CEO B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic

dr. Hj. Balgis,M.Sc,Sp.KK: Optimis Roda Bisnis Kecantikan Akan Kembali Pulih

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Meski ikut merasakan dampak buruk akibat pandemi, namun dr. Balgis tetap optimis bisnis klinik kecantikan yang dirintis bisa survive dan keadaan dapat kembali pulih. Di tengah pandemi, ia bahkan berani berinvestasi dengan menyewa tempat untuk mengembangkan klinik kecantikan yang lebih representatif. Selain tetap berusaha dan menawarkan layanan terbaik, sedekah menjadi kunci sukses dokter cantik yang berdomisili di Kebumen-Jawa Tengah ini.

Suatu pekerjaan akan terasa lebih ringan bila dijalankan sesuai passion. Karena ketika hati diliputi cinta, maka seberat apapun pekerjaan tersebut dan sesulit apapun keadaan, semua bisa tetap berjalan dan bertahan. Hal inilah yang membuat dr. Balgis, CEO sekaligus Eksekutor B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic, bisa survive di masa sulit sekalipun.

“Sejak masih berprofesi sebagai Dokter Umum, passion saya memang di bidang kecantikan. Dan bercita-cita suatu saat bisa membangun klinik yang bukan hanya menangani estetik tapi juga semua permasalahan kulit. Oleh sebab itu, saya ambil studi di Universitas Gadjah Mada dua jurusan sekaligus, yakni Spesialis Kulit dan Kelamin serta Magister Sains di tahun 2012, lalu lulus di bulan Juli 2016,” ungkap dr. Balgis.

Jejak Karier. Sebelum memutuskan membangun klinik, dr. Balgis sempat menggali pengalaman di beberapa klinik dan Rumah Sakit. Usai menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana, ia juga bertugas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Gombong-Jawa Tengah sebagai Kepala Poli dan di sebuah klinik kecantikan di Kota Tasikmalaya-Jawa Barat, sebagai dokter penanggung jawab.

“Di RS PKU Muhammadiyah Gombong saya praktek setiap hari, sedangkan di klinik kecantikan di Tasikmalaya saat itu hanya praktik dua kali seminggu yaitu di hari Sabtu dan Minggu. Saya ingin semua ilmu kedokteran yang saya miliki, baik umum maupun kulit dan kelamin bisa terus diamalkan. Oleh sebab itu saya bekerja di semua bidang yang saya kuasai. Selain itu, saya juga menjabat sebagai Dosen Tamu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto,” terang dokter kelahiran 30 April ini.

Ketertarikan dr. Balgis yang begitu tinggi pada dunia kulit dan kecantikan, mendorongnya segera merealisasikan cita-cita membangun klinik spesialis kulit, kelamin dan kecantikan. Di tahun 2018, ia mulai merintis bisnis dengan menggelar praktek pribadi di rumah.

“Saya mulai praktek pribadi pada bulan September 2018, waktu itu memanfaatkan dua kamar di rumah, 1 kamar untuk ruang konsultasi dan 1 lagi untuk ruang treatment. Di awal, saya hanya mempekerjakan 1 orang perawat, namun seiring waktu makin banyak pasien yang datang untuk facial maupun membeli produk skincare. Akhirnya saya menambah karyawan hingga menjadi 3 orang,” ujarnya.

Optimis Bangkit. Awal pandemi, klinik kecantikan termasuk dalam jajaran bisnis yang terdampak pandemi. Apalagi ketika itu, Pemerintah memberlakukan aturan PPKM dan PSBB ketat, yang membatasi jam operasional beberapa usaha seperti klinik kecantikan. Selain dianggap bukan kebutuhan darurat, perawatan di klinik kecantikan juga cukup berisiko memaparkan virus corona karena dalam tiap tindakannya harus bersentuhan langsung dengan pasien.

Dampak buruk tersebut dirasakan betul oleh dr. Balgis. Di awal pandemi pendapatan praktik pribadinya melorot tajam hingga 50%. “Di awal pandemi, saya stop melayani tindakan dokter, hanya konsultasi saja, karena khawatir tertular Covid-19. Jam praktik juga kami pangkas, dan memulai layanan konsultasi maupun pembelian skincare secara online,” kata dr. Balgis.
Namun, sejak Pemerintah menerapkan era new normal, dokter yang hobi mengoleksi tas dan sepatu ini, mulai berpraktek seperti biasa. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari pengecekan suhu tubuh, penggunaan hand sanitizer, pengecekan saturasi oksigen mengunakan Oxymeter, hingga mewajibkan pasien maupun tenaga medis menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), serta melakukan wawancara medis kepada pasien yang akan melakukan perawatan di klinik.

“Alhamdulllah, meski awal pandemi begitu sulit tapi kami berusaha survive. Beruntung ketika itu saya masih bekerja di rumah sakit dan klinik kecantikan lain serta staf pengajar, sehingga masih ada income dan bisa tetap membayar gaji karyawan. Saya tetap optimis dan yakin pandemi akan pulih dan roda perekonomian akan kembali lagi,” katanya.

Keyakinan dr. Balgis ditunjukkan dengan mengembangkan praktek pribadi menjadi klinik kecantikan yang lebih representative dan tentunya mampu menampung lebih banyak pasien, dengan layanan treatment yang beragam dan modern. “Setelah semua persyaratan kami penuhi, di bulan Maret 2021, kami mulai mengibarkan bendera B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic,” imbuhnya.

Pengobatan dan Aesthetic. Layaknya sebuah klinik kecantikan, B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic menawarkan ragam perawatan tubuh dan wajah. Namun, bukan hanya untuk tujuan aesthetic, tapi juga semua permasalahan kulit dan kelamin. “Inilah yang menjadi keunggulan B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic. Kita bisa melayani dari ujung rambut sampai ujung kaki, mulai masalah rambut, kelainan kulit, kuku atau kelamin, semua bisa, istilahnya one stop service,” tekan dr. Balgis.

B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic juga berupaya untuk terus meng-update layanan dan treatment yang diberikan sesuai perkembangan zaman. Mulai dari Facial, Peeling, Laser, IPL, Salmon DNA, PRP, Botox, Filler hingga V-shape Treatment.

“Supaya bisa terus memberikan layanan terbaik sesuai trend yang berkembang, hingga saat ini saya masih terus belajar. Karena seorang dokter memang selayaknya tidak pernah berhenti belajar. Manakala ada alat baru, formula ter-hits hingga treatment paling update harus kita ikuti. Apalagi, untuk face contouring treatment seperti Filler atau Botox harus ditangani langsung oleh dokter. Tidak boleh di salon, itu illegal, ini memang kompetensi dokter kulit. Namun untuk treatment perawatan seperti Facial bisa dilakukan therapist yang sudah saya ajarkan,” ujar dokter yang kerap mengikuti seminar maupun workshop seputar kecantikan ini.

Skincare Formulasi Dokter Spesialis. Demi mendukung treatment yang telah pasien jalani di klinik, B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic juga menyediakan skincare yang bisa digunakan pasien di rumah. Selain menyediakan skincare racikan yang dikhususkan bagi pasien dengan masalah kulit seperti jerawat yang meradang atau flek membandel, tersedia juga skincare yang telah diformulasi dokter kulit dan telah mengantongin izin BPOM serta label Halal dari MUI.

“Keunggulan B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic lainnya ada pada skincare. Saya sebagai SpKK sekaligus penanggung jawab selalu memastikan produk kami konsisten, tidak menggunakan barang berbahaya seperti hydroquinone, mercury dan steroid. Racikan krim kami adalah dermatologist formula, racikan dari resep saya sendiri dan resep tidak boleh keluar kecuali di klinik kami sendiri. Saat ini kita sudah punya 11 produk skincare yang sudah BPOM dan akan ada tambahan 7 item lagiyang saat ini tengah proses sertifikasi BPOM. Kita ada paket yang disesuaikan dengan kebutuhan kulit pasien diantaranya Acne, Glowing dan Anti Aging. Produk tersebut bisa didapatkan secara online, tanpa harus konsultasi terlebih dahulu, selama pasien sudah paham akan kondisi dan jenis kulitnya. Namun, di kemasan selain memaparkan kandungan ingredient, kami cantumkan juga informasi kontak yang bisa dihubungi jika terjadi masalah dalam penggunaanya,” ujarnya.

Dibuat dari ingredient yang aman bagi kesehatan, dr. Balgis mengklaim produk skincare B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic aman bagi semua kalangan baik wanita maupun pria, mulai dari usia 17 tahun ke atas termasuk untuk ibu hamil dan ibu menyusui. “Khusus pasien di bawah 17 tahun biasanya saya berikan resep racikan sendiri, jadi harus konsultasi dahulu. Setelah itu resep tersebut dibuat apoteker lalu diberikan kepada pasien,” jelasnya.

Karena tidak menggunakan ingredient berbahaya seperti mercury atau hydroqinone, hasil yang didapat tidak bisa instan. Umumnya akan terlihat 2 bulan setelah pemakaian secara rutin. “Saya selalu edukasi pasien bahwa skincare kita bukan skincare abal-abal, tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Jadi pasien harus sabar dan konsisten, jangan malas menggunakannya secara rutin di pagi dan malam hari,” tekan dr. Balgis.

Ketika menangani pasien korban skincare abal-abal, dr. Balgis selalu menekankan kepada mereka untuk segera menghentikan pemakaian produk tersebut dan sabar dalam menjalani pengobatan dan penggunaan skincare dari B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic. “Salah satu tantangan dokter SpKK adalah dalam mengedukasi pasien. Karena kebanyakan ekspektasi mereka tinggi, maunya hasil instan. Padahal ketika menggunakan skincare yang aman, hal tersebut tidak mungkin terjadi, mereka harus sabar, konsisten dan percaya sama dokter SpKK yang menangani,” ujar dokter yang juga sering mengedukasi masyarakat lewat konten yang dibagikan di Instagram maupun Tiktok tentang bahaya steroid dan hydroquinone.

Selain mengarahkan pasien untuk rutin menggunakan skincare yang aman serta menjalani treatment di klinik, dr. Balgis juga mengarahkan mereka untuk mengubah gaya hidup. Mulai dari berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu, tidur cukup di malam hari, menghindari konsumsi makanan atau minuman dengan kandungan gula tinggi dan makanan berlemak seperti goreng-gorengan serta makanan pedas, karena dapat memperparah jerawat.

“Lifestyle sangat mempengaruhi kesehatan kulit. Untuk itu, supaya hasil treatment di klinik dan pemakaian skincare secara rutin lebih optimal hasilnya, maka gaya hidup juga harus diubah jadi lebih sehat,” terangnya.

Terus Berkembang. Kedepan, dr. Balgis berencana melakukan gebrakan-gebrakan baru, seperti menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan klinik kecantikan, hingga menambah mesin-mesin canggih yang mampu menunjang fasiltas treatment yang diberikan B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic.

“Kelak tidak hanya dermatology dan aesthetic, tapi juga ada treatment untuk slimming. Saat ini sebenarnya kami sudah menyediakan layanan tersebut tapi belum ada alatnya, sementara hanya lewat injeksi untuk menghancurkan lemak. Saya juga ingin terus mengembangkan bisnis ini, meningkatkan keterampilan saya, menciptakan skincare-skincare baru, menambah reseller untuk skincare ber-BPOM hingga membuka cabang klinik,” ungkap dr. Balgis yang berencana membuka cabang di Kota Semarang ini. Laili

Bersama Suami Kembangkan Klinik. Dukungan suami yang begitu besar pada bisnis dan karier yang dijalani dr. Balgis begitu terasa. Mulanya, dr. Balgis dan suami, Sony Pramudito, ST, sempat menjalani LDR (long distance relationship), karena suami bekerja di Purwakarta-Jawa Barat. Demi mendukung bisnis dr. Balgis, kemudian memutuskan untuk resgin dari pekerjaan yang sudah lama ditekuni, kemudian banting stir dan fokus mendukung sang istri mengembangkan klinik.

“Setelah suami bergabung, di bulan Juli 2020, saya beranikan diri menyewa tempat, berupa sebuah ruko. Terhitung nekat memang, karena saat itu kondisi ekonomi sedang tidak stabil akibat pandemi. Dibantu suami yang kebetulan ahli di bidang teknik, kami mulai merenovasi tempat tersebut. Di bulan Januari 2021 saya pindah praktik di tempat tersebut tapi belum menggunakan brand B-Sparkle Dermatology & Aesthetic Clinic, karena izin klinik baru keluar di bulan Maret 2021. Suami juga yang turun tangan langsung mengurus semua perizinannya. Jadi saat ini kami berbagi tugas, saya sebagai Dokter Kulit, suami sebagai Manager. Alhamdulillah, kami sudah menambah jumlah karyawan, diantaranya 1 dokter umum, 3 orang beautician, 1 orang di bagian front office, 1 orang admin online, 1 orang apoteker dan asistennya, serta 1 orang cleaning service,” papar dr. Balgis.

Meski sibuk berkarier dan berbisnis, dr. Balgis berupaya untuk tetap mencurahkan kasih sayang kepada ketiga putranya, yakni Saifan, Yudhiest dan Farhan. “Kebetulan saya dan suami sudah berkomitmen untuk klinik mulai buka pukul 9 pagi hingga 6 sore. Jarak dari rumah ke klinik maupun rumah sakit juga cukup dekat, jadi pagi hari saya masih bisa bertemu anak dan menyiapkan keperluan sekolah mereka. Siang hari sepulang dari rumah sakit, biasanya saya menemani anak-anak terlebih dahulu di rumah. Kalau ada janji dengan pasien siang hari, baru saya ke klinik. Saya praktek di klinik sore hari jam 15.00-18.00. Malam hari saya sudah bersama anak-anak. Sejauh ini waktunya masih bisa saya atur. Karena masih pandemi, untuk mengajar juga masih online jadi bisa saya jalani di rumah,” tuturnya.

Hadapi Ujian Terburuk Selama Pandemi

Pandemi Covid-19 bukan hanya memengaruhi laju bisnis yang dijalankan, tapi juga menghadapkan dr. Balgis pada ujian kehidupan terburuk. Selain ia, suami dan ketiga buah hatinya sempat terpapar virus corona, ibu, kakak kandung dan kakak iparnya juga menjadi korban keganasan virus mematikan tersebut.

“Hal yang membuat hati saya hancur adalah saya tidak bisa menemani ibu saya di saat-saat terakhir kehidupan beliau. Bahkan saya tidak bisa ikut menguburkan jasadnya karena ketika beliau wafat saya sekeluarga juga tengah terinfeksi virus corona. Suami saya bahkan saat itu tengah dirawat secara intensif karena juga terinfeksi virus corona. Sedangkan saya dan anak-anak Alhamdulillah hanya gejala ringan. Tapi kami sekeluarga akhirnya diisolasi di rumah sakit sambil menemani suami,” cerita dr. Balgis, lirih.

Merutinkan Ibadah Penarik Rezeki

Bagi dr. Balgis, berusaha dan berdoa adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan. Karena usaha tanpa doa adalah kesombongan, dan doa tanpa usaha hanyalah kebohongan. Ketangguhan dr. Hj. Balgis, M.Sc, Sp.KK menghadapi pandemi, juga tidak bisa lepas dari kebiasaannya dalam merutinkan ibadah-ibadah yang mampu menjadi penarik rezeki. Hal ini yang selalu diajarkan oleh almarhumah ibu tercinta, Ibu Chafsoh, tentang keajaiban bersedekah. Di mata dr. Balgis, mama adalah sosok yang menginsirasi, suri tauladan dan sosok yang tidak akan pernah tergantikan oleh apapun juga.

“Awal pandemi memang cukup berat bagi kami. Apalagi ketika itu, suami resign dari pekerjaannya dan saya juga resign dari klinik kecantikan di Tasikmalaya karena terlalu jauh. Padahal saat itu omset praktik pribadi sedang turun drastis dan pasien di rumah sakit juga dibatasi. Dalam kondisi tersebut, saya sempat mengurangi alokasi dana untuk sedekah. Tapi ternyata, salah satu yayasan tempat saya biasa menyalurkan sedekah menelpon dan menanyakan tentang sedekah yang biasanya saya transfer. Akhirnya saya berpikir, walaupun penghasilan saya turun tapi sedekah tidak akan saya turunkan juga. Saya pasrah saja kepada Allah SWT. Selain itu saya juga terbiasa menjalani Sholat Sunnah Qabliyah Subuh, membaca Surah Al Waqi’ah setelah Sholat Subuh, dilanjutkan dengan sedekah subuh yang saya kumpulkan di dalam kotak khusus sambil mengucapkan doa-doa dan permintaan kepada Allah SWT. Kemudian saya sempatkan Sholat Dhuha sebelum berangkat ke Rumah Sakit, membaca Surah Yasin setelah Sholat Maghrib dan membaca Al-Mulk serta 2 ayat terakhir Surah Al-Baqarah sebelum tidur. Alhamdulillah, saya benar-benar merasakan perubahan yang luar biasa dalam hidup. Bukan hanya dari segi materi yang semakin diberkahi dan dilancarkan, tapi juga ketenangan hati. Alhamdulillah, di masa pandemi saya bahkan bisa membeli aset. Saya menyakini sedekah bukan membuat harta kita berkurang atau hilang, melainkan terus bertambah dan berkah,” ucapnya penuh syukur.

Info Lebih Lanjut:
Instagram : @klinik_dr.hj.balgis, @dr.balgis

Bagikan:

Bagikan: