Owner Dearsoesy Bakery

Ferra Indrasari Putri: Membangun Bisnis dan Karier dengan Ketangguhan dan Inspirasi Sang Ibunda

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Situasi pandemi yang menguras pikiran dan tenaga tidak membuat Ferra Indrasari Putri kehilangan arah untuk tetap berinovasi dan memberikan pencapaian terbaik di dalam kehidupan. Meskipun Ferra, sapaan akrabnya, harus berhadapan dengan kenyataan untuk merelakan Ibunda tercinta pergi selamanya, namun ia berusaha untuk tetap tegar berdiri di tengah rasa kehilangan yang mendalam. Ferra berusaha mengobati rasa duka akibat kepergian Ibunda dengan mendirikan sebuah bisnis.

“Awal bisnis saya mulai berjalan di pertengahan tahun 2020. Pada saat Covid muncul khususnya ketika ibu saya meninggal di USA dikarenakan Covid, di mana Amerika saat itu mencapai jumlah paling tinggi di dunia. Tahun ini sangat berat bagi saya dan keluarga dikarenakan Covid, saya dan adik saya yang berada di Jakarta tidak bisa mengunjungi Almarhumah Ibu pada saat dikuburkan di USA.

Semenjak itu, saya ingin sekali tetap bisa mengenang Almarhumah Ibu saya. Kebetulan Almarhumah Ibu sangat suka sekali masak dan hobi membuat kue.”

Dari pengalaman yang sempat menyisakan rasa bersalah dan air mata membuat Ferra memutuskan untuk mencoba membuat kue. Apalagi di masa pandemi, ia lebih banyak berdiam diri di rumah dan membuat kue untuk mengisi waktu agar tidak bosan. Ferra mencoba membuat kue lagi seperti ketika waktu ia dan Almarhumah Ibu membuat kue bersama. Di benak Ferra, di balik musibah dan masalah. pastinya selalu ada jalan keluar.

“Tadinya saya malas sekali untuk mengembangkan hobi, akhirnya saya pertama kali mencoba membuat kue dan diperuntukkan pada keluarga saya sendiri. Alhamdulillah saya mendapat respon yang sangat baik dari keluarga. Akhirnya saya memutuskan untuk memulai bisnis online dengan nama “Dearsoesy Bakery” yang diambil dari nama Almarhumah Ibu saya, Susi Sustini.”

Tidak hanya menyasar target market di lingkungan keluarga, Ferra berusaha berinovasi untuk menawarkan produknya ke relasi perusahaan. Ternyata ia mendapatkan respon yang sangat baik. Dari pencapaian tersebut, ia merasa senang dan bahagia karena dapat membahagiakan dan menyenangkan orang lain. Sampai sekarang, Ferra mengucap syukur karena semakin banyak orang yang mengetahui dan memesan produknya dari bisnis online Dearsoesy Bakery yang dipasarkan melalui @dearsoesy dan akun Tokopedia Dearsoesy2020.

Hambatan dan Tantangan. Wanita kelahiran Bandung, 12 Juni, yang merupakan lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Trisakti ini, menyadari bahwa sebagai seorang perempuan ia harus berjuang dalam menghadapi tantangan berbisnis sangatlah besar. Tak dipungkiri hambatan untuk berbisnis sangat berat karena ia harus cerdas membagi waktu sebagai istri dan ibu dari dua anak tercinta yaitu Sarah yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dan Aliya yang juga sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Ferra harus tetap memprioritaskan kedua anaknya yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya. Di samping itu, ia harus cerdas membagi waktu untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan di kantor dan mengelola kehidupan pribadi.

“Membagi waktu sangat penting agar semuanya bisa terkendali. Walaupun waktu bersama keluarga tidak terlalu banyak, yang penting kualitas waktu diutamakan bukan sekedar kuantitas. Termasuk waktu dengan anggota keluarga, harus saling menghargai dan komunikasi yang bagus juga sangat membantu.”

Konsisten Membangun Karier dan Pekerjaan. Selain membangun dan mengembangkan bisnis demi mendiang Ibunda tercinta, Ferra juga memiliki perjalanan karier yang membanggakan. Walaupun ia pernah memiliki keinginan menjadi seorang Dokter Gigi, tetapi ia mengubah keinginannya dan memilih menggeluti profesi sebagai Akuntan karena dorongan dari kedua orang tuanya.

“Orang tua saya pada waktu itu maunya anak perempuan jangan terlalu lama bersekolah, takut telat menikah. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil Fakultas Ekonomi dengan penjurusan Akuntansi di Universitas Trisakti di tahun 1994.”

Pada tahun 1999, Ferra berhasil lulus dengan hasil memuaskan dan tanpa menunggu waktu lama, ia berhasil diterima untuk bekerja di salah satu perusahaan minyak di Jakarta. Kariernya masih terus dibangun sampai sekarang di perusahaan tersebut. Bukan hal yang mudah untuk berdiri tegak menjadi seorang perempuan yang berkarier dengan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Tentu ada konsekuensi dan prioritas yang harus dipertimbangkan demi keharmonisan diri bersama anak-anak serta suami tercinta. Istri dari Jonatan Edward ini mengungkapkan bahwa perempuan memiliki keunggulan yang lebih baik dalam dunia kerja dan bisnis karena perempuan lebih kuat mentalnya dalam menghadapi masalah atau kendala di pekerjaan dan bisnis. Perempuan bisa bersikap lebih sabar dalam mengatasi stress dibandingkan laik-laki.

“Cara saya untuk tetap kuat dan tegar di dalam menghadapi tantangan berbisnis adalah mengutamakan kualitas yang lebih penting dari kuantitas. Termasuk dalam hal membagi waktu. Pada saat keluarga bisa berkumpul, saya dan keluarga kadang pergi ke mall hanya untuk menonton dan makan bersama. Atau jika waktunya lebih banyak, saya dan keluarga melakukan liburan bersama.”

Sosok Ibu yang Menginspirasi. Di dalam perkembangan sang buah hati, menurut Ferra peran ibu sangat berpengaruh. Naik turun mental seorang anak sangat membutuhkan sosok ibu di samping yang selalu ada pada saat anak membutuhkan. Ferra merasakan situasi di mana ia pernah kehilangan sosok dan peran Ibunda tercinta yang membuat ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk berbagi waktu dengan anak-anaknya.

“Dengan meninggalnya ibu saya, situasi tersebut sangat membuat terpukul bagi saya dan keluarga. Apalagi hanya tinggal ibu saya yang ada saat ini dikarenakan ayah kami sudah meninggal lebih dahulu karena sakit kanker paru-paru. Jadi peran ibu sangatlah penting bagi mental sang anak dan seorang anak itu akan baik atau buruk tergantung bagaimana seorang ibu mendidik anaknya.”

Totalitas Sebagai Istri. Sebagai seorang istri, Ferra selalu berusaha mendukung suami jika memang merupakan hal positif bagi karier suami di masa yang akan datang. Ia tidak pernah bosan memberikan masukan dan saran jika diperlukan. Sedangkan untuk anak-anak, Ferra selalu mendukung apa saja yang dilakukan anak dan mendatangkan hal positif.

“Jangan pernah melarang anak untuk ini dan itu. Itu akan membuat anak nantinya tidak bisa maju dan akan membuat mental anak menjadi lemah ke depan dalam menghadapi segala macam persaingan. Nantinya akan semakin berat dan juga memberikan kepercayaan kepada anak-anak juga sangat perlu, tapi dengan batasan tertentu.”

Bagikan:

Bagikan: