Crowdfunding Typography Banner
Owner Klinik Utama Citius

Dr. Andi Nusawarta, M.Kes, Sp.OT (K-Sports), dr. Ihsan Muhammad, MKM., AIFO-K dan Muhammad Dimas Drajat, Siap Luncurkan Klinik Khusus Cedera Olahraga Terjangkau untuk Semua Kalangan

Bagikan:

1



MajalahInspiratif.com, Jakarta – Pemahaman yang kurang dan kekhawatiran akan biaya yang cukup mahal, memaksa sebagian masyarakat memilih menjalani pengobatan tradisional seperti urut atau pijat saat mengalami cedera olahraga. Padahal, pengobatan tersebut justru sangat berbahaya bahkan bisa mengakibatkan cacat. Berangkat dari keprihatinan tersebut, dr. Andi Nusawarta bersama dua partner-nya yakni dr. Ihsan Muhammad dan Muhammad Dimas Drajat, memutuskan membangun klinik utama khusus cedera olahraga. Dengan biaya terjangkau, klinik yang juga mengobati pengobatan umum itu, siap membantu masyarakat baik dari kalangan atlet maupun non atlet.

Aktivitas olahraga kerapkali mengakibatkan cedera fisik, baik cedera ringan maupun cedera yang membutuhkan penanganan khusus seperti henti jantung, patah tulang atau cedera kepala. Cedera olahraga dapat diakibatkan karena kecelakaan, melakukan teknik olahraga yang buruk, perlengkapan yang tidak memadai atau penggunaan berlebihan (overuse) pada bagian tubuh tertentu.

Ketika mengalami cedera olahraga, sebagian besar masyarakat memilih menanganinya secara tradisional seperti pijat atau urut. Padahal, cedera olahraga yang tidak ditangani dengan benar bukan hanya memperlama proses penyembuhan, tapi juga bisa mengakibatkan cacat permanen pada bagian tubuh yang cedera. Selain karena kurangnya pemahaman akan bahaya tindakan pengobatan tersebut, kekhawatiran akan mahalnya biaya pengobatan membuat mereka enggan memeriksa atau mengobati cedera olahraga di Rumah Sakit.

Sebagai dokter Dokter Spesialis Bedah Tulang dan Sendi, sekaligus Konsultan Cedera Olahraga & Arthroskopi, dr. Andi Nusawarta, merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu yang berdampak positif bagi masyarakat. Saat ini, bersama dua rekannya yakni dr. Ihsan Muhammad, yang merupakan Dokter Tim di salah satu klub sepakbola Liga 1 Indonesia dan Muhammad Dimas Drajat, yang merupakan pesepak bola nasional, segera meluncurkan klinik utama yang khusus menangani cedera olahraga.

Klinik berlabel Klinik Utama Citius dan akan dirilis pada Februari 2024 mendatang tersebut, diharapkan bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk menangani cedera olahraga tanpa khawatir akan biaya yang mahal.

“Kolaborasi yang saya lakukan bersama dr. Andi dan Dimas bertujuan untuk meyakinkan setiap atlet-atlet profesional dan non profesional untuk tidak takut saat mengalami cedera. Silahkan datang ke klinik kami, Insya Allah kami akan melayani dan menanganinya sampai tuntas hingga dia bisa kembali beraktivitas olahraga ataupun berkarier di cabang olahraganya masing-masing. Contohnya saja Dimas, beliau sudah hampir tiga kali operasi karena cedera. Namun karena ketekunan dan keyakinannya ia bisa membangun mentalnya. Dan saat ini bisa kembali ke top performance-nya  sehingga bisa kembali berkarir lagi. Bahkan saat ini juga tercatat dalam skuad Timnas Indonesia,” tutur dr. Ihsan, mewakili dr. Andi dan Dimas.

Bermanfaat Bagi Banyak Orang. Diceritakan dr. Ihsan, keingin untuk membangun dan menyediakan klinik khusus cedera telah menjadi wacana bagi ketiga pendirinya sejak tiga tahun lalu. Namun, adanya kesibukan masing-masing menjadi penghalang mereka untuk segera merealisasikannya.  

”Di tahun ketiga kami akhirnya menyatukan komitmen dan visi-misi yang sama, sehingga terbentuk Klinik Utama Citius ini. Berangkat dari keprihatinan kami melihat atlet-atlet profesional di Indonesia yang ketika berjaya, berprestasi begitu diagung-agungkan. Namun ketika mereka cedera bahkan down mentalnya, tidak ada yang menangani. Untuk itu, Klinik Utama Citius ini hadir untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Mulai dari atlet yang bersangkutan mengalami cedera, baik dari suatu instansi atau klub apapun yang ada di Indonesia, akan kita layani dengan sepenuh hati. Tanpa melihat apakah mereka berprestasi atau tidak. Semoga ini bisa memberikan banyak manfaat untuk atlet-atlet profesional Indonesia. Sehingga kehadiran kami juga bisa bermanfaat bagi orang banyak,” tekan dr. Ihsan.

Fasilitas Lengkap. Meski hanya sekelas klinik, namun fasilitas kesehatan dan pengobatan yang bakal ditawarkan Klinik Utama Citius tak kalah lengkap dengan Rumah Sakit. Ditangani oleh dokter ahli berpengalaman di bidangnya, klinik yang berlokasi di Sentul City, Bogor-Jawa Barat tersebut, siap menangani beragam cedera olahraga.

”Klinik Utama Citius ini kami lengkapi dengan berbagai fasilitas kesehatan. Mulai dari praktik Dokter Umum, Dokter Spesialis Orthopedi, Konsultan Cedera Olahraga & Arthroskopi, Dokter Spesialis Olahraga, Fisioterapi Olahraga hingga Sport Massage. Jadi untuk masyarakat yang memiliki keluhan dan ingin berobat, bisa datang ke klinik kami. Bukan hanya atlet profesional, non profesional pun juga bisa datang. Termasuk anak-anak yang memiliki problem dan ingin berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Orthopedi atau Dokter Spesialis Olahraga, misalnya seputar performance, atau program olahraga juga kami buka layanannya,” papar dr. Ihsan.

Karena konsep yang diusung, layanan yang ditawarkan Klinik Utama Citius menjadi lebih terpusat. Inilah yang menjadi pembeda sekaligus keunggulannya dibanding layanan kesehatan sejenis. ”Pelayanan jasa yang kami tawarkan memang jadi lebih terarah. Mulai dari pasien yang ingin berkonsultasi tentang orthopedi, cedera olahraga hingga fisioterapi  dan sport massage bisa di sini. Sehingga pasien tidak perlu ke Rumah Sakit. Dan yang pasti biaya yang kami patok juga lebih terjangkau dibandingkan Rumah Sakit besar. Jadi Masyarakat tidak perlu khawatir soal budget,” terangnya.

Hal tersebut tentu bisa menjadi second opinion bagi pasien-pasien kurang mampu untuk bisa mendapatkan penanganan cedera olahraga yang tepat. ”Bagi pasien-pasien yang mungkin tidak sanggup membayar biaya penanganan cedera olahraga di Rumah Sakit, karena mungkin harganya terlalu mahal, maka Klinik Utama Citius ini bisa menjadi solusi,” imbuh dr. Ihsan.

Diakui dr. Ihsan, dr. Andi dan Dimas, konsep yang mereka tonjolkan memang telah banyak tersedia di Rumah Sakit – Rumah Sakit yang ada di Indonesia. Namun, umumnya hanya ada di Rumah Sakit besar untuk kalangan berkantong tebal. ”Untuk Klinik Utama Citius yang pertama memang berlokasi di Sentul City, namun jangan khawatir. Karena Insya Allah, kita akan bangun cabang-cabangnya di seluruh Indonesia. Sehingga mudah dijangkau oleh atlet maupun masyarakat yang ada di seluruh Indonesia hingga pelosok,“ tambah dr. Ihsan.

Saling Support. Lengkapnya fasilitas Kesehatan yang ditawarkan Klinik Utama Citius, tak bisa lepas dari keahlian masing-masing founder. Job desk ketiganya juga dibagi sesuai back ground masing-masing. Mulai dari dr. Andi yang bertugas di bagian orthopedi dan konsultasi cedera olahraga serta Arthroskopi, dr. Ihsan yang bertanggung jawab soal manajemen hingga klaim asuransi, hingga Dimas yang didaulat sebagai Brand Ambassador.

”Di luar Klinik Utama Citius, kami masih tetap berkarier di luar. Dengan harapan antara karier dan bisnis yang kami jalani masing-masing dapat saling bersinergi. Misalnya dr. Andi yang menjadi Dokter Spesialis Bedah Tulang dan Sendi, mungkin setelah pasiennya menjalani pembedahan untuk perawatan pasca-operasi dapat dilakukan di klinik kami. Demikian juga saya yang beberapa tahun ini menangani klaim asuransi, bisa mempraktikkan ilmu dan pengalaman tersebut di klinik. Begitu juga dengan Dimas yang kesehariannya dikelilingi atlet, bisa merekomendasikan klinik kepada sejawatnya,” tutur dr. Ihsan.

Strategi Marketing. Meski baru tiga tahun belakangan saling mengenal dan membangun visi-misi yang sama, dr. Ihsan, dr. Andi dan Dimas terus berupaya mengukuhkan kekompakan. Salah satunya dengan menjaga komunikasi.

”Kalau sebelumnya sekedar saling kenal, maka beberapa bulan terakhir komunikasi dan kedekatan kami memang lebih intens. Karena kami ingin membangun suatu komitmen untuk merintis sebuah bisnis bersama. Oleh sebab itu, apapun kendala dan masalah yang kami temui, selalu kami selesaikan bersama,” tegas dr. Ihsan.

Ditambahkan dr. Ihsan, soal strategi marketing juga tidak luput dari pembahasan yang ketiganya putuskan bersama. Yakni memanfaatkan kecanggihan teknologi dan masifnya penggunaan media sosial di masyarakat.

”Strategi marketing, kami mengandalkan digital marketing. Karena kita tahu di era sekarang ini masyarakat lebih banyak mencari informasi lewat internet, khususnya media sosial. Apalagi, partner bisnis kami, Dimas memiliki pengikut cukup banyak di Instagram. Sehingga berbagai aktivitas atau pun pelayanan di Klinik Utama Citius bisa menjadi konten yang ia share di strory-nya,” jelas dr. Ihsan.

Rencana dan Harapan. Dalam perintisannya, dr. Ihsan, dr. Andi dan Dimas berharap kelak keberadaan Klinik Utama Citius dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.

“Kami berharap klinik ini bisa berkembang sesuai dengan program negara, yakni membangun suatu hilirisasi konsep. Sehingga nantinya tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tapi juga di berbagai daerah. Agar kami bisa mengubah pandangan masyarakat umum yang selama ini menangani cedera olahraga dengan berobat ke dukun atau tukang urut beralih ke pengobatan medis di klinik khusus cedera olahraga,” ujar dr. Ihsan.

Dengan keunggulan yang ditawarkan, dr. Ihsan, dr. Andi dan Dimas yakin ke depan Klinik Utama Citius dapat diterima oleh masyarakat luas. ”Walaupun tidak bisa lepas dari persaingan bisnis, namun kami berusaha untuk fokus kepada karya dan terus mengoptimalkan keunggulan yang ada. Kami menganggap persaingan juga sebagai suatu hal yang positif, mendorong kita untuk saling sharing, saling bergaul dan bersilatuhrami, terutama dengan para sejawat. Sebisa mungkin, kami juga terus merangkul, agar bisnis ini bisa bermanfaat bagi banyak orang,” pungkas dr. Ihsan.

Saling Berbagi Peran dan Waktu

Di luar bisnis bersama yang dibangun, baik dr. Ihsan, dr. Andi, maupun Dimas memiliki berbagai kesibukan lain. Mulai dari karier hingga organisasi. Untuk itu, ketiganya mengukuhkan janji untuk saling berbagi peran dan waktu seefiisien dan seefektif mungkin. ”Contohnya saya, hingga saat ini saya masih menjadi Dokter Tim di salah satu klub sepakbola Liga 1 Indonesia, yang harus mendampingi tim pada saat latihan dan pertandingan, baik di dalam maupun luar kota.  Untuk itu, urusan bisnis saya tangani setelah tugas utama saya di klub selesai. Begitu juga dengan dr. Andi dan Dimas, kami berupaya untuk menyesuaikan waktu. Sehingga tidak ada kegiatan atau tugas utama yang terabaikan,” tekan dr. Ihsan.

Pembagian waktu juga ketiganya alokasikan untuk kegiatan organisasi atau sosial yang masih tetap mereka ikuti hingga saat ini. Karena keikutsertaan mereka mampu memberikan dampak positif pada bisnis yang dijalani. ”Dengan terjun di dalam suatu organisasi, apalagi menjadi bagian dari kepengurusan, kami belajar tentang banyak hal. Seperti bagaiman me-manage waktu, menjaga komunikasi terhadap partner hingga menjalin silaturahmi,” tutur dokter muda yang baru empat tahun hijrah dari Medan-Sumatera Utara ke Bogor-Jawa Barat ini.

Bagikan:

Bagikan: