MajalahInspiratif.com, Jakarta – Perempuan patut bersyukur karena dikaruniai talenta yang luar biasa sehingga bisa menjalankan multitasking, baik sebagai ibu rumah tangga yang mendidik dan menyiapkan masa depan bagi putra-putrinya serta mendampingi suami dalam meniti kerier, hingga membantu perekonomian keluarga dengan menjadi wanita bekerja dan berbisnis. Namun bagi Dhanisa Restya Agung, S.H., seorang model, konsultan branding fashion, atlet panahan tradisional dan berkuda, entrepreneur, dan Duta Budaya, bahwa seorang perempuan harus mengembangkan potensi yang dimilikinya, apapun itu yang diberikan oleh Tuhan sebagai keunggulan, agar perempuan dapat berperan, mandiri, sejahtera dan diperhitungkan dalam berbagai sektor kehidupan.
“Kita harus terus mengasah potensi diri hingga tahap mahir, dengan penuh dedikasi dan kerja keras. Karena suatu kemahiran atau keahlian apapun itu, pasti akan bermanfaat sekarang atau nanti. Setidaknya dalam membantu anak-anak, suami dan keluarga atau sesama di sekitar kita. Yang pasti seorang perempuan harus memiliki keahlian yang dikuasai hingga mahir, apapun itu, untuk menaikkan harga diri dan derajatnya,” tegas Nisa, sapaan akrab wanita kelahiran 27 Desember ini.
Lebih jauh, Nisa membangkitkan semangat para perempuan di mana pun berada, untuk jangan pernah merasa capai dan statis, karena selama masih bernafas maka seseorang perempuan harus terus bersemangat dan dinamis. “Saya menerapkan prinsip ini dalam hidup saya, maka Alhamdulillah saya tetap bisa menjalani semua peran saya sebagai istri dan ibu, meskipun tetap beraktivitas sebagai model, konsultan branding fashion, menempuh Pendidikan S2, mendalami olahraga panahan tradisional dan berkuda. Dan selama bisa bersekolah baik formal maupun informal untuk menambah pengetahuan dan keahlian maka lakukan. Karena dengan bertambahnya ilmu dan keahlian, seorang perempuan akan lebih mudah berperan, lebih mandiri dan diperhitungkan hingga pada akhirnya akan mendukung kesejahteraan,” ungkapnya bersemangat.
Ukir Prestasi hingga Tingkat Dunia
Semenjak kecil Nisa selalu dituntun untuk memiliki prestasi dan reputasi yang positif. Berbagai kegiatan positif formal dan informal ia ikuti, dari rutin menjadi pengurus OSIS sampai Pramuka. Hingga saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Nisa sering menjadi sukarelawan Lembaga Bantuan Hukum untuk kasus-kasus KDRT. Dan ia lulus dari Unbraw dengan predikat Cum-Laude.
Nisa mulai belajar panahan dan berkuda semenjak 2015 dari suami yang merupakan pelopor panahan tradisional dan panahan berkuda di Indonesia. Suami tercinta, Irvan Setiawan Msc, MBA., bersama koleganya mendirikan organisasi olahraga panahan tradisional dan panahan berkuda tahun 2013, bernama Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI). Nisa bersama KPBI sering mengikuti ajang festival panahan tradisional di dalam dan luar negeri di mana dalam setiap event tersebut diwajibkan memakai pakaian tradisional, karena selain pertandingan juga ada pameran dan pertunjukan kebudaayan.
“Jika tidak bertanding, saya menjadi Duta Budaya untuk membantu mempromosikan Indonesia ke teman-teman mancanegara. Seringkali saya memanfaatkan ajang ini untuk bereksperimen fashion busana antara tradisional dan kontemporer dalam rangka mengangkat citra budaya Indonesia di luar negeri. Saya memadukan unsur budaya Indonesia, tradisi Islam serta aspek-aspek kontemporer yang dapat menarik perhatian peserta dari negara lain. Alhamdulillah, kami sering mendapat apresiasi yang luar biasa dalam hal ini dari perwakilan berbagai negara. Semua kegiatan panahan kami selalu di-support oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya,” ujar ibunda dari Aqilah Khalisanadira Hafidzah dan Muhammad Abdulhafidz Rayhan ini.
Beberapa prestasi yang membanggakan yang pernah diraih Nisa antara lain, pada tahun 2017 berhasil meraih Juara 3 Kelas Wanita Dewasa dalam Traditional Archery Night Shoot di Singapura dan pada 2018 Juara 3 Kelas Flight Archery Wanita Dewasa dalam Historical Archery World Championships di Gyula, Hungaria. “Hampir tiap tahun semenjak 2016 saya mengikuti festival seni memanah tradisional maupun festival ethnosport/olahraga tradisional di luar negeri baik sebagai atlit maupun Duta Budaya. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya pernah menampilkan tari panahan pada Festival World Traditional Archery Competition di Yecheon, Korea Selatan tahun 2017. Terakhir saya mengikuti event World Nomad Games 2022 di Iznik Turki yaitu festival olahraga tradisional berbasis bangsa-bangsa Asia Tengah yang diikuti 102 negara sebagai Duta Budaya Indonesia,” bangga wanita yang suka traveling ke tempat wisata bersejarah, menonton, panahan, dan berkuda ini.
Perempuan Berhijab Tampil Fashionable dan Percaya Diri
Nisa mulai mendalami dunia fashion dan terlibat dalam pengembangannya baik sebagai model maupun konsultan fashion semenjak 2018. Niat utamanya adalah membantu memasyarakatkan hijab dan perempuan berhijab bisa tampil fashionable serta percaya diri. Tidak dicap konservatif dan kuno. Karena sebagaimana fashion lainnya, hijab juga terus berkembang menyesuaikan zaman, yang membedakan dengan fashion lain adalah hijab memiliki fungsi menutup aurat yang didukung oleh Syariat Agama.
Niat Nisa membantu sesama dan berkontribusi pada industri fashion muslimah yang kebanyakan penggiatnya adalah kaum wanita serta memajukan budaya Indonesia, sangat didukung oleh suaminya. Berawal dari membantu produk-produk milik teman, melakukan endorsement dan promosi, lama-lama akhirnya dapat berkenalan dengan produsen-produsen fashion dan produk-produk muslimah yang lebih besar.
“Dari endorsement di social media, kemudian saya ditawari menjadi muse dan model di beberapa acara fashion show brand-brand terkenal. Dengan tetap niat membantu sesama saya juga berusaha membangun network para pelaku industri fashion muslimah dari brand ternama sampai yang eceran di pusat-pusat grosir seperti Tanah Abang dan Thamrin City. Sehingga sinergi antar-pelaku dari berbagai kalangan dan latar belakang dapat terbina. Selain itu karena saya bisa Bahasa Turki dan memiliki banyak koneksi di Turki, saya juga turut membantu para produsen untuk melakukan kegiatan promosi dan photo session di sana dengan scenery yang unik yang tidak terdapat di Indoensia,” antusias Nisa.
Khusus di masa krisis karena pandemi bebera waktu lalu, Nisa berusaha berkontribusi pada industry fashion muslim dengan terus menyemangati kawan-kawan sesama model, produsen dan designer, penjahit serta semua pihak, saling memantau kondisi masing-masing dan apabila ada yang terdampak segera dibantu bersama. Dampak utama pandemi adalah pelarangan orang bergiat bebas sehingga pasar dan mall menjadi sepi. Omzet produsen dan pedagang turun drastis. Oleh karena itu Nisa bersama komunitas fashion muslim berusaha berinovasi dengan membuat online sale melalui live medsos dan lain sebagainya. Terutama bagi kawan-kawan yang basis penjualannya di toko yang terdampak.
Menurut Nisa, dengan tetap berjalannya penjualan pakaian muslim melalui social media dan secara online, perputaran ekonomi industry ini, walau di masa pandemi, tidak terdampak parah. Melalui berbagai aktvitas online sale sekaligus mini fashion show, maka Nisa dan kawan-kawan tetap eksis dan melewati masa krisis pandemi. Bahkan sempat berpartisipasi pada fashion show di luar negeri yang dilangsungkan secara hybrid online dan offline serta masih berkesempatan melakukan photo session di Turki.
Hadapi Era Digital dengan Bijak
Bagaimana seharusnya bersikap dan berjuang di masa serba teknologi dan digital saat ini, khususnya bagi perempuan, menurut Nisa, teknologi dan digital yang memiliki dua sisi, ada positif ada negatif, jika kita dapat meredam yang negatif dan memanfaatkan aspek positifnya maka dapat menjadi media perjuangan dan pernyataan sikap tersendiri. Seperti yang ia perjuangkan dalam rangka memberi influence dan ajakan mengenakan hijab bagi Muslimah yang belum dan memberikan ide-ide tampilan fashionable bagi yang sudah agar dapat tampil sesuai tuntutan agama, namun tetap dinamis sesuai masa modern dan percaya diri.
Lebih dari itu, utamanya Nisa memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung passion dan cita-citanya. Mencari informasi, menyampaikan aspirasi dan karya, serta berkomunikasi dan memperluas jaringan. “Membuat konten-konten positif yang menginspirasi dan mendidik untuk memberi influence bagi perempuan Indonesia di mana pun agar dapat terus maju dan dihormati. Hal ini saya lakukan pada corong media social saya seperti Instagram dan Facebook sebagai ajang saling menginspirasi dan berdiskusi demi kemajuan.”
Nisa juga menggunakan teknologi digital dalam rangka mendidik dan menambah wawasan anak-anak, walaupun ia tetap menggunakan buku sebagai penambah wawasan anak-anaknya dalam perpustakaan pribadi yang ia miliki.
Me Time dan Family Time
Sebagai wanita dengan berbagai aktivitas dan kesibukan, kebutuhan me time sangat perlu, begitu juga dengan Nisa. Agar selalu tampil bugar ia rutin merawat diri dari luar dan dalam. Dari dalam Nisa menjaga asupan makanan dengan mengonsumsi yang sehat dan baik secukupnya. Ia juga rutin menjalankan intermittent fasting, dan mengonsumsi vitamin serta ramuan berkasiat.
Sedangjan perawatan luar, Nisa berolahraga yang menantang karena pada dasarnya ia suka tantangan, seperti fencing atau anggar, berkuda, panahan tradisional, dan untuk menjaga kondisi prima di rumah ia rutin skipping dan plank. Sementara relaksasi yang paling ia sukai adalah travelling ke tempat-tempat menarik baik dalam dan luar negeri. Karena senang sejarah maka ia rutin mendatangi museum dan situs-situs sejarah bersama suami yang juga memiliki ketertarikan yang sama.
“Travelling bersama keluarga mengunjungi situs-situs bersejarah dan museum menjadi agenda rutin kami. Karena melihat sesuatu yang unik dan pengalaman baru memberikan semangat baru dan penyegaran bagi saya. Sedangkan untuk hangout saya lakukan secara rutin karena pada dasarnya saya senang bergaul dan berbincang-bincang. Namun saya hanya mau hangout dengan kawan-kawan yang positif dan berusaha menghindari yang bernuansa toxic,” tekan Nisa.
Rencana dan Resolusi 2023
Semangat dan optimisme Nisa untuk meraih kemajuan dan kesuksesan di tahun-tahun mendatang terus berkobar. Ia ingin memperluas jaringan agar terus dapat membantu brand-brand Tanah Air agar dapat go international dan dihormati di kancah dunia. Saat ini Indonesia berada di Peringkat Ke-3 untuk industry modest fashion atau fashion muslim dunia di bawah Uni Arab Emirat dan Turki. Nisa berharap dengan kontribusi kecil yang ia lakukan dapat membawa Indonesia menjadi Peringkat Ke-1 di dunia dalam industry ini.
Nisa juga berencana mengikuti agenda-agenda ethnosport di dalam dan luar negeri serta berpartisipasi di festival olahraga tradisional lebih banyak lagi baik sebagai atlet maupun duta budaya. Ia juga ingin melakukan riset untuk skripsi dan segera menyelesaikan studi S2-nya, lalu insya Allah akan melanjutkan ke S3. “Saat ini saya juga sedang melanjutkan Pendidikan S2 Jurusan Arkeologi di Universitas Indonesia. Kenapa Arkeologi? Karena saya senang dengan sejarah dan benda-benda bersejarah serta sejalan dengan kegiatan budaya yang selama ini saya lakukan.”