Istri Walikota Mataram

Hj. Noviani Danar Kinnastri, S.Sos, Mendorong Perempuan Tingkatkan Kapasitas dan Kualitas Diri

Bagikan:



MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kesuksesan seorang laki-laki dalam memimpin dan meraih prestasi tidak lepas dari peran seorang perempuan yang selalu memberikan dukungan penuh di segala kondisi. Hj. Noviani Danar Kinnastri, S.Sos berhasil membuktikannya ketika ia dengan sepenuh hati mendampingi suami tercinta, H. Mohan Roliskana, S.Sos, MH yang menjabat sebagai Walikota Mataram, NTB.

Diungkapkan Kikin, sapaan akrabnya, sejujurnya tidak pernah terbersit di pikiran untuk mendampingi suami yang akan menjadi Kepala Daerah. Ia mencoba meruntut sejarah ketika di tahun 2009 suaminya pertama kali diminta untuk terjun ke dunia politik sebagai Wakil Kepala Daerah. Saat itu keduanya masih berprofesi sebagai ASN yang mendapat dorongan penuh dari masyarakat yang meminta untuk maju mencalonkan diri.

“Waktu itu benar-benar tidak ada rencana di dalam hidup kami, meskipun latar belakang Almarhum Bapak Mertua sebagai Walikota Mataram. Kami tidak pernah bermimpi atau berpikir akan menempuh jalur yang sama. Ketika itu kami hanya fokus di tugas-tugas sebagai ASN dan dorongan masyarakat begitu besar kepada suami saya. Bismillah saja mengalir dan amanah ini dijalankan tanpa ada keraguan. Di setiap tahapan perjuangan yang ditempuh oleh suami, beliau selalu melibatkan saya untuk memberikan dukungan.”

Prestasi Membanggakan. Sebelum menjadi istri Kepala Daerah, Kikin termasuk orang yang senang bertemu dengan banyak orang. Ia terlibat dalam berbagai organisasi agar dapat bermanfaat untuk orang lain. Kesempatan lebih luas datang ketika ia menjadi istri Kepala Daerah. Khususnya di organisasi Tim Penggerak PKK (TP.PKK), Kikin dapat mengeluarkan ide-ide dengan lebih mudah yang selama ini terpendam. Tujuannya untuk membantu bagaimana Program Pemerintah Kota Mataram dapat berjalan lancar, tepat sasaran dan dirasakan manfaatnya.

“Saya melihat melalui PKK ini benar-benar menyentuh kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat terutama masalah kesehatan dan pendidikan anak-anak. Selama berorganisasi saya tidak pernah memikirkan akan mencapai ekspektasi apa, tidak pernah memikirkan harus menjadi juara atau mendapatkan reward. Saya berjalan tidak sendiri, tetapi banyak tim di belakang saya. Karena itu saya berusaha mengembangkan program untuk masyarakat. Prinsipnya programnya sedikit saja yang penting menyentuh ke masyarakat dan harus ada pembaruan dari program sebelumnya.”

Keluarga, Masa Kecil, dan Karier. Kikin lahir dan dibesarkan di Pekanbaru lima puluh tahun lalu. Ayahnya asli Solo – Jawa Tengah, dan merupakan seorang dosen di Universitas Riau. Ibunya asli Wonosobo – Jawa Tengah, dan merupakan ibu rumah tangga. Setelah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama, penggemar traveling ini, hijrah ke Yogyakarta melanjutkan pendidikan ke SMA Stella Duce I Yogyakarta dan kuliah di Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Berhasil mengantongi gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Kikin sempat bekerja di Surabaya dan kembali ke Yogyakarta untuk mengajar sebagai dosen Public Relations dan Advertising di Akademi Komunikasi Indonesia. Tahun 2000, Kikin menikah dan menetap di Mataram. Di sana ia sempat mengajar di Universitas 45 Mataram.

“Ketika itu saya sudah mulai mengandung. Jadi ketika selesai melahirkan, saya off/ berhenti mengajar dan tidak beraktivitas karena fokus dengan anak. Saya diizinkan bekerja lagi setelah anak saya berhenti menyusui sampai usia dua tahun. Akhirnya saya mencoba keberuntungan di ASN. Saya ikut tes tiga kali baru lulus dan Alhamdulillah sampai hari ini saya masih sebagai ASN. Jabatan saya terakhir di tahun 2017 sampai 2020 itu sebagai Kabid Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.”

Setelah suaminya memutuskan berkampanye untuk maju Pilkada di Kota Mataram, ibunda dari Shafalyn Kalila Roliskana, S.Ked (S1 Kedokteran Universitas Mataram), Putri Nuriyana, S.Farm. (Putri angkat), Hashifa Nadzwa Roliskana (Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Semester 3) dan Moh. Zimmy Al Fachry Roliskana (Almarhum) ini, diharuskan berhenti dari jabatannya sebagai Kabid. Ia memutuskan untuk cuti tiga bulan di luar tanggungan negara untuk mendampingi suami. Kikin mengambil pilihan tersebut karena ia merasa ketika suami sedang berjuang untuk Pilkada, tidak mungkin menyambi bekerja sebagai ASN. Setelah suaminya menjabat Walikota, Kikin kembali aktif lagi sebagai ASN.

Prioritas Waktu Berkualitas Bersama Keluarga. Membangun keharmonisan bersama keluarga merupakan prioritas yang tak akan terlewatkan. Begitu juga dengan Kikin dan suami yang tidak pernah melewatkan waktu bersama di tengah kesibukan.

“Di akhir pekan, kadang saya sama suami sibuk menghadiri undangan. Tapi nanti tetap ada waktu yang sedikit kita manfaatkan supaya waktu yang singkat itu bisa berkualitas.”

Kekuatan dan keeratan hubungan keluarga yang terbangun dikarenakan Kikin dan suami pernah berada di masa-masa sulit. Keduanya pernah merasakan kehilangan yang teramat berat ketika harus kehilangan anak laki-laki tercinta yang paling kecil.

“Anak laki-laki kami yang paling kecil meninggal dunia karena sakit Leukimia. Proses dari sakit sampai empat tahun kemudian meninggal dunia yang membuat chemistry saya dengan suami semakin kuat. Jadi bonding kami bagaimana saling menguatkan dan mendukung agar tidak ambruk bareng. Kami saling menyembuhkan dan menguatkan. Selain itu banyak cobaan yang tidak mudah dan tidak ringan. Ini yang membuat kami kuat dan tentunya komunikasi harus terjalin dengan baik.”

Rasa takut untuk tidak dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga sempat menyelimuti hari-hari Kikin. Namun setelah dijalani dengan keyakinan, ia tetap mampu mempertahankan kualitas waktu bersama dengan suami. Komunikasi yang terbuka dan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah menjadi kunci keberhasilan hubungan suami istri yang harmonis. Sang suami sangat menghargai kehadiran Kikin di sampingnya dalam berbagai kesempatan, dan  Kikin pun sangat hormat dan mendukung apa yang dikatakan atau dilakukan suaminya.

“Komunikasi yang bagus meskipun dengan kesibukan seperti apa pun kita tetap dapat saling berdiskusi. Suami juga tipikal orang yang tidak mau membawa pekerjaan ke rumah. Ketika di rumah itu benar-benar waktu yang berkualitas bersama suami karena anak-anak saya sedang kuliah di luar kota, jadi kami habiskan waktu bersama. Saya dan suami selalu saling mendukung satu sama lain dalam setiap kegiatan yang kami lakukan.”

Tanamkan Sikap Empati dan Welas Asih pada Anak. Kepedulian dan rasa empati yang tinggi pada sesama, terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan, merupakan salah satu sumber kebahagiaan dalam keluarga kecil Kikin. Ia dan suaminya memiliki sifat welas asih yang sama ketika melihat siapa pun yang sangat membutuhkan uluran tangan mereka. Seperti ketika salah satu sahabat suaminya wafat, mereka mengangkat dan membesarkan Putri Nuriyana sejak usia 10 tahun, karena sebelumnya juga sudah ditinggal ibunya sejak usia 9 bulan, hingga saat ini Putri sudah menamatkan kuliah dan sedang melanjutkan study Program Profesi  Apoteker.

