MajalahInspiratif.com, Jakarta – Menjadi pribadi rendah hati dan bijaksana bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan kepedulian dan rasa empati yang tinggi demi menyebarkan kebaikan di lingkungan sekitar. Namun karakter tersebut dapat dibentuk sejak usia dini di dalam keluarga. Diyakinkan bahwa pendidikan utama dan pertama adalah keluarga, maka nilai-nilai positif harus mulai dibentuk di lingkungan tersebut. Dr. Ika Miqradhini, M.Kes (AAM), dipl.AAAM, Cibtac, dokter kelahiran Balikpapan, 6 Mei yang akrab disapa dr. Ika atau dr. Dhini mengamini bahwa peran keluarga sangat berarti bagi perjalanan kehidupannya, terutama sosok seorang ibu yang telah menanamkan nilai-nilai karakter.
Bagi dr. Ika, Ibu adalah segalanya. Ibu merupakan sosok penyayang yang selalu ada untuk anak-anak, menantu dan cucu. Ibu selalu menjadi rebutan untuk anak-anak agar dapat menetap lebih lama di rumah. Kebetulan ia dan kakak-kakanya tinggal di kota yang berbeda. Jadi Ibu bergantian mengunjungi anaknya satu per satu dengan waktu yang adil. Sekalipun tinggal berjauhan dengan Ibu, ia tidak pernah satu hari pun kehilangan komunikasi. Segala hal besar dan kecil selalu diceritakan dengan Ibu.
Doa Ibu yang bernama Salmawaty (67 tahun) sangat berharga untuk anak-anak. Namun Ibu tak hanya memberikan doa, tetapi juga tenaga yang sangat luar biasa. Ibu sosok yang rendah hati, penyayang, bijaksana, dermawan, selalu berpikir positif dan mengajarkan untuk selalu memaafkan serta berbuat baik. Kebiasaan Ibu yang menjunjung nilai silaturahmi menjadi inpsirasi dalam membangun relasi sosial dengan banyak orang. Terlalu banyak kenangan yang dilalui bersama Ibu. Semua memori yang dituliskan bersama Ibu akan selalu menjadi yang terbaik.
Selain rangkaian kenangan indah, pola asuh yang ditanamkan Ibunda tersayang juga tak mudah terlupakan. Dalam mendidik dan mendampingi anak-anak Ibu sangat protect. Kebetulan dr. Ika merupakan tiga bersaudara dan semuanya perempuan. Tidak ada yang namanya malam minggu, pergi dengan teman ataupun pacar. Setiap hari Sabtu dan Minggu adalah waktu penuh untuk keluarga. Ternyata kebiasaan itu dirasakan hikmahnya sampai saat ini. Ikatan antara anak-anak dan Ibu terjalin kuat. Ibu tidak pernah meninggalkan anaknya. Bahkan hingga menikah, hal terkecil apapun selalu dipikirkan Ibu untuk kebaikan anak-anak.
Tak hanya Ibu, ayahnya yang bernama Drs. Sudarno (73 tahun) merupakan figur yang berarti dan penuh inspirasi. Ketika masih Sekolah Dasar, dr. Ika sering berpergian dengan Ayah ke bengkel dan mengikuti kegiatan yang membutuhkan adrenalin. Ternyata dr. Ika tertarik dengan kegiatan tersebut. Ayah merupakan sosok pekerja keras dan jujur apa adanya.
Ayah mengajarkan disiplin yang utuh. Ayah tercinta tidak memiliki kebiasaan untuk berkumpul dengan teman-temannya. Hidupnya untuk keluarga dan mampu mencurahkan seluruh kasih sayang untuk istri dan anak. Ibu dan Ayah menjadi pengaruh terbesar dalam kehidupan istri dari KBP Enjang Hasan Kurnia, SIK yang merupakan anggota POLRI.
Dokter yang gemar membaca, belanja dan traveling ini mengakui bahwa kemampuan dan keyakinan dalam membangun bisnis tak lepas dari peran suami dan kedua orang tua. Saat ini, ia menjadi CEO dari klinik kecantikan Enhaka Beauty Care yang berlokasi di Bandung, Jakarta dan Surabaya. Komitmen dan inspirasi yang kuat dari kedua orang tua, telah menghantarkan dr. Ika dalam meraih kesukesan dan menuntaskan target-target impian. Di dalam perjalanan bisnis, ia akan terus berinovasi mengembangkan klinik, menuntut ilmu dalam bidang anti aging and aesthetic medicine secara keseluruhan dengan prinsip kedokteran secara fungsional.
Sebelum memulai usaha klinik, dr. Ika memiliki cita-cita untuk mengumrohkan orang tua setiap tahun dan ia bersyukur harapan dan keinginan untuk membahagiakan keluarga tercinta dapat diwujudkan dengan baik. Namun sampai saat ini, ia masih menyimpan harapan untuk kedua orangtuanya. Ibunda dari Adinda Rizky Amalia (Fakultas Kedokteran), Rizqika Aliyya Maharani (Fakultas Komunikasi Bisnis), M.Rifky Akmal Ramadhan (Sinematografi), M.Raifan Argya (SMP), M.Dhabit Athari dan Qarieen Azzalea Zahra (SD) ini, berharap ibunya bisa menikmati hari-hari dengan santai tanpa memikirkan menu masakan untuk anak, cucu dan menantu, beribadah dengan baik dan menikmati hari tua dengan berjalan-jalan.
WD