Owner Dnikz Collection

Dewi Ayu Lestari: Terus Berinovasi dalam Meraih Kesuksesan

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Mengenali minat dalam diri dan mengembangkannya merupakan salah satu kiat dalam merintis kesuksesan. Kendati dalam prosesnya rintangan tak terelakkan menghadang, namun setidaknya motivasi yang jelas telah tersemat dalam diri, yakni “passion” yang harus terus dikembangkan. Melalui pengenalan passion tersebut, kita juga akan memiliki rasa cinta terhadap apa dikerjakan sehingga jalan menuju kesuksesan dapat terbuka lebar. Hal inilah yang sekiranya terus diyakini oleh seorang woman-preneur yang menggeluti usaha di bidang aksesoris wanita, Dewi Ayu Lestari. Berawal dari hobi untuk membuat aksesoris handmade yang diperuntukkan hanya untuk diri sendiri, wanita yang akrab dipanggil Dewi ini justru mampu mengembangkan hobinya menjadi bisnis yang menguntungkan.

Usaha aksesoris milik Dewi ini telah digeluti sejak tahun 2012 , dengan brand Dnikz Collection. Usaha tersebut, secara spesifik, memproduksi aneka model aksesoris semisal bros, kalung, peniti, dan strapmask, yang dibuat secara handmade dengan bahan bakunya yang spesial, seperti batu alam, mutiara, manik dari limbah kaca, dsb. Adapun bahan-bahan tersebut dirangkai sedemikian rupa menggunakan kawat khusus dengan konsep desain yang unique and unbeatable.

“Pada intinya, kami amat memerhatikan kualitas produk, baik sebelum atau sesudah produksi. Mulai dari membuat desain, memilih bahan, proses pengerjaan, sampai dengan pengemasan, akan selalu kami lakukan dengan baik dan maksimal. Semua ini dilakukan karena kami berkomitmen untuk menciptakan produk yang berkualitas dan unik seperti tagline Dnikz Collection yaitu ‘Unique and Unbeatable’,” tegas Dewi.

Memilih yang Terbaik dan Mengusahakannya secara Maksimal

Harus diakui bahwa Dnikz Collection merupakan usaha yang menuntun Dewi sampai pada kesuksesan. Namun, hal ini tak semata-mata diraihnya secara instan. Ada banyak cerita yang mengalir di balik perjalanan bisnisnya. Salah satunya ketika Dewi harus memprioritaskan dan mengorbankan hal-hal yang penting dalam kariernya. “Saya pernah selama 5 tahun menjalani 3 ‘profesi’ sekaligus, yaitu mengurus buat hati dan keluarga, berkarier sebagai PNS (Pegawai Sipil Negara), berbisnis aksesoris. Namun, pada tahun 2017, saya memutuskan untuk keluar dari profesi PNS karena lebih ingin berfokus pada keluarga dan bisnis,” ujar Ibunda dari Al Baihaqi Rasyid (13 th, SMP), Ayska Aqeela Zayn (10 th, SD), dan Ibrahim Al Affasyi (7 th, SD) ini.

Akan tetapi, dengan keluar dari PNS, tak membuat Dewi merasa lebih enteng dalam menjalani kedua profesi yang tersisa, terutama dalam menggeluti bisnisnya. Kala itu, karena mengikuti sang suami yang pindah ke Semarang, Dewi harus merintis ulang bisnisnya dari awal.

“Di Semarang, sembari mengurus anak-anak, saya mencoba kembali meneruskan bisnis yang sama. Tentu, hal ini tidaklah mudah karena saya harus kehilangan beberapa konsumen di kota sebelumnya. Saya benar-benar harus berjuang kembali dari awal,” tambah istri dari Erwin Windu Utama, seorang pegawai swasta ini.

Namun, tanpa disangka, Dnikz Collection miliknya justru mengalami perkembangan yang signifikan di kota Semarang. Semua itu bermula ketika Dewi mulai melakukan langkah inovatif dalam menunjang langkahnya sebagai crafter, mulai dari mempelajari cara dan sistem pemasaran online hingga membuat kelas aksesoris dan berkeliling mengajar di kota-kota besar. Hal ini lambat laun membuat Dnikz Collection semakin dikenal dan memiliki perkembangan yang pesat.

“Dari waktu ke waktu usaha saya ini semakin dikenal. Saya juga mulai memiliki reseller di berbagai kota, rajin mengikuti pameran dalam kota, berkolaborasi dengan para desainer fashion, serta diundang menjadi narasumber di berbagai event terkait aksesoris. Hal ini membuat omset saya sangat meningkat dan melampaui gaji saya sebagai PNS dahulu,” tambah wanita kelahiran Tegal, 4 Juni ini.
Dnikz Collection pun semakin berkembang dari hari ke hari. Melalui semangat juang dan daya inovatifnya, Dewi tetap mampu menjalankan usaha dengan baik hingga sekarang. Ia juga mengakui bahwa kemajuan teknologi saat ini semakin memudahkan dirinya untuk menjalankan Dnikz Collection.

“Saya merasa amat terbantu dengan kemajuan teknologi era ini. Saya dapat dengan mudah memanfaatkan aplikasi dari handphone untuk mengambil foto/video, meng-edit-nya, lalu mengunggahnya ke platform media sosial, seperti Instagram, WhatsApp, dsb., hingga memanfaatkan sarana penjualan toko online atau market place. Bisnis saya dapat semakin mudah dijalankan,” tutur Dewi. Produk-produk yang digarapnya pun kini bisa didapatkan melalui media online (melalui Facebook dan Instagram) maupun offline.

Tetap Eksis dan Bertahan dalam Berbagai Situasi

Menghadapi situasi dan keadaan pasar yang tak menentu, Dewi selalu mencoba melakukan berbagai upaya inovatif demi keberlangsungan usahanya. Ia ingin terus berkembang dan tak ingin usahanya berjalan stagnan.

“Kita harus pintar melihat peluang dan terus menciptakan inovasi baru, dengan tetap memperhatikan lingkungan dan gaya hidup masyarakat saat ini. Jangan berhenti menyerah tapi terus mencoba,” ujar Dewi.

Berbagai terobosan pun telah dilakukan Dewi, salah satunya dengan terus memperjuangkan kepuasan pelanggan. Baginya, kepuasan customer menjadi salah satu prioritas dan merupakan tujuan pemasarannya.

“Saya selalu yakin, jika kita memberikan pelayanan yang baik maka pelanggan tidak akan segan untuk merekomendasikan produk kita kepada rekan atau kerabatnya yang lain. Untuk itu, saya selalu mengambil langkah inovatif demi terjalinnya relasi yang baik dengan pelanggan, seperti memberikan promo khusus pada event tertentu berupa potongan harga maupun bonus produk. Selain itu, saya terus berharap customer merasa bangga menggunakan produk handmade buatan kami. Saya selalu menganggap mereka sebagai penyemangat untuk terus berkarya. Selalu menjaga kualitas adalah “kunci” bagaimana karya kita tetap bertahan dan diminati, ” tambah Dewi.

Selain itu, kendati mulai banyak bermunculan crafter baru yang membidangi bisnis serupa, Dewi tetap yakin bahwa usahanya ini akan terus bertahan selagi ciri khasnya tetap dipertahankan. “Mempertahankan corak khas produk sembari terus berkreasi membuat karya yang menarik merupakan sebuah kiat dalam menghadapi situasi pasar yang tak menentu. Tentu, hal ini tidaklah mudah, namun saya harus terus berinovasi dan menjaga kualitas serta kekhasan produk agar tetap diminati,” tegas Sarjana Arsitektur ini.

Langkah inovatif yang dilakukan Dewi tak berhenti sampai di situ. Khususnya di era pandemi ini, ia harus terus berjuang untuk membuat terobosan-terobosan di tengah keadaan yang sulit.

“Pada awal tahun 2020 lalu, pandemi datang. Penjualan aksesoris, yang notabene bukan kebutuhan mendasar, menurun drastis dan reseller pun mulai berkurang karena toko mereka banyak yang tutup. Kondisi ketika itu benar-benar menyulitkan. Akan tetapi, saya tak ingin menyerah begitu saja. Saya tetap menekuni bisnis ini dan mencoba mencari solusi, hingga akhirnya membuat inovasi aksesoris baru seperti strapmask yang bisa membantu wanita berhijab saat memakai masker. Tak sampai di situ, saya juga menjalin kerja sama dengan rekan saya untuk membuat kelas belajar aksesoris online yang pada akhirnya diikuti oleh berbagai peserta, baik dari dalam maupun luar negeri,” ujar Dewi. Clv

Info Lebih Lanjut:

Dnikz Collection
Handmade Jewelry dan Pelatihan Craft
Instagram : dnikz.collection
Shopee : dnikzcollection
Email : dnikz.collection@gmail.com

Bagikan:

Bagikan: