MajalahInspiratif.com, Jakarta – Motivasi kuat dari dalam diri Hj. Nurhayati Effendi untuk terjun di dunia politik merupakan pengabdian penuh demi membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia. Sosok perempuan cantik, tangguh, pintar dan ramah ini merupakan anggota DPR RI yang sudah mengemban tugas selama dua periode. Ia berada di Komisi IX dan fokus menangani bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan, BPJS, BPOM dan BKKBN. Awalnya ia tidak berpikir untuk menjadi Anggota DPR (Wakil Rakyat), namun hatinya tergerak ketika melihat berbagai permasalahan yang harus dibenahi di tanah kelahirannya, Tasikmalaya. Ia pun mencoba turun ke lapangan, bertemu dengan masyarakat di daerahnya, melihat realita dan fakta yang ada di lapangan.
“Dan dengan mengucap Bismillah saya mencoba untuk mengabdi dan maju menjadi Wakil Rakyat di daerah saya, yaitu Jabar XI meliputi Kota Tasikmalaya, Kab. Tasikmalaya, dan Kab. Garut. Alhamdulillah saya terpilih menjadi Anggota DPR. Saya diamanahi untuk menjadi Anggota DPR periode 2014-2019, dan periode saat ini yaitu 2019-2024.”
Pada periode pertama terpilih sebagai Anggota Dewan (2014-2019), Hj. Nurhayati fokus di Komisi V, membidangi Infrastruktur dan Transportasi. Berbagai kunjungan kerja ia lakukan dengan memfokuskan pada penerima Program BSPS, Irigasi, serta Pembangunan Jembatan Penghubung dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi di Dapil Kab. Garut, Kota Tasikmalaya, dan Kab. Tasikmalaya.
“Pada periode pertama ini saya juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI pada tahun 2015-2018. Kemudian di tahun 2018-2019 saya menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran Rumah Tangga (BURT) DPR RI,” ungkap wanita yang hobi travelling, workout, cooking, dan baking ini.
Kemudian pada periode kedua sebagai Anggota Dewan (2019-2024), Hj. Nurhayati masih berada di Komisi V DPR RI sebagai Pimpinan Komisi V, yaitu Wakil Ketua Komisi V pada tahun 2019-2020. Fokus utamanya adalah pembangunan kawasan perumahan dan pemukiman, program kerja nasional, serta aturan mengenai lalu lintas dan jalan. Selanjutnya tahun 2020-2021 ia duduk di Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah; Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Kepemiluan; Pertanahan dan Reforma Agraria. Dan, pada tahun 2021 hingga saat ini ia di Komisi IX DPR-RI yang membidangi Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kependudukan dengan mitra kerja Kementerian Kesehatan, Kementerian Ketenagakerjaan, BKKBN, BPOM, BP2MI, BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan.
Berbagai kunjungan kerja ia lakukan dengan memfokuskan pada penerima program TKM, Padat Karya, Bantuan PMT untuk Ibu Hamil dan Biskuit MP-ASI untuk balita. Juga melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi, di antaranya sosialisasi GERMAS, Percepatan penurunan stunting, BKKBN, edukasi obat dan makanan yang aman, edukasi manfaat BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, edukasi terkait Pekerja Migran Indonesia dalam rangka peninjauan, pengawasan di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan.
“Pada tahun 2021-2022 saya menjadi Anggota Panja Pengawasan Kepesertaan dan Kemanfaatan BPJS Kesehatan dan juga Anggota Panja Pengawasan Penanganan Tenaga Kerja Asing 2001 – 2022. Alhamdulillah saya saat ini diamanahi menjadi Panja (Panitia Kerja), yang pertama Panja Pengawasan terhadap Produk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji dengan Kandungan Gula Garam Lemak (GGL), yang kedua Panja Pengawasan terhadap Sistem Jaminan Keamanan dan Mutu Obat.”
Selain itu, Hj. Nurhayati juga diamanahi menjadi anggota Pansus (Panitia Khusus), Panja (Panitia Kerja) di beberapa kegiatan. Di antaranya Anggota Pansus Pembahasan Otonomi Khusus Papua tahun 2021, Anggota Panja Pemberantasan Mafia Tanah Komisi II DPR RI tahun 2021, Anggota Panja Tata Ruang tahun 2021, Anggota Panja Penataan HGU, HGB, dan HPL tahun 2021, Anggota Panja Penertiban Admininstrasi Kependudukan tahun 2021, Anggota Panja Pengawasan Kepesertaan dan Kemanfaatan BPJS Kesehatan tahun 2021 – 2022, Anggota Panja Pengawasan Penanganan Tenaga Kerja Asing tahun 2021 – 2022.
“Selama saya mengemban tugas sebagai anggota DPR RI, saya selalu hadir di daerah pemilihan. Kita memang melihat banyak sekali masalah terutama dalam aspirasi masyarakat. Saya selalu mendengarkan dari aspirasi masyarakat karena di Komisi IX ini sangat erat dengan masyarakat seperti BPJS, BPOM, BKKBN, Keluarga Berencana dan BP2MI, pengangguran dan permasalahan stunting.”
Kasih Ibu Tersimpan Sepanjang Waktu. Sosok ibu adalah ibu yang melahirkan dan menjadi segalanya tanpa ada pengganti di dunia. Menurut Hj. Nurhayati, melihat sukses tidaknya seorang anak merupakan peran dari seorang ibu. Ibu sudah mulai mendidik dan memberikan cinta kepada anaknya sejak ia mengandung, melahirkan dan membesarkan dari sekolah, sarjana sampai bekerja. Tentunya sangat banyak tugas dan tanggung jawab seorang ibu yang harus dipenuhi dengan bijaksana.
“Saya rasa menjalankan tugas sebagai seorang ibu itu tidak mudah, tidak gampang dan harus dihargai. Saya sebagai anak sangat menyayangi ibu saya karena ibu itu seperti pusaka yang tidak bisa digantikan. Ibu juga adalah seseorang yang jika berhadapan dengan keadaan sulit tetap dapat diandalkan sebagai tempat untuk mengadu dan bercerita.”
Dari detik ke detik, menit ke menit, tahun ke tahun, kebersamaan seorang anak dengan ibunya akan menjadi cerita yang berarti dan berkesan. Hj. Nurhayati menjadikan setiap detik waktu bersama ibu menjadi hal sederhana dan bermakna untuk dilewati.
“Saya sering mengajak Ibu pergi jika ada kunjungan kerja. Kalau misalkan waktunya lumayan panjang atau Dapil sekarang berkampanye dan bersosialisasi. Ibu saya ikut menemani. Jadi peran seorang ibu sangat berarti. Kita tidak akan sukses seperti ini kalau tidak ada ibu. Karena itu setiap hari bagi saya adalah hari ibu dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Perempuan Cerdas dan Tangguh. Hj. Nurhayati menyematkan sepenggal pesan kepada seluruh perempuan Indonesia agar dapat menjadi perempuan yang cerdas. Perempuan harus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan menjadi perempuan yang tangguh serta mempunyai prinsip. Produktivitas, menjadi nilai selanjutnya yang harus diperjuangkan oleh perempuan. Perempuan tidak hanya menghabiskan waktu di rumah saja, tetapi dapat mengerjakan semuanya di luar pekerjaan rumah.
“Jangan takut apabila kita mengalami penekanan baik itu di lingkungan rumah keluarga ataupun kerja dan di mana pun.. jadi untuk itu berbicaralah serta jangan ragu dalam bersikap dan terus berupaya meningkatkan kualitas diri ke depan.”
Harapan ke Depan. Berjuang untuk kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan tidak akan pernah terhenti karena masa jabatan sebagai Anggota Dewan. Hj. Nurhayati meyakini hal tersebut dalam hati. Di tahun 2024, masa jabatan Hj. Nurhayati sebagai Anggota Dewan akan berakhir, namun untuk mewujudkan impian dan tanggung jawab memperjuangkan kepentingan rakyat, ia kembali mencalonkan diri. Saat ini, ia sedang melakukan sosialisasi di Dapil.
“Sekarang memang saya sedang maju lagi. Kami sedang melakukan sosialisasi di Dapil. Keinginan saya terpilih kembali dan mudah-mudahan masyarakat masih percaya dengan saya, sehingga saya bisa mewakili masyarakat. Kalau dikatakan sudah selesai atau belum, pasti tidak akan selesai sampai kapan pun. Selama kita ingin terus mengabdi kepada masyarakat tentunya tidak akan pernah berakhir sampai kapan pun. Tidak akan selesai untuk sebuah perujuangan dan memperjuangkan hak rakyat.”
Dedikasi dan keterlibatan Hj. Nurhayati dibuktikan dengan kegiatan sosialisasi langsung kepada masyarakat setiap satu minggu sekali. Sebelumnya ia terjun langsung setiap dua minggu atau sebulan sekali.
“Tergantung Komisi IX juga, jadi setiap 2-3 hari dalam seminggu pasti saya ada di Dapil karena kami mempunyai program sosialisasi dari Kemenkes, BKKBN, dari mitra-mitra kerja itu ada sosialisasi yang harus turun ke lapangan dan itu mengharuskan kita selalu hadir di daerah tersebut.”
Saat ini, program yang sedang diperjuangan adalah penurunan stunting di daerahnya yang cukup tinggi. Masalah yang terjadi 70% dari stunting merupakan faktor sensitif yang disebabkan karena sanitasi tidak baik, tidak adanya air bersih, lingkungan yang kumuh dan rumah tidak layak huni.
“Lebih spesifiknya seperti pengetahuan ibu hamil. Jadi bayi yang lahir itu banyak yang tidak stunting, tapi menjadi stunting dikarenakan pola asuh atau pola didik yang tidak tepat.”
Perjuangkan Hak Perempuan. Perempuan memiliki kuota sebanyak 30% untuk berekspansi dalam dunia politik. Sekarang ini, hanya terdapat sekitar 20% di Parlemen. Tentunya Hj. Nurhayati berharap semakin banyak perempuan yang berkualitas memiliki keinginan untuk terjun di dunia politik dikarenakan pentingnya kebijakan yang dibuat dapat menentukan masa depan bangsa.
“Seharusnya orang-orang yang berkualitas memiliki keinginan masuk politik, sehingga politik ini bisa berjalan dengan baik dan benar. Jadi kalau saya harapannya perempuan itu tertarik dengan politik karena dunia politik membutuhkan perempuan yang berkualitas, berpendidikan tinggi, mempunyai etos kerja yang baik, mempunyai niat baik, mempunyai visi misi dan prinsip. Jika perempuan banyak di Parlemen, tentunya kebijakan akan berpihak kepada perempuan. Pasti ada tantangan salah satunya modal, tapi kalau kita yakin mempunyai networking untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat pasti akan ada jalan.”