“Alhamdulilah kami dipercaya oleh Alloh untuk merawat Putri dan ‘Putri-Putri’ lainnya”

“Saya selalu berdoa kepada Alloh… agar saya dan suami selalu diberikan rizki dan kesehatan agar selalu bisa membantu orang-orang di sekitar kami. Sedih rasanya ketika ada orang minta tolong dan kami tidak bisa membantu, itu seringkali mengganggu batin kami dan menjadi pergolakan dalam batin yang tidak mudah. Karena itu, kepada anak-anak selalu kami didik untuk bisa membaca situasi sosial di sekitar, bisa berempati dengan orang lain, dan tanggap ketika melihat ada hal-hal yang perlu segera mereka bantu…mereka harus segerakan. Salah satu caranya adalah mengajari mereka bersedekah sejak usia dini. Mereka harus membiasakan diri untuk menyisihkan uang saku atau dari celengan mereka untuk disedekahkan kepada kaum duafa. Saya dan suami ingin menanamkan kepada anak-anak agar mereka kelak menjadi pribadi yang peka, empati, peduli, dan tidak egois.”

Ibu dan Suami yang Menginspirasi. Kebaikan dari setiap orang yang pernah ditemui menjadi pembelajaran untuk saling menginspirasi. Kikin selalu belajar mengambil kebaikan dari setiap orang. Bahkan orang yang tidak diperhitungkan oleh orang lain. Ia percaya setiap orang pasti memiliki hal-hal baik yang dapat menjadi sumber belajar. Namun dalam perjalanan karier dan kehidupannya, Kikin tetap memiliki sosok spesial yang menginspirasi yaitu Ibu dan suami tercinta. Sang Bunda telah mempersiapkannya menjadi perempuan mandiri dan berprestasi.

Selanjutnya Kikin dan suami bertemu di tahun 1992. Ketika itu keduanya masih sama-sama menyandang status mahasiswa baru lalu saling membangun kedekatan, berpacaran selama kurang lebih delapan tahun, dan kemudian memutuskan menikah. Kini keduanya sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama kurang lebih 23 tahun. Sang suami menjadi inspirasi terbaik bagi Kikin setelah Ibu, karena ia memahami perjuangan dan kerja keras sampai berada di titik ini.

“Saya memahami betul bagaimana perjuangan suami saya sampai beliau berada di titik ini. Bagaimana pergolakan batin yang terjadi, hempasan ombak dan badai yang menerjang, tetapi beliau tetap mampu berdiri tegak. Dari sana saya pelajari dan teladani sehingga ketika saya menghadapi kesulitan dalam hidup, saya mengingat suami saya yang ikhlas, sabar dan pemaaf. Sangat menginspirasi dan saya belajar menjadi sosok yang berusaha menerima dalam segala kondisi.”

Meningkatkan Kapasitas Diri. Sebagai seorang perempuan, Kikin selalu berupaya meningkatkan kapasitas diri dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Tentu saja upaya ini tidak hanya digenggam di dalam pengalamannya sendiri, tetapi ia juga berharap agar perempuan Indonesia selalu berusaha meningkatkan kapasitas diri melalui organisasi.

Kikin tercatat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mataram (2021-2026), Bunda PAUD Kota Mataram, Ketua Dewan Kerajinan Seni Kreasi Daerah Kota Mataram (2021-2024), Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kota Mataram (2021-2026), Ketua Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Kota Mataram (2021-2025), Ketua Lembaga Persatuan Drumband Indonesia (PDBI) Kota Mataram (2017-2021) dan (2021-2025), Bunda Literasi Kota Mataram pada tanggal 10 Oktober 2022, Ketua Persatuan Wanita Olahraga (PERWOSI) Propinsi NTB (2022-2026), Ketua Ikatan Olahraga Senam Kreasi (IOSKI) Kota Mataram (2020-2024), Ketua DPD Pengajian Al Hidayah Propinsi NTB (2020-2025), Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Provinsi NTB (2020-2025). Keterlibatan penuh di sejumlah organisasi membuat Kikin tidak pernah berhenti mengarahkan setiap anggota di organisasi yang dikelolanya untuk meningkatkan kualitas diri.

“Saya berharap perempuan Indonesia menjadi sosok yang diperhitungkan bahwa sebagai seorang perempuan harus memiliki kemampuan organisatoris yang mumpuni. Mempunyai kemampuan administrasi yang bagus, public speaking yang baik dan mempunyai keterampilan tambahan seperti kerajinan tangan atau memasak. Dalam organisasi yang saya kelola, saya berharap ketika suatu saat mereka keluar dari sana bisa menjadi sosok perempuan yang memiliki nilai positif. Sebagai ibu dan sebagai perempuan kita jangan pernah berhenti BELAJAR.. Pelajarilah dan update-lah tentang segala sesuatu untuk kebaikan diri kita, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita.”

Bagikan:

Bagikan: