Owner Tetra Group

Fathul Nugroho, Sukses di Bisnis Pertambangan dan Aktif Berorganisasi

Bagikan:



MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebagai pengusaha sukses di bidang pertambangan, Fathul Nugroho tetap aktif berorganisasi. Ia pun kini tengah terjun di dunia politik. Di tahun 2024 ini ia ingin merambah bisnis di bidang maritim kelautan dan bisnis development company.

Kejelian Fathul Nugroho dalam melihat peluang bisnis dimulai sejak masih kuliah tingkat akhir. Saat itu Fathul menjadi aktivis kampus yang kerap mengadakan berbagai kegiatan di kampus, salah satunya bekerja sama dengan Kemendagri untuk mengadakan seminar tentang Pilkada Kota Depok. “Nah itulah pertama kali saya berbisnis, dari peluang Pilkada itu saya menyuplai surat suara untuk beberapa Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di Indonesia,” kenang pria kelahiran 17 Mei 1981 ini.

Lulus S1, Fathul melanjutkan pendidikan Master of Public Policy, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Selepas lulus S2 ia berkarier sebagai Tenaga Ahli di DPR khususnya bidang Pajak Panitia Kerja Mineral dan Batubara. “Di sini saya banyak berinteraksi dengan para stakeholder di bidang pertambangan dan oil & gas, saya kenal berbagai pihak di Kementerian SDM dan Pertamina.”

Setelah 3 tahun, Fathul memutuskan untuk resign dan bertekad merintis usaha di bidang trading batubara. “Sekitar tahun 2013 saya memulai usaha trading batubara, termasuk mengurus izin usaha pertambangan baik batubara maupun mineral lain.”

Sebagai trader batubara, Fathul mampu meraih omset hingga miliaran rupiah per bulan. Di tahun 2015 ia beralih ke perdagangan batuan dan mineral karena harga batubara anjlok. Fathul juga menghadapi banyak tantangan dalam bisnis, salah satunya di masa pandemi Covid-19. Tahun 2020 saat awal pandemi bisnis tambang yang dikelola Fathul masih bisa bertahan, tapi saat masuk tahun 2021 ia menghadapi tantangan berat karena salah satu lini bisnisnya sebagai supplier material agregat ke proyek-proyek infrastruktur terutama di Jabodetabek harus terhenti.

“Proyek infrastruktur kan stop semua, otomatis penjualan agregat atau hasil tambang saya boleh dibilang stop sama sekali. Ini tantangan paling berat yang saya rasakan saat pandemi. Alhamdulillah begitu masuk tahun 2022 booming harga komoditas batubara dan saya masuk lagi ke bisnis batubara yang omsetnya cukup lumayan,” jelasnya semangat.

Fathul mendapat pelajaran berharga saat masa pandemi bahwa kita harus selalu ingat kepada Yang Maha Kuasa, karena manusia boleh berusaha dalam memperoleh rezeki tapi yang memberi adalah Yang Maha Kuasa. “Alhamdulillah artinya bagi saya Yang Maha Kuasa masih sayang dengan saya dan keluarga saya sehingga perusahaan saya masih bisa tetap eksis,” ujarnya bersyukur.

Dalam menjalankan bisnis, Fathul menganut prinsip efisiensi, termasuk jumlah karyawan tidak banyak. Ada satu partner bisnisnya yang menjabat Direktur, 2 orang Manager, serta karyawan di bagian Finance dan Marketing. “Untuk operasional lebih banyak outsourcing karena bisnis saya sifatnya trading. Misalnya untuk pengawasan di lapangan saya outsourcing kepada lembaga surveyor, dan ada beberapa karyawan di bagian operasional yang memang ditempatkan dekat lokasi tambang mitra di Bengkulu dan Kalimantan terutama Kalimantan Timur.”

Dengan prinsip efisiensi menggunakan sistem outsourcing, Fathul menjadi lebih fokus  dalam pemasaran bisnis. Ia juga membeli batubara dari pihak mitra tambang dengan kualitas terbaik dan harga yang kompetitif. Begitu pun untuk transportasi laut, Fathul menerapkan outsourcing dengan sistem sewa.

“Dengan sistem sewa atau carter dapat meminimalisir risiko bisnis saya. Sebelumnya sempat beberapa kali saya pakai sistem tanpa carter itu lebih berisiko, kami harus hire Kapten dan kru. Kita juga harus melakukan pengawasan kepada Kapten dan kru untuk mencegah terjadinya pencurian BBM. Belum lagi kendala di lapangan seperti kapal kandas atau rusak. Jadi lebih baik kami lakukan efisiensi dengan harga agak lebih tinggi sedikit tapi dari sisi operasional dan pengawasan itu handal,” terangnya.

Suami dari Dian Rusmanalia ini, bersyukur di masa pandemi mampu mencetak keuntungan bisnis di saat sebagian pelaku usaha mengalami penurunan omset hingga kerugian dalam usaha. Fathul juga mengembangkan pabrik kelapa sawit untuk dipasok ke Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU). “Ini prestasi terbesar saya dapat memanfaatkan peluang dalam kesempitan, di saat krisis kita bisa melihat peluang usaha yang bagus dan kemudian kita bisa membukukan keuntungan, itu buat saya prestasi terbesar dalam usaha ini.”

Di tengah kesibukan sebagai pebisnis, ayah dari 4 orang putri ini, masih aktif berorganisasi, dengan menjabat sebagai Ketua Bidang Maritim, Kelautan dan Perikanan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). “Bagi saya ini pencapaian yang sangat luar biasa dalam berorganisasi karena HIPMI adalah organisasi pengusaha yang eksis, artinya diakui baik secara nasional maupun internasional, dan saya bisa mencapai posisi sebagai Ketua Bidang Maritim, Kelautan dan Perikanan.”

Amanah yang diemban sebagai Ketua Bidang Maritim, Kelautan dan Perikanan membuat Fathul membuat berbagai terobosan di antaranya memulai bisnis baru yaitu pengalengan ikan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah hasil perikanan atau hilirisasi di sektor kelautan dan perikanan, sehingga bisa dipasarkan baik domestik dan berikutnya ekspor.

Tak hanya di HIPMI, Fathul juga dipercaya menjabat Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemasok Energi, Mineral dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO). ASPEBINDO juga bermitra dengan pemerintah untuk mendorong sektor usaha khususnya mineral dan batubara memiliki daya saing dan memberikan keuntungan bagi para pengusaha serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa dan bernegara dalam bentuk setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Kunci Sukses dan Tantangan Bisnis

Latar belakang pendidikan Fathul sebagai lulusan S1 Fisika Universitas Indonesia dengan peminatan Geofisika membuatnya dekat dengan dunia pertambangan. Saat kuliah S2, Fathul juga fokus di bidang energi dan ekonomi. “Saat awal saya bekerja di Komisi VII DPR RI yang juga membidangi energi, lingkungan hidup, riset dan teknologi. Artinya bisnis saya tidak jauh dari background pendidikan dan pengalaman kerja. Saya pun melihat di sektor energi khususnya di pertambangan merupakan sektor untuk kita mendapatkan peluang yang baik.”

Era digital ini memberikan manfaat lebih terhadap bisnis Fathul, salah satunya dalam proses negosiasi dan berkontrak dengan buyer. “Kerja sama saya dengan vendor di kapal dan juga untuk cargo surveyor itu lebih mudah karena dokumen cukup tanda tangan digital, saat meeting juga tidak perlu lagi datang ke kantor, tetapi cukup melalui zoom meeting.”

Kesuksesan Fathul sebagai pebisnis juga terutama karena ia menerapkan beberapa kiat sukses, pertama adalah be smart. Artinya harus pandai atau jeli melihat peluang di dunia usaha. Kedua, bagaimana kita bisa melihat peluang-peluang bisnis baru. “Walaupun itu tidak sesuai dengan background kita tetapi selama secara kalkulasi bisnis masuk tentu bisa kita jalankan.”

Ketiga adalah hard worker karena sesuatu tidak bisa dicapai tanpa  kerja keras. Ide-ide saja hanya akan menjadi angan-angan dan mimpi besar. Menjadi orang sukses hanya akan sekedar menjadi cita-cita tanpa melakukan dengan kerja keras.

Keempat adalah be creative and be productive. Harus kreatif dalam setiap situasi dengan memanfaatkan keadaan, baik itu krisis maupun keadaan yang luang untuk memulai dan membesarkan usaha.

“Tentunya kita harus terus produktif di setiap waktu dan setiap saat. Kita tidak bisa sekedar bersantai- santai. Sebagai pengusaha tentunya perlu menjaga keseimbangan karena kita kerja keras dan kita juga menikmati  kenyamanan hidup seperti bermain golf,” jelas pria yang hobi golf dan hiking ini.

Bagi Fathul, hobi bermain golf mengajarkan kita untuk mengendalikan diri baik emosi, melatih fokus dan fisik. Selain itu ia memanfaatkan golf untuk berjejaring memperluas networking bisnis dan tentunya semakin mempererat hubungan dengan mitra bisnis. “Nah bisnis ini kita jalin melalui organisasi di antaranya HIPMI, ASPEBINDO, dan KADIN. Kita juga ada semacam klub-nya HIPMI Golf Club Indonesia (HGCI).”

Kecintaan pada organisasi HIPMI membuat Fathul sangat terinsipirasi dengan sosok yang dijadikan sebagai role model yaitu para mantan Ketua Umum HIPMI dan yang terbaru adalah Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. “Beliau sukses dari sisi bisnis dan juga sukses dari sisi pencapaian. Kalau boleh dibilang politiknya sebagai Menteri Investasi dan Kepala BKPM, kemudian juga ada Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) itu senior saya juga di HIPMI yang sukses di dunia bisnis dan sukses menjadi Menteri sebagai pelayanan kepada masyarakat. Senior saya lainnya di HIPMI ada Pak Muhammad Lutfi dan Pak Aburizal Bakrie,  termasuk Pak Sandiaga Uno, artinya senior-senior saya ini yang sudah sukses di bidang organisasi, bisnis dan pemerintahan itu menjadi inspirasi saya.”

Tahun 2023 lalu, Fathul bersyukur perusahaannya tumbuh positif dengan meraih profit. “Bisnis itu ada suka dukanya, sukanya ya profit, artinya dalam profit kita bisa hidup dengan tenang dan me time bisa berjalan dengan tenang.”

Duka yang dirasakan Fathul antara lain dalam hal pengurusan perizinan usaha. Ia memiliki investasi di pertambangan batuan dan mineral yang masih membutuhkan waktu panjang untuk bisa mendapatkan izin operasi produksi. Penyusunan dokumen cepat tapi proses perizinan membutuhkan waktu.

Tantangan lain terkait analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang membutuhkan waktu, bahkan ada salah satu jenis tambang pasir laut membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun belum selesai sampai sekarang karena ada tumpang tindih peraturan. “Itu terkadang menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menyelesaikan baik dari sisi perizinan dan sisi teknis operasional. Tantangan yang terakhir adalah sisi keuangan permodalan, maka di situlah kita harus bisa membuat bisnis yang lebih baik.”

Resolusi pribadi Fathul di tahun 2024 ini sebagai pengusaha berharap bisnisnya berjalan lancar dan meningkat secara omset dibandingkan di 2023 dan bisa memulai beberapa bisnis baru di 2024 seperti bisnis bidang maritim kelautan dan bisnis development company.

Fathul yakin semua impian dan harapannya akan terwujud karena memiliki support system yang sangat baik dan terus mendukung semua upaya dan kerja keras yang dilakukannya, terutama keluarga dan networking. Dukungan penuh dari keluarga baginya sangat penting bahkan ketika ia sedang dalam kondisi bisnis terpuruk. Istrinya banyak menguatkan, memberikan support dan masukan serta tidak banyak menuntut.

“Istri saya bisa memahami karier saya, itu paling utama dalam bisnis ini. Tentunya juga orang tua yang menginspirasi saya untuk berusaha, anak-anak saya serta rekan-rekan di organisasi yang ikut mendukung, menguatkan bahkan membantu mencari solusi. Keikutsertaan dalam organisasi menurut saya sangat berharga dan membantu kita dalam membangun usaha,” paparnya.

Amanah sebagai Wakil Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS)

Saat ini Fathul juga terjun di dunia politik dengan bergabung dalam Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) pendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. “Saya di dalam Repnas ini bersama dengan Pak Anggawira sebagai Ketua Umum. Kita menginisiasi berjalannya organisasi Repnas dan saya diamanahkan sebagai Wakil Ketua Umum. Repnas memberikan support kepada pemimpin nasional nantinya, yaitu Capres dan Cawapres yang akan memberikan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Dalam hal ini kita sudah menentukan pilihan adalah  Pak Prabowo dan Mas Gibran karena kami melihat kedua sosok ini adalah pemimpin yang akan membawa Indonesia menjadi lebih maju lagi,” tegasnya semangat.

Harapan para pengusaha yang bergabung di Repnas menurut Fathul adalah memenangkan Prabowo-Gibran dan mengawal agar Prabowo-Gibran meningkatkan kemudahan dalam melakukan usaha. Karena salah satu tantangan dalam dunia pengusaha adalah pengurusan perizinan yang lambat dan harus ditata ulang dengan dipermudah dan dipersingkat.

Saat ini Repnas sudah menetapkan program utama, yiatu penciptaan 2 juta pengusaha baru. “Program-program yang kita lakukan adalah supermentor artinya kita memberikan pelatihan dan workshop di berbagai kota Indonesia kepada semua kalangan terutama anak muda agar mereka menjadi pengusaha sejak dini apa pun background pendidikan mereka dan apa pun aktivitas mereka saat ini.”

Dari 2 juta pengusaha itu diharapkan bisa menciptakan 19 juta lapangan pekerjaan baru. Ini yang menjadi program utama Repnas dan Fathul secara pribadi juga mengusulkan nanti salah satunya adalah kredit mudah dan murah untuk para pengusaha muda.

Menurut Fathul, saat ini sudah ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan Rp 500 juta. Untuk KUR Rp 100 juta tanpa agunan dan suku bunga sekitar 3 sampai 6% per tahun dan KUR Rp 500 juta dengan agunan.

Fathul mengusulkan modal usaha bagi para pengusaha muda sampai Rp 2 miliar tanpa agunan tetapi nanti dikurasi terlebih dahulu bisnisnya melalui proposal dan juga feasibility-nya. Kalau dianggap layak maka mereka bisa mendapatkan kredit sampai Rp 2 miliar karena diharapkan pengusaha yang terbentuk bukan lagi skala mikro tetapi usaha kelas menengah.

“Dengan begitu, kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan pengusaha kelas mikro dan kecil, artinya kita perlu menciptakan pengusaha-pengusaha kelas menengah baru dan nantinya yang menengah kita dorong untuk menjadi pengusaha besar,” ungkapnya.

Bagikan:

Bagikan: