MajalahInspiratif.com, Jakarta – Terinspirasi seorang public figure yang bernama Ruben Onsu, Elisabeth Clara Shinta berhasil mewujudkan impiannya menjadi seorang entrepreneur. Clara, sapaan akrab kelahiran Lampung, 25 Juni ini, merupakan Founder dari brand EN’Clara dan BEAUSLIM. Bisnisnya bermula saat ia mencoba berjualan baju bekas atau preloved di Pasar Senen, Jakarta. Setelah beberapa bulan meraup keuntungan dari bisnis tersebut, ia mencari peluang baru dari bisnis lain, yakni menjadi eksportir hasil laut berupa seafood.
“Hingga sekarang beberapa bisnis saya masih berjalan, bahkan makin berkembang. Baik produk yang saya pasarkan secara online, maupun bisnis ekspor ikan yang kini sudah berhasil saya ekspor ke beberapa negara, diantaranya Asia dan Amerika. Saat ini saya juga menjalani profesi sebagai konten creator. Saya membuat video kreatif yang lucu untuk tetap menghibur followers saya di tengah kesibukan saya, sambil terus memasarkan produk-produk saya lewat video yang tayang di akun Tiktok saya,” terang Clara.
Clara memulai usaha thrift shop atau baju bekas sejak tahun 2018. Semua usaha yang dibangun adalah murni buah kerja keras dan miliknya sendiri, tanpa kerja sama dengan pihak lain. Hanya saja untuk produk BEAUSLIM dan EN’CLARA diproduksi sendiri, ia bekerja sama dengan pabrik yang ada di wilayah Tangerang Selatan. Dan berkat produknya, banyak customer yang memberikan pujian dan komentar baik di ulasan produk yang ia produksi tersebut.
“Semua saya jalani step by step, dari produk hanya laku satu, hingga bisa mengirim ribuan produk ke seluruh Indonesia serta mancanegara setiap harinya. Dan baru-baru ini, saat perdana launching EN`CLARA yang berhasil menjual lebih dari 10.000 produk dalam kurun waktu kurang dari seminggu,” ungkap Clara,” yang tidak segan memberikan diskon menggiurkan di hari-hari besar untuk menarik para customer.
Putri dari S. Rajagukguk dan E.br Butar-butar ini memiliki cara atau strategi marketing sendiri dalam memasarkan produknya. Sebelum ia terkenal dengan usahanya, Clara merupakan tipe orang yang tidak suka membuat video dan tidak narsis. Namun ia terinspirasi dari Ruben Onsu yang memiliki bisnis dengan cabang yang sangat banyak. Dari sosok Ruben, Clara belajar untuk menggunakan ketenaran dengan baik dan bijaksana.
“Sepertinya jarang iklan karena dia seseorang yang terkenal. Ruben memiliki banyak followers dan bisa memasarkan produknya sendiri tanpa harus beriklan. Ia memiliki banyak followers jadi tepat untuk memasarkan produk sendiri. Karena seperti yang diketahui budget marketing itu cukup mahal. Jadi saya mulai membuat video kreatif, yang unik, memancing atau mendatangkan viewers agar penontonnya banyak. Supaya pada saat saya punya followers, saya bisa memasarkan produk saya sendiri. Jadi kalau untuk bersaing dengan bisnis lain, saya tidak terlalu khawatir karena saya owner yang turun dan memasarkan produk sendiri. Di lain hal, sisi positifnya budget marketing saya itu nol rupiah.”
Selain mengandalkan konten dan kreativitas, Clara tidak memiliki rasa takut dalam mempromosikan produknya karena ia percaya pada kualitas produk yang dimilikinya.
“Ketika saya tidak memposting atau promosi apapun karena kesibukan pekerjaan sebagai eksportir, pemesanan tetap ada dan pembeli sebelumnya cenderung untuk kembali memesan.”
Hambatan dan Tantangan. Pertama kali menjual produk pelangsing, Clara tidak mengalami masalah yang kompleks. Hal ini karena perjalanan bisnisnya diiringi dengan karier sebagai content creator.
“Jadi waktu memulai usaha tersebut, saya berjualan dari IG dan berjalan lancar. Jadi saya langsung menjadi content creator, membuat video dan memasarkan produk. Jadi kalau hambatan hampir tidak ada masalah.”
Bahkan di era digital dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat, Clara merasa beruntung dapat memudahkan dalam mempromosikan produknya. Ia memanfaatkan kreativitas demi mendapatkan cara-cara marketing yang low budget.
“Ini yang saya tanamkan dalam menjalankan bisnis. Karena menurut pedoman saya, ketika kamu membayar untuk marketing, siapapun bisa membayar. Maksud saya, kalau kita hanya berpikir tentang promosi dan tinggal bayar saja, semua orang bisa melakukannya. Tapi saya memutar otak, mencari jalan keluar gimana caranya agar kita bisa zero budget marketing. Memasarkan produk, tetapi tidak over budget marketing. Ini yang saya jalankan sampai saat ini.”
Selama masa pandemi, Clara juga tidak merasakan dampak yang terlalu besar. Pandemi membuat ia menjadi kreatif dan inovatif dengan menghasilkan konten-konten berkelas yang dapat dimanfaatkan untuk menarik hati para followers dan meningkatkan penjualan.
“Bisnis online selama masa pandemi saya rasa banyak peningkatan. Karena banyak orang cenderung membeli online karena tidak bisa keluar rumah. Setelah saya dan tim melakukan analisa, produk kecantikan termasuk produk yang never end dalam situasi apapun, baik pandemic atau tidak. Karena customer, khususnya kaum wanita tetap ingin menjaga dan sangat peduli terhadap kecantikan,” tekan Clara.
Target Mengembangkan Bisnis. Rencana ke depan, Clara akan terus mengembangkan bisnis. Ia memiliki target membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dan memiliki seribu karyawan sebelum usia 30 tahun.
Clara sudah memiliki rencana untuk membuka cabang di kota lain. Meskipun rencananya belum matang, namun ia sudah melihat peminat produknya yang datang dari berbagai daerah. Terutama wilayah Sumatera yang terus meningkat.
Prestasi yang Membanggakan. Clara sudah pernah masuk TV Nasional dan mendapat sebutan sebagai pengusaha muda yang sukses. Ia merupakan Owner sekaligus Founder dari dua perusahaan aktif yang menghasilkan produk dan dipasarkan ke seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, dalam dunia digital Clara sudah memiliki 3,8 juta followers media sosial yang setia menunggu ide-ide kreatifnya.
Bukan itu saja, saat ini Clara juga sudah memiliki produk yang dipasarkan ke seluruh Indonesia hingga mancanegara.
Meluangkan Waktu untuk Hobi. Selain mencintai olahraga jogging, memasak, mempelajari hal-hal baru dan belanja, Clara memiliki hobi mobil sport. Ia termasuk anggota club mobil sport dan aktif melakukan kegiatan bersama seperti jalan-jalan dan berbagi atau aktivitas sosial.
“Ketika kita bekerja yang paling utama kita harus memiliki jiwa yang sehat, jiwa yang bahagia. Jadi saya tidak harus mengejar kerjaan terus. Saya harus meluangkan waktu untuk hobi dan memiliki waktu sendiri dengan keluarga. Yang paling utama untuk diri sendiri, saya biasanya ke salon atau cukup tiduran, scroll sosial media, jalan-jalan dan makan ke restoran. Bercanda tawa dengan teman, bercerita dan mengeluarkan unek-unek.”
Prioritas Waktu untuk Keluarga. Sesibuk apapun pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan, bagi Clara orang tua merupakan prioritas utama. Karena itu, ia selalu pulang mengunjungi orang tuanya yang tinggal di Medan agar kedekatan tetap terjaga. Clara sadar keluarga tidak membutuhkan materi, tetapi kehadirannyalah yang utama. Clara berterima kasih kepada keluarganya yang tidak pernah berhenti mendoakan, sehingga ia mampu mengembangkan potensi di dalam diri.
“Ketika jam 6 pagi saya sering mendengarkan orangtua saya berdoa, mereka berkata ‘semoga Elisabeth menjadi anak yang lebih baik, sehat selalu dan dapat menggapai cita-citanya serta selalu dalam lindungan Tuhan’. Doa kedua orangtua sayalah yang memberikan saya kekuatan hingga mampu bangkit dan berdiri seperti sekarang. Saya hanyalah anak dengan kemampuan yang biasa, tapi doa orangtua saya yang luar biasa,” ucap Clara
Kiat Sukses. Clara percaya dalam kondisi apapun selalu ada peluang untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Tergantung apakah dapat bersikap jeli untuk melihat peluang terebut. Dan ketika seseorang mendapatkan peluang, maka gunakan sebaik-baiknya. Fokus dengan peluang dan target yang akan dikejar.
“Ketika sudah mendapatkan hasil jangan pernah melupakan restu dan waktu untuk orang tua. Karena itu adalah penyemangat untuk setiap kesuksesan. Doa mereka selalu bersama. Karena ketika kita tidak takut memberikan waktu untuk orang tua, semakin banyak rezeki yang tidak terduga datang dari manapun. Tapi ketika kita membiarkan orang tua tersiksa karena rindu, seringkali semakin banyak rintangan yang kita hadapi.”