MajalahInspiratif.com, Jakarta – ‘Yakin usaha terwujud, growing together dengan komunitas dan berbagai macam jejaring yang dimiliki seperti teman-teman dekat untuk saling berkolaborasi dan tumbuh bersama..’ merupakan slogan sederhana yang digaungkan Dr. Anggawira., M.M., M.H demi menyemangati generasi muda untuk berkembang menjadi pribadi dewasa dan berkarakter. Motto ini tidak terbentuk begitu saja tanpa pengalaman pribadi yang menggerakan hatinya. Ia berhasil menjadi agen perubahan untuk generasi muda karena perjalanan dan lika-liku perjuangan kehidupan yang telah dilalui bersama tantangan menyulitkan. Maka tidaklah heran ketika Anggawira yang dikenal sebagai akademisi dan kolumnis pernah dilirik kalangan pebisnis muda untuk tampil dan maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Periode 2022-2025.
“Di tahun 2007, ada senior yang merekomendasikan untuk masuk ke HIPMI. Saat itu ada rasa minder karena di HIPMI Jaya banyak orang yang merupakan generasi kedua atau ketiga. Jadi dari sisi bisnis sudah besar sementara saya masih di bawah, merangkak dan masih naik motor. Saat itu belum ada zaman grab mobil, tapi itu memotivasi saya. Alhamdulillah dengan saya masuk organisasi HIPMI, dari sana networking dan jejaring saya mulai berkembang. Di HIPMI saya pernah maju mencalonkan diri menjadi Ketua Umum hanya memang akhirnya belum terpilih.”
Saat ini, Anggawira menjabat sebagai Sekretaris Jenderal HIPMI periode 2022-2025. Ia juga merupakan Ketua Umum di Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO). Karier organisasinya dibangun dari nol dengan mengoptimalkan networking dan jejaring, maka usaha dapat berkembang sampai saat ini.
“Saya hobi berorganisasi sejak mahasiswa menjadi aktivis. Sebagai sulung dari tiga bersaudara, saya sekaligus menjadi kepala keluarga karena sudah ditinggal ayahanda. Setelah lulus kuliah di IPB dengan nilai akademik baik, saya sempat bekerja di salah satu perusahaan minyak internasional. Dua tahun bekerja, saya sempat bekerja serabutan, tetapi tetap aktif berorganisasi terutama di organisasi yang basisnya pertanian, seperti HKTI dan Dewan Tani. Dari aktivitas organisasi tersebut saya mendapatkan banyak peluang.”
Pada tahun 2006, Anggawira membangun perusahaan CV yang bergerak di bidang perdangangan dan menangani proyek-proyek supplier di Kementerian serta lembaga mulai dari nilai-nilai kecil. Seiring perjalanan waktu, bisnis mengalami up and down dan melalui berbagai opportinity. Namun untuk saat ini, bisnis yang dibangun dapat dikatakan variatif, tetapi lebih banyak di bidang energi seperti infrastruktur LNG, kapal untuk angkutan batu bara, trading batubara, nikel, tambang, jasa pengelolaan perkantoran dan digital komunikasi.
“Karena waktu merintis bisnis itu berkolaborasi, jadi kadang-kadang bukan saya yang meng-handle, ada teman-teman, sehingga range of bisnis saya juga banyak, tetapi memang secara focus yang benar-benar saya tangani langsung dalam konteks membangun adalah di bidang energi.”
Eksplorasi Berbagai Bidang. Awalnya Anggawira mencoba berbagai macam bidang usaha. Ia sempat membangun usaha di bidang pertanian, peternakan, penggemukan sapi, dan bisnis pupuk. Namun berhubung ada perubahan kebijakan dan bisnisnya sudah on the track, akhirnya ia harus menyesuaikan dan berkembang hingga berjalan sekitar 5-6 tahun. Dalam mengembangkan bisnisnya, ia berusaha untuk mengedepankan inovasi dan jejaring tanpa memandang persaingan sebagai hal yang meyulitkan.
“Intinya menurut saya di era sekarang ini kan infinite game, tidak ada pemenang. Adanya yang terdepan atau terbelakang, jadi yang paling penting kita harus selalu mengedepankan inovasi-inovasi yang ada. Jangan cepat puas selalu mengembangkan inovasi dan jejaring serta mengoptimalkan berbagai macam peluang yang ada.”
Angga menentukan target marketnya tidak langsung ke pasar luas. Ia bekerja sama dengan konsumen besar yang menjadi captive market seperti PLN dan tidak langsung ke retail. Anggawira menyediakan jasa atau supply kebutuhan mereka untuk melayani customer lebih luas lagi. Mitra bisnisnya masih di dalam negeri, tetapi berkembang hingga ke luar negeri.
Trik dan Target Bisnis. Trik khusus dalam mengembangkan bisnis, menurut Anggawira dengan banyak berjejaring, memperluas networking, mencari pengetahuan baru, sehingga akan banyak ide bermunculan.
“Saran saya untuk teman-teman generasi muda, perbanyak networking yang ada, pertambah knowledge, maka ide-ide baru akan bermunculan. Kalau tidak ada knowledge, maka tidak ada insight networking. Akhirnya kurang berkembang, tetapi jika kita punya knowledge dan punya keahlian ditambah jejaring, pasti akselerasinya sangat cepat dan baik.”
Sementara untuk inovasi yang dilakukan bagaimana ia berusaha mengoptimalkan resources yang dimiliki dengan sebaik mungkin.
“Kita kaya akan sumber daya gas, karena saya bisnisnya fokus pada bidang energi khususnya, iya kita optimalkan misalnya sumur-sumur yang memang pada waktu sebelumnya dengan teknologi yang masih terbatas belum bisa teroptimalkan, maka dengan berbagai macam teknologi yang sekarang ini bisa dimaksimalkan.”
Rencana ke depan, Anggawira menyimpulkan bahwa penyediaan energi pada suatu negara atau bangsa bisa maju jika energi terpenuhi. Pada masa transisi ini tantangannya lebih berat, tapi ia yakin dengan melakukan sinergi dan kolaborasi. Ia percaya Indonesia kaya akan berbagai macam sumber daya energi, tinggal keseriusan untuk mengoptimalkannya.
Anggawira memiliki obsesi dan harapan agar bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju di 2045 Indonesia Emas. Ia yakin negara ini memiliki peluang tersebut, hanya tinggal bagaimana menciptakan aktor yaitu para pengusaha. Salah satu alasan mengapa ia memiliki semangat dalam HIPMI karena ia melihat HIPMI menjadi bagian penting untuk mencetak lebih banyak lagi pengusaha. Dari sisi bisnis, ia berharap bisa mengawal transisi energi di Indonesia dari batubara ke gas kemudian ke energi hijau. Negara yang maju butuh energi yang baik agar dapat menarik investasi, sehingga industri juga dapat bertumbuh.
Hadapi Tantangan Era Digital. Di era digital, berbagai macam peluang dapat diciptakan. Akselerasi dapat bergerak secara cepat. Menurut Anggawira bagaimana mensinkronkan di dalam tim sumber daya yang dimiliki merupakan tantangan yang harus dihadapi. Selalu kita sadari di dalam sebuah tim tidak semuanya memahami bagaimana saling bersinergi dengan baik, tetapi situasi ini menjadi pembelajaran yang baik untuk menyinkronkan visi misi dari sebuah target pencapaian, sehingga kita bisa mengikuti perkembangan digital dan akrab dengan teknologi agar tidak tertinggal.
“Sekarang sebenarnya di dalam era ketidapastian ini, kita tida bisa memprediksi ke depan akan seperti apa. Tetapi menurut saya yang harus dilakukan, tetaplah doing something, berupa continuous improvement untuk terus menerus memperbaiki. Tantangannya bukan soal endemi atau pasca pandemi, tapi di sisi lain kita sedang berada di situasi global yang menyebabkan keseimbangan dunia ini menjadi tidak seimbang. Long term planning ini agak sulit. Kita harus adaptif dengan perubahan yang ada. Bisa karena terbiasa. Karena itu saya juga berharap untuk anak-anak muda agar terbiasa menghadapi berbagai persoalan dan tantangan, sehingga bisa solve the problem.”
Masa Sekolah Penuh Cerita. Anggawira dibesarkan dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai ASN di Departemen Perindustrian. Ia lahir di Indramayu, 9 Januari 1982 dan besar di Jakarta. Tepatnya di daerah Mampang Prapatan yang kental dengan banyak orang Betawi. Ia menikmati masa sekolah SD, SMP dan SMA di sekitar wilayah Mampang dan Kalibata.
“Boleh dibilang orang tua saya ASN keluarga sederhana. Jabatan Papa saya juga bukan yang tinggi, pegawai menengah saja. Saya kuliah di IPB jurusan Fakultas Teknik Pertanian dan hobi berorganisasi. Sejak mulai SD, SMP, SMA , saya aktif jadi Ketua Kelas, Pengurus OSIS dll dan itu terbawa hingga zaman kuliah. Saya aktif di organisasi kampus BEM, HMI. Meski saya aktif berorganisasi, Alhamdulillah prestasi akademik saya tetap baik, jadi berimbang. Pada waktu saya menjelang lulus kuliah, Papa saya meninggal dalam usia yang relatif muda sekitar umur 44 tahun karena serangan jantung.”
Anggawira merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada waktu itu, ia dihadapkan pada situasi antara pilihan idealis dan realitas untuk membantu ekonomi keluarga. Waktu kuliah, ia senang berbisnis dan berjualan hewan kurban lalu ada program kewirausahaan di kampus. Sebenarnya ia lebih senang berbisnis, tetapi keadaan menuntutnya untuk bekerja secara profesional. Pilihan tersebut yang membuat ia sempat “dipaksa” menjalankan sesuatu yang tidak ia suka. Namun ia berhasil bangkit dan mewujudkan keinginannya berdasarkan passion.
Terus Bergerak Tak Perlu Takut Bermimpi. Dari pengalaman hidup selama ini, fokus utama yang harus dijalankan adalah terus bergerak, jangan takut bermimpi, jangan takut punya cita-cita. Gantungkan cita-cita setinggi langit, tapi jangan pernah berhenti berusaha. Berusaha untuk menjemput dan mencari jejaring untuk mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki.
“Modal utama untuk bisnis menurut saya adalah jejaring atau networking dari lingkungan. Saya juga mulai bisnis dengan menggunakan uang bank setelah delapan tahun berjalan. Sebelumnya pakai resources yang ada dari pertemanan atau keluarga. Istilahnya IMF yaitu istri, mertua dan family. Tetapi untuk sekarang ada berbagai fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah seperti KUR dsbnya, tinggal kitanya bisa mengoptimalkan atau tidak.”
Keluarga adalah Prioritas. Lulusan S3 Manajemen Universitas Negeri Jakarta ini bersyukur memiliki pasangan hidup yang fully support. Dari masa kuliah, ia sudah mengetahui kegiatannya dan menaruh kepercayaan penuh, sehingga ia memiliki kesempatan untuk mengoptimalkan banyak hal. Keluarga adalah prioritas yang tak akan tergantikan. Di tengah kesibukan yang padat, ia tetap menjaga kualitas hubungan bersama keluarga.
“Dengan kemajuan teknologi bisa kita lakukan, yang terpenting adalah supporting system kita dan kembali kepada kitanya. Hidup ini kan pilihan ya, saya coba selalu punya filosofi untuk menyeimbangkan antara kesibukan, keluarga, aktivitas sosial, jadi balance tidak terlalu berat ke salah satu. Saya yakin kalau keseimbangan terjadi malah akselerasinya malah jadi cepat. Apapun itu hidup ini kita butuh kehangatan keluarga, apapun yang kita kerjakan kembali untuk keluarga, jangan sampai waktu kita hilang untuk keluarga kita.”
Bersama anak-anak, menurut suami dari Renny Arianti serta ayahanda dari Alvaro Dipo Adzani, Arvel Malik Albany dan Alviandra Rahman Aditya ini, setiap orang tua harus tetap punya waktu bersama mereka apalagi pada masa pertumbuhan. Kehadiran orang tua dengan perkembangan teknologi bisa dioptimalkan seperti Whatsapp Group, menemani mereka melaksanakan hobinya karena anak-anak butuh kehadiran orang tua.
Selain bersama istri dan anak-anak, Anggawira juga sangat menyukai traveling sejak ia duduk di bangku kuliah. Ia bersyukur setelah diberi kesempatan bergabung di HIPMI, Anggawira sudah berkeliling ke 34 provinsi di seluruh Indonesia dan luar negeri.
“Jadi salah satu me time-nya adalah suka traveling. Saya melihat traveling itu bagian journey, ada pengalaman suatu hal yang baru, itu energi buat kita.”
Terinspirasi Sosok Berprestasi. Selain dikenal sebagai pengusaha, Anggawira merupakan akademisi dan aktivis yang sering menuliskan gagasannya dalam bentuk tulisan di surat kabar. Kepiawaian dan ketangguhannya juga terbentuk karena ia terinspirasi dari beberapa sosok pengusaha nasional yaitu Chairul Tanjung, Hari Tanoe, Sandiaga Uno hingga Bahlil Lahadalia.
“Mereka sebagai sumber motivasi dan inspirasi, tapi tetap create your own way dan create your own path. Walaupun saya sebagai seorang pebisnis, tapi saya juga tidak mau meninggalkan sisi pengabdian saya sebagai seorang pendidik dan pengajar. Saya berusaha menyeimbangkan bisnis, organisasi, dalam dunia pendidikan juga tetap melakukan pengabdian. Mudah-mudahan ke depan balancing ini tetap bisa saya lakukan, walaupun terkadang tidak optimal.”
Inspirasi bermanfaat yang datang dari orang-orang hebat tentunya membuat ia berusaha untuk memberikan prestasi terbaik melalui bisnisnya. Keseimbangan antara diri sendiri dan orang lain, sehingga bisa bermanfaat merupakan prestasi yang tidak ternilai.
“Untuk prestasi mungkin orang luar yang bisa menilai, tetapi kalau bagi saya adalah bisa punya impact atau manfaat untuk lingkungan kecil, lingkungan yang lebih luas, tetapi saya punya filosofi bahwa kita harus punya keseimbangan hidup. Agar keseimbangan hidup bisa diusahakan tercapai, kita ada yayasan yang bergerak di bidang sosial yaitu Yayasan Inovasi Indonesia Maju, di bidang edukasi dan dengan saya juga beraktivitas seperti di HIPMI sebagai suatu organisasi di dunia usaha. Ini juga jadi bagian di mana bisa memberikan impact yang lebih luas lagi.”