MajalahInspiratif.com, Jakarta – Hidayah adalah anugerah yang Allah SWT berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, agar lebih dekat dengan-Nya. Hidayah itulah yang kemudian membawa Hj. Eva Bhari Shima S.I.Kom, M.Pd, memutuskan untuk berhijrah. Perempuan yang semula dikenal dengan nama Eva Queen, dan berprofesi sebagai penyanyi yang kerap tampil dengan busana terbuka, pada akhirnya memilih untuk berhijab.
Selain terjun ke dunia bisnis, kini ia juga fokus terjun di dunia pendidikan Islam. “Setelah berhijrah, saya juga melanjutkan S2 jurusan Master Pendidikan Agama Islam. Satu keputusan yang tidak mudah dan butuh perjuangan. Dari pribadi yang sebelumnya biasa tampil tanpa hijab, lalu kemudian memilih untuk menutup aurat. Kemudian panggilan Allah SWT untuk berhaji juga datang dengan cepat. Begitu spesial dan tidak harus antri,” tutur perempuan cantik yang akrab disapa Eva ini.
Bukan Tipikal Ambisius. Keputusan Eva untuk terjun sebagai pengusaha dimulai sejak tahun 2019. Ia membuka Eva Galery yang melayani jasa di bidang event organizer seperti Dekor Pengantin, Penata Rias, MC Acara hingga Penyewaan Baju Pengantin.
“Saat pandemi lalu, Alhamdulillah usaha saya tetap jalan, ada saja orderan yang datang. Tetapi karena terbentur jadwal kuliah S2, jadi kurang fokus mengurus bisnis dan lebih konsen menyusun tesis untuk menghadapi sidang. Barulah di tahun 2023 ini, setelah menyelesaikan S2, saya mulai aktif kembali sebagai pebisnis,” tuturnya.
Saat kembali aktif itu pula, Eva berekspansi ke bidang fashion dengan meluncurkan produk seperti hijab dan busana muslimah di bulan Ramadhan lalu. “Alhamdulillah, produk fashion yang saya design dan produksi sendiri laris manis saat itu. Dalam waktu dekat juga akan launching batik dan busana couple yang sempat tertunda, karena saya mendapat panggilan haji,” ungkapnya.
Dalam menjalankan bisnis, Eva bukanlah tipe pengusaha yang terlalu berambisi. Ia menyakini rezeki setiap orang sudah tertakar dan tidak akan tertukar. “Prinsip saya, yang namanya rezeki tidak akan ke mana. Dan selama kita mau berikhtiar dan berdoa, Insya Allah dibukakan jalan. Oleh sebab itu, harus giat lagi promosi di sosmed-nya, rajin update dan kalau kita punya hubungan pertemanan yang baik, silaturrahmi kita baik, Insya Allah pasti ada saja jalannya. Saya juga tidak terlalu ngoyo yang harus merekrut admin dan aktif di Tiktok, karena memang bisnis saya belum terlalu besar, jadi lebih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut,” tuturnya.
Selain itu, Eva juga tidak menjadikan para pesaing sebagai lawan, melainkan kawan yang saling support dan menghargai satu sama lain. “Dari usaha itu kita bisa saling berbagi, bisa saling support. Tak perlu merasa bersaing karena akan terasa melelahkan, jalani saja bersama-sama. Syukuri saja dan nikmat yang kini dijalani, itu kata kuncinya. Jadi ketika saya update produk baru di status atau story kemudian ada yang tertarik membeli, ya Alahmdulillah. Tapi kalau tidak ada ya saya jadikan hadiah untuk jamaah kelas tahsin yang saya buka di rumah,” papar Eva.
Wanita dan Kemandirian. Meski tidak terlalu berambisi dalam mengembangkan bisnis, namun Eva berharap bisnis-bisnis yang ia jalankan mampu membawanya menjadi wanita mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Suatu hal yang baginya sangatlah penting.
“Buat saya, sudah sepatutnya seorang wanita itu mandiri dan memiliki kemerdekaan finansial. Apalagi jika ia memiliki tanggungan atau sebagai tulang punggung. Dan untuk mencapai kemerdekaan finansial tersebut tentunya harus lebih giat lagi berusaha, belajar bagaimana usaha atau bisnis yang kita kelola bisa laku keras, hingga rajin update pemasaran,” terangnya.
Ditekankan Eva, kemerdekaan finansial bisa dicapai oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga. “Tidak harus meniti karier di luar, perempuan mandiri yang ingin mencapai kemerdekaan finansial bisa menjalaninya di rumah, dan tetap bisa mendidik anak-anak. Apalagi di zaman modern seperti sekarang, kita bisa memanfaatkan kecanggihan digital. Lewat handphone saja sudah bisa menghasilkan uang. Tidak perlu keluar rumah, kita tetap punya finansial yang luar biasa. Sudah banyak contoh perempuan-perempuan mandiri yang meskipun di rumah saja, dengan fasilitas terbatas tapi Masya Allah penghasilannya. Mereka bahkan bisa menyalurkan sebagian pendapatan ke lembaga-lembaga yang membutuhkan, itu luar biasa,” ujar Eva.
Namun, perempuan kelahiran Jakarta, 23 Oktober ini, mengingatkan kaum wanita untuk tidak melupakan tugas dan kewajiban mereka dalam mendidik buah hati. “Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Jadi jangan sampai ketika sibuk berkarier di luar lalu anak-anak terbengkalai, tidak terdidik atau malah kecolongan. Akibat masa-masa yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik dari seorang ibu, tidak mereka dapatkan. Mempunyai penghasilan hebat itu tidak perlu meninggalkan anak di rumah. Sekarang bisa melalui online, tanpa perlu keluar rumah. Yang terpenting bagi yang memiliki suami harus mendapat ridho dari suami dan yang masih single bisa menjaga kehormatan mereka,” tegasnya.
Eva juga mengingatkan kaum ibu akan pentingnya meng-upgrade diri dengan ilmu dan pengetahuan. Terutama tentang bagaimana mendidik anak-anak dan mendukung cita-cita mereka. “Seorang ibu memang sudah seharusnya cerdas, bukan hanya secara intelektual, tapi juga cerdas dalam memilih hal-hal yang terbaik untuk anak-anak. Apalagi anak-anak zaman now begitu kritis dan teliti ketika mengajukan pertanyaan. Jangan sampai kita tidak memiliki jawaban atas apa yang mereka tanyakan. Dibanding menghabiskan waktu untuk ghibah atau sekadar nongkrong, lebih baik menambah wawasan. Salah satunya bisa dengan mengikuti kajian di majlis-majlis ilmu atau postingan parenting di sosmed. Mudah-mudahan para ibu hebat Indonesia ini walaupun mereka tetap eksis namun tetap cerdas, mendidik, dan menjaga anak-anak dengan baik,” ucapnya, penuh nasehat.
Namun sebagai seorang pendidik, saat ini Eva kerap merasa miris dengan prilaku kaum wanita dan ibu yang seakan kehilangan budaya malu. Tanpa beban mereka membuat konten foto atau video yang bukan hanya tidak mendidik tetapi cukup memprihatinkan. “Zaman sekarang banyak kaum ibu yang tidak memanfaatkan gadget dan media sosial dengan bijak. Mereka berjoget-joget demi konten dan mencari eksistensi, sekedar memuaskan netizen serta follower. Jadilah kita contoh yang baik untuk anak-anak kita, generasi bangsa yang baik, berinovasi, berprestasi dan berakhlak,” tekan Eva.
Peduli Pendidikan Generasi Muda
Terjun ke dunia pendidikan bagi Eva bukan tanpa alasan. Ia memiliki satu tujuan mulia, yakni menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang banyak, terutama mereka yang membutuhkan.
“Lewat ilmu yang saya miliki, saya kemudian mengajar anak-anak dari kalangan pra sejahtera. Usia 5 tahun ke atas, dari tingkat TK hingga SD. Mulai dari mengajar mengaji hingga memberikan les mata pelajaran umum. Lewat dedikasi ini saya berharap ke depan mereka bisa menjadi anak-anak yang cerdas dan berpendidikan. Selain kurang mampu, tidak sedikit dari mereka yang jauh dari perhatian orang tua. Karena orang tua mereka hanya sibuk mencari uang untuk makan sehari-hari dan mengesampingkan pentingnya pendidikan,” terang Eva, yang berangan memiliki TK atau yayasan yang bisa bermanfaat untuk orang-orang yang membutuhkan.
Lewat pendidikan pula, Eva berharap bisa ikut memperkokoh keimanan generasi muda penerus bangsa, yang akhir-akhir ini kian terbawa arus budaya asing. “PR ibu-ibu itu luar biasa, karena zaman sekarang kemaksiatan ataupun perbuatan-perbuatan yang tidak patut dicontoh, dipertontonkan secara terang-terangan. Beragam jajanan hingga makanan berpengawet yang tidak baik untuk tumbuh kembang anak juga begitu marak beredar. Belum lagi pengaruh buruk kaum LGBT yang kini banyak menyasar anak-anak kecil. Mendorong saya sebagai pendidik untuk lebih semangat mengajak kaum ibu agar lebih peduli dalam menjaga anak-anak dan lingkungan sekitar. Sehingga anak-anak kita terselamatkan dari narkoba, LGBT dan pengaruh buruk lainnya,” tegas Eva.
Kepada anak-anak didik hingga anak-anak muda, Eva juga berpesan untuk menanggalkan rasa malas dan berupaya mandiri. “Jadilah pribadi yang sukses tanpa menggantungkan diri kepada orangtua. Juga selalu berdoa kepada Allah SWT dan menjaga sholat, dzikir, sedekah. Insya Allah akan sukses,” kata sosok yang hobi mempelajari hal baru, kuliner dan travelling ini. Laili