MajalahInspiratif.com, Jakarta – Perempuan Harus Memiliki DPerkembangan zaman yang semakin dinamis, mengantarkan banyak perempuan Indonesia mencapai puncak gemilangnya saat ini. Mereka tumbuh dan turut berperan aktif dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya Dhanisa Restya Agung, yang menjalani beberapa peran sekaligus. Mulai dari Model, Konsultan Fashion Branding, Atlet Panahan Tradisional, Entrepreneur, Duta Budaya hingga Ibu Rumah Tangga.
Menjadi perempuan aktif yang berdaya dan memiliki karya, membuat kehidupan Dhanisa Restya Agung semakin berwarna. Segudang kegiatan yang dilakoni membuat dirinya semakin memahami potensi diri. Menurutnya, perempuan harus memiliki daya juang tinggi dan jangan pernah merasa lelah.
“Saya menerapkan prinsip untuk terus berjuang dan demi mendapatkan hal yang saya inginkan, selama masih dalam koridor positif. Alhamdulillah, saat ini saya bisa menjalankan aktivitas sebagai Model, Konsultan Branding Fashion dan Atlet Panahan Tradisional dengan baik di tengah peran saya sebagai seorang istri dan ibu. Bahkan saat ini saya masih bisa melanjutkan pendidikan S2,” terang wanita yang akrab disapa Nisa ini.
Terjun ke Bisnis. Saat ini Nisa juga disibukkan dengan bisnis yang baru dirintisnya, Circle.idofficial, yang ia bentuk dan kelola bersama dua orang sahabatnya, memproduksi busana muslim casual, kekinian, dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat luas. Banyak tantangan dan pengalaman baru yang ia dapatkan dari aktivitas barunya sebagai womanpreneur. Meski sempat mengalami jatuh bangun, namun ia masih bisa handle dan mengontrolnya dengan baik. Satu per satu jaringan marketing mulai terbentuk dan menjadi tim yang solid dengan satu visi misi. Sehingga dalam 3 bulan pertama berjalan semenjak didirikan, ia berhasil menjual ribuan busana muslim casual.
Walaupun baru berdiri setahun, namun Nisa sudah memiliki mimpi untuk masa depan bisnisnya ini. “Saya akan meneruskan apa yang sudah dirintis dan mulai melirik pasar internasional untuk produk fashion ini. Untuk itu saya perlu lebih fokus lagi di dalam menerapkan dan menjalankan visi misi ke depan. Misalnya membuat motif dan desain yang lebih menarik pasar tapi tetap on the track sesuai ciri khas Circle brand, serta membangun platform-platform marketing yang akan lebih memudahkan para reseller berjualan,” terang wanita kelahiran Serang-Banten ini.
Pentingnya Skill dan Pendidikan. Bagi Nisa, pendidikan sangat penting untuk bisa meningkatkan derajat perempuan. Ilmu apa pun akan berguna entah untuk sekarang atau pun nanti. Baginya, pendidikan berperan penting sebagai fondasi kehidupan sesorang. Karena dengan bertambahnya ilmu dan keahlian, seseorang terutama perempuan akan lebih mudah berperan, lebih mandiri dan diperhitungkan hingga pada akhirnya akan mendukung kesejahteraannya. Dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman seseorang bisa menghadapi tantangan ke depan.
“Bahkan jika seorang wanita yang sudah menempuh pendidikan tinggi, namun memilih untuk jadi ibu rumah tangga, pendidikan yang ia dapatkan di bangku sekolah tak akan sia-sia. Pendidikan itu akan menjadi bekalnya untuk memilih informasi yang bermanfaat dalam perkembangan anak-anaknya. Karena dari seorang ibu yang cerdas, akan melahirkan generasi yang bermartabat,” terang ibu dari Aqilah Khalisanadira Hafidzah dan Muhammad Abdulhafidz Rayhan ini.
Nisa yang tengah menyelesaikan studi S2 jurusan Arkeologi, di Universitas Indonesia, terus mewujudkan misi menunjukkan kepada dunia, identitas bangsa Indonesia melalui aspek kebudayaan dengan keahlian yang dimiliki. “Sebagai atlet panahan tradisional, sudah pasti saya akan mengnenalkan budaya Indonesia di kancah internasional. Namun PR saya juga harus mengedukasi masyarakat Indonesia yang ternyata masih awam dengan budaya sendiri.”
Oleh karena itu, Nisa berupaya mengedukasi tentang panahan tradisional di lingkungan kampusnya, Universitas Indonesia, dalam sebuah acara Kajian Literasi Budaya, yang nantinya diharapkan bisa menjadi salah satu topik favorit para akademisi.
Mencintai Budaya Indonesia. Sebagai seorang yang lahir dan besar di Indonesia, Nisa merasa perlu memperkenalkan budaya Indonesia di dunia internasional. “Indonesia memiliki banyak keanekaragaman seni dan budaya yang unik, yang harus kita jaga dan lestarikan. Mencintai keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Inilah alasan dan komitmen saya memperkenalkan panahan tradisional Indonesia di kancah internasional.”
Perkenalannya dengan panahan tradisional bermula dari sang suami yang merupakan pelopor panahan tradisional dan panahan berkuda di Indonesia. Sang suami, Irvan Setiawan Msc, MBA., bersama koleganya mendirikan organisasi olahraga panahan tradisional dan panahan berkuda tahun 2013, bernama Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI). Nisa bersama KPBI sering mengikuti ajang festival panahan tradisional di dalam dan luar negeri, di mana dalam setiap event tersebut diwajibkan memakai pakaian tradisional. Karena selain pertandingan juga diselenggarakan pameran dan pertunjukan kebudaayan.
Sebagai wanita muslimah yang memakai hijab, Nisa selalu memadupadankan busana muslimah dengan busana tradisional kontemporer. “Saat bertanding di luar negeri, saya merasa harus memperkenalkan berbagai budaya Indonesia, salah satunya dalam hal busana tradisional. Saya memadukan unsur budaya Indonesia, tradisi Islam serta aspek-aspek kontemporer yang dapat menarik perhatian peserta dari negara lain. Alhamdulillah, kami sering mendapat apresiasi yang luar biasa dalam hal ini dari perwakilan berbagai Negara.”
Cetak Prestasi. Semangat pantang menyerah dan terus ingin belajar, mengantarkan Nisa meraih kemenangan demi kemenangan di setiap event panahan tradisional di luar negeri. Di antaranya berhasil meraih Juara 3 Kelas Wanita Dewasa dalam Traditional Archery Night Shoot di Singapura pada tahun 2017, Juara 3 Kelas Flight Archery Wanita Dewasa dalam Historical Archery World Championships di Gyula, Hungaria, tahun 2018.
“Dimulai sejak tahun 2016, saya rutin mengikuti festival seni memanah tradisional maupun festival ethnosport tradisional di luar negeri baik sebagai atlit maupun Duta Budaya. Saya pernah menampilkan tari panahan ‘Kadiksuran’ khas Keraton Kasepuhan Cirebon pada Festival World Traditional Archery Competition di Yecheon, Korea Selatan tahun 2017, yang mana antusiasnya tinggi banget, sampai kita diminta untuk tampil beberapa kali. Terakhir saya mengikuti event World Nomad Games 2022 di Iznik Turki yaitu festival olahraga tradisional berbasis bangsa-bangsa Asia Tengah yang diikuti 102 negara sebagai Duta Budaya Indonesia,” ungkap wanita yang hobi travelling ini.
Luangkan Me & Family Time. Memiliki segudang aktivitas, tak membuat Nisa lupa dengan kebutuhan mental dan fisik. Selalu menjaga kesehatan melalui pola makan dan tidur yang teratur, menjadi kunci sukses memiliki penampilan yang segar dan bugar. Selain mengurangi konsumsi gula dan karbo, ia juga rutin menjalankan intermittent fasting dengan tidak pernah melewatkan sarapan sehat dan makan malam sebelum pukul 19.00. Agar tubuhnya tetap bersemangat di tengah padatnya aktivitas, tak lupa ia mengonsumsi vitamin dan banyak minum air putih. Tak lupa di waktu senggang, ia menyempatkan diri untuk berolahraga ringan.
Quality time bersama keluarga menjadi aktivitas yang tidak pernah terlewatkan. Bagi Nisa, suami dan anak-anak, serta orang tua merupakan support system di setiap kegiatannya “Saya selalu berusaha mencari sumber kebahagiaan bersama suami dan anak-anak untuk menjaga kesehatan mental dan booster di kala jenuh melanda. Karena saat ini, kesehatan mental itu sangat penting.” Nisa juga kerap mendampingi suami saat melakukan riset ke berbagai daerah atau negara untuk kebutuhan materi buku yang sedang ditulis. Laili
Tantangan di Era Digital
Sebagai seorang entrepreneur, Nisa menyadari dituntut untuk mengikuti tren dan perkembangan zaman agar bisa meningkatkan nilai pasar produknya. Ia pun bersyukur perkembangan teknologi yang kian pesat bisa dimanfaatkan untuk menggali informasi mengenai banyak hal yang tengah viral, dan menjaring pasar yang lebih luas. Terlebih saat ini media sosial bisa menjadi salah satu media dalam memperluas pemasaran.
“Era digital artinya informasi semakin cepat meluas dan reaksi masyarakat semakin beragam. Terkadang ada ketidakseimbangan dan ketidakmerataan informasi serta keragaman reaksi menjadi tantangan dalam dunia usaha. Persaingan semakin ketat dan mood pasar bisa berubah dengan cepat. Kami pun harus banyak belajar ilmu-ilmu digital marketing dan strategi penjualan online untuk mengikuti permintaan dan perkembangan pasar,” terang Nisa.
Namun akses internet yang semakin mudah didapatkan, membuat kita harus bijak dalam menggunakannya. Terlebih saat ini sudah banyak anak-anak yang mahir mengoperasikan gawainya untuk berselancar di dunia maya. Hal itu pula yang menjadi salah satu kekawatiran Nisa kepada dua buah hatinya. “Saya harus ekstra ketat menyaring dan menjelaskan informasi yang diterima anak-anak. Menegaskan mana yang boleh dan mana yang tidak menjadi kewajiban. Agar anak-anak paham dan tidak menelan bulat-bulat info yang diterima.”
Ditambahkan Nisa, perempuan memiliki peran penting di masa teknologi dan digital ini. Di satu sisi kesempatan mengekspresikan diri semakin besar melalui media sosial media, di sisi lain banyak efek negatif yang tidak pantas ditampilkan. “Maka mengembalikan peran-peran wanita sebagi pusat kebijaksanaan dan lembaga pendidikan awalun di dalam keluarga perlu dimunculkan. Bahwa perempuan pun mampu menjalankan berbagai peran: ibu, sahabat, istri, berkarir, berbisnis. Banyak berkontribusi bagi masyarakat dan sebagai influencer pun berusaha meng-influence audience saya di medsos dengan hal-hal yang bermanfaat lainnya,” tekan Nisa.