Owner Daun Ketumbar Catering, Langganan Istana Negara dan Kementerian

Aloh Marchamah, Langgeng Jalani Bisnis Karena Konsisten Menjaga Kualitas Rasa dan Tampilan Menu

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta –Bicara soal bisnis kuliner bukan sekedar bicara tentang inovasi menu, namun juga mengenai kualitas rasa dan tampilannya. Karena dua hal tersebut menjadi kunci loyalitas customer untuk repeat order. Hal ini menjadi pedoman Aloh Marchamah, dalam menjalani Daun Ketumbar Catering. Tak heran jika usaha yang kini berusia 12 tahun tersebut tetap langgeng dan digandrungi kalangan artis hingga instansi pemerintah.

Sebagai perempuan mandiri pengalaman Aloh Marchamah di dunia bisnis terbilang mumpuni. Sejak puluhan tahun lalu, perempuan yang masih terlihat cantik di usia kepala lima ini, bukan hanya kaya akan asam-garam kehidupan, tapi juga cermat membaca peluang usaha baru. Seperti saat ia memutuskan berpindah haluan dari Penata Rias Pengantin menjadi Pengusaha Kuliner.

“Saat menjadi Penata Rias, saya melihat si empunya acara cukup jor-joran mengeluarkan budget untuk menyajikan beragam menu lezat. Bahkan kerap mempercayakannya pada pihak catering. Dari situ saya menilai bila bisnis catering termasuk bisnis yang tidak pernah mati, lalu memilih beralih profesi ke dunia kuliner dengan membuka catering berlabel Daun Ketumbar Catering (DK) pada 12 April 2012. Kami mulai melayani pesanan dari rumah, dengan mengandalkan pemasaran via website,” ujar sosok yang akrab disapa Aloh ini.

Dibantu putra sulungnya, sejak awal merintis DK Aloh sudah menerapkan sistem pemasaran online agar lebih mudah menjangkau pasar yang lebih luas. Tak heran, bila perkembangan bisnis baru tersebut begitu pesat dan mampu menembus kalangan atas. Mulai dari selebriti tanah air, instansi pemerintah hingga Istana Negara.

“Selain website, kini kami juga rajin update foto dan video menu-menu DK di laman Facebook maupun Instagram yang memang saat ini begitu berkembang,” tambahnya.

Ikuti Selera Pasar. Sejauh ini, DK menawarkan ragam menu nusantara, utamanya kuliner khas Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Mulai dari jajanan pasar berupa Pastel. Lemper, Kue Lumpur dan Risoles, Tumpeng Mini, Nasi Liwet, Ayam Kalasan dan Empal Gepuk yang bisa dipesan dalam bentuk box, tampahan, prasmanan, food stall atau Gubukan dan Coffee Break, untuk berbagai event seperti ulang tahun, resepsi pernikahan, seminar maupun gathering.

Ditekankan perempuan kelahiran 5 Maret ini, semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan customer. Demikian juga soal menu, ia termasuk pengusaha kuliner yang “manutan” alias mengikuti selera konsumen. Ia bahkan berprinsip pantang bilang tidak pada semua permintaan customer.

“Kami memang selalu berupaya untuk menyenangkan customer, apapun request mereka akan kami kabulkan. Meski awalnya kami hanya menawarkan masakan khas Jawa Tengah,  tapi saat ada customer yang minta dibuatkan masakan khas daerah lain maka akan tetap kami terima. Walaupun kadang saya harus googling banyak resep masakan baru di internet atau buku-buku masakan,” jelasnya

Walhasil, kini variasi menu yang ditawarkan Daun Ketumbar Catering lebih beragam. Dengan tetap menonjolkan citarasa ala nusantara, Aloh juga tetap menerima permintaan customer pada masakan khas western dan oriental.

Jaga Kualitas. Disadari Aloh, bisnis kuliner termasuk bisnis yang erat kaitannya dengan citarasa. Oleh sebab itu, Aloh berupaya untuk terus mempertahankan kualitas rasa yang ditawarkan. Ia tak segan turun langsung ke pasar tradisional demi memilih bahan dan bumbu segar dengan kualitas terbaik. Aloh juga mengajarkan para karyawan DK untuk selalu memastikan kesegaran dan kualitas dari bahan baku yang akan digunakan.

“Saya tidak mau karyawan saya asal belanja, asal murah tapi berapa pun itu harga di pasar asal kualitasnya bagus pasti kita pilih. Makanya banyak orang yang bilang catering kita mungkin sedikit mahal, akan tetapi saya menjual kualitas dan rasa. Karena kalau tidak saya pasti akan di-bully karena mahal dan enggak enak. Tapi Alhamdulillah dari sisi kemasan, rasa, kualitas, ketepatan waktu pengiriman dan semuanya, mendapat pujian dari pelanggan,” ujarnya.

Bukan itu saja, Aloh pun jarang absen meninjau dapur produksi, demi mengontrol rasa dari tiap masakan yang siap disajikan. “Meski sudah memiliki beberapa chef kepercayaan, tapi saya ingin all out terutama dalam menjaga standardisasi rasa menu-menu DK. Saat uji coba resep-resep baru hingga penyajian dan manajemen usaha juga sangat saya perhatikan. Bagi saya, menjalani bisnis di dunia kuliner bukan sekedar passion tapi juga me time yang menyenangkan,” kata Aloh, yang ikut lembur manakala pesanan DK tengah membeludak.

Lebih dari itu, Aloh menjamin makanan yang ia sajikan aman dari sisi kesehatan. Daun Ketumbar hanya memakai racikan bumbu dari bahan-bahan alami tanpa bumbu masak instan, tanpa pengawet, pewarna, perasa dan pemanis buatan. Misal untuk Nasi Kuning, benar-benar  hanya memakai kunyit sebagai pewarna kuningnya. Dengan demikian pelanggan dan penikmat catering Daun Ketumbar terhindar dari kemungkinan mengalami kerusakan-kerusakan sel akibat mengonsumsi bahan kimia berbahaya, sehingga terhindar dari penyakit kanker, terhindar dari kemungkinan menderita kerusakan ginjal dan liver. Sesuai dengan tagline yang diusung, yakni ‘Peduli Rasa, Peduli Kesehatan’.

Agar para pelanggan tidak jenu dengan varian menu yang ituy-itu saja, Aloh terus mengeksplor resep-resep baru karena ia ingin apa yang dibuat untuk pelanggan itu memuaskan lidah mereka. “Saya tidak mau orang yang sudah bayar tapi makanan tidak dihabiskan, karena setiap satu gigitan pertama pelanggan sudah merasa enak pasti akan dihabiskan, tapi saya tidak suka kalau dia cicip sekali ditaruh lagi, itu kan berarti kita sia-sia,” ujarnya.

Keep in Touch. Demi menjaga loyalitas para pelanggan, Aloh senantiasa menjaga hubungan baik dengan mereka. Ia tidak segan melebihkan jumlah menu yang dikirim sebagai bonus bagi pelanggan setia. Tak heran, selain kepincut dengan citarasa masakan racikan DK, service yang memuaskan juga jadi alasan pelanggan untuk tak pindah ke lain catering.

“Meski sekedar bertegur sapa atau berbalas komen dan like, saya berusaha untuk keep in touch dengan pelanggan. Sehingga mereka akan selalu ingat dengan saya dan DK,” selorohnya.

Imbas Pandemi. Seperti kebanyakan usaha yang terdampak pandemi COVID-19, DK juga sempat mengalami penurunan permintaan dan merosotnya omset hingga 50%. Meski demikian Aloh tetap bersyukur karena ternyata pelanggan-pelanggan setia tidak lari begitu saja, tetap melakukan pemesanan catering untuk di rumah, terutama di masa WFH.

Jatuh bangun itu pasti ada, tapi saya perempuan yang bandel. Artinya tidak mudah untuk berputus asa. Dan saya yakin bahwasanya Allah SWT sudah mempersiapkan rezeki lain. Meskipun tidak ada pesanan dari Istana Negara atau instansi pemerintah karena pemberlakukan PPKM dan sebagainya, tapi pesanan dari orang lain itu mengalir. Karena saya yakin Allah SWT tidak akan menelantarkan hambaNya. Apalagi niat saya baik, ingin membantu karyawan-karyawan supaya mereka tidak lagi ada yang ter-PHK. Dan, saya bersyukur saat ini pemesanan sudah kembali seperti semula. Kita berusaha tetap eksis dan menjaga usaha ini supaya terus maju dan hidup, saya tidak mau meredup dan saya menerima skenario dari Allah SWT ini, yaitu kriris pandemi, dengan lapang dada, dengan jiwa yang besar, tapi tetap optimis bahwa ke depan Allah SWT pasti akan menggantikan semuanya,” tutur Aloh dengan penuh keyakinan.

Tidak seperti pengusaha lain yang mencari peluang-peluang baru di masa krisis, Aloh tetap fokus pada bisnis kulinernya karena ia yakin setiap orang punya rezeki masing-masing. Lebih dari itu, keyakinan yang kuat dalam dirinya bahwa bisnis catering ini ke depan sangat prospektif dan tidak akan ada matinya. Karena itu, seluruh energi dan spiritnya tetap ia curahkan sebesar-besarnya pada DK.

Dukung UKM. Salah satu hikmah yang dirasakan Aloh selama pandemi adalah berlebihnya waktu luang. Selain dimanfaatkan untuk ngumpul bareng anak dan cucu, Aloh berkesempatan mendukung UKM rumahan. Terutama usaha ibu-ibu rumah tangga yang ingin mandiri dan membantu keuangan keluarga. Ia ikut andil merintis komunitas UMKM beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usaha di rumah.

“Saat ini anggotanya ada sekitar 50 orang, itu semua ibu-ibu dan saya sebut di grup sebagai pengusaha tangguh, karena saat pandemi sekalipun tidak kenal putus asa dan gigih. Menurut saya ibu rumah tangga tidak boleh berdiam diri di rumah karena ada saatnya nanti kita akan sendirian. Misalkan nanti suami kita meninggal kita sudah siap berdiri di kaki kita sendiri tanpa harus merepotkan orang lain,” tambahnya.

Selain memperluas pertemanan dan link bisnis, pertemuan dengan para anggota komunitas juga menjadi ajang silaturahmi dan bertukar resep masakan. Ia tidak khawatir keberadaan pengusaha-pengusaha kuliner tersebut dapat meningkatkan persaingan bisnis. “Jangankan kepada anggota komunitas, kepada koki-koki DK saja saya tidak segan membuka resep masakan yang enak. Kalau suatu saat mereka ingin membuka usaha sejenis juga saya dukung. Karena saya menyakini jika setiap orang punya rezeki masing-masing yang sudah tertakar dan tidak pernah tertukar. Apalagi dalam dunia kuliner ada istilah beda tangan, beda rasa. Jadi buat apa pelit berbagi ilmu?,” tegasnya.

Buka Resto. Mampu keluar dari masa krisis akibat pandemi COVID-19, kian menguatkan tekad Aloh untuk terus survive mendalami bidang kuliner. Belum lama ini ia membuka resto di depan rumahnya yang juga menjadi dapur pusat DK. Sehingga memudahkan para pelanggan maupun pecinta kuliner nusantara memanjakan lidah mereka denga sajian khas DK yang ngangenin.

“Untuk restoran itu sebenarnya cita-cita lama saya. Karena saya ingin orang lain lebih mudah mencicipi keunggulan masakan kami tanpa harus repot memesana beberapa hari sebelumnya,” antusias Aloh.

Survive Karena Anak-anak dan Keluarga

Sejak awal memutuskan menjadi perempuan mandiri, support terbesar Aloh adalah buah hati. Ia pun merasa beruntung karena ketiga anaknya senantiasa memberi dukungan penuh. Sehingga ia selalu semangat dalam menjalankan usahanya.

“Inspirasi saya adalah anak-anak saya, jadi saya ingin berbagi rasa dan bahagia ini hanya dengan anak-anak saya karena mereka support saya saat dari bawah. Karena anak-anak saya supporter pertama saya dan juga inspirasi saya, jadi anak-anak saya selalu menyemangati saya saat saya sedang kurang semangat. Anak-anak saya adalah segalanya. Mereka anak-anak baik yang selalu nurut sama orang tuanya, saat sekolah juga selalu menunjukkan keseriusannya,” ujar Aloh dengan bangga.

Selain anak, kedua orangtua juga menjadi inspirator Aloh. Keduanya mampu membentuk karakter Aloh menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri.  “Baik almarhumah ibu maupun almarhum bapak tidak pernah mengenal putus asa, selalu ada buat anaknya. Saya selalu diajarkan kekuatan untuk sabar dan yang terpenting adalah saya harus mencari rezeki yang halal. Mereka selalu support saya untuk menjadi perempuan tangguh dan tidak gampang menyerah, tidak boleh mengeluh. Ibu saya sudah meninggal 15 tahun yang lalu, sedangkan ayah saya 18 tahun yang lalu dan sampai sekarang mereka adalah panutan saya dalam hidup, karena nasehat-nasehat beliau yang membuat saya seperti sekarang,” kenangnya.

Jadikan Complaint Pelanggan Sebagai Pembelajaran

 Manisnya keuntungan yang diraup Aloh bukan tanpa proses panjang. Saat menerima banyak pesanan, ia dan karyawan Daun Ketumbar Catering bahkan harus terjaga sepanjang malam demi menyelesaikan orderan. “Ketika banjir pesanan biasanya kami tidur bergantian, itupun sekedar menghilangkan kantuk dan lelah sesaat saja. Tapi kelelahan itu seakan terbayar dengan adanya respon positif dari pelanggan,” ucap Aloh penuh syukur.

Berbagai rintangan dan ujian juga pernah dirasakan Aloh dalam menjalani Daun Ketumbar Catering. Ia pernah menerima complaint dari customer akibat pesanan terlambat datang ke sebuah acara. “Kami pernah ngantar  pesanan, staff-staff sudah pulang kita baru datang. Padahal kami sudah memperhitungkan waktu secara matang. Tapi yang namanya halangan di jalan kadang sulit diprediksi, seperti macet, adanya perbaikan jalan atau bahkan banjir,” ujar nenek 1 orang cucu yang masih terlihat awet muda ini.

Suatu ketika, Aloh juga pernah menerima complaint dari customer yang memesan 1.000 box Nasi Tumpeng Mini ke Cikarang, Jawa Barat. Saat itu, salah satu item pelengkap berupa Sambal Goreng Ati sudah dalam kondisi basi ketika disantap. Kejadian tersebut bukan hanya disebabkan oleh jarak tempuh yang cukup jauh, tapi juga karena bagian penutup box tidak berlubang, sehingga tidak ada sirkulasi udara.

“Sejak saat itu kami selalu memastikan bagian tutup kemasan dilubangi, agar lauk pelengkap Nasi Tumpeng Mini tidak cepat basi. Saya secara pribadi juga langsung menghadap ke pihak terkait untuk meminta maaf. Bahkan dari 1.000 box yang dipesan kami gratiskan setengahnya. Walaupun kondisinya bukan mutlak kesalahan kami, tapi saya ingin selalu menjaga nama baik Daun Ketumbar Catering dan menjalin kerja sama yang langgeng dengan customer. Dan Alhamdulillah, sampai saat ini mereka masih jadi langganan. Buat kami, complaint pelanggan adalah pembelajaran, dan pujian mereka adalah motivasi untuk lebih baik lagi,” tegas Aloh.  

Info Lebih Lanjut

Daun Ketumbar Catering

Jl. Ahmad Yani, Patra 1 No 3

Komplek Pertamina, Jakarta Pusat 10510
Telp: 081388962409
Web: www.daunketumbar.com

Bagikan:

Bagikan: