Crowdfunding Typography Banner
Ketua Umum Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia

Dr. dr. Cashtry Meher., MKes., Mked (KK)., Sp.KK., FIHFAA., ISqua, Mengabdi untuk Kemanusiaan

Bagikan:

2



MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kepedulian yang besar terhadap tingginya angka stunting di Indonesia mendorong dr. Cashtry Meher mendirikan Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia. Berbagai program dibuat untuk menangani masalah stunting.

Kesibukan sebagai Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin tak menghalangi langkah dr. Cashtry Meher untuk bergerak mengembangkan Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia yang menangani masalah stunting. Setelah lulus dari S1 Universitas Islam Sumatera Utara Fakultas Kedokteran di tahun 2004 – 2010, dr. Cashtry  melanjutkan kuliah S2 Magister Manajemen Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2010 – 2012.

“Saya juga mengambil S2 Magister Spesialis Kulit-Kelamin Universitas Sumatera Utara pada 2013-2015, dan pernah ikut Program Pendidikan Dokter Spesialis Kulit-Kelamin Universitas Sumatera Utara 2013 – 2017. Lalu lanjut S3 Program Pendidikan Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2013 – 2018,” terang wanita cantik kelahiran Medan, 2 Juli ini.

Di tahun 2010, dr. Cashtry  bekerja di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin, Medan sebagai Manajemen Dokter, kemudian di tahun 2011 ia menjadi Staf Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.

Selanjutnya pada 2017 dr. Cashtry  bekerja sebagai Dokter Spesialis Kulit Kelamin RSU Mitra Medika Medan, juga CEO dan Dokter Spesialis Kulit-Kelamin di Centrum Klinik  Medan. Kemudian di tahun 2020 sebagai Ketua Unit Pengabdian, Penelitian dan Dakwah Universitas Islam Sumatera Utara.

Di tahun 2020-2022 dr. Cashtry  turut serta dalam bagian dukungan darurat kesehatan di Satuan Tugas Gugus COVID-19 Nasional. Tahun 2022 ia juga bergabung di bidang Kerjasama dan Surveyor Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) dan sekarang ia menjadi Komisaris PT Meher Cahaya Semesta dan PT Cashtry Cahaya Cemerlang.

“Kreativitas dan ide-ide saya tuangkan di bidang kemanusiaan, seperti saat pandemi saya juga bergabung  di BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana di bagian team vaksinasi. Saya memang suka terjun ke masyarakat, termasuk menangani masalah stunting,” jelas  istri dari Fahmi Sani yang berprofesi sebagai Dokter Anestesi ini.

Bahkan perhatian yang cukup tinggi terhadap masalah stunting membuat dr. Cashtry banyak meluangkan waktu untuk mengurus Yayasan Cahaya Peduli Semesta Indonesia (YCPSI) yang dirintisnya. YCPSI merupakan lembaga non-pemerintah yang profesional dan berfokus pada upaya penurunan stunting secara nasional.

“Saya mendirikan yayasan secara mandiri untuk melengkapi apa yang kurang dan tidak akan mengganggu program pemerintah. Di sini tugas kami adalah mengisi ruang, celah, atau gap-gap yang tidak diisi atau tidak diselesaikan. Kami siap berkolaborasi baik itu dengan pihak pemerintah, lintas sektor agama, organisasi, ataupun pihak lainnya,” jelas dr. Cashtry yang juga aktif mengajar sebagai dosen di bidang Spesialis Dokter Kulit dan Kelamin.

Ibunda dari Cashtro, Cashtra, dan Cashtaro ini, memegang prinsip untuk selalu melihat peluang karena peluang itu tidak akan selalu ada dan tidak akan terulang. Di yayasan yang didirikannya, dr. Cashtry melihat peluang besar untuk ikut serta membantu Pemerintah menangani masalah stunting.  Salah satunya penanganan masalah stunting di Kepulauan Nias.

“Angka stunting di Kepulauan Nias tinggi dan merupakan provinsi dengan perhatian khusus. Di sana kita berkreasi menciptakan lagu-lagu dengan bahasa Nias yang membahas tentang stunting, karena Nias itu memiliki culture yang berbeda dengan daerah lain,” tutur dr. Cashtry semangat.

Dalam menangani masalah stunting, dr. Cashtry menggandeng semua sektor, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lainnya. “Jadi kita buat program untuk menangani stunting seperti memberikan bibit lele untuk memberdayakan masyarakat,” ujarnya.

Ke depan, dr. Cashtry ingin YCPSI lebih berkembang, karena masalah stunting sangat  berpengaruh terhadap masa depan SDM di Indonesia. Tingginya angka stunting membuat kualitas SDM menurun yang berpengaruh terhadap kepercayaan dari negara luar. “Masalah stunting mempengaruhi semua sektor dan secara otomatis pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan dengan baik. Jadi kita fokus ke stunting untuk lebih mengedukasi masyarakat secara kontinu,” paparnya.

Terapkan Kejujuran, Disiplin, dan Tanggung Jawab

Dalam membangun karier sebagai Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Cashtry menerapkan nilai-nilai kejujuran, disiplin dan tanggung jawab yang menjadi kiat suksesnya. “Tiga hal inilah yang menjadi dasar saya untuk bekerja keras dan yang paling utama adalah semangat. Kegagalan itu bukan akhir dari segalanya, jadi jangan pernah takut gagal. Jangan pernah terpuruk dalam kegagalan, teruslah bangkit dan pulih kembali,” ucapnya bijak.

Sosok yang sangat menginspirasi dr. Cashtry adalah kedua orang tuanya yang membesarkan dirinya dengan segala kecukupan dan tidak pernah kekurangan baik secara materi maupun kasih sayang.

“Tidak pernah sekalipun orang tua saya mengucapkan kata tidak boleh. Sebagai orang tua mereka tidak pernah memaksakan kehendaknya, tapi mendengarkan apa maunya kita. Inilah suatu bentuk kepercayaan yang harus dijaga dari orang tua kita. Saya berusaha menjaga kepercayaan itu dan saya menunjukkan bahwa saya bisa, sebagai bentuk bakti saya kepada orang tua agar mereka tidak kecewa kepada saya,” terangnya.

Dr. Cashtry juga terus belajar untuk upgrade ilmu supaya lebih berkembang dan maju ke depan. “Di era digital saat ini kita juga harus mengikuti tuntutan zaman. Kalau bicara tentang eksistensi berarti kita harus lebih aktif bergerak, tapi saya bukan orang yang suka aktif di sosial media seperti anak muda sekarang. Namun saya biasa turun ke lapangan dan berbuat apa yang bisa saya lakukan semampu saya,” ucapnya.

Menurut dr. Cashtry, peran aktif perempuan sangat penting. Para perempuan harus memiliki komitmen dan niat untuk bekerja keras dan jangan menjadikan kesibukan rumah tangga sebagai penghalang. “Perempuan itu harus mandiri, tidak boleh bergantung kepada siapapun. Perempuan itu merupakan jantungnya rumah dan nyawanya suatu rumah tangga. Jadi ketika perempuan ini senang, lepas dari beban, ia berdoa dan rajin beribadah, ia menyayangi anak, suami dan keluarganya maka cahaya di rumah itu akan terus bersinar,” ujarnya.

Salah satu peran perempuan yang bisa dikembangkan adalah sebagai pelaku UMKM. Dr. Cashtry berharap para pelaku UMKM terus dibidani dan diarahkan supaya bisa bersaing dengan negara luar. “Promosi UMKM di Indonesia juga harus ditingkatkan apalagi produk-produk UMKM kita juga bagus, tidak kalah dengan barang luar,” tambahnya.

Meskipun sibuk dengan aktivitas sebagai dokter, dosen dan mengurus yayasan, dr. Cashtry tetap meluangkan waktu me time bersama keluarga. “Di sela-sela waktu saya yang padat dan terbatas, saya harus praktek, saya harus mengajar, saya harus bolak-balik Jakarta-Medan untuk mengurus yayasan. Sebisa saya di waktu libur saya akan habiskan bersama keluarga,” terang wanita yang hobi membaca dan rutin olahraga ini.

Bagikan:

Bagikan: