MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bekerja berdasarkan hobi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perjalanan karier Ita Hayati Nufus. Perempuan yang akrab dipanggil Nufus Hung ini sudah berlatih beladiri sejak tahun 2009. Mulai dari ilmu beladiri tradisional seperti Jujitsu, Taekwondo, MuayThai, Boxing dan sebagainya. Kegemaran dan ketekunan di dunia beladiri ini yang mendorong Nufus Hung mendirikan tempat olahraga. Meskipun merupakan lulusan Sarjana Psikologi, Nufus Hung merasa ilmu pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dalam karirr bisnisnya.
“Bekerja sambil mengerjakan hobi itu suatu hal yang menyenangkan. Tidak ada stress dan sampai saat ini sudah 10 tahun tempat olahraga ini saya dirikan. Kebetulan saya juga menjadi ketua organisasi dari beladiri, jadi bisa membuat beberapa pertandingan beladiri, event-event lokal dan internasional. Saya bisa membina banyak atlit di sini dengan kemampuan psikologi yang dimiliki agar bermanfaat untuk orang lain.”
Konsisten Menghadapi Tantangan. Sepuluh tahun lalu, Nufus Hung merasakan tantangan yang harus dihadapi cukup berat, tetapi di era digital dan teknologi yang berkembang pesat, ia sangat terbantu dengan kemajuan teknologi.
“Dulu sepuluh tahun yang lalu adalah masa-masa terakhir cetak brosur, promosi iklan yang dicetak langsung, tetapi dengan adanya digital seperti saat ini telah memudahkan saya untuk memperkenalkan tempat latihan, memperkenalkan olahraga dan manfaat kesehatan kepada banyak orang.”
Prestasi Membanggakan. Menjadi seorang sarjana yang berhasil menempuh pendidikan tinggi dengan baik merupakan prestasi membanggakan. Apalagi jika aktif mengikuti lomba dan berhasil mendapatkan juara. Nufus Hung bersyukur pernah melewati masa-masa itu dengan kebahagiaan. Setelah menikah, berkeluarga dan memiliki anak, gelar yang diperoleh sebagai seorang ibu dan ini merupakan status tertinggi dalam hidupnya.
“Menurut saya pribadi, status tertinggi dalam hidup saya adalah sebagai seorang ibu. Ternyata tidak mudah menjadi seorang ibu. Sebagai informasi, saya pernah menjadi Paskibraka DKI Jakarta, pernah menjadi Abang None Jakarta, juara bernyanyi, juara fashion dan pernah menjadi model, tapi yang paling membanggakan adalah menjadi seorang ibu.”
Kunci Kesuksesan dan Sosok Inspirasi. Rajin, gesit dan ulet merupakan kunci sederhana yang diaminkan Nufus Hung dalam berkarier dan berkarya. Tetap rajin dan tekun karena sesulit apapun kondisi yang dihadapi dapat diselesaikan dengan rajin dan tekun. Untuk mendukung agar tetap gesit dan rajin tentunya dibutuhkan pikiran kuat dan sehat. Semua harus diimbangi dengan me time dan secara fisik didukung dengan kesehatan yang baik.
Selain menerapkan kunci kesuksesan secara sederhana, Nufus juga memiliki sosok idola yang mendorong semangat dalam berkarya. Suami tercinta merupakan sosok yang menginspirasi dan mengubah cara pandang dalam menjalani kehidupan.
“Sosok yang menginspirasi saya adalah suami saya sendiri. Karena saya mulai olahraga dari suami. Saya mulai mengenal makanan sehat dari suami. Suami yang memberikan semuanya termasuk seperti pencapaian saya sebagai seorang ibu yang didasari atas cinta. Semua itu adalah suami yang mengajarkan. Saya pertama kali mengenal suami di bangku kuliah dan saya banyak belajar dari suami.”
Menikmati Me Time. Me time menjadi sesuatu yang menyegarkan dan menyenangkan. Nufus Hung meyakini bahwa fisik atau tubuh tidak akan kuat, jika batin tidak dalam keadaan sehat. Karena itu, ia selalu mengutamakan pikiran dan olahraga. Nufus Hung bersyukur bisa menjaga kebugaran, ia dapat berolahraga dan melakukan bersama suami serta anak-anak tercinta.
“Mereka semua suka olahraga. Jadi saya bisa menjalankan me time secara serentak, bisa segar secara pikiran dan kuat secara badan. Ditambah lagi, saya sendiri punya tempat olahraga yang sudah beroperasi selama 10 tahun.”
Selain berolahraga, Nufus menghabiskan waktu dengan hangout bersama keluarga. Ia tidak perlu membagi waktu khusus untuk keluarga karena setiap menghabiskan waktu me time pasti bersama keluarga tercinta.
“Mungkin bagi bebepara orang me time adalah waktu sendiri dan kumpul keluarga adalah waktu sendiri. Kalau saya Puji Tuhan semua itu dilakukan dengan serentak bersama keluarga. Kebetulan suami dan anak-anak lebih suka bersama keluarga daripada mereka harus beraktivitas sendiri.”
Keluarga Menjadi Prioritas. Nufus Hung bersyukur tidak pernah kehilangan waktu bersama keluarga. Banyak kegiatan yang dilakukan bersama keluarga salah satunya bisnis. Ia banyak melakukan proses bisnis bersama keluarga seperti meeting, survei lapangan dan lain-lain. Begitu pun kebersamaan dengan anak-anak. Di tengah kesibukan yang padat, ia tidak pernah kesulitan membagi waktu khusus untuk buah hati tercinta. Nufus Hung tetap mendampingi semua kegiatan anak seperti bertanding olahraga, bertanding music dan acara sekolah. Ia selalu menyempatkan hadir dan yang menjadi prioritas adalah moment keluarga.
“Hanya sepuluh persen kegiatan yang saya lakukan sendiri, sisanya saya lakukan bersama keluarga. Jadi tidak ada hal sulit dalam membagi waktu. Bisa dibilang semua bersama keluarga, bisnis yang berkaitan dengan suami dan bisnis suami yang berkaitan dengan saya, kita kerjakan semua bersama.”
Target dan Harapan. Setiap orang pastinya memiliki impian positif untuk bisnis yang ditekuni, tak terkecuali Nufus Hung yang menyimpan harapan agar bisnisnya lebih besar dan lebih baik. Namun apapun yang nanti akan diraih, tujuannya harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Seperti bisnis pusat olahraga yang dijalani saat ini dapat bermanfaat untuk orang lain. Baik dari sisi olahraga maupun ilmu Psikologi yang pernah dipelajarinya.
“Rencana ke depan, saya akan mencoba bidang-bidang lain yang belum pernah dijalani sebelumnya. Misalnya membuat salon kecantikan lengkap mulai dari rambut, kuku, baju dan sepatu. Jadi seperti usaha one stop service untuk para perempuan. Mudah-mudahan dapat diwujudkan dan doakan saja.”
Makna Kemerdekaan. Kemerdekaan merupakan suatu kebebasan. Di masa kecil, bagi Nufus Hung merdeka berarti menikmati hari ulang tahun. Karena saat ulang tahun, ia bebas makan apa saja seperti snack, kerupuk dan lainnya. Sementara jika tidak berulang tahun, ia dilarang untuk makan sembarangan. Berbeda dengan sekarang ini, menurut Nufus Hung, masyarakat Indonesia sudah merasakan kemerdekaan dan hanya orang yang tidak bersyukur yang tidak merasakan kemerdekaan.
“Merdeka itu kan banyak, bisa tidur tepat waktu bagi saya suatu kemerdekaan. Bisa makan dengan tenang, itu sudah kemerdekaan. Saya rasa semua sudah merasakan kemerdekaan. Seperti para pekerja atau karyawan. Mereka punya jam makan siang berarti sudah merdeka karena punya waktu istirahat sedangkan kembali bekerja itu merupakan kewajiban.”