akan didominasi oleh hal-hal tidak baik juga,” tuturnya.
Dan menurut Novi, saat ini sudah saatnya orang tua bersikap terbuka kepada anak-anak. Sehingga mereka tidak khawatir, malu atau malah takut ketika ingin mengungkapkan sesuatu. “Anak-anak itu butuh penjelasan akan sesuatu yang mungkin belum mereka pahami. Karena membiasakan diri untuk terbuka dan banyak ngobrol dengan anak-anak, Alhamdulillah mereka juga tidak segan bercerita kepada saya tentang apapun. Dan ketika saya mengorek cerita-cerita tertentu mereka juga terbuka,” ujar Novi, yang selalu meluangkan waktu family time di hari Sabtu dan Minggu.