MajalahInspiratif.com, Jakarta – Ketertarikan membangun bisnis yang berlandaskan passion dan hobi mendorong Irina Rahmadiyanti Lestari, S.H., M.Kn berusaha mewujudkan mimpinya menjadi seorang pengusaha. Ketika mengenyam pendidikan Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Ina mulai berpikir mengenai pekerjaan yang dapat dilakukan dengan membuka lapangan pekerjaan dan memberi banyak manfaat bagi orang lain. Dan, setelah menyelesaikan pendidikan Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Brawijaya Malang, meski sibuk menjalankan profesi sebagai seorang Notaris dan PPAT, Irina tetap berani membuka café yang menjadi impiannya.
“Saya ingin bekerja dan berbisnis dengan membuka lapangan pekerjaan serta memberikan manfaat untuk orang lain. Namun dengan kesibukan sebagai Notaris dan PPAT, saya tidak yakin dapat melakukan sendiri sampai Alhamdulillah bertemu partner yang cocok dan juga sahabat saya dari 10 tahun lalu.”
Sebagaimana filosofi kayu manis, kelahiran Banjarmasin, 12 April, yang membangun usahanya dengan nama Cinnamon Coffee n Eatery ini, tidak pernah menentukan secara khusus segmen pasar yang dituju. Prinsipnya, usaha yang dibangun dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan mulai dari anak kuliahan dan kantoran yang masuk dalam target market. Selama perjalanan bisnis mengembangkan coffee shop, Ina berusaha memberikan inovasi terbaik agar tetap bertahan dan memberikan pelayanan terbaik.
“Kami tidak memiliki promo khusus, hanya berusaha menampilkan packaging yang inovatif dan menu makanan yang update serta sebisa mungkin tidak mengikuti coffee shop yang lain. Kami berusaha semaksimal mungkin mencari menu yang berbeda dari café lain di kota ini, seperti makanan berat yaitu Nasi Mandhi dan Nasi Goreng Kambing.”
Kedisiplinan dalam Berkarier. Selama mendalami profesi sebagai Notaris dan PPAT Kabupaten Banjar, pemilik akun @ina_rahmadiyanti ini, tak pernah berhenti berupaya menjaga kualitas diri. “Ketepatan waktu adalah hal yang utama dan menjaga amanah wajib menjadi prioritas dalam berkarier dan memberikan pelayanan terbaik sebagai Notaris.”
Keberanian Ina untuk meningkatkan kualitas diri tak lepas dari peran Ibunda tercinta yang berprofesi sebagai dosen dan ibu rumah tangga. Sosok Ibunda di mata Ina merupakan perempuan yang pandai membagi waktu dan disiplin dalam mendidik anak-anak.
“Saya melihat ibu saya yang juga seorang dosen sekaligus ibu rumah tangga. Beliau sangat pandai membagi waktu. Dari sana saya belajar bahwa saya harus tetap memprioritaskan anak dan keluarga. Walaupun saya harus lembur, maka saya akan usahakan setelah anak sudah tidur. Begitupun di pagi hari, saya tetap harus memasak untuk bekal anak-anak. Waktu dapat diatur selagi kita paham mana yang menjadi prioritas.”
Menjadi Perempuan Mandiri. Perempuan harus menjadi sosok mandiri karena mereka memiliki keahlian yang dapat diasah dan dipelajari. Pernyataan ini menjadi penguat Ina dalam menjalani perannya sebagai perempuan.
“Setiap perempuan pasti memiliki keahlian. Jika belum memiliki keterampilan, pasti bisa diasah dan dipelajari, sehingga dia bisa saling support dengan suami di dalam rumah tangga. Selain itu, walaupun dalam rumah tangga ada nafkah finansial, saya adalah pribadi yang tidak suka diam. Saya pikir dengan banyak kegiatan selagi saya tidak lupa kewajiban utama, maka saya tidak akan punya waktu untuk hal-hal lain yang kurang positif.”
Irina meyakini kepada perempuan yang harus mengalami perpisahan rumah tangga untuk tidak takut dan percaya bahwa Tuhan sudah menjamin rejeki selama tekun berusaha dan berdoa. Jika tidak merasa mampu secara akademik, maka berjuang untuk mencari keahlian lain dan mengenali passion yang dimiliki.
“Perempuan punya kemampuan mengerjakan sesuatu dalam satu waktu. Bisa masak, bikin alis, membalas pesan dalam satu waktu. Sedangkan laki-laki cenderung hanya bisa fokus dengan satu kegiatan. Jangan lupa untuk terus membuka wawasan dan bergaul. Ingat dalam kesuksesan yang terpenting bukan kemampuan IQ. Hal tersebut hanya mempengaruhi 20 persen kesuksesan, sedangkan yang sangat berpengaruh lainnya adalah EQ (Emotional Intelligence) dan Spiritual Intelligence atau kemampuan spiritual setiap pribadi. Semangat untuk kita perempuan hebat yang dianugerahi kemampuan multitasking oleh Tuhan.”