MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bagi dr. Andi Nusawarta, profesi dokter merupakan tugas mulia untuk menolong sesama. Ia pun tak ingin mengotorinya dengan mengejar keuntungan semata. Untuk itu, demi mencapai kemerdekaan financial, sosok yang akrab disapa dr. Andi ini juga menekuni side job sebagai pengusaha kuliner. Dokter berpostur gagah ini juga dikenal humble dan tak pelit berbagi ilmu kepada siapa saja.
Sebagai dokter senior yang telah puluhan tahun menjejakkan kaki sebagai tenaga medis, dr. Andi berkomitmen bahwasanya profesi yang dijalani merupakan sebuah tugas mulia dan bersifat sosial. Untuk itu ia tidak ingin mengotorinya dengan menyalahgunakan wewenang demi mengejar keuntungan.
Alasan itu pula yang kemudian menginspirasi dr. Andi memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengusaha kuliner. “Dokter adalah pekerja sosial, tempat kita mengabdi untuk masyarakat, saya tidak ingin menjadikannya ladang bisnis, sebab itu berbahaya. Ketika profesi ini dijalani dengan benar maka kita akan fokus ke pasien. Bagaimana menjaga keselamatan pasien dan bagaimana mereka bisa ditangani dengan baik, jadi tidak ada sama sekali money oriented. Ketika ingin mencari keuntungan maka carilah di bisnis bukan di profesi,” tegas dr. Andi saat ditemui tim Inspiratif di salah satu resto miliknya kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Berawal dari Hobi. Keputusan dr. Andi memilih dunia kuliner sebagai ladang bisnis bukan tanpa sebab. Dokter Spesialis Bedah Tulang dan Sendi, serta Konsultan Cedera Olahraga & Arthroskopi ini, memiliki hobi berwisata kuliner.
“Di waktu muda saya hobi makan, setiap kali ada tempat makan baru atau yang viral pasti saya singgahi. Hingga kemudian menginspirasi saya untuk merintis usaha kuliner,” cerita dr. Andi.
Tak tanggung-tanggung, dokter yang saat itu tengah menjalani pendidikan spesialis
Orthopedi, membuka tiga jenis usaha berbeda. Yakni resto masakan khas Makassar berlabel Aroma Palopo, kedai Bakso Kepala Sapi dan Warkop dr. Andi. “Usaha-usaha tersebut saya rintis di Makassar tahun 2004. Namun. dari ketiganya hanya Aroma Palopo yang mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini. Karena menyediakan menu yang biasa disantap setiap hari dan memiliki banyak penggemar,” terangnya.
Penutupan dua bisnis lainnya, memudahkan dr. Andi untuk berekspansi membuka cabang Aroma Palopo di sekitar Makassar, bahkan hingga ke Jakarta.“Karena mengangkat masakan tradisional Aroma Palopo bukan hanya didatangi konsumen untuk bersantap, tapi juga mampu menarik para pengamat kuliner sekelas Bondan Winarno, food bloger hingga selebgram. Mereka membuat konten-konten yang mempublikasikan Aroma Palopo sehingga namanya kian popular. Saat ini ada 3 lokasi Aroma Palopo di Makassar dan 1 di Jakarta,” paparnya.
Angkat Makanan Sehat. Bagi dr. Andi, mengembangkan Aroma Palopo seperti menggabungkan profesi dan hobinya selama ini. karena sejauh ini varian menu yang diangkat merupakan makanan sehat yang memang dibutuhkan tubuh. “Kami fokus ke makanan sehat, karena menu yang kami tawarkan kebanyakan berbahan sayuran, kapurung dan ikan, dengan teknik pengolahan rebus. Dan semua menu disajikan dalam keadaan fresh, baru diolah setelah pesanan datang jadi tidak ada bahan pengawet,” tekan dr. Andi.
Demi menjagi citarasa otentik khas Makassar, beberapa bumbu spesial juga didatangkan langsung dari Makassar. Demikian juga untuk tim dapur, sejak awal merintis Aroma Palopo dr. Andi menggandeng seorang chef yang sangat memahami citarasa kuliner khas Makassar.
“Chef inilah yang kemudian mengajarkan tim dapur di semua cabang Aroma Palopo. Sehingga standard rasa menu yang kami tawarkan selalu terjaga. Saat ini ia juga telah memiliki 50% saham Aroma Palopo. Jadi ia juga termasuk owner. Bersama beliau, kami membangun Aroma Palopo dari awal hingga berkembang seperti sekarang. Dan karena menggandeng chef yang sama sejak awal, citarasa menu yang kami hadirkan tidak pernah berubah,” ungkapnya.
Ada banyak menu khas Makassar yang bisa dipilih konsumen di Aroma Palopo, di antaranya Kapurung, Borobbo Campur, Parede Lamuru, Pallumara Bandeng, Sinole, Mie Titi, Nasi Goreng Merah, hingga aneka dessert seperti Pisang Ijo, Pallu Butung, Baroncong, Lanye, Bolu Peca’ dan Barongko.
Selain melayani dine in, Aroma Palopo juga melayani pesanan untuk event special dalam bentuk catering, nasi kotak dan prasmanan serta menyediakan nasi tumpeng serta rice bowl.
Skala Prioritas. Kesibukan mengurus bisnis sempat membuat kuliah dr. Andi bermasalah. Hingga ia memutuskan untuk merekrut staff profesional yang ditugaskan sebagai manajer dan mendelegasikan operasional di semua resto Aroma Palopo.
“Setelah tiap resto di-handle para manajer, saya kembali fokus ke pendidikan. Tapi memang di awal merintis itu cukup sulit bagi saya membagi waktu. Setelah kami buat sistem dan ada tim pengawas, saya hanya kontrol laporan tiap bulan saja,” tambah dr. Andi, yang menjadikan profesi dokter sebagai prioritas utama.
Saat ini dr. Andi menjalani karier sebagai Dokter Spesialis Cedera Olahraga di sejumlah Rumah Sakit dan klinik. Ia sengaja memilih bidang tersebut agar pekerjaan yang dijalani lebih Fokus. “Dunia Orthopedi itu luas, makanya saya ambil yang lebih spesifik agar lebih fokus. Karena ketika kita Fokus maka apa yang kita kerjakan benar-benar kita kuasai. Sehingga kita mendapatkan hasil yang bagus dan berusaha untuk semaksimal mungkin.”
Edukasi Kesehatan. Saat ini selain menggelar praktik di RS. EMC, Sentul, dr. Andi juga berpraktik di H Clinic, Kebayoran Baru. Yakni klinik yang melayani beragam kebutuhan hidup harian. Mulai dari sport, kecantikan, seksualitas, kandungan, urologi.
“Karena kita itu harus terawat luar dan dalam. Bukan hanya fisik, tapi juga hati. Di H Clinic, kami berusaha bagaimana memadukan olahraga, kesehatan dan seksual. Jadi bagaimana kita membuat tampilan wajahnya glowing dengan treatment, fisik kuat dengan olahraga dan kehidupan yang happy dengan keharmonisan seksual bersama pasangan,” papar dr. berkacamata ini.
Ditambahkan dr. Andi, selama ini urusan sex kerap menjadi masalah dalam rumah tangga. Apalagi jika tidak ada komunikasi sex dengan pasangan. Untuk itu sepatutnya persoalan terkait sex dikomunikasikan dengan baik dan tidak menjadikannya hal yang tabu.
“Hal inilah yang mendorong saya bergabung bersama H Clinic supaya bisa membantu banyak orang sehat luar dan dalam. Di sini saya menangani hal-hal untuk meningkatkan vitalitas. Bagaimana memotivasi pasien agar kehidupannya lebih baik, bagaimana membuat pasien lebih preventif,” terangnya.
Dijelaskan dr. Andi, pada usia 40 tahun ke atas proses degeneratif atau kemunduran fungsi organ dimulai. Pada masa inilah seharusnya perawatan organ tubuh mulai dijalani tanpa menunggu rasa sakit datang.
“Kalau sudah masuk masa degeneratif kita harus merawat diri, terutama harus tahu apa yang harus kita lakukan. Dalam hal ini, kita bukan melawan tua, tetapi menghambat penuaan. Karena semua orang pasti tua tapi ketika dihambat maka kita bisa mencegah kerusakan yang fatal. Bila perlu kita tidak perlu mengalami operasi seumur hidup. Oleh sebab itu sangat penting mencari edukasi bagaimana menjalani hidup sehat. Jadi jangan hanya pasrah. Karena semakin tua sebenarnya seseorang makin butuh olahraga. Otot kalau tidak dijaga maka akan rusak, tulang pun keropos. Karena otot kuat maka tulang pun kuat. Tetapi ketika otot tidak pernah dilatih dengan olahraga maka tulang pun akan rapuh. Itulah perannya dokter Orthopedi Sport, supaya orang semakin tua makin semangat melatih otot-ototnya. Jadi, kami bukan hanya menangani cedera olahraga tapi juga melakukan tindakan preventif,” papar dr. Andi.
Berbagi Ilmu. Ditegaskan dr. Andi, perawatan tubuh tidak harus dilakukan dengan tindakan medis, tetapi bisa melalui pola hidup yang bagus dan olahraga teratur. “Sebenarnya perawatan itu murah, tapi kalau sudah pengobatan apalagi harus operasi itu yang mahal. Ditambah lagi kalau tidak punya asuransi. Itulah yang mengharuskan seorang dokter itu bijak dalam menghadapi pasien. Karena pasien itu tidak semua punya uang atau asuransi. Untuk itu kita harus banyak membantu, minimal mengedukasi. jangan pelit ilmu dan informasi, jika perlu berikan kontak personal supaya pasien bisa konsultasi secara online, beri kesempatan pasien berbicara dan bertanya. Jangan ketika pasien datang sekedar diobati, tapi dengarkan juga keluhannya, sehingga dia punya banyak wawasan yang nantinya bisa mereka sampaikan kepada keluarga, teman atau orang-orang sekitar,” tuturnya.
Dr. Andi pun menyayangkan sikap sebagian oknum dokter yang menghitung segala sesuatu dengan uang. “Tidak ada ruginya kita berbagi edukasi secara gratis. Rezeki itu sudah ada yang mengatur. Makanya saya selalu bilang jika profesi dokter itu profesi mulia, kita harus memperbaiki hati. Memang kita butuh uang, tapi jangan terlalu money oriented, sewajarnya saja,” tekan dr. Andi.
Selain mengedukasi pasien, dr. Andi juga kerap menjadi pembicara di berbagai seminar dan webinar, serta membuat beragam konten seputar kesehatan dan olahraga yang disebarkan di media sosial seperti Instagram dan Tiktok. “Saya ingin pesan yang saya sampaikan bisa menyebar ke semua lapisan masyarakat. Apalagi saat ini masih banyak orang yang lebih percaya pengobatan non medis seperti dukun atau sejenisnya. Padahal pemerintah telah memberikan BPJS gratis tapi mereka tidak semangat berobat ke dokter,” tambahnya.
Dijelaskan dr. Andi, tindakan atau pengobatan yang dilakukan tim dokter pasti berdasarkan klinis. Berbeda dengan pengobatan non medis yang umumnya tidak ada monitoring setelah pengobatan. “Kalau medis pasti ada follow up lagi, kami tidak berhenti setelah tindakan, tapi kita lihat perkembangannya saat kontrol, kami ikuti hingga tuntas. Karena memang kami mengobati secara komprehensif. Jadi jangan hanya melihat hasil yang sekarang, tapi lihatlah secara komprehensif, hingga benar-benar sembuh sempurna. Kalau pada bidang saya yang menangani atlet, kita ikuti hingga ia kembali berprestasi,” jelasnya.
Dikenal sebagai dokter yang friendly, dr. Andi merasa senang ketika melihat orang-orang yang ia edukasi bisa kembali sehat. Menurutnya, bagi seorang pasien ataupun masyarakat umum informasi yang disampaikan oleh ahlinya itu vital, karena mereka awam terutama yang pendidikannya menengah ke bawah.
“Terkadang informasi saja sudah membuat seseorang sehat, karena dia jadi happy, menjadi sugesti buat dia. Apalagi ketika kita mengobati orang lalu dia sembuh dan kembali sehat itu kepuasan batin bagi kami sebagai dokter, karena apa yang kami lakukan sangat baik untuk orang lain,” tambahnya.
Kendalikan Berat Badan. Informasi yang dibagikan kepada pasien maupun masyarakat umum, bukan hanya seputar ilmu yang memang dikuasai. Tapi juga pengalaman hidup, terutama tentang pola hidup sehat. Dokter yang sempat mengalami over weight dengan berat badan (BB) mencapai 98 kg ini, kini memiliki postur tubuh proporsional di angka 76 kg setelah menjalani gaya hidup sehat.
“Dengan mengubah pola makan dan olahraga teratur, BB kembali normal. Oleh sebab itu di usia 40 ke atas kita sudah harus menjaga makanan dan olahraga teratur.Tetapi olahraga tidak asal olahraga, harus paham fungsinya. Misal kita latihan beban, itu bukan untuk membentuk otot melainkan agar otot kita kuat. Karena salah satu fungsinya adalah menjaga tulang,” paparnya.
Ditegaskan dr. Andi, olahraga yang benar dan teratur mampu menghindarkan diri dari berbagai penyakit seperti Diabetes dan Hipertensi. Karena olahraga membuat metabolisme berjalan normal, sehingga gula darah dan tekanan darah bisa diatasi. “Tetapi olahraga yang tidak dilakukan dengan benar, bisa mengakibatkan badan menjadi sakit.Untuk itu olahraga mesti dilakukan dengan rutin, bukan berat. Juga harus ada unsur aerob dan Anaerob, jadi harus ada latihan cardio dan latihan beban. Durasi waktunya tergantung dengan tujuan kita. Jika sekedar maintenance cukup 30-60 menit, tapi kalau ada target yang ingin dicapai seperti memperbaiki body berarti durasinya harus lebih banyak. Karena kita bukan hanya mau membakar kalori tapi juga membakar lemak,” tambah dokter yang banyak menangani cedera atlet-atlet nasional ini.
Dalam olahraga, rutinitas mutlak dipenuhi meski hanya diawali dengan durasi 15 menit. Sebab, jika memulai olahraga dengan durasi yang lama, terlalu diforsir itu artinya mencari masalah karena tubuh tidak siap. Selain cedera olahraga yang berlebihan juga bisa mengakibatkan meninggal.
“Olahraga harus dilakukan secara bertahap, baik dalam meningkatkan beban olahraga, durasi maupun frekuensi, yang penting rutinitasnya dijaga. Untuk itu olahraga sebaiknya dilakukan minimal 3-4 kali seminggu. Jika hanya dilakukan seminggu sekali itu menyiksa diri dan yang muncul justru kelelahan dan sakit akibat adanya penumpukan asam laktat yang bisa mengakibatkan cedera atau bahkan serangan jantung karena olahraga yang berlebihan. Padahal olahraga seharusnya membuat fit karena vitalitas tubuh terjaga,” ungkapnya.
Menurut dr. Andi, sesibuk apapun seseorang seharusnya masih sempat berolahraga, karena boleh dilakukan kapan saja. Namun yang perlu diperhatikan adalah jam tidur. “Jadi olahraga harus dilakukan minimal 3 jam sebelum tidur. Karena olahraga yang dilakukan secara rutin dan teratur akan membuat tubuh fit, sehingga ketika dilakukan pada malam hari akan membuat tubuh susah tidur. Oleh sebab itu jika terbiasa tidur jam 9 malam, maka 3 jam sebelumnya harus sudah selesai olahraga. Begitu pun jika baru selesai berolahraga di jam 9 malam, maka waktu tidur akan mundur menjadi jam 12 malam,” katanya.
Namun ia menekankan, olahraga terbaik adalah di pagi hari sebelum memulai aktivitas agar tubuh dalam keadaan fit. “Olahraga di sore sebenarnya kurang tepat karena tubuh sudah dalam keadaan lelah setelah bekerja seharian. Jika tidak sempat berolahraga di pagi hari, bisa disiasati dengan olahraga di waktu siang kala jam istirahat, setelah itu makan secukupnya lalu jam 6-7 sore bisa makan berat lagi,” ujar dr. Andi.
Mensiasati Makanan. Pengalaman dr. Andi yang sukses mengembalikan berat badan ideal, menjadi bukti bahwa menurunkan berat badan dengan tepat maka program yang dijalankan juga harus tepat pula. Yakni dengan berolahraga secara konsisten dan menjalani diet sehat.
Ketika menginginkan BB ideal kebanyakan orang memaksa diet, padahal diet seharusnya diatur bukan dipaksa. Jika ingin BB turun dengan cepat maka olahraganya harus diperbaiki agar pembakaran kalori dan lemak dalam tubuh lebih bagus.
“Diet yang dipaksakan justru mengakibatkan asam lambung atau gerd. Karena perut yang terbiasa diisi tiba-tiba dipaksakan kosong. Kecuali bagi yang rutin menjalani puasa Senin dan Kamis, mungkin lebih aman. Menyantap makanan enak juga bukan masalah, asalkan diimbangi dengan olahraga, agar ada defisit kalori. Jadi yang keluar harus lebih banyak dari yang masuk, bukan sebaliknya. Supaya tidak ada kalori atau lemak menumpuk dalam tubuh. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah mensiasasti makan bukan tidak makan. Misalnya mengganti daging dengan ikan atau mengganti menu berat untuk makan malam menjadi sayuran dan buah,” tutupnya.
Bangun RS Khusus Cedera Olahraga dan Kembangkan Franchise
Menjadi dokter bagi dr. Andi bukan sekedar profesi, tapi juga passion. Sehingga ia bisa enyoy dalam menjalani tugas dan tanggung jawab yang diemban tanpa merasa terbebani. Tak heran, ia menjadikan karier yang digeluti sebagai jalan untuk membantu sesama. Ketika menemukan pasien kurang mampu, ia tetap memberikan pelayanan terbaik dan mengarahkan mereka menjalani prosedur pengobatan menggunakan BPJS.
“Salah satu faktor penyebab masyarakat memilih menangani cedera olahraga secara non medis adalah karena khawatir dengan biaya pengobatan yang tinggi di Rumah Sakit. Untuk itu, saya memiliki satu cita-cita, yakni membangun Rumah Sakit Khusus Cedera Olahraga yang hingga saat ini belum ada di Indonesia. Sehingga saya bisa membantu orang yang tidak bisa menjalani operasi karena tidak memiliki biaya,” terangnya.
Untuk bisnis yang dijalankan, dr. Andi pun mengantongi impian untuk mengembangkan Aroma Palopo lebih luas lagi. “Ke depan, ketika kuliner khas Makassar sudah lebih populer di luar Makassar saya ingin go public, yakni membuka cabang dengan sistem franchise,” pungkasnya. Laili
Info Lebih Lanjut:
Aroma Palopo
Instagram : @aromapolopojakarta
Whatsapp : 0811 988894