MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kesempatan menentukan dan memutuskan pilihan untuk berbisnis seringkali datang dari kebiasaan sehari-hari. Peluang baik yang mampu dipahami dengan matang dapat menorehkan kesuksesan. Namun tidak semua diperoleh tanpa perjuangan dan kerja keras. Seperti perjalanan seorang entrepreneur bernama Hj. Leyla Anggrainy, SE.,M.M yang memulai bisnisnya dari kehidupan dan kebiasaan sehari-hari.
Lala Raymullan, sapaan akrabnya, memang memakai hijab dan sering membeli hijab. Namun ketika negara tercinta dilanda pandemi, ia sudah jarang ke toko hijab dan membeli secara online. Dari kebiasaan tersebut, ia berpikir untuk memulai usaha di bidang fashion, khususnya hijab.
“Pas lagi di pesawat saya berpikir panjang untuk memulai usaha hijab dengan brand sendiri. Saya mengambil inspirasi gambar dari mana saja dan minta didesainkan kemudian saya bawa ke printing khusus hijab beserta pilihan kainnya.”
Kelahiran Jakarta, 31 Januari, yang merupakan lulusan Pascasarjana Universitas Trisakti ini, memilih fokus mengembangkan produk hijab syar’i. Hijab syar’i menjadi inspirasi karena ketentuan pakaian yang menutupi aurat, hijab lebih panjang, lebih syar’i dan biasanya perempuan yang mengenakan hijab tampak lebih anggun. Untuk pilihan warna, Lala Raymullan menghadirkan warna yang berwarna dengan pilihan bahan berkualitas, harga bersaing dan terjangkau.
Lala Raymullan menyadari bahwa menghadapi persaingan di industri fashion tidaklah mudah. Banyak produk yang sama dengan kualitas baik yang turut dipasarkan bersama produknya. Namun istri dari Kombes Pol Edy Suwandono, SIK ini tetap percaya diri dan berupaya berpikir kreatif dalam segi marketing. Ia percaya adanya persaingan merupakan hal baik untuk mengetahui perkembangan kelebihan dan kekurangan produknya.
“Sekarang lebih banyak ke reseller, promosi lebih banyak endorse agar orang percaya dulu karena masih baru. Saya masih terus belajar digital marketing, mengikuti seminar penjualan melalui Zoom dan mengikuti saran entrepreneur yang sudah menerapkannya. Saya juga melihat persaingan sebagai sesuatu yang baik, yang penting bagaimana bahasa marketing dengan kejujuran.”
Kendala atau tantangan harus dihadapi perempuan yang hobi bersepeda dan gardening ini. Ia harus belajar secara cepat dalam penggunaan media internet. Selanjutnya cek pasar dengan melakukan riset dengan dana terbatas. Semua keterbatasan yang ada membuat ia belajar cepat dari market leader yang sudah lama bergerak di bidang yang sama. Selanjutnya mencari Sumber Daya Manusia (SDM) dan memproduksi barang yang diminati pasar dengan dana terbatas.
Pemilik label Laila Muslimah ini, memang belum memiliki banyak pengalaman dalam usaha yang baru dirintis dan berbisnis secara online. Namun ia memiliki strategi bisnis yang diterapkan dengan menghadirkan desain yang kreatif dan meningkatkan kualitas produk.
“Saya berharap banyak di bisnis online ini. Memang belum sampai di puncak penjualan karena saya baru jalan tahun ketiga. Di tahun ketiga ini, saya mencoba menambah dengan koleksi busana muslim dengan bahan printed. Saya berharap bisnis online menjadi solusi agar pedagang bisa tetap eksis dan mendapat banyak keuntungan karena bisa menjangkau lebih banyak pembeli. Bisnis bisa berjalan bahkan di masa pandemi seperti saat ini.”
Kunci Kesuksesan Bisnis dan Keluarga. Keterampilan berjalan lurus dengan tekad sebagai kunci kesuksesan selanjutnya. Dibutuhkan kemauan keras dan niat yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam hidup. Menurut Lala Raymullan, adanya kemauan yang kuat untuk bekerja tanpa henti sekalipun mengalami kegagalan, hambatan dan kesulitan di sepanjang jalan. Selama berbisnis, ia menanamkan sepuluh prinsip yaitu melakukan riset dan tentukan target pasar, tunjukkan keunikan produk, lakukan branding, website yang menarik, inovasi produk, menjaga loyalitas konsumen, memberikan diskon, promosi, voucher dan bonus, berkolaborasi dengan kompetitor atau mencari mitra usaha, menggunakan jasa digital marketing dan jujur.
Manajemen waktu adalah pondasi utama agar sukses dalam membagi dua kegiatan dan keduanya dapat berjalan dengan seimbang yaitu rumah tangga dan usaha. Bila keduanya dapat dikendalikan, maka perlu manajemen waktu yang tepat. Alokasikan waktu yang efektif, misalkan ketika berada di rumah, ia akan fokus pada kegiatan yang ada di rumah seperti menyiapkan hidangan, membereskan rumah dan bermain bersama buah hati. Ketika berada di rumah berarti fokus kepada yang berada di rumah. Lala Raymullan berusaha mengatur jadwal weekend dengan kegiatan favorit keluarga yang bisa membuat family time terasa, sehingga keluarga tetap bisa merasakan kehadiran dan kasih sayang yang sepenuhnya.
Berperan sebagai Istri dan Ibu. Seorang ibu sudah ditakdirkan menjadi perempuan tangguh dengan berbagai peran. Ketika diminta menjadi istri polisi dan bersedia mendampingi di mana pun, sudah menjadi kewajiban Lala Raymullan sebagai bentuk kepatuhan terhadap suami dan peran dalam kegiatan sosial di lingkungan Bhayangkari tidak bisa dikesampingkan. Peran ibu dari Nadya Faisa, Nathalie Zhafira, Nayla Humaira dan Nadila Sofeya tak lepas dari kehadirannya untuk selalu mendampingi anak-anak dalam perkembangan belajar di sekolah, kegiatan luar sekolah dan pergaulannya.
“Tidak mudah untuk anak-anak saya karena kadang harus pindah sekolah berkali-kali dan mengikuti tugas ayahnya. Tetapi ini merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama. Intinya saya mengajak untuk bekerja sama dengan anak-anak agar selalu bahagia di mana pun berada dan jangan suka mengeluh karena keadaan, tetapi selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki.”