MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kepedulian dan ketertarikan yang besar terhadap dunia pendidikan, permasalahan masyarakat, dan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah mendorong Meisy Chang bersama suami tercinta, Chang Ik Hwan, yang berprofesi sebagai pengusaha, membangun sebuah bisnis di bidang pendidikan yaitu Lembaga Kursus dan Pelatihan.
Sebelumnya Meisy pernah berkarier di industri tekstil lalu pensiun dan membuka usaha sendiri. Bersama suami yang merupakan warga negara Korea, ia akhirnya memutuskan untuk membangun lembaga kursus Bahasa Korea atas permintaan anak-anak muda yang demam K-Pop pada jaman itu, hingga saat ini telah dengan semangat memperkenalkan Bahasa Korea selama 13 tahun.
“Suami saya punya passion di bidang pendidikan dan senang mengajar. Beliau beberapa kali diminta untuk diperbantukan untuk mengajar Bahasa Korea di beberapa institusi. Dari sekolah, universitas, dan juga di Kementerian Pendidikan untuk persiapan kurikulum Bahasa Korea. Kami juga memberikan banyak kelas persiapan untuk anak-anak yang ingin melakukan studi lanjutan atau beasiswa ke Korea,” jelas Meisy.
IKCS (International Korean Culture and Study)
Lembaga pendidikan milik perempuan kelahiran Jakarta, 7 Februari ini, dikelola oleh anak-anak IKCS yang saat dikelola anak anak muda milenial dan memiliki passion di bidang pendidikan. Sedangkan bapak Chang Ik Hwan dan Meisy hanya berperan sebagai leader untuk menjembatani hubungan kegiatan pendidikan Korea dan Indonesia.
Sebelum pandemi, IKCS menerima banyak mahasiswa dari Korea Selatan yang ditempatkan ke banyak universitas dan sekolah yang tersebar di Indonesia untuk belajar tentang budaya Indonesia. Di masa pandemi semuanya menjadi serba online, dan untuk kelas offline harus berhenti beroperasi. Namun beruntungnya Meisy dan team sudah terlebih dulu membuka kelas online melalui www.ikcs-indonesia.com dan telah memiliki sekitar 17 ribu siswa yang tersebar di seluruh Indonesia dan manca negara, yang tergabungdalam komunitas di Instagram @ikcs_comm.
PT. Plan Logistik International Indonesia
Awalnya Meisy melihat bahwa teman-teman warga Indonesia yang tinggal atau berada di Korea mengalami kesulitan untuk mendapatkan barang-barang logistik dari Indonesia pada masa awal pandemi. Akhirnya ia mencoba membuat suatu terobosan dengan mengirimkan barang-barang logistik ke Korea.
“Awalnya dari pakaian dan beberapa kebutuhan rumah tangga lalu berlanjut ke makanan halal dari Indonesia yang dikirimkan ke Korea Selatan. Dari kegiatan tersebut kami mendirikan perusahaan dengan nama PT. Plan Logistik International Indonesia, dengan basis pemasaran di Facebook @plan logistik yang akhirnya juga menjadi komunitas Korea-Indonesia. Plan Logistik persis dibuka di awal pandemi COVID-19, Plan Logistik saat ini sudah berusia tiga tahun dan juga berkembang secara team,” paparnya.
Melihat banyaknya kegiatan UMKM yang bermunculan dan dijalani para ibu rumah tangga yang berusaha membuat terobosan untuk meningkatkan perekonomian keluarga, Meisy akhirnya mulai mempromosikan barang-barang UMKM Indonesia ke luar negeri, khususnya ke Korea Selatan, lalu berlanjut ke negara lain seperti Jepang dan Amerika.
“Produk UMKM sangat banyak diminati antara lain makanan daerah, karena teman-teman WNI yang berada di luar negeri pastinya rindu dengan makanan atau masakan khas daerah masing-masing. Ketika kita datang mengunjungi teman-teman di Korea, ternyata mereka banyak sekali membuka usaha makanan dan snack-snackdari Indonesia biasanya kita bisa menjumpai WARUNG INDONESIA di sana. Secara tidak langsung teman-teman di Korea telah banyak membantu UMKM di Indonesia dan juga turut serta meningkatkan pendapatan devisa negara,” ujar Meisy
Barang-barang yang dikirimkan ke luar negeri antara lain bakso goreng, keripik usus, sayuran segar, daun singkong, daun pepaya, jengkol, petai, dan banyak lagi. Semua produk tersebut telah diolah secara higienis mengingat jika dikirim ke luar negeri tentunya kualitas produk juga harus memiliki standar internasional.
Daya beli warga negara Indonesia yang ada di Korea sangat baik. Menurut Meisy, jika UMKM di Indonesia dapat dikelola dengan baik, maka akan dapat meningkatkan pendapatan negara. Apalagi makanan khas Indonesia memiliki peluang untuk go-international.
Kendala Masa Pandemi.
Selama masa pandemi, Meisy harus berhenti sementara dari rutinitas bisnis di bidang pendidikan. Biasanya ia melakukan pertukaran siswa atau ada kegiatan ke luar negeri, tetapi pada masa pandemi semua off. Hanya kegiatan yang dapat diadaptasi secara online yang dapat tetap dijalankan.
Menurut Meisy, selama masa pandemic ia terbantu dengan usaha logistik, walaupun harus melakukan penyesuaian budget, tetapi bersyukurnya tidak sampai terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Namanya pengusaha tantangan pasti ada. Apalagi usaha yang dijalani dengan modal sendiri tanpa modal bantuandari mana pun.Perbedaan kurs mata uang dan nilai jual ke luar negeri yang membuat kita tetap memiliki modal walaupun tidak besar, tapi bersyukur kita bisa survive,” ungkap Meisy, bersyukur
Menghadapi Digitalisasi
Bertemu dengan seorang partner bisnis, Rheny Ariyana yang berlatar belakang technology dan corporate management, pemilike-commercewww.warjo.co.id yang pendiriannya didasari oleh pengalamannya yang sulit mendapatkan produk-produk Indonesia ketika tinggal di Eropa. Akhirnya Meisy dan Rheny bekerjasama karena keduanya memiliki semangat tinggi yang sama dalam membantu UMKM, juga ikut membantu berkontribusi bagi perekonomian negara.
“Kami memfasilitasi UMKM secara penuh, sehingga tidak menciptakan produksendiri. Kami berusaha membina dan membantu pelaku UMKM dan memberikan saran agar produk bisa diekspor dengan kondisi bagus. Pemerintah sudah cukup baik dalam mengelola UMKM hanya perlu keberanian UMKM untuk maju ke luar negeri,” katanya.
Meisy berharap pelaku UMKM dapat saling membantu dan mendukung, dari segi produk, kecepatan produksi, kemasan dan kualitas produk, UMKM Indonesia sudah layak bersaing di kancah internasional, tetapi keyakinan dan ketekunan untuk mengembangkan pemasaran produk menjadi prioritas selanjutnya.
Menurut Meisy di tengah kemajuan informasi yang pesat, digitalisasi memiliki peran besar. Dengan digitalisasi, akan jadi lebih mudah bagi pelanggan untuk memahami suatu produk. Namun kemudahan ini tidak membuat semuanya berjalan baik-baik saja. Menurut Meisy, pasti ada konsumen yang suka dan ada yang tidak puas. Kompetitor selalu ada dan harus siap dengan komentar masyarakat. Kondisi seperti itu justru merupakan dorongan bagi kita untuk berkembang dan terus bekerja dengan lebih baik lagi.
“Kritik sejatinya harus kita lihat dari sisi positif. Jangan terlalu baper. Kalau baper dengan kritikan kita tidak akan maju. Tapi kalau kita belajar berlapang dada bisa membenahi sesuatu yang tidak tepat, dan terus berkembang,” tekan Meisy.
Kompetitor dalam berbisnis bagi Meisy merupakan hal yang biasa. Ia menganggap kompetitor merupakan rekan dan teman seperjuangan. Setiap orang berhak untuk memilih usaha apa yang ingin dirintis dan dengan siapa mereka nyaman membangunnya. Menurutnya rejeki sudah ada yang mengatur dan tidak pernah tertukar.
Perempuan Indonesia Maju (PIM)
Perempuan Indonesia Maju adalah organisasi perempuan dari berbagai macam latar belakang yangsenang melakukan aktivitas sosial. Terdapat kurang lebih sembilan bidang yang terlibat di antaranya organisasi, hukum, kesehatan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata,Lingkungan hidup, Ekonomi dan pengembangan usaha. Di sini Meisy terlibat sebagai Dewan Pengurus Pusat Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Usaha dengan misi mengedepankan UMKM untuk Go Export.
Indonesia Korea Women Asosiation ( IKWA)
Selain itu, Meisy aktif di organisasi Indonesia Korea Women Association (IKWA) sebagai Ketua Umum yang berperan untuk membantu para Perempuan Indonesia yang menikah dengan Warga Negara Korea baik yang tinggal di Indonesia ataupun di negara lain untuk saling bertukar informasi seputar hukum perkawinan campuran, ekonomi dan sosial.
PT. CAHAYA BINTANG GEMILANG NUSANTARA
Seiring waktu dan usaha yang dijalankan bersama Meisy dan Rheny bersama tim akhirnya memutuskan untuk membangun PT Cahaya Bintang Gemilang Nusantara.
“Kami bekerja dibantu oleh JABABEKA disini kami sedang membangun sebuah supermarket, yaitu Hanna Asian Supermarket, Asian Supermarket yang pertama di Indonesia berlokasi di Hollywood Junction Mall Jababeka Cikarang. Dengan konsep penjualan produk-produk UMKM yang dikombinasikan dengan produk-produk dari luar negeri yang menjadi kebutuhan warga asing di Indonesia. Dari sini, kami berharap barang-barang UMKM ini dapat membangun kepercayaan di masyarakat asing, jadi para warga asing ataupun turis asing juga tidak sulit menemukan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke negaranya,” jelasnya
Insiprasi Hidup dari Suami dan Tokoh idola
Tak ada yang lebih berharga ketika sosok suami tercinta setia mendampingi dalam kondisi apapun. Dalam setiap pekerjaan, rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, Meisy terinspirasi suaminya. Diungkapkan Meisy, selama berumah tangga, suaminya selalu setia, hadir tanpa lelah dan memberikan pandangan dalam hal pemikiran positif.
Selanjutnya Meisy juga terinspirasi oleh Presiden Jokowi yang kuat menghadapi berbagai persoalan kehidupan dan negara
“Saya selalu berpikir bahwa beliau itu berasal dari pengusaha sampai menjadi seorang presiden yangberhadapan dengan berbagai macam konflik, tapi mentalnya kuat sekali,beliau sangat luar biasa sebagai pemimpin,” ucap Meisy, kagum.
“Jadi menurut saya mental seorang pemimpin dibangun dari mental seorang pengusaha. Bagi saya sosok yang menginspirasi hanya dua orang yaitu suami dan Bapak Jokowi,” selorohnya sambil tertawa.
Meisy bersyukur memiliki pasangan hidup yang berani menghadapi segala kondisi dengan bijaksana.
“Tetap menjadi suami yang baik dan tetap jadi idola ibu-ibu. Karena suami saya itu idolanya ibu-ibu dan beliau suka berbaur dengan ibu-ibu. Dia juga senang melihat kegiatan positif dari ibu-ibu pintar di Perempuan Indonesia Maju,” katanya, bangga.
Menyatukan Dua Budaya yang Berbeda.
Ada yang menarik ketika dua kebudayaan bersatu dengan cara sederhana dan menjadi ketulusan cinta. Itulah yang dirasakan Meisy ketika memutuskan menikah dan mengarungi bahtera rumah tangga dengan laki-laki Korea.
“Menikah dengan beda budaya dan negara pasti ada bentrok kecilnya, perbedaan pendapat. Menurut kita ini benar, menurut mereka ini salah. Pola asuh dan pola didik juga berbeda. Hanya perbedaan itu tidak menjadi satu ukuran. Justru harus menjadi sesuatu yang bisa dinikmati. Jadi kita belajar untuk toleransi dengan kebiasaan kita masing-masing,” ungkap Meisy.
Diceritakan oleh ibunda dari Terry Chang (Pengajar Bahasa Korea dan pelatih golf ), dan Shelby Nadya Caroline (Pelajar SMA Charitas), suaminya pasti memiliki keinginan untuk kembali ke Korea, tetapi setelah menikmati masa pensiun nanti.
Negara Korea memang indah dan nyaman untuk liburan, tetapi untuk usaha, sosialisasi dan kehidupan masyarakat Meisy lebih nyaman berada di Indonesia.
Dukungan Penuh Keluarga
Suami merupakan orang pertama yang mendukung Meisy secara penuh untuk memajukan Indonesia. Suaminya selalu ikut andil dalam masalah pendidikan anak-anak Indonesia, masalah sosial masyarakat Indonesia dan membantu dalam organisasi. Meisy juga bersyukur memiliki anak-anak dengan jiwa sosial tinggi dan peduli terhadap pendidikan.
“Anak kami yang paling besar, selain seorang atlet golf, ia juga merupakan seorang guru Bahasa Sedangkan anak kami yang masih SMA memiliki prestasi juara umum di sekolah. Bagi saya dukungan anak-anak dengan prestasi mereka masing-masing,meskipun saya tidak selalu mendampingi mereka 24 jam, tetapi mereka tetap bisa berkarya dan aktif dalam kegiatan sosial sehingga bisa melakukan hal-hal yang menghadirkan prestasi untuk orang tua. Ini merupakan dukungan yang sangat besar dan berarti untuk kami san menjadi motivasi serta semangat hidup bagi saya dan suami,” ucapnya, bahagia.
Me Time
Aktivitas padat dan penuh warna tidak menutup Meisy untuk menikmati me time. Biasanya ia memilih untuk bekerja di luar kota atau ke luar daerah. Dapat bekerja sambil traveling merupakan bonus dalam bekerja.
Selain traveling, Meisy aktif menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat dan fit dengan mengatur pola makan sehat. Ia memiliki motto untuk makan sewajarnya dan tidak berlebihan.
“Sashimi adalah makanan kesukaan saya, karena saya suka makan ikan,” imbuhnya.
Kesukaan makan ikan ini membuat Meisy dan timnya tertarik untuk mengembangkan pariwisata laut dan export ikan tuna di Morotai bekerjasama dengan Dirut JABABEKA MOROTAI untuk Kawasan Ekonomi Khusus.
“Pulau Morotai sangat potensial untuk perkembangan UMKM Indonesia, potensi pariwisatanya sangat bagus, pantainya juga masih sangat bersih, perikanan di Morotai juga sangat potensial karena memiliki ikan –ikan tuna berkualitas ekspor, dan kami sangat bangga untuk memperkenalkan Morotai kepada dunia, menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia memiliki Morotai sebagai destinasi wisata dan bisnis di Indonesia bagian Timur,” tutur Meisy.
“Ini lah bagian dari metime saya, jalan-jalan sambil memperhatikan peluang kerja,”ucap Meisy sambil tertawa.
Keseimbangan antara kesibukan,me timedan keluarga, wajib dikemas sempurna agar hasilnya seimbang. Meisy berhasil melakukan hal tersebut sehingga ia tidak pernah kekurangan waktu bersama keluarga. Ia berusaha membatasi pekerjaan, melakukan monitoring pekerjaan dari rumah dan mendampingi keluarga serta anak-anak di rumah.
Totalitas Perempuan Indonesia
Perempuan berperan sebagai istri dan ibu. Ini merupakan kunci bahwa kehidupan ada di tangan perempuan. Perempuan tidak selamanya harus berdiam di rumah, tapi juga bisa berkontribusi dan memberikan dukungan kepada suami.
Walaupun hanya diam di rumah, bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa. Banyak hal yang dapat dikerjakan. Saat ini perempuan khususnya ibu-ibu jauh lebih kreatif dalam membuat usaha, banyak juga yang sembari mengurus anak sembari membuat keripik singkong dan dijual ke tetangga.
“Pengusaha walau sekecil apapun, ia berjualan dengan modal yang ia hasilkan sendiri, Itu juga sudah termasuk pengusaha loh. Ibu rumah tangga yang berjualan keripik sambil gendong anak itu juga sudah merupakan pengusaha dan ia sudah bisa mendukung kehidupan keluarga,” tekan Meisy.
Meisy memiliki harapan besar bagi perempuan yang merupakan pelaku UMKM. Ketika berhadapan dengan masalah, ia berharap pelaku UMKM tidak berhenti begitu saja. Sesusah apapun kondisi yang dihadapi, harapannya jangan sampai putus asa, harus tetap semangat, tetap berkarya dan berusaha. Jangan pernah takut karena akan selalu banyak pendukung yang memberikan semangat serta bantuan.
“Untuk perempuan Indonesia khususnya kaum muda, generasi milenial ataupun generasi senior, never give up! Jangan pernah menyerah pada situasi apapun. Karena perempuan itu adalah makhluk yang paling kuat. Jadi apapun itu yakinlah pasti bisa dilewati asalkan tidak menyerah.”.