MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kesibukan berkarier tak menghalangi Estu Suci Wulansari untuk berkarya menyalurkan hobinya membuat ragam Kue, Pudding hingga Tumpeng yang jadi favorit customer. Baginya, perempuan harus berkarya dan berkreasi sehingga bisa merdeka secara finansial dan bermanfaat bagi banyak orang.
Keberanian untuk memulai sebuah usaha menjadi langkah awal Estu Suci Wulansari menjadi pebisnis. Dari SMA wanita cantik yang akrab disapa Uci ini, sudah hobi membuat kue. Saat masih kuliah, ia pun memberanikan diri untuk menawarkan kue buatannya kepada teman-teman kuliah. “Waktu itu saya buat Brownies dan Black Forest, ternyata banyak teman yang suka,” jelasnya.
Menurut sosok yang berkarir sebagai wanita TNI Angkatan Udara ini, minat terjun ke dapur dan membuat kue muncul karena ia sering melihat kesibukan ibunya menjalankan usaha catering. “Dulu saya suka melihat Mama bikin kue untuk menu catering. Walaupun tidak pernah bantu dan hanya melihat saja tapi lama-lama suka sampai sekarang,” kenang lulusan S1 Hubungan Internasional ini.
Setelah bekerja dan menikah, di tahun 2006 istri dari Suwaji ini, mengembangkan hobinya sembari tetap bekerja. Ia merasa masih banyak waktu luang saat pulang kantor. Apalagi putra tunggalnya, M. Javasata Dyaksa Nararya, sudah cukup mandiri. Ia pun ingin mengisi waktu luang dengan membuat kue. “Saya coba menawarkan kue ke teman-teman dan mulai ada pesanan. Alhamdulillah pernah di awal tahun 2010 saya mendapat pesanan partai besar sebanyak 150 loyang Brownies Kukus untuk souvenir pengajian calon pengantin yang akan menikah,” kenang Uci.
Sejak saat itu Uci pun mulai fokus menekuni usaha yang diberi nama Javas Cake. Demi menambah pengetahuan dan ilmu baru, ia kemudian mengambil kursus membuat kue saat weekend.
Uci mulai aktif memasarkan Javas Cake sejak tahun 2010 ke teman-temannya. Namun ia masih menganggap usahanya adalah hobi yang sangat menyenangkan dan bisa menghasilkan. “Dibilang bisnis belum, masih side job karena sambil kerja, jadi kalau saya di kantor banyak kerjaan ada yang order saya tidak terima. Tapi kalau pulang dari kantor sesuai jadwal dan ada orderan baru saya ambil,” paparnya.
Kepuasaan Batin. Meski disibukkan dengan aktivitas karier, Uci selalu membuat kue pesanan customer setiap hari selepas pulang kantor. Kalau pesanan tidak banyak, ia akan menangani pembuatan kue sendiri, tapi jika pesanan banyak Uci dibantu tim lepas berjumlah 6 orang yang memang berkompeten di bidang kuliner. “Mereka saya minta untuk bantu membuat kue kering saat momen Lebaran. Kebetulan mereka belum ada pekerjaan lagi karena pandemi, jadi saya minta dibantu.Alhamdulilah, saya bisa membantu mereka dan dengan mereka di sini saya juga terbantu,” terangnya bangga.
Uci merasakan kepuasan batin bisa mengembangkan hobi sekaligus bermanfaat bagi orang lain. Namun diakuinya, ia harus pintar membagi waktu untuk keluarga, pekerjaan dan usaha. Biasanya setelah pulang kantor jam setengah 6 sore, Uci mulai membuat kue pesanan customer. Ia pun mengatur waktu untuk membuat kue sesuai jenisnya. “Misalnya ada pesanan Pudding untuk besok pagi saya kerjakan malam ini. Untuk kue ukuran besar, saya sudah baking pagi hari sebelum berangkat ke kantor, nah pulang kantor baru saya dekor,” jelasnya.
Saat ia berangkat kerja, semua pesanan kue sudah selesai dibuat dan siap diambil customer. “Biasanya saya mulai membuat pesanan dari pukul 3.30 pagi, karena jam 6 pagi saya sudah berangkat ke kantor,” tambahnya.
Dari Kue hingga Tumpeng. Awalnya Uci lebih concern membuat cake decoration untuk birthday atau wedding, tapi lama kelamaan berkembang hingga Pudding beraneka rasa yang selalu ada pesanan setiap hari baik besar atau loyang biasa. “Jadi sekarang lebih ke Pudding walaupun cake ada tapi lebih banyak Pudding, terutama Pudding Mangga yang jadi best seller. Terkadang customer memesan untuk acara ulang tahun atau hampers,” ujarnya.
Selain itu ada juga snack box dan Tumpeng. “Untuk Tumpeng, tim lepas Javas Cake yang masak Nasi Kuning hingga pelengkapnya, dan saya lebih banyak menangani finishing seperti mencicipi rasa masakan, mengarahkan tim saat menghias tumpeng hingga posting foto atau videonya di Instagram Javas Cake,” terangnya.
Saat ini Pudding Mangga masih menjadi best seller Javas Cake. Dengan topping buah-buahan, Pudding Mangga yang dikombinasi lapisan Puding Cokelat di atasnya tampil cantik dengan citarasa lembut dan manis yang digemari customer. Tak hanya itu, Uci juga berkreasi membuat Pudding Tumpeng yang terdiri dari beberapa lapisan pudding yang disusun seperti tumpeng dengan hiasan buah segar.
Dalam menyusun lapisan Pudding Tumpeng untuk bisa tampil cantik agak sulit dan membutuhkan kecermatan. “Tingkat kesulitannya terutama pada saat membuat pudding muncul lapisan atas yang bening dan ekstrak buah mangganya mengendap di bawah, nah itu ada kesulitannya tapi Alhamdulillah hal itu bisa diatasi. Jadi learning by doing juga karena di awal usaha saya masih otodidak,” kenangnya.
Selain Pudding Tumpeng, Uci juga pernah membuat kreasi Wedding Cake tiga tingkat tetapi lebih banyak menggunakan jenis Cup Cake. “Jadi Wedding Cake-nya satu dan susunan Cup Cake-nya sebanyak 100 buah,” tambahnya.
Bahan Premium. Karena berkaitan dengan taste, Uci begitu selektif dalam memilih bahan baku. Yakni hanya yang berkualitas premium. Di awal usaha ia pernah menggunakan bahan baku yang lebih kualitasnya biasa saja, tapi ternyata citarasanya kurang sesuai selera. Meskipun begitu dari segi harga tetap bersaing dengan kue dan pudding yang menggunakan bahan baku standard.
Uci juga kerap memberikan promo kepada para pelanggannya meskipun jumlah pesanan customer sedikit dengan kisaran promo diskon hingga 10%. Pemesanan biasanya tergantung jenis kuenya, misalnya untuk cake yang simpel seperti Black Forest, atau Pudding dipesan pada H-1 karena tidak membutuhkan keahlian khusus. Lain halnya untuk pemesanan Wedding Cake atau termasuk Birthday Cake, minimal pemesanan H-7 karena banyak item yang harus disiapkan. Untuk cake dengan cover fondant juga harus diorder setidaknya H-3. Customer juga bisa memesan kue sesuai permintaan.
Kue yang dipesan akan dikirim lewat transportasi online dengan ongkir ditanggung pemesan. Kue tersebut juga bisa diambil sendiri oleh customer. “Tapi kalau lokasi customer jauh saya sedikit memberikan subsidi ongkir, pernah ada pesanan ke Thamrin, Jakarta Pusat saya subsidi jadi 50:50 ongkos kirimnya,” ujar Uci.
Pesanan kue berasal dari banyak customer seperti di Sunter Jakarta Utara, Swiss Bellhotel Bogor dan lainnya. Jenis Wedding Cake yang terdiri dari banyak Cup Cake akan disusun ulang di lokasi pemesan.
Disadari Uci dalam bisnis pasti harus siap menghadapi persaingan. Salah satunya dengan menjaga kualitas rasa dan tampilan dari menu. “Semakin banyak home industry maka kita harus menjaga menu yang kita tawarkan. Jadi intinya jaga mutu dan bikin kuenya harus happy,” jelasnya tersenyum.
Tantangan Bisnis. Untuk menjaga kualitas, sebelum menghadirkan varian baru yang diminta customer, Uci selalu mengulik beberapa resep dari buku resep maupun internet kemudian dikreasikan sehingga diminati customer. “Biasanya untuk varian kue baru saya lakukan dua kali percobaan. Seperti saat mendapat pesanan Quiche Lorraine dalam jumlah cukup besar. Saat itu, meski belum pernah membuat tapi saya sanggupi. Karena buat saya itulah tantangan bisnis. Kemudian saya cari resep yang pas lalu saya kulik resepnya supaya sesuai dengan lidah orang Indonesia. Alhamdulillah customer puas, lalu repeat order,” ujarnya bangga.
Ditambahkan Uci, menu-menu yang Javas Cake tawarkan memang random. Ada Pudding, aneka cake, snack box, nasi box, hingga Tumpeng. “Apa saja yang penting saya tertantang untuk bisa maka saya pasti bisa. Jadi motoku pasti bisa jika ada kemauana,” tegasnya.
Uci juga selalu mengikuti tren kue yang sedang berkembang dan diminati customer. Tiap selesai membuat pesanan, Uci menyempatkan waktu untuk mendokumetasikannya kemudian di-posting di Instagram @javascake sehingga kue kreasinya semakin dikenal.
Jangkau Semua Kalangan. Target market Javas Cake sendiri menyasar semua kalangan. Selain kue ukuran loyang, Uci juga membuat kue ukuran cup sehingga harganya lebih terjangkau. “Banyak teman-teman karyawan lepas saya yang ikut pesan berkat promosi dari mulut ke mulut. Dan banyak yang pesan ukuran cup karena lebih terjangkau,” jelasnya.
Pemasaran secara digital melalui Instagram menurut Uci cukup efektif. Ia pun sangat memanfaatkan media sosial Instagram untuk lebih memperluas target pasar Javas Cake. “Memang belum maksimal karena semua saya tangani sendiri, jadi saya pakai online shop melalui Instagram. Banyak juga teman menyarankan promosi di TikTok tapi saya baru mulai mencoba. Belajar digital sendiri otodidak juga sambil baca-baca, sempat kita punya blog tapi tidak tertangani karena semua masih saya handle sendiri, ” paparnya.
Di masa pandemi, penjualan Javas Cake mengalami sedikit penurunan. Namun bukan karena sepinya peminat, melainkan karena Uci membatasi diri dari interaksi sosial untuk sementara waktu. Di tahun 2021, saat keadaan mulai normal ia memberanikan diri untuk kembali menerima pesanan. “Mungkin karena banyak customer yang kangen makanya setiap hari orderan yang masuk terus membeludak. Apalagi saat itu banyak customer masih menjalani WFH, beberapa customer memesan untuk berbagi ke kerabat atau teman yang sedang Isoma,” terang Uci.
Buka Offline Store. Ke depan Uci ingin mengembangkan usahanya dengan mendirikan offline store atau toko roti dan ia pun terbuka untuk kerja sama jika ada partner yang cocok. Namun saat ini masih sebatas rencana karena ia pun masih disibukkan dengan kariernya.
“Harapannya pasti bisa berkembang lagi sehingga saya suatu saat punya toko offline dan saya tetap bisa mempekerjakan tim,” harapnya.
Perempuan Berkarya Jadi Inspirasi
Aktivitas yang padat tak menghalangi Uci untuk meluangkan waktu hangout bersama keluarga dan teman-temannya. Ia juga masih menyempatkan diri menyiapkan sarapan dengan menu bervariasi hingga menyiapkan bekal untuk anak sekolah.
“Yang terpenting urusan keluarga beres dahulu. Apalagi proses membuat kue juga tidak lama. Misalnya Black Forest hanya butuh waktu 2,5 jam dari mulai prepare,décor hingga packing. Saya berusaha memanfaatkan waktu seefektif mungkin agar keluarga, karier dan bisnis bisa berjalan,” ungkapnya.
Ia pun merasa senang dari usahanya bisa membantu orang lain yang putus kerja. “Alhamdulillah saya bisa bantu mereka bekerja kembali walaupun saya bisa kerjakan sendiri,” ujarnya.
Uci merasakan manfaat besar karena tetap bisa berkreasi dan ada suatu kebanggaan ketika hasil karyanya selesai dibuat sesuai selera customer. Respon customer yang bagus membuat usahanya semakin dikenal luas dan dapat menambah teman maupun link.
Dalam bisnis, suami Uci juga sangat support dan tak segan membantu membelikan bahan kue jika ada yang kurang. Terkadang suaminya mau mengantar pesanan kue sambil berangkat beraktivitas. Suaminya juga ikut promosi usahanya ke pimpinannya di kantor. “Waktu awal saya sempat tanya malu nggak saya jualan, ngapain malu asal jangan kecapean,” ujar Uci menirukan komentar suaminya.
Uci menilai perempuan harus bisa memanfaatkan setiap peluang, sehingga bisa berkarya dengan memaksimalkan segala kemampuan dan waktu yang ada.
Pesannya kepada setiap perempuan untuk tetap bisa berkarya karena perempuan yang bisa berkarya adalah perempuan hebat yang bisa jadi inspirasi. “Kita tidak bisa bergantung sama siapapun dan jangan pernah menggantungkan diri kepada siapapun. Jadi kita harus berdiri di kaki kita sendiri selama kita punya waktu dan selama kita punya tenaga. Yuk kembangkan diri kita dengan cara lain kita bisa berkarya dan bermanfaat,” tandasnya.
Info Lebih Lanjut @javascake