MajalahInspiratif.com, Jakarta – Pencapaian Alvin Kennedy mengembangkan bisnis otomotif tak lepas dari tiga prinsip yang diterapkan, yaitu niat baik, kerja keras dan adaptasi terhadap perubahan. Ia juga aktif bergabung di organisasi yang menjadi passionnya sejak muda, salah satunya Repnas. Bergabung bersama paslon Prabowo-Gibran, ia siap mendukung terciptanya 2 juta pengusaha baru
Tekad kuat Alvin Kennedy, memiliki usaha sendiri di usia 20 tahun patut diteladani. Pria asal Palembang, kelahiran 26 November 1982 ini merantau ke Jakarta untuk membangun usaha mobil bekas dengan modal tabungan dan pinjaman dari orang tua. Setelah dua tahun, Alvin merambah bisnis impor dan berjualan mobil mewah.
”Di tahun 2008 saya menikah lalu pulang kembali ke Palembang. Saya kemudian bergabung di bisnis keluarga dan menjadi direktur marketing selama satu tahun. Lalu saya menjabat sebagai CEO di bisnis perusahaan keluarga di bidang otomotif,” kenang Alvin.
Setelah ditangani Alvin, usaha keluarga dengan brand Maju Motor Group tersebut berkembang pesat. Bahkan saat itu sudah memiliki 4 dealer mobil. “Alhamdulillah sampai hari ini sudah 15 tahun berjalan dan kita sudah punya jaringan dealer kurang lebih ada 45 dealer yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya Jayapura, Papua,” ungkap lulusan D1 Bellevue College, Seattle, Amerika Serikat ini, bangga.
Ikuti Perkembangan Digital. Di era digital saat ini Alvin merasakan banyak perubahan baik secara personal maupun bisnis. Sebagai pengusaha ia pun menyadari akan pentingnya melek teknologi yang ada, seperti sosial media maupun marketplace. Karena dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan bisnis.
“Dampaknya sangat besar terhadap channeling, pelanggan bisa berinteraksi dengan perusahaan dan mencari informasi produk lewat online dengan mudah sehingga tidak perlu datang lagi ke dealer. Setelah mereka tahu produknya baru mereka akan datang ke dealer untuk memutuskan beli. Setelah itu masih ada satu tahapan lagi yaitu si pelanggan harus yakin di dealer mana dia beli. Biasanya mereka mencari di medsos atau referensi keluarga maupun teman,” terangnya.
Alvin menilai perkembangan digital ke depan akan semakin besar dampaknya, seperti halnya di negara-negara Amerika atau China, dimana 80% customer sudah membeli produk dari digital di media sosial. Namun di Indonesia sekarang baru 20-30%.
Kedepankan Value Creation. Di tengah ketatnya persaingan bisnis, Maju Motor Group selalu mengedepankan value creation yang menjadi nilai tambah dibanding pebisnis lain. “Kita berupaya memberikan harga yang terbaik, pelayanan terbaik dan inner value kendaraan yang kita jual kepada customer. Itu menjadi fokus utama kita agar pelanggan kita puas. Kita juga sangat aware bahwa pelanggan akan semakin kritis terhadap pelayanan jadi kita harus berinovasi,” jelasnya.
Alvin menyadari bahwa pelayanan berbanding lurus dengan biaya sehingga ia harus meningkatkan pelayanan tetapi juga harus membuat perusahaan itu bergerak secara efisien, sehingga operasional perusahaan akan berjalan secara maksimal.
“Sekarang Maju Motor Group punya 3 core business, yaitu otomotif, properti dan investment. Saya sendiri fokus di otomotif meliputi dealership mobil dan motor termasuk bengkel, spare part, aksesori, body repair & painting serta rental company,” ujarnya.
Rencana Kedepan. Menurut Alvin meskipun bisnisnya kompleks tapi fokusnya ke otomotif yang sudah dibangun di Palembang di lahan seluas sekitar 3 hektar. “Kita juga bakal membuka pusat bursa otomotif modern di BSD. Maju Motor Grup ke depan akan terus mengembangkan bursa otomotif. Saya melihat industri otomotif di Indonesia ini memang sangat besar dan menjanjikan,” jelasnya semangat.
Menurut Alvin otomotif khususnya mobil sudah bukan barang mewah tapi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Ia juga memiliki beberapa brand baik umum hingga sedikit lebih premium. “Maju Motor Group tidak menargetkan segmen tertentu tapi per brand ada, seperti brand-brand tertentu yang saya pegang itu ada yang menyasar segmen lebih premium. Misalnya Honda punya produk Accord atau Hyundai punya produk Ioniq 6 yang memang target marketnya premium. Honda juga ada produk Brio yang memang targetnya middle low,” ungkapnya.
Ia pun melihat generasi milenial dan gen Z menjadi target pasar yang menarik dengan proporsi market sudah lebih dari 50%.
Kiat Sukses. Alvin memiliki tiga prinsip dalam menjalankan bisnis hingga meraih sukses seperti sekarang. Pertama, semua hal yang dilakukan harus dimulai dengan niat baik. “Saya yakin segala sesuatu apabila dimulai dengan niat baik dan tujuan yang baik mudah- mudahan bisa berhasil,” sarannya.
Kedua, tidak ada jalan instan, semua itu butuh kerja keras. Ia pun mengajak terutama generasi Z untuk bekerja keras. “Kesuksesan pengusaha yang dilihat di sosial media itu hasilnya, tapi tidak dilihat prosesnya seperti apa. Saya yakin seluruh pengusaha sukses itu melalui proses yang tidak gampang. Hanya saja mungkin ada yang cukup beruntung dan ada yang lebih cepat pencapaian suksesnya,” papar Alvin.
Ketiga, kita harus bisa beradaptasi salah satunya terbuka dengan teknologi dan sebagai personal juga harus menerima saat ada kritikan atau masukan untuk diri kita sehingga kita bisa lebih kuat dalam menghadapi tantangan ke depan.
Alvin menilai tahun 2024 merupakan tahun yang cukup sulit dimana faktor eksternal masih akan sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Namun ia optimis dengan pemimpin yang tepat maka Indonesia akan punya potensi yang besar.
“Tahun 2024 ini ekspektasi saya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia masih 5%. Kita cukup yakin karena perekonomian itu sangat bergantung dengan situasi politik. Saya juga menghimbau kita semua bersatu dan kita adakan pemilu yang baik dan damai,” himbaunya.
Menurut Alvin kita mempunyai tantangan yang lebih besar untuk mewujudkan masyarakat Indonesia bisa makmur dan sejahtera. Salah satunya dengan memilih pemimpin yang baik dan mampu melanjutkan program-program yang baik dan sudah ada.
Support Terciptanya 2 Juta Pengusah Baru
Selain sibuk mengurus bisnis-bisnisnya, Alvin juga aktif di sejumlah organisasi. Suami dari Teresa Kartika dan ayah dari Alice, Agness, Aaron dan Ansell ini bahkan menjadikan keikutsertaannya dalam organisasi sebagai passion. Saat ini ia tercatat sebagai pengurus beberapa komunitas pengusaha. Sebut saja sebagai Ketua Inti di Himpunan Pengusaha Muda Nasional (HIPMI), pengurus di Kamar Dagang dan Industri (KADIN), dan Bendahara Umum di Asosiasi Perusahaan Penanaman Modal Asing Indonesia (APPMAI). Pria yang hobi berolahraga ini juga menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI Golf Club Indonesia.
“Baru-baru ini saya juga ditunjuk sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Squash Indonesia. Ini merupakan bentuk kepedulian saya terhadap olahraga, karena menurut saya olahraga itu adalah salah satu barometer untuk negara yang kuat,” ujarnya.
Selain organisasi sosial, Alvin juga bergabung dalam organisasi politik. Di tahun 2018 ia bahkan sempat menjadi ketua salah satu partai politik tingkat provinsi dan aktif berkampanye. Tak heran bila dunia politik sudah tak asing baginya. Saat ini, Alvin juga kembali bergabung menjadi Relawan Pengusaha Nasional (Repnas) pendukung Capres-Cawapres Prabowo-Gibran.
“Sebenarnya bergabung di Repnas sejak angkatan pertama di tahun 2019. Setelah sempat vakum, kini kembali aktif setelah diajak bergabung lagi oleh Ketua Umum Repnas. Bagi saya Repnas sudah jadi bagian keluarga saya dan kita di Repnas mendukung pak Prabowo dan mas Gibran karena kita sebagai pengusaha melihat pemerintahan pak Jokowi sudah cukup baik. Terutama dalam membenahi masalah infrastruktur, SDM dan birokrasi,” jelasnya.
Ditambahkan Alvin, saat ini banyak faktor eksternal yang tidak bisa kita kontrol. Apa yang telah dibenahi pemerintahan Jokowi perlu ada penyempurnaan dan ia melihat sosok Prabowo-Gibran yang paling siap untuk melakukan keberlanjutan dan penyempurnaan terhadap berbagai program yang sudah ada di pemerintahan Presiden Jokowi.
Dengan tagline Repnas ‘Kita Pejuang Ekonomi’, program utama Repnas adalah mencetak 2 juta pengusaha baru dan 19 juta lapangan kerja baru, “Kita semua tahu tantangan dunia ke depan adalah tantangan ekonomi, jadi inilah yang kita gaungkan. Kita membuat satu program Super Mentor dengan melakukan edukasi dan pelatihan kepada pelaku UMKM. Kita juga membuka beberapa job fair sebagai upaya untuk mengurangi pengangguran,” terangnya.
Banyak pembelajaran yang diambil Alvin selama bergabung dengan organisasi politik diantaranya dengan mengenal banyak orang akan membuka networking. “Kita lebih banyak kenal orang akan membuat kita banyak belajar dari kesuksesan orang lain. Saya mau terjun ke dunia politik mungkin karena saya punya passion. Saya pikir sebagai entrepreneur tidak salah kalau memang punya passion itu ikut berjuang sesuai keyakinan masing-masing demi kebaikan negara,” tandasnya.