Crowdfunding Typography Banner
Owner Pawon Teh Leni (@Pawon_Teh_Leni dan pawontehlenicatering.com)

Leni Muslimah: Cermat Beradaptasi Membangun Bisnis Kuliner di Masa Pandemi

Bagikan:

1

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Berawal dari menuangkan hobi memasak menjadi peluang yang menghasilkan mendorong Leni Muslimah, seorang perempuan cantik kelahiran Sukabumi, 16 September, yang akrab disapa Teh Leni, semakin tekun berkarya. Meskipun berawal dari bisnis kecil-kecilan, namun Leni berhasil menjadi seorang entrepreneur di bidang kuliner dengan mendirikan Pawon Teh Leni (@Pawon_Teh_Leni dan pawontehlenicatering.com). Tak hanya bergerak dan mengembangkan satu bidang bisnis, tetapi Leni berhasil membangun beberapa lini usaha di antaranya Prasmanan, Coffee Break, Wedding, Nasi Box, Snack Box, Aneka Tumpeng, Jajanan Pasar, Kursus Kue dan Masakan. Selain berbisnis, ia juga dikenal sebagai chef dan instruktur di bidang kuliner.

Awalnya Teh Leni mulai berjualan ketika suami hobi menyantap Nasi Bakar. Ia sering membeli dan Teh Leni mulai berpikir untuk membuat sendiri Nasi Bakar kesukaan suaminya. Teh Leni membuat Nasi Bakar dengan modal belajar dari Youtube. Dari sana ia rajin membawa masakannya ke acara arisan dan pengajian hanya untuk sekadar buah tangan.

“Ada celetukan dari teman-teman, mereka bilang kenapa tidak coba jualan saja dengan cara menawarkan ke teman-teman melalui PO di social media atau broadcast Whatsapp. Akhirnya saya coba dan semenjak itu saya beranikan diri untuk posting makanan yang saya buat di sosial media, dan ada saja yang nyangkut. Ketika itu terima pesanan kalau mood-nya lagi baik baru saya buatkan, tapi kalau mood lagi jelek, saya tidak buat. Beberapa lama kemudian, saya berpikir kalau saya niat jualan dengan modal ilmu yang saya punya ini hanya seorang ibu rumah tangga, maka akan ketinggalan dengan orang-orang di luaran sana karena basic saya adalah Sarjana Pendidikan Agama Islam, yang tidak pernah terjun ke dapur.”

Setelah beberapa bulan, Teh Leni meminta ijin kepada suami untuk mengikuti kursus. Ia mulai mengikuti kursus masak, kue dan garnis sayuran. Tak lama kemudian, suami tercinta mengalami sakit, Leni memutar otak untuk melakukan sesuatu demi mempertahankan perekonomian keluarga agar dapat berjalan normal. Dengan modal nekat, ia berjualan Nasi Box, Snack Box dan Tumpeng. Ada cerita lucu ketika ia mulai jualan menu baru. Teh Leni selalu meminta sahabatnya untuk mencicipi makanan yang akan dijual dan memberikan testimoni. Teh Leni benar-benar membangun bisnis dan berjuang dari nol.

Ia sempat menawarkan ke toko-toko untuk dititipkan makanan yang dibuatnya. Bukan pekerjaan dan tanggung jawab yang mudah, tetapi berbekal ketekunan dan kesabaran Teh Leni berhasil mendapatkan peluang yang lain.

Ketika Teh Leni membawa makanan yang dijualnya ke tempat kursus, ia mendapat tawaran untuk mengajar di tempat kursus tersebut. Antara percaya dan tidak, Teh Leni mengambil kesempatan tersebut dengan keyakinan.

“Dari sana ada saja yang minta saya untuk mengajar di tempatnya. Suatu ketika saya ikut organisasi Ikatan Ahli Boga Indonesia (IKABOGA). Di sini saya banyak belajar tentang kuliner. Secara berkelompok atau grup, saya juga sering ikut lomba dengan tema Jajanan Pasar atau Tumpeng. Ketika berada di komunitas ini, saya tidak malu untuk bertanya apa yang diperlukan karena di komunitas ini merupakan perkumpulan orang-orang kuliner yang mempunyai catering dan restoran serta perkumpulan pengajar tata boga yang hebat.”

Ketika mengajar Teh Leni seringkali ditanya mengenai sertifikat, ijazah tata boga dan legalitas lain yang mendukung. Akhirnya Leni berani berinovasi dengan mengikuti legalitas pengajar dan ujian instruktur sertifikasi BNSP. Ia memutuskan untuk kuliah dan mengambil jurusan Tata Boga. Sekarang ia masih menempuh pendidikan untuk belajar bagaimana cara memasak dan membuat kue dengan teknik yang benar.

Usaha Menjanjikan. Produk yang ditawarkan Teh Leni lebih kepada masakan Indonesia atau masakan Nusantara yang disajikan dengan cantik. Ia juga mengangkat jajanan pasar dengan model yang berbeda sehingga dapat naik kelas. Di catering ini, Teh Leni menerima pesanan Snack Box, Nasi Box, Coffee Break, Prasmanan dan Wedding, serta frozen food.
Untuk produk makanan, Teh Leni berkomitmen untuk selalu menggunakan bahan baku yang aman dan berkualitas agar mendapatkan hasil maksimal. Demi menjaga kualitas, ia terjun langsung ke pasar untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang dibeli benar-benar berkualitas.

“Saya masih sering terjun ke dapur untuk menu tertentu, apalagi masalah dengan style atau penataan yang membutuhkan tampilan cantik saya pasti turun tangan walaupun harus tidak tidur. Saya selalu menjaga kepuasan customer dan pantang bilang tidak. Untuk kursus masak selama pandemi karena tidak ada tatap muka, saya membuat kursus online memasak yang dikelola beberapa EO dan perusahaan. Saya selalu berprinsip kalau saya bisa dengan tekun belajar pasti akan mendapatkan hasil.”

Dalam menjalankan bisnis dan meningkatkan penjualan, Teh Leni melakukan promosi melalui Instagram, Facebook, website dan promosi dari mulut ke mulut. Sementara untuk menghadapi persaingan, ia berusaha menjaga kualitas dan melakukan inovasi sesuai tren yang ada.

Hadapi Pandemi dengan Optimis. Kendala yang dihadapi selama dua tahun masa pandemi dirasakan Leni sebagai pengusaha. Salah satunya usaha catering yang harus libur, pegawai yang dirumahkan, sekolah diliburkan dan kelas-kelas kursus offline menjadi online yang berdampak pada perekonomian. Di masa recovery ini, Teh Leni berharap keluarga sehat, anak-anak dapat belajar seperti biasa, usaha laris, rezeki lancar dan kelas kursus berjalan lancar.

“Untuk mengatasi semua ini saya jualan online untuk menu lauk pauk dan frozen food. Alhamdulilah responnya baik dan bisa menutupi gaji karyawan. Di dalam mengajar pun saya membuat kursus online memasak dan menggandeng EO untuk memasarkan kelas-kelas saya, inipun Alhamdulilah bisa membantu perekonomian.”

Inspirasi Berbisnis. Teh Leni terinspirasi oleh sang Ibunda tercinta yang tangguh dan berjasa dalam hidupnya. Ibunya yang selalu menjadi inspirasi dalam berbagai hal. Ibu selalu berpesan bahwa perempuan harus punya kebisaan atau kemampuan agar bisa dihargai oleh orang lain dan jangan lupa ketika hidup harus bermanfaat untuk orang lain. Ketika ada yang membenci, jangan dibalas dengan hal yang sama, tapi tunjukkan kepada mereka kalau kita punya potensi dengan cara terus belajar dan tunjukkan dengan prestasi, Sementara sang Ayah selalu berpesan untuk menjaga diri dan menjaga shalat.
Teh Lina menyadari bahwa ia merupakan perempuan yang lemah. Ketika ia melihat air mata yang jatuh dari mata seorang ibu, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyanggupi apa yang beliau minta dan sampaikan. Namun di depan orang tuanya, Teh Leni tidak pernah mengeluh dengan apa yang terjadi dalam kehidupannya. Ia pantang untuk mengeluarkan air mata di depan kedua orang tua, meskipun dalam keadaan tertekan dan terpuruk. Prinsipnya, apa yang disampaikan kepada orang tua harus dapat menyenangkan hati kedua orang tuanya yaitu Hj Nani dan H.Abdurohim.

Setelah kedua orang tua, suaminya yang bernama Muhammad Anshori menjadi sumber inspirasi yang tak kalah berarti. Sang suami rela waktunya tersita untuk mengantarkan kursus dan belajar, bersedia menjaga anak-anak ketika ia memiliki kegiatan yang padat dan selalu mendukung aktivitas bisnis yang dikerjakan.

Kiat Meraih Kesuksesan. Untuk meraih kesuksesan, kunci utama Teh Leni adalah harus jujur dalam berbuat, santun dalam bersikap, silaturahmi selalu dijaga, sedekah jangan dilupakan, dan harus pintar-pintar atau cermat mencari peluang. Pelajari dan realisasikan, jangan terlalu banyak planning, tapi yang harus diperbanyak adalah action.
Tak hanya itu, Teh Leni berusaha menjaga kualitas dan konsisten dalam produk yang dijual, harus mempunyai ciri khas tersendiri dari produk yang ditawarkan dan jangan lupa untuk terus belajar hal-hal baru serta membaca selera pasar.

“Jangan merasa puas dengan ilmu yang kita punya, dalam kegiatan mengajar saya sebagai instruktur selalu berinovasi untuk mengikuti tren apa yang dibutuhkan masyarakat dan tidak lupa juga saya legalkan dari produk-produk yang saya jual dan sebagai instruktur saya legalkan profesi saya dengan mengikuti training yang menunjang karier serta sertifikasi BNSP.”

Keluarga Merupakan yang Utama. Teh Leni menyadari kodratnya sebagai ibu dari dua anak laki-laki yang bernama Alif Muttaqi Albar dan Izzudin Alba. Di samping itu sebagai istri, Teh Leni selalu menomorsatukan keluarga. Ia tidak akan pernah meninggalkan tanggung jawab untuk mendampingi dan mengurus kebutuhan anak-anak. Suaminya juga memberikan ketegasan bahwa ketika ia di rumah, anak harus dimandikan, antar jemput sekolah anak dan menemani anak belajar.

“Peran saya terhadap pendidikan anak dengan cara saya menjadi pengurus komite di sekolah dengan alasan agar anak menjadi nyaman belajar di sekolah tersebut, dari mulai Ketua Komite sampai menjadi Penasehat Komite di sekolah anak-anak. Itu semua demi mendampingi anak-anak di sekolah. Saya suka merasa bersalah terhadap diri saya sendiri jika anak saya jatuh atau ada kesalahan. Saya merasa saya gagal menjaga mereka.”

Bagikan:

Bagikan: