Dosen & Anggota DPRD Kota Bandung

DR. Rini Ayu Susanti, SE., M.Pd Membagi Ribuan Paket Sembako Sebagai Wujud Rasa Syukur

Bagikan:

Bagi seorang Rini Ayu Susanti, rasa syukur sejatinya tidak cukup diungkapkan dengan ucapan, tapi harus diiringin dengan perbuatan. Dan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan yang diraih setelah menjalani puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, jelang hari raya Idul Fitri lalu, ia membagikan 1.200 paket sembako kepada masyarakat sekitar Kota Bandung, Jawa Barat. Kegiatan sosial tersebut sekaligus sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada masyarakat yang telah mempercayakannya menjadi wakil rakyat di parlemen, dan sedikit mengurangi beban mereka yang tengah mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi.

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Seperti tahun sebelumnya, tahun ini umat Islam di Indonesia kembali merayakan hari raya Idul Fitri dalam suasana pandemi COVID19. Demi mencegah terjadinya kenaikkan angka penderita corona, pemerintah kembali mengeluarkan larangan mudik ke kampung halaman. Berbagai penyekatan bahkan sengaja dilakukan aparat di beberapa titik.

Sebagai masyarakat yang taat hukum dan aturan, Rini Ayu Susanti, juga memilih merayakan hari raya bersama keluarga di rumah saja. Dosen sekaligus tokoh masyarakat yang saat ini mengemban amanah sebagai anggota DPRD Kota Bandung, Jawa Barat ini, juga rela tidak pulang kampung untuk kedua kalinya.

“Lebaran ini kami sudah dua tahun tidak mudik ke Bandung bertemu keluarga besar. Apalagi lebaran tahun 2020 lalu, COVID19 itu sedang tinggi dan pemerintah memberikan regulasi untuk tidak mudik. Begitupun tahun 2021 ini, regulasi pemerintah melarang masyarakat untuk mudik dan menerapkan penyekatan-penyekatan. Sehingga kami mematuhi kebijakan tersebut, demi keselamatan kita bersama, baik di kampung maupun di keluarga sendiri,” tutur wanita cantik yang akrab disapa Teh Rini ini.

Tetap Khidmat Berlebaran. Meski Idul Fitri tahun 1442 H ini dirayakan dalam suasana yang serba terbatas, namun Teh Rini dan keluarga tetap merasa khidmat. Ia pun bersyukur bisa menjalankan 30 hari Ramadhan dalam keadaan sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa, terutama dalam membina masyarakat dan menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah.

Alhamdulilah, dalam menghadapi lebaran pada masa pandemi ini kami sekeluarga menjalankan dengan penuh kekhidmatan. Walaupun memang keterbatasan untuk akses keluar,  misalnya berlebaran dengan keluarga. Karena pandemi ini kita harus mematuhi protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Tapi dengan keterbatasan itu kami bisa menghadapi rintangan dan tantangan di masa pandemi ini,” tutur Teh Rini.

Ibu tiga orang anak ini juga bersyukur, pandemi datang ketika teknologi semakin canggih. Sehingga ia dan umat Islam lainnya bisa tetap menjalin silaturahmi dengan sanak saudara lewat jaringan internet.

“Dengan adanya perkembangan teknologi informasi kami melakukan pertemuan  dengan bantuan secara virtual baik itu komunikasi silaturahmi dengan putra-putri yang saat ini tengah melanjutkan pendidikan di Jerman, ataupun dengan keluarga, ayah, ibu, kakak, keponakan. Kami berlebaran melalui media virtual zoom meeting sehingga tidak mengurangi esensi silaturahmi meski tidak berdekatan,” ucapnya, bijak.

Mensyukuri Kemenangan. Bagi Teh Rini, moment Idul Fitri bukan sekedar perayan setelah satu bulan penuh menjalani puasa, tapi juga ceremony kemenangan karena keberhasilan mengalahkan hawa nafsu. Apalagi, menjalankan ibadah puasa di masa pandemi seperti saat ini bukanlah hal mudah. Karena kita juga harus menjaga anti body sehingga tidak terpapar virus corona.

“Seberat apapun, banyak hikmah yang bisa kita petik dari ujian berupa pandemi ini. Terutama karena selalu beraktifitas di dalam rumah, kita jadi punya waktu lebih banyak untuk kumpul bersama keluarga. Selain itu kita juga menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan dengan mencukupi asupan makanan yang sehat, beristirahat cukup, semakin mendekatkan diri kepada sang pencipta dan selalu bahagia. Karena hal-hal sederhana tersebut mampu meningkatkan imunitas sehingga kita tidak mudah terpapar virus,” jelas Teh Rini.

Dan sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan dan keberkahan yang diraih, jelang Idul Fitri lalu, dosen di Universitas Bale Bandung ini membagikan ribuan paket sembako untuk masyarakat sekitar Kota Bandung.

“Kebetulan karena pekerjaan saya sebagai wakil rakyat, Anggota DPRD, tentu kami berbagi dengan masyarakat yang mendukung. Menjelang Idul Fitri lalu, alhamdulillah membuat paket sembako lebih dari seribu paket yang kami distribusikan ke masyarakat sesuai dengan daerah pemilihan kami. Kami juga sedikit berbagi dengan keluarga dan orang tua. Kami bersyukur, di masa COVID19 ini kami masih bisa berbagi keberkahan. Menyisihkan sebagian penghasilan untuk keluarga dan masyarakat lainnya. Untuk memotivasi agar selalu bersyukur dan tidak lupa berdoa agar pandemi ini segera berakhir,” ungkap Anggota Dewan dari Fraksi Partai Demokrat ini.

Perempuan Harus Multi-tasking

Sebagai pejabat negara, Teh Rini melihat peran perempuan dalam kemajuan negeri masih sangat kecil. Terlihat dari angka keterlibatan perempuan yang hanya berada pada kisaran di bawah 30 persen. Padahal Konstitusi sudah mengamanatkan keterlibatan perempuan 30 persen di pemerintahan, tentu seperti mensia-siakan peluang perempuan untuk membuat perubahan di sektor pemerintahan.

“Hal itulah yang mendorong saya untuk ikut mengisi peluang keterlibatan perempuan di sektor pemerintahan. Mengevalusi diri dan bertransformasi, menumbuhkan sikap melakukan perubahan dan meningkatkan kapasitas diri. Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah terpilih menjadi Wakil Rakyat di Dapil (Daerah Pemilihan) 5 Kota Bandung periode 2019-2024 dan mewakili gender perempuan,” tutur wanita yang hobi membaca dan traveling ini.

Ditambahkan Teh Rini, sejatinya perempuan itu harus multi-tasking, agar bisa menjaga harmoni antara pekerjaan, baik sebagai ibu, istri, wanita karier maupun  entrepreneur atau pengusaha.  Sebab, peran perempuan itu tidak hanya membangun diri dan keluarga, tetapi juga membangun masyarakat dan negara. Untuk itu perempuan harus bisa mengatur waktu dengan baik, menyadari kodratnya sebagai perempuan dan menjaga komitmen agar semua tugas yang diemban senantiasa harmonis.

“Tetapi, jangan lupa bahwasanya sebagai perempuan kita juga butuh waktu untuk memikirkan diri sendiri dengan me time, menjaga tubuh agar tetap bugar, cantik dan awet muda. Untuk itu sisihkan waktu untuk olahraga dan hangout. Agar tubuh dan pikiran kita menjadi lebih fresh dan tidak penat, sehingga imun kita bertambah tinggi serta tidak mudah stress,” tekan istri dari Harjoni Sidiq Atmaja,S.E.,Ak.,M.M, serta ibu dari Banda Neira Mastura S1 (Technique Architecture Potsdam University –Germany), Bintan Dzulfikar Hakim S1 (Technique Machine Aachen University-Germany), dan Bali Aisyah Rasyid (Sekolah Dasar/SDIT Istiqomah Bandung) ini. Laili

Bagikan:

Bagikan: