MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebagai ibu rumah tangga, Kartika Sari McPhail, merasa bangga bisa mendapat penghasilan dari jerih payahnya sendiri. Meski segala kebutuhannya dan anak-anak telah dipenuhi sang suami, namun ada kepuasaan batin ketika mampu membeli sesuatu yang diinginkan atau memberi hadiah pada orang sekitar tanpa menunggu pemberian suami.
Keinginan tersebut pada akhirnya menyemangati Sari, begitu ia biasa disapa, merintis bisnis kuliner rumahan. Usaha yang berawal dari hobi memasak dan baking ini nyatanya mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah yang tidak main-main angkanya. Bahkan, Sari mampu membayar biaya kuliah putri sulungnya.
“Saya ingin membanggakan diri sendiri, meskipun ibu rumah tangga tapi bisa berkreasi mencari kesibukan sendiri. Secara financial juga tidak melulu meminta uang suami. Dan saya rasa semua perempuan juga sebaiknya merdeka secara financial, supaya bisa berdiri di atas kaki sendiri. Kalau tidak bekerja minimal usaha walaupun kecil-kecilan,” nasehat Sari.
Kegabutan yang Menghasilkan. Bisnis kuliner rumahan Sari mulai berjalan di tahun 2020 atau tepatnya di masa pandemi. Ia yang biasanya banyak beraktivitas di luar rumah, menghadiri arisan atau pengajian mendadak gabut (gaji buta, tidak ada aktivitas. Red), sebab semua kegiatan tersebut sementara waktu dilarang pemerintah.
“Selama pandemi saya tidak tahu apa yang bisa saya kerjakan di rumah. Karena kebetulan hobi masak dan baking, lalu saya coba bikin Bolu Gulung yang resepnya saya dapat dari channel Youtube. Ketika hasilnya dicicipi adik saya, dia bilang enak dan minta dibuatkan lagi untuk tester tetangga dan teman-temannya. Tidak berapa lama respon mereka luar biasa, mereka bilang enak dan pesan. Dari situlah saya mulai membuka pesanan dan rajin posting pesanan customer di laman Instagram dan Facebook pribadi, lalu berkembang dari mulut ke mulut. Bisa dibilang bisnis ini bermula dari kegabutan dan akhirnya menghasilkan,” ujar Sari seraya tertawa.
Terus Berkreasi. Demi memenuhi permintaan para pelanggan dari bisnis berlabel Curly Wurly Cake ini, Sari berupaya mengasah kemampuan dalam berkreasi. Ia pun tak segan menjajal kreasi menu baru sesuai permintaan customer.
Ada banyak varian kue yang ditawarkan Curly Wurly Cake, mulai dari kue tradisional seperti Wajik, Klepon, Kue Pepe, Wajik Ketan dan Lumpang Hijau, ada juga varian cake berupa Cheese Cake, Chocolate Cake, Banan Chocolate Chip, Butter Cake Meises, Lemon Butter Cake, Strawberry Tart, Birthday Cake, Nutella Cake, Piscoff Cake, Marble Cake, Black Forest, Swissroll dan Tiramisu, hingga ragam kreasi pudding seperti Pudding Pandan Gula Merah, Mango Pudding,Sakura Pudding dan Regal Pudding 3 Layer, serta aneka cookies. Harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu per loyang.
“Semua dibuat sesuai pesanan, jadi saya tidak ada ready stock. Sebab hingga kini masih saya handle sendiri, hanya dibantu assisten rumah tangga saja. Tapi saya berusaha mencoba kreasi-kreasi baru. Kalau ada request varian yang belum pernah saya buat sebelumnya, biasanya saya minta waktu untuk uji coba. Jika hasilnya oke saya terima tapi kalau tidak, saya katakan sejujurnya kepada customer. Untuk varian-varian baru saya pelajari secara otodidak, bermodal resep-resep dari internet yang kemudian saya uji coba dan kreasikan lagi,” tutur wanita kelahiran Jakarta, 27 November ini.
Ditekankan Sari, selain tidak ingin mengecewakan, request customer juga tantangan buat dirinya. Apalagi sang suami selalu berpesan untuk tidak menolak orderan yang datang selama ia mampu membuatnya.
“Kecuali Birthday Cake dengan cover dari fondant saya tidak terima. Karena base cake untuk fondant harus kokoh, jadi teksturnya kurang lembut, saya kurang suka. Dan sejujurnya saya kurang menyukai rasa fondant, saya tidak menjual varian kue yang saya sendiri kurang suka. Seperti tag line Curly Wurly Cake, yakni bake with love,” ungkapnya.
Meski masih tingkat rumahan, namun dalam sehari Sari bisa menerima sedikitnya 5 pesanan. Untuk varian kue yang tidak terlalu sulit ia membolehkan customer melakukan order minimal 1 hari sebelumnya. “Untuk beberapa varian, jika tidak terlalu sulit dan pesanan tidak terlalu banyak bisa saya buatkan hari itu juga,” imbuh Sari, yang berniat mengikuti kursus guna menambah ilmu di bidang per-baking-an.
Promo Sambil Hangout. Diakui Sari, link pertemanannya yang cukup luas bukan hanya memudahkan dalam memasarkan produk-produk Curly Wurly Cake, tapi juga bisa menjadi koresponden yang tidak segan memberikan masukan kepada Sari.
“Alhamdulillah saya banyak arisan, banyak teman. Bahkan teman lama sewaktu tingkat SMP masih keep contact, ada juga teman sosialita. Mereka selalu kasih saran dan selanjutnya order dan bantu promo ke kerabat atau teman mereka lainnya. Selain customer, banyak juga teman-teman saya yang repeat order. Jadi bisa dibilang promo sambil hangout bareng teman-teman,” lanjut Sari.
Support Suami. Selama menjalankan bisnis, Sari merasa beruntung karena mendapat dukungan dari orang-orang terdekat. Selain teman, sang suami, Michael McPhail, yang berkebangsaan Skotlandia, tak pernah surut memberikan support. Bahkan sebagian besar peralatan baking yang dibutuhkan Sari dibelikan oleh suami.
“Alhamdulillah, suami selalu support. Dia selalu bilang kepada saya untuk tidak mematok harga tinggi, standard saya belanja bahan baku saja. Inilah kenapa harga yang saya tawarkan relatif terjangkau, karena saya hanya memikirkan pengeluaran untuk bahan baku dan packaging. Sedangkan untuk alat, gas, listrik atau lainnya dia yang penuhi,” ujar Sari, yang tak segan memberikan tenggat waktu pembayaran kepada teman yang jadi pelanggan setia Curly Wurly Cake.
Agar tugas dan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu tidak terganggu, Sari biasa beraktivitas di dapur produksi mulai pukul 8 pagi hingga 3-4 sore. “Anak-anak biasa pulang sekolah pukul 4-5 sore, jadi begitu mereka pulang saya sudah selesai membuat pesanan,” jelas ibu dari Sabrina, Kiara dan Connor ini.
Toko Offline. Menjalankan bisnis sesuai dengan apa yang disuka membuat Sari begitu all out. Ia pun berharap suatu saat nanti dapat membuka toko offline yang bisa mempekerjakan banyak orang.
“Suatu hari nanti yang ingin membuat toko kue sekaligus coffee shop, sehingga pelanggan bisa ngemil dessert sambil kongkow,” pungkasnya. Laili
Berkualitas Tidak Harus Mahal
Tampilan kue-kue kreasi Sari yang menggiurkan selaras dengan citarasa yang ditawarkan. Meski ditawarkan dengan harga kompetitif namun Sari memastikan bahan baku yang digunakan merupakan ingredients berkualitas. “Saya biasa menggunakan bahan yang standard tapi berkualitas. Karena tidak semua bahan yang murah kualitasnya tidak bagus. Yang harganya terjangkau kalau kita pintar mengolah pasti hasil kuenya juga enak. Namun untuk bahan biasanya saya tester dulu di rumah,” tekannya.
Sari juga hanya menggunakan bahan baku yang fresh. Misalnya untuk Mango Pudding, dipilih buah mangga yang masih segar dan bercitarasa manis. Demikian juga dengan butter cream baru dibuat saat akan diaplikasikan di atas cake. “Saya tidak suka menyimpan sisa bahan basah meskipun butter cream. Karena meski disimpan dalam lemari es rasanya pasti berubah,” jelas Sari.
Agar citarasa dan tampilannya juga segar, setiap pesanan yang dikirim dibuat di hari yang sama. “Kecuali Pudding, biasanya saya buat malam sebelumnya karena harus dibekukan dalam lemari es. Jadi semua orderan selalu fresh,” tambahnya.
Info Lebih Lanjut: @curly_wulry.swissroll