CEO PT Pembangunan Investasi Indonesia

Leny Maryouri, ST. MEngSc. PhD: Mandiri, Kerja Keras, Peduli Sesama dan Ikhlas, Inspirasi Sang Bunda

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Ragam pestasi dan reputasi dalam karier dan bisnis hingga mencapai level sukses seperti saat ini, telah ditorehkan sepanjang perjalanan penuh perjuangan dan dedikasi oleh sosok perempuan hebat, Leny Maryouri, ST. MEngSc. PhD, CEO PT Pembangunan Investasi Indonesia. Kodrat sebagai perempuan sama sekali bukan halangan baginya untuk meraih kesuksesan seluas-luasnya, justru menjadi peluang yang sangat menjanjikan. Apalagi, karakter pemenang dan jiwa juang dalam dirinya sangat kuat terbentuk sejak kecil berkat gemblengan dan didikan orang tua, terutama Ibunda tercinta.

“Ibunda sangat memberikan pengaruh positif pada karakter saya. Ibunda mengajarkan kasih sayang, mengajarkan kesabaran, mengajarkan ketekunan dan persistent (gigih), mengajarkan kerajinan untuk mampu memotivasi diri sendiri (self motivation driven) untuk terus menerus melakukan pekerjaan. Ibunda juga yang mengajarkan bersedekah terus menerus dengan keiklasan. Juga mengajarkan mempunyai kemampuan berpenghasilan sendiri (self financing driven) untuk tidak bergantung pada siapa pun. Insha Allah saya akan selalu menjalankan apa yang Ibunda ajarkan dan bisa membangun masjid atas nama Ibunda,” bangga Doktor Leny atau Jeng Leny, sapaan arabnya.

Sebagai perempuan, Dr. Leny bangga bisa memberikan sumbangsih yang berarti bagi kemajuan bangsa, dengan segala potensi diri yang dimiliki. Ia membuktikan bahwa perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata, bahkan bisa menggungguli kaum pria. Keunggulan seperti kesabaran dan ketekunan, juga kemampuan mendetailkan pekerjaan, bisa jadi lebih baik dari pria. Dalam banyak hal perempuan juga mempunyai kecerdasan yang tinggi, kemampuan menjaga networking yang baik, juga level management yang baik.

Keunggulan-keunggulan tersebut, menurut Dr. Leny, agak susah diimbangi oleh laki-laki. Perempuan lebih mampu menjaga emosi. Dan, impact ketekunan adalah hasil kerja yang lebih detail, kualitas kerja lebih tinggi. Selain itu, wanita juga memiliki jiwa seni yang tinggi karena memang menyukai keindahan. Sementara dari kualitas kerja, diakui Dr. Leny, laki-laki memiliki kecepatan, terutama kecepatan mengambil keputusan, dibanding perempuan yang terlalu menjaga perasaan, sehingga sedikit lebih lambat.

Selain itu, Dr. Leny menekankan bahwa kejujuran harus selalu menyertai dalam melakukan setiap pekerjaan apapun kendalanya, karena yakin ada waktunya semua hasil usaha akan dipanen. Juga sikap profesional dan selalu meng-upgrade diri dengan ilmu pengetahuan, merupakan sebuah keharusan di tengah derasnya kemajuan teknologi dan arus globalisasi saat ini, sehingga prempuan akan semakin berdaya dan sejahtera.

Sementara dalam meniti karier dan kehidupan sosial, wanita smart dan cantik, kelahiran Solo, 06 Oktober ini, juga sangat terinspirasi oleh Ayahanda tercinta terutama dalam hal networking dan makro social ekonomi. Juga tokoh panutan seperti Usman Bin Affan yang mengajarkan tentang berbagi dengan menyumbangkan asset untuk amalan jariah, dan Siti Khadijah yang mengajarkan sebagai wanita pengusaha mandiri sukses yang mampu mendukung suami dengan sepenuh hati.

Nilai-nilai hidup itulah yang selalu dipedomani Dr. Leny yang hingga saat ini, sebagai CEO, mampu membawa PT Pembangunan Investasi Indonesia sukses dan sangat diperhitungkan para mitra, baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Forum Laut Masyarakat Transportasi Indonesia dan Masyarakat Infrastruktur Indonesia, Dewan Penasehat Teknik Sipil UGM, Dosen S2 Magister Teknik UI, dan Dewan Pakar Bisnis Indonesia, juga Nasional Koordinator USAid pada IUWASH Program untuk Investasi pada Proyek Penyediaan Air Bersih.

Perempuan Mandiri Harus Berani Bersaing

Tantangan terbesar perempuan di era sekarang, di mana terbuka kesempatan dan peluang seluas-luasnya dalam segala aspek kehidupan setara dengan pria, menurut Dr. Leny, adalah harus berani bersaing. Karena tidak bisa dipungkiri, sejauh ini kaum pria masih mendominasi dalam sektor-sektor formal.

“Kalau misal bersaing di formal dengan laki-laki agak susah, kita shifting ke informal, menjadi pengusaha ala kita, melakukan sales dari rumah dengan gadget yang lagi trend. Untuk pekerjaan formal akses itu masih keterbatasan juga, memang dalam kebijakan banyak mencantumkan bahwa proporsi wanita 30%, dan laki-laki 70%, di institusi mana aja. Misal beberapa waktu lalu, saya sempat berdiskusi dengan teman saat datang ke kantor cabang, walaupun sudah dibuka kesempatan tapi saat wawancara banyak pelamar wanita yang tidak lolos. Sudah dikasih kesempatan dan proporsi tapi yang lolos sampai akhir laki-laki semua, perempuan hanya satu di Bagian Administrasi. Karea kita juga harus tetap bersaing dengan laki-laki, yang dilihat kriteria kualitas pekerjaan,” ungkap Dr. Leny prihatin.

Maka dari itu, Dr. Leny menyarankan agar perempuan harus tepat memilih karier atau pun bisnis, yang sejalan dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki. “Saya sempat mengikuti tokoh-tokoh internasional yang pernah saya baca, ahli trading Amazon, Google, yang lead chief-nya wanita yang saat itu mulai dari jualan biasa. Dan mereka jadi trainer di platform-nya, mengajarkan kepada traiders lain terutama ibu-ibu, apalagi perdagangan fashion dan kecantikan karena wanita punya naluri untuk terlihat cantik mulai dari baju sampai make-up. Jadi di situ kiprah wanita naik, tentu saja selama kualitas bagus dan harga terjangkau, seperti J.Lo dengan body lotion, Kylie Jenner dengan lips product.. produk internasional yang dijual dengan harga-harga yang moderat, bisa dijangkau oleh ibu-ibu,” tekan Dr. Leny.

Apapun Tantangan Harus Dihadapi dengan Cerdas

Bukan hanya persaingan atau pun persoalan gender yang menjadi tantangan dalam meniti karier dan berbisinis. Pun tidak ada bisnis yang mulus tanpa tantangan dan rintangan. Khusus di Indonesia, menurut Dr. Leny, challenge atau tantangan yang juga cukup berat adalah sistem yang belum terlalu mendukung. Seperti kebijakan Pemerintah yang kurang terlalu mendukung swasta untuk berkembang. Kebijakan mungkin cenderung mendukung swasta tapi secara langkah kebijakan, ternyata mempersulit swasta seperti dalam hal perizinan perusahaan dan perizinan proyek.

“Saya juga mengalami kesulitan tapi tetap learning by doing. Kemudian masuk ke international player, melihat bagaimana mereka manage keuangan dan investasi. Dan swasta itu harus punya kemampuan untuk menjamin proyek investasi sendiri. Jadi, tantangan dari A sampai Z itu ada semua, dan semua sudah saya jalanin. Misalkan ketika mempersiapkan proyek, permasalahan mulai dari pembebasan lahan, belum lagi kita harus membuat kajian, master plan dan kajian teknis lainnya..yang semuanya tentu tidak mudah. Belum lagi kalau di lokasi proyek tidak ada instalasi infrastruktur dasar misalnya belum ada air, listrik, bahkan jalan. Jadi kita harus minta izin mendatangkan atau mengadakan semua itu, apalagi kalau sampai harus minta jaringan gas, jadi lebih kompleks lagi, tidak ada yang simple,” ujar Dr. Leny.

Tetapi karena passion Dr. Leny di situ, memang secara background pendidikan sudah mengarah ke large scale of investment yang impact-nya besar, semua tantangan dihadapi dan dijalani dengan gigih. Saat ini, selain tetap memiliki perusahaan sendiri untuk pembiayaan infrastruktur, dan perusahaan manajemen investasi, di waktu yang sama Dr. Leny juga bekerja pada multilateral agencies seperti ADB dan USAid.

Karier hingga Mancanegara

Setelah menyelasikan study Master dari UNSW Sydney Australia, Dr. Leny kembali ke Indonesia dan langsung mendirikan perusahaan konsultan. Ia kemudian mendapatkan kepercayaan dari Gubernur DKI Jakarta dalam mengoptimalkan asset-aset daerah yang dikerjasamakan dengan investor. Antara lain, optimalisasi pengelolaan asset dan kerja sama pemerintah swasta pada pembangunan Grand Indonesia, Thamrin City, Jembatan Multi Guna Pondok Indah, Mal Kasablanca, Mangga Dua, dan juga lainnya. Juga membantu memformulasikan kenaikan Pendapatan Daerah Pemrov DKI Jakarta pada saat itu PAD 18 triliun per tahun menjadi 45 triliun, serta rencana penerbitan Municipal Bonds untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di DKI Jakarta, namun penerbitan Municipal Bonds tidak dilanjutkan.

Kemudian Dr. Leny melanjutkan karier internasional di Singapore, menjadi anggota aktif PPP Promotor dan Asisten Professor di NTU, terlibat dalam perencanaan Pendanaan Pembangunan Marina Sand dan Marina Bay serta ekspansi perpanjangan MRT Singapore ke Marina Sand dan ke arah Tuas, West Jurong. Dan beberapa proyek dengan Commonwealth Secretariat untuk building capacity bagi para pejabat pemerintah negara-negara Commonwealth.

Selanjutnya Dr. Leny mengambil PhD di Curtin University, Perth Australia dan masih berlanjut dengan karier internasional, ikut terlibat dalam perencanaan pembangunan Ibukota Baru Kigamboni, Dares Salaam, Negara Tanzania, Africa. Selama menjadi mahasiswa PhD, ia juga membantu membentuk Kerja Sama Sister Province antara State of Western Australia dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Sister City antara Kota Fremantle dengan Kota Padang, sebagai bentuk hubungan bilateral Government to Government Australia dan Indonesia.

Begitu menyelesaikan PhD, di tahun 2018 Dr. Leny sudah kembali ke Indonesia untuk terlibat dalam pembangunan Indonesia. Sempat bergabung dalam KPPIP Kemenko Ekonomi dan menjadi Staff Ahli di beberapa kementerian.  Sekarang ia lebih focus menjalankan perusahaan sendiri bekerja sama dengan para Investor Luar Negeri dan siap mendanai proyek-proyek infrastruktur pelabuhan. Saat ini ia tengah mempersiapan pendanaan untuk 6 ruas jalan tol dan pengembangan proyek air bersih dan sanitasi kota serta perumahan rakyat. Serta membantu multilateral agencies untuk philantrophy pada proyek-proyek yang memberikan impact kepada masyarakat yang luas dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Rutin Berbagi dan Selalu Bersyukur

Bersedekah secara rutin, tidak pernah dilewati Dr. Leny setiap hari. Juga secara periodik menyalurkan sumbangan sebagai donatur kepada Yayasan Pesantren dan lainnya yang menyalurkan sumbangan ke daerah-daerah yang membutuhkan, serta ikut berdonasi membina beberapa Pesantren Hafiz Quran. Saat ini juga sedang dalam persiapan mendirikan Yayasan Keluarga dan Yayasan Perusahaan untuk bisa memberikan beasiswa dan menyalurkan CSR secara langsung. Semua itu, menurut Dr. Leny sebagai ungkapan rasa syukur atas semua yang telah dan akan diperolehnya dalam hidup dari Sang Pencipta.

Bagi Dr. Leny, rasa bersyukur itu harus dilakukan dari bangun pagi sampai nanti mau tidur lagi di malam hari. Secara tindakan juga melakukan hal-hal baik ke orang lain. “Saya sendiri, karena Ayah-Ibu sudah tidak ada, jadi rutin sedekah yang dulu istilahnya jatah bulanan Ayah-Ibu, sedekah ke mana saja, ke mereka yang lebih membutuhkan. Jadi setiap hari selalu saya distribusikan, kalau tidak sempet di hari itu saya tumpukkan nanti kalau sempet. Dan tidak harus ngasih yang banyak-banyak, yang penting berusaha mampu memberi makan pada fakir miskin setiap hari,” tutur perempuan yang hobby menghibahkan ribuan pohon buah-buahan untuk penghijauan ini.

Selain bersedekah dan berbagi. Dr. Leny juga selalu menjaga kebugaran tubuh dan pikiran dengan travelling ke kawasan wisata, seperti Bali atau Lombok dan luar kota sekitar Jakarta atau hiking ke daerah pinggiran kota Jakarta yang jaraknya 1-2 jam driving. Ia juga cukup aktif di Masyarakat Transportasi Indonesia, Masyarakat Infrastruktur Indonesia, dan Halal Trades. Selain itu, ia sering berolahraga bersama teman-teman, atau sekadar kumpul bersama untuk saling bercerita dan ngopi-ngopi. DW

Bagikan:

Bagikan: