MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kekayaan dan keanekaragaman Budaya dan Wastra bangsa hanya akan sekadar isapan jempol belaka apabila kita tidak menyelami, melihat dan mengalami langsung, serta meleburkan diri ke dalamnya. Tidak demikian dengan wanita cantik, Laely Indah Lestari, yang mendedikasikan dirinya untuk menggali, mengangkat, mempromosikan, dan melestarikan Budaya dan Wastra bangsa yang sangat berwarna dan unik, sarat makna dan mengandung nilai-nilai filosofi hidup. Tekad dan semangatnya terus berkobar untuk menelusuri setiap pelosok Tanah Air, berkeliling dari satu daerah ke daerah lain, mempelajari beragam tata cara tradisi dan adat setempat, termasuk Wastra dan pernak-pernik khasnya. Bukan suatu pekerjaan yang mudah! Butuh effort yang lebih, perjuangan, dan pengorbanan yang tidak sedikit, mulai dari waktu dan energi yang terkuras dan terbagi, akses yang terbatas menuju beberapa daerah terpencil, hingga kendala-kendala teknis di lapangan.
Motivasi yang paling kuat dalam diri Laely tidak hanya sebatas kekaguman dan kecintaannya yang besar, tapi ingin menggugah kesadaran masyarakat, terutama generasi sekarang, untuk memiliki kebanggaan dan kepedulian pada kekayaan Budaya dan Wastra bangsa yang sangat luar biasa keren. Karena itu, dalam setiap perjalanan budayanya, ia selalu membagi informasi secara detail tentang Budaya yang ditemuinya, mulai dari baju adat, tata cara, tradisi, seremoni, dan simbol-simbol adat, kesenian daerah, dan juga kuliner tradisionalnya, lalu dikemas secara informatif dengan konsep foto dan video, agar tampilannya menarik dan tidak kaku, serta mudah dinikmati. Karya-karya tersebut ia bagikan dalam platform bernama Laely Passions melalui Instagram, Youtube dan juga website. Nama Laely Passions dibuat karena berawal dari sebuah passion seorang Laely.
Jiwa seni yang mengalir dalam diri Laely tidak berhenti hanya pada tampilan informasi dengan konsep dan kemasan yang menarik, tetapi ia kemudian tergugah untuk menciptakan karya nyata, mengangkat Budaya dan Wastra daerah lewat kreativitasnya dalam bentuk fashion etnik nan modis dengan brand LAELYIND yang mengusung misi ‘Lestarikan Budaya dengan Fashion Wastra’. Laely terpanggil untuk mengkampanyekan fashion Wastra agar salah satu identitas bangsa yang membanggakan ini semakin dikenal, dan menjadi trend busana di negeri sendiri yang bisa dipakai dalam situasi apa pun. Bukan hanya Wastra yang diangkat dan dipromosikan, para pelaku UMKM, terutama pengrajin-pengrajin kain seperti penenun dan pembatik, serta pengrajin pernak-pernik khas daerah pun dirangkulnya agar mereka menjadi lebih berdaya dan sejahtera.
Upaya dan perjuangan Laely tidak sia-sia. Rancangan-rancangan dan karya-karya fashion LAELYIND yang tetap konsisten dengan tampilan modis casual tapi tidak menghilangkan unsur-unsur budaya dalam selembar kainnya, mendapat sambutan dan respon sangat positif baik dari dalam negeri maupun dunia internasional, khususnya pasar Eropa. Terbukti ketika ia tampil di Paris, dengan menghadirkan koleksi-koleksi couture dan ready to wear, Fashion LAELYIND sangat mencuri perhatian para undangan, juga media-media lokal dan internasional. Apalagi, semua fashion yang ditampilkan itu bisa dimiliki oleh tamu yang hadir.
Laely menyadari, hal yang membuat brand LAELYIND banyak disukai pasar Eropa karena keunikannya membawa Budaya dalam setiap konsep fashion yang ditampilkan. Setiap baju bukan hanya sebuah bentuk fashion yang menarik, ethnic dan stylish namun juga banyak mengandung cerita Budaya dari selembar kain dalam sebuah busana fashion yang elegan. Karakteristik kuat tersebut yang menjadikan brand LAELYIND sangat Indonesia dan mewakili identitas Budaya Indonesia.
“Bagi saya yang paling penting adalah bisa menginformasikan kepada khalayak yang lebih luas tentang keindahan Indonesia melalui Wastra dan Budayanya, dengan cara apa pun yang saya bisa dan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Semakin banyak yang mengetahui dan mencintai Budaya dan Wastra Indonesia membuat saya tidak lagi merasa khawatir kalau semuanya akan punah perlahan karena kita semua merasa punya tanggung jawab bersama untuk menjaganya,” ungkap Laely dengan serius.
Fokus Lakukan Penelitian Tentang Budaya dan Wastra
Satu hal yang sangat prinsip dipedomani Laely, yaitu pendidikan sangat penting karena akan menjadi gerbang utama menuju kesuksesan dalam hidup. Didikan dan tempaan orang tua sejak masa kecil, terutama Ibunda tercinta, yang menekankan betapa pentingnya pendidikan, menjadikan Laely seorang pribadi yang gemar belajar tentang apa saja dan doyan baca buku. Bukan hanya sekadar belajar dan belajar, tetapi yang utama harus dibarengi dengan niat, tekun, fokus, tanggung jawab, dan konsisten, sehingga apa yang dipelajari bisa memberikan hasil optimal dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun orang banyak.
Dengan memacu dan memotivasi diri untuk memberikan yang terbaik, prestasi membanggakan dalam dunia pendidikan pun bisa diraihnya. Laely berhasil menyelesailan S2 – Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran sebagai lulusan terbaik dan tercepat di angkatannya, menempuh masa studi hanya satu tahun satu bulan dan mendapatkan IPK tertinggi 4.0 dengan yudisium Pujian (Cumlaude). Bukan hanya menjadi lulusan terbaik, saat menjadi mahasiswa S2 itu, ia direkomendasikan oleh Prodi dan masuk kualifikasi pada program Fast Track Doktoral jenjang S3 Ilmu Komunikasi UNPAD, tanpa test karena memenuhi kriteria lulus dengan IPK tinggi, dan menyelesaikan study S2 dalam waktu yang telah ditetapkan. Sebuah pencapaian yang luar biasa dan tidak lazim, yang tentu saja merupakan sebuah prestasi gemilang.
Bagi Laely, pencapaian tersebut adalah buah dari perjuangan yang tidak mudah. Bagaimana tidak, sebagai seorang perempuan yang multi peran ia harus membagi waktu dan tenaga dengan bijak serta disiplin sehingga semua berjalan dengan sukses. Sebagai seorang ibu, ia tetap mendampingi anak-anaknya belajar, menyediakan waktu untuk membimbing mereka dengan pola asuh yang baik, dan selalu ada buat mereka ketika anak-anak membutuhkan. Selain itu, ia juga sibuk mengurus Laely Passions dan LAELYIND yang berkaitan dengan Budaya dan Wastra. Juga, sebagai seorang istri Perwira Tinggi Polisi, Laely harus mendampingi dan men-support suami. Ia harus tetap bisa menjaga keseimbangan antara keluarga, anak, orang tua dan pekerjaan. Belum lagi, ia harus beberapa kali ke Sumba Timur selama tidak kurang dari satu tahun, untuk menyelesaikan penelitian, karena tesisnya tentang Wastra Tenun Ikat dan Budaya Masyarakat Sumba Timur yang dikaitkan dengan bentuk dan dinamika komunikasi di dalamnya. Daerah yang cukup jauh, dengan akses yang terbatas, sehingga butuh effort untuk menuntaskan penelitian.
Laely mengakui memang tidak mudah, butuh pengorbanan dan perjuangan yang tidak sedikit, tetapi kalau ada niat, dan konsisten, pasti kita bisa. “Sebagai wanita yang multi peran, entah itu wanita karier, entrepreneur, profesional, atau yang memiliki kesibukan di bidang apa pun, tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau menyisihkan waktu untuk pendidikan, konsisten dan memacu diri untuk memperkaya diri dengan pengetahuan, seperti banyak membaca buku atau sumber-sumber pengetahuan lainnya, agar kita semakin mumpuni dan berkualitas. Ibu-ibu juga bisa, karena tidak ada batasan waktu dan kata terlambat untuk belajar,” tuturnya bijak.
Penelitian Budaya dan Wastra Sumba Timur. Sejalan dengan passion dan panggilan hati untuk mengangkat dan mempromosikan Budaya dan Wastra bangsa, Laely melakukan penelitian tentang Wastra Tenun Ikat dan Budaya Masyarakat Sumba Timur, untuk merampungkan tesis S2-nya. Menurutnya, penelitian ini sangat unik dan menarik untuk digali lebih dalam. Sehingga di Program Study S3 pun ia akan tetap terus menggali dan menelusuri lebih dalam lagi tentang topik ini.
“Saya sangat bersemangat dan serius dalam melakukan penelitian khususnya di bidang Wastra dan Budaya, saya berharap hasil dari penelitian ini bisa menjadi suatu kebaruan dan informasi bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” tutur Laely dengan semangat.
Laely memilih Sumba sebagai daerah objek penelitian bukan tanpa alasan. Ia terinspirasi dari karya-karya fashion-nya sendiri yang menggunakan Wastra Sumba dan diapresiasi dengan sangat baik di dunia internasional. “Jadi sepulang dari Eropa saya langsung memutuskan harus mengambil sekolah formal lagi, tidak mau cuma mengandalkan pengalaman di lapangan saja. Saya harus meng-upgrade diri dengan keilmuan akademik biar lebih terarah, apalagi saya termasuk doyan baca buku. Saya pikir tidak cuma baca saja tapi juga saya harus melakukan penelitian tentang Budaya dan Wastra Indonesia. Jadi effort-nya selama 1 tahun itu saya beberapa kali ke Sumba untuk melakukan wawancara, observasi dan lain-lain, butuh perjuangan karena tempatnya jauh, harus meninggalkan keluarga, tapi demi keilmuan dan dengan penelitian ini saya berharap bisa berkontribusi ke masyarakat, ada penemuan baru yang bisa saya bagi.”
Ibu Sosok yang Menginspirasi
Hari Ibu adalah simbol untuk menunjukkan betapa besarnya peran seorang ibu dalam kehidupan setiap orang, sebagai pengingat bahwa seorang ibu dengan apa pun rutinitas dan permasalahan yang dihadapi, untuk terus mendidik dan membesarkan anak, untuk berkontribusi dalam menghasilkan generasi penerus yang unggul, sukses, dan berakhlak mulia. Sebuah refleksi dan ungkapan kecintaan yang luar biasa dari seorang Laely yang dikenal sebagai Culture Traveler, Fashion Designer, Photographer, dan Writer.
Bagi wanita cantik kelahiran Indramayu, 11 Januari ini, ibu adalah sumber kehidupan, karena dari sanalah kisah dan perjalanan setiap orang di dunia ini dimulai. Ibu menjadi penghubung kita dengan dunia sejak dari dalam kandungan. Melalui pengajaran seorang ibu, kita pun menjadi mengenal dunia, dan kasih sayang ibu adalah ruang yang paling aman untuk memulai melangkah dan terus bertumbuh sampai saat ini bisa berdiri dengan kaki sendiri. “Doa Ibu betul-betul penuh harapan yang saya yakin bisa seperti ini karena terus disertai dengan doa-doa terbaiknya.. bagi saya Ibu adalah segalanya, orang yang selalu berkontribusi secara positif, mendorong dan support saya dalam berbagai hal yang membuat saya menjadi lebih baik lagi meng-upgrade diri.”
Mengenang dan mengungkapkan rasa kagum serta syukur tiada henti atas kasih sayang seorang ibu, menurut Laely, tidak hanya pada Hari Ibu tetapi sepanjang waktu dalam hidup kita. “Menurut saya, setiap hari adalah Hari Ibu, karena setiap hari dalam langkah kita ada doa Ibu yang menyertai.. dan rasa syukur atas kehadiran Ibu kita ungkapkan setiap hari. Begitu pun kita sebagai seorang ibu, apa pun rutinitas kita, terus memberikan doa-doa terbaik untuk anak-anak kita setiap hari. Menjadi seorang ibu bukan hanya sekedar bisa mengandung anak selama 9 bulan, tetapi ia harus terus membimbing anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, belum lagi ibu-ibu luar biasa yang saat ini juga terus meniti karier, berkarya, berkontribusi lebih pada masyarakat dan keluarga..jadi menurut saya Hari Ibu itu adalah hari pengingat untuk semua wanita hebat di mana pun.”
Menyadari telah dilahirkan Ibu dengan penuh cinta kasih, dibesarkan dengan penuh kasih sayang, dididik dengan baik, Laely selalu mengungkapkan rasa syukur dalam setiap langkahnya untuk memastikan bahwa kebaikan yang telah beliau ajarkan akan ia berikan pula untuk orang lain. “Saya memastikan kehadiran saya yang dilingkupi cinta yang tidak terbatas dan ilmu yang saya miliki, saya gunakan untuk bisa menebar manfaat bagi banyak orang, memastikan saya jalani hidup dengan baik dan bermanfaat adalah bentuk rasa syukur dan terima kasih atas kehidupan yang ibu saya berikan. Salah satunya adalah melanjutkan perjuangan menjadi seorang ibu kepada anak-anak saya, untuk mendidik dan membesarkan mereka dengan cinta kasih seperti yang ibu saya lakukan terhadap saya.”
Di mata Laely, Ibunda tercinta adalah teman diskusi yang baik, teman ngobrol yang enak, tidak pernah menghakimi, sahabat yang baik yang selalu mendorong dirinya untuk jadi lebih baik dalam segala hal.
“Ibu memberikan pembelajaran berharga bahwa sebagai perempuan tidak boleh pasrah, harus banyak belajar, apa pun itu.. belajar tentang kehidupan, belajar tentang menjadi wanita yang baik, belajar menjadi seorang ibu, belajar menjadi seorang istri.. Dan Ibu memberikan pengajaran melalui contoh yang beliau lakukan, seperti bagaimana sosok yang menginspirasi bagi saya dan menjadi seorang ibu yang memiliki integritas. Ibu mengajarkan saya bahwa tidak ada batasan untuk belajar dan sebisa mungkin perempuan mengimbangi, jadi bukan hanya sekedar merawat diri untuk tampil cantik tapi juga harus selalu meng-upgrade diri dengan pendidikan formal yang setinggi mungkin. Ibu juga menjadi tempat teraman untuk bercerita apa pun karena tidak akan sampai ke mana pun rahasia saya atau rahasia Ibu. Saya mendapatkan contoh jadi seorang ibu yang luar biasa bagaimana dalam mendidik anak-anak, kadang mendapat masukan yang positif itu dari seorang ibu. Jadi buat saya Ibu adalah segalanya, orang yang paling berperan, salah satu orang yang paling penting di dalam kehidupan saya.”
Tularkan Nilai-Nilai Budaya dan Humanis pada Anak
Nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan orang tua, terutama Ibunda tercinta, menjadi pedoman bagi Laely dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Sesibuk apa pun dengan berbagai kegiatan di luar rumah seperti urusan di dunia Budaya, Wastra, dan Pendidikan, terlebih dahulu ia akan membereskan dulu urusan dan kepentingan keluarga dan anak-anaknya. Bagi Laely, anak-anak adalah sumber semangat dalam urusan apapun dan mereka adalah prioritas utama dalam hidupnya.
Laely juga tiada henti mendidik anak-anaknya untuk memiliki rasa empati dan peduli pada sesama, bermanfaat bagi orang lain, memiliki jiwa juang, dan tekun untuk meraih impiannya, serta menularkan rasa cinta pada budaya bangsa. Tidak jarang ia akan mengajak anak-anaknya ikut berkeliling Indonesia untuk menyaksikan secara langsung kekayaan budaya bangsa. Di banyak kesempatan, Laely bersama anak-anaknya mengenakan pakaian tradisional atau pakaian adat tertentu, sebagai bentuk kecintaan dan penghargaan serta ikut melestarikan budaya.
Laely berharap anak-anaknya bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, bisa menebar kebaikan dan bermanfaat bagi banyak orang, menjadi anak-anak yang berani bermimpi, menjadi diri sendiri, berdiri di atas kebenaran, menjadi manusia yang mempunyai integritas, bisa menghasilkan suatu karya sendiri di bidang yang mereka sukai, menjadi anak yang bahagia dan bangga dengan diri mereka sendiri. Ia yakin, ketika semua nilai itu sudah disadari dan dijalankan, maka pada akhirnya itu akan menuntun anak-anaknya bisa menjejak dunia yang lebih luas dengan penuh cinta dan cita-cita yang terbaik.
Menjadi Perempuan Berdaya dan Diandalkan
Laely mengakui bahwa peran dan kontribusi wanita sangat luar biasa. Dalam perjalanan hidup dan kariernya, ia banyak menyaksikan wanita-wanita tangguh sebagai penggerak utama di ranah domestik. Wanita tidak hanya memainkan peran kunci di dalam merawat keluarga dan mendidik anak, tapi juga dalam pengelolaan rumah tangga. Kelembutan dan kebijaksanaan seorang wanita menjadi hal yang mendasar dalam menjaga keseimbangan dan harmoni dalam keluarga.
“Meskipun peran perempuan seringkali dianggap sepele namun dampaknya dalam membentuk nila-nilai keluarga dan menciptakan stabilitas rumah tangga, itu sangat besar. Belum lagi banyak perempuan Indonesia yang mengambil peran lebih sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. Perempuan juga berperan dalam angkatan kerja, berkarier dan berkiprah di berbagai bidang, memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar, bahkan negara. Banyak perempuan yang turut serta dalam gerakan sosial kemasyarakatan, seperti terlibat aktif dalam kegiatan pemberdayaan, pendidikan dan sektor lainnya. Jadi keberadaan perempuan yang merdeka dan berdaya ini tentu sangat berperan untuk kemajuan bangsa,” urai Laely.
Agar bisa diandalkan, menurut Laely bukan pekerjaan mudah. Selain selalu meng-upgrade diri, perempuan harus didukung oleh berbagai pihak seperti keluarga dan masyarakat. “Menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan adalah kunci utama, agar perempuan bisa berkontribusi pada bidangnya masing-masing. Lingkungan aman dalam arti luas di mana perempuan bisa lepas dari stigma yang melekat padanya dan diterima dengan setara di masyarakat. Kadang perempuan masih dihadapkan pada pilihan yang sebenarnya tidak perlu, seperti pilihan untuk mengurus rumah atau kerja, padahal dua hal itu bisa dikerjakannya dengan penuh tanggung jawab. Lebih parah lagi, ketika perempuan sudah memilih, masih saja dihadapkan pada pandangan yang meremehkan. Jadi lingkungan yang aman dari stigma dan ketidak-setaraan. Rasa aman dalam bekerja bisa menjadi langkah awal, agar peran perempuan semakin diperhitungkan.”
Lebih jauh menurut Laely, mestinya ada wadah khusus, karena banyak perempuan Indonesia yang memiliki kelebihan dan kreativitas masing-masing, tapi tidak terekspos. Wadah seperti apresiasi terhadap para perempuan Indonesia agar mereka lebih berkarya lagi, dalam bidang kreativitas dan lainnya. Laely melihat di lapangan, banyak kaum ibu yang mempunyai potensi tapi kurang dikenal. Untuk merangkul mereka, mungkin bisa diapresiasi, ibu-ibu yang memiliki kelebihan di bidang-bidang tertentu bisa menjadi inspirasi bagi perempuan lain, entah itu dalam bidang kuliner, fashion, pendidikan, dan lainnya.
“Ini merupakan tugas kita bersama bagaimana caranya agar perempuan-perempuan Indonesia, khususnya ibu-ibu, tidak digolong-golongkan dengan stigma tertentu… bahwa kita semua adalah sama, kita bisa berkarya dengan cara masing-masing, dan ini perlu diapresiasi,” tegas Laely.
Memakai Wastra Wujud Kecintaan pada Budaya Bangsa
Traveling menjelajah daerah-daerah Nusantara yang kaya akan keindahan alam dan budaya yang unik serta menarik, termasuk pakaian adat atau tradisionalnya, sangat memanjakan kesukaan dan hobi Laely dalam bidang fashion. Karena basically suka pakaian tradisional, setiap berkunjung ke suatu daerah ia pun pasti memakai pakaian daerah setempat untuk difoto atau dibikin video, lalu dikemas secara menarik untuk dipromosikan.
“Kalau saya ke suatu tempat saya pasti memakai Wastra khas daerah tersebut, seperti batik, songket dan juga tenun. Untuk batik saya suka mengoleksi dari berbagai batik khas yang ada di Indonesia, karena motif batik setiap daerah itu berbeda-beda dan memiliki makna yang berbeda. Senang ketika mendapatkan batik yang mempunyai nilai sejarah dan termasuk limited edition. Namun batik yang masih affordable juga saya suka beli, karena batik juga bukan hanya selembar kain saja, namun berbagai jenis batik juga ada yang dijadikan aksesoris sehari-hari dan juga interior ruangan. Saya juga lebih suka pakai batik dan saya biasanya desain sendiri untuk dijadikan dress. Seringkali saya memakai batik sebagai pilihan utama ketika menghadiri berbagai acara baik formal atau pun informal, saya selalu campaign memakai batik karena batik merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia,” ujar Laely.
Selain batik, Laely juga suka memakai songket dan tenun. Bahkan kalau waktu memungkinkan ia biasanya juga belajar cara menenun. Untuk membatik sendiri seringkali Laely belajar membatik dan belajar tentang motif dan warna batik pada daerah yang ia kunjungi. Dan satu hal yang penting bagi Laely, ketika mengadopsi Wastra, ia harus mengetahui ceritanya, dan cara pembuatannya, karena itu merupakan salah satu bentuk melestarikan budaya. Juga, setiap kali mendatangi suatu daerah, seperti beberapa waktu lalu ke Indramayu, Laely memakai Batik Indramayu untuk dibuatkan konsep fotografi yang menarik, sehingga ikut membantu mempromosikan UMKM setempat agar lebih dikenal.
“Ke depan saya ingin lebih banyak lagi mengeksplor tentang Budaya dan Wastra, karena Budaya Indonesia ini tidak habis-habis untuk dibahas. Harapan saya hal-hal yang saya lakukan dapat menginspirasi banyak orang terutama generasi muda sehingga semakin bangga dengan Budaya Indonesia, dan Budaya Indonesia semakin dikenal dengan baik di kancah nasional maupun internasional,” harap dan doa Laely yang senang membaca buku tentang Wastra, Budaya, Psikologi, dan Fotografi