MajalahInspiratif.com, Jakarta – ‘Uang memang bukan segalanya, namun segalanya butuh uang’. Istilah tersebut seringkali menjadi alasan bagi banyak orang untuk bersusah payah mengejar materi dan mencapai kemerdekaan finansial. Bahkan tak sedikit yang beranggapan kemerdekaan finansial hanya terkungkung pada banyak sedikitnya harta atau aset yang kita miliki.
Padahal sepatutnya, kemerdekaan finansial juga tentang bagaimana seseorang mampu mencapai tujuan hidup, namun tidak melampaui batas apalagi menghalalkan segala cara. Dan bagi kaum perempuan, tentunya tanpa mengesampingkan kodrat serta perannya dalam melahirkan generasi penerus bangsa.
Seperti yang selama ini diyakini oleh Alin, perempuan mandiri, pemilik usaha Mie Kocok Bandung By Amieh, yang menganggap hidup secukupnya dan terbebas dari utang merupakan bukti seseorang telah mencapai kemerdekaan finansial.
“Bagi saya merdeka secara finansial (financially freedom) bukan berarti memiliki banyak uang, makna merdeka finansial ini lebih dari sekadar banyak uang. Kemerdekaan finansial diperoleh jika kita dapat hidup dengan pantas, secukupnya, dan bebas hutang. Merdeka secara finansial merupakan proses berkembang, kuat secara emosional dan spiritual untuk menjadi sukses dan bahagia sesuai dengan tujuan hidup. Dengan kata lain, merdeka finansial tidak hanya sekadar memiliki harta dan aset yang banyak, namun juga dapat mencapai sesuatu yang kita inginkan,” tuturnya bijak.
Manfaatkan Usia Produktif. Seperti halnya sebuah kesuksesan, untuk mencapai kemerdekaan finansial juga butuh perjuangan dan pengorbanan, baik waktu, tenaga maupun materi. Hal inilah yang kemudian mendorong perempuan dengan nama lengkap Karlina Novianty ini, mulai merintis bisnis sejak tiga tahun lalu. Masa dimana usianya masih terbilang produktif.
“Masa muda merupakan suatu periode di mana manusia memasuki usia produktif dan memiliki penghasilan, baik bekerja sebagai karyawan atau menjadi wiraswasta. Akan tetapi usia produktif tersebut tentunya tidak akan bertahan lama, karena akan ada masa di mana seorang sudah tidak produktif karena faktor usia yang memasuki usia tua atau pensiun bekerja. Oleh karena itu, selama masa usia produktif maka sudah seharusnya merencanakan dan mengelola uang dengan baik sehingga di kemudian hari kita mampu mencapai merdeka finansial,” tambah perempuan kelahiran Bandung, 20 November ini.
Kiat Sukses Capai Financial Freedom
Ditambahkan perempuan berdarah Sunda ini, dalam setiap aktivitas setiap manusia akan menghadapi berbagai pilihan yang membutuhkan keputusan dan umumnya akan berdampak pada kondisi finansial. “Merdeka finansial tentunya tujuan dari setiap orang, di mana seseorang memiliki mimpi untuk hidup dengan keadaan yang serba berkecukupan dan tidak khawatir atau takut karena kekurangan uang serta tidak memiliki beban untuk membayar kewajiban cicilan mengingat sudah tidak memiliki hutang,” imbuhnya.
Untuk itu, agar tidak membebani diri sendiri, keluarga ataupun orang lain di masa tua nanti, Alin menyarankan setiap orang untuk menyiapkan semuanya dengan menyisihkan uang yang dimiliki saat ini. Hal tersebut bisa dimulai dengan disiplin dalam mengatur keuangan. Alin menyadari sebesar apapun penghasilan yang didapat jika anggaran pengeluaran tidak dijalankan dengan baik, tentu uang tersebut akan selalu dirasa kurang karena cepat habis.
“Oleh karena itu, membuat rencana anggaran yang matang perlu dilakukan. Buatlah perencanaan mengenai pengeluaran, dana darurat yang disisihkan, hingga tabungan dan investasi yang akan dilakukan. Apabila penghasilan didapatkan secara tetap, kita juga dapat membuat rencana jangka panjang. Akan tetapi, pastikan selalu komitmen mengatur keuangan tersebut secara konsisten,” tambah Alin.
Selanjutnya, Alin berupaya membatasi diri dari perilaku konsumtif. Suatu hal yang ia yakini jika dibiarkan terus menerus, akan menjadikannya pribadi yang cenderung boros. Sehingga tidak dapat menyisihkan dana yang penting untuk keperluan yang mendesak lewat tabungan atau investasi saham online.
Perempuan cantik berambut panjang ini pun miris dengan perilaku kebanyakan orang Indonesia yang justru berutang demi membiayai gaya konsumtif. Padahal ada bunga yang juga harus dilunasi tepat waktu. Jika lalai dalam membayar, maka tagihan bisa menggerus tabungan.
“Berbeda halnya jika berutang dilakukan untuk sebuah tujuan yang produktif seperti modal usaha atau cicilan rumah. Utang tersebut jika dikonversi bisa menjadi aset yang produktif dan memberikan penghasilan sehingga bisa membukakan jalan menuju merdeka finansial,” tuturnya.
Sebagai manusia biasa, Alin menyadari tak pernah tahu apa yang akan ia alami di masa depan. Untuk itu ia senantiasa menyiapkan dana darurat yang bisa digunakan dalam kondisi mendesak. Sehingga ketika membutuhkan pengeluaran mendadak ia tidak perlu berutang.
“Untuk membangun dana darurat, kita dapat mulai menyisihkan setidaknya 10% dari total pendapatan rutin. Ada baiknya, kita menyisihkan dana tersebut sampai setidaknya mencapai 3-6 kali pengeluaran rutin setiap bulan,” ujar perempuan muda lulusan Ilmu Komunikasi ini.
Memiliki asuransi juga tak kalah penting bagi Alin. Ia bahkan menganggap memiliki asuransi bisa menjadi salah satu keuntungan tersendiri, karena ia dapat mengelola risiko keuangan yang mempunyai dampak besar pada stabilitas keuangan. Misalnya ketika ia atau anggota keluarga mengalami musibah, sakit dan sebagainya.
Investasi ‘Leher ke Atas’. Dari pengalamannya mencapai financial freedom, Alin mengakui berinvestasi menjadi satu hal yang juga ia jalankan. “Kita perlu mencoba untuk mulai berinvestasi dalam bentuk apapun yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang dimiliki. Investasi dapat bersaing dengan inflasi setiap tahun, bahkan hasilnya dapat digunakan untuk membantu pembiayaan di masa depan,” paparnya.
Namun, apabila masih ragu dengan investasi, Alin menyarankan untuk mencoba beberapa instrumen yang minim risiko seperti reksadana, emas, hingga obligasi. “Akan tetapi, jika sudah mulai belajar investasi saham, tidak ada salahnya juga untuk mencoba instrumen investasi tersebut,” imbuhnya.
Dan ditekankan Alin, yang tak kalah penting adalah investasi ‘Leher ke Atas’. Yakni terus menggali potensi diri dengan banyak belajar dan menambah pengetahuan tentang banyak hal. Baik yang berkaitan dengan bisnis, pengembangan diri maupun pengetahuan umum.
Dongkrak Penjualan Lewat Digital Marketing
Masa pandemi COVID-19 lalu, menjadi ujian bagi banyak pelaku usaha. Tidak sedikit bisnis yang terpaksa gulung tikar atau sekadar ‘beristirahat’ di masa-masa tersebut. Namun, Alin bersyukur kejadian itu tidak dialaminya. “Alhamdullilah dari awal hingga usai pandemi bisnis saya mampu bertahan dan terus berkembang. Awal bulan November 2022 saya dapat membuka gerai ketiga yang berlokasi di Pantjoran PIK. Berharap omset meningkat saat Natal & Tahun Baru. Dan Alhamdullilah, kedua hari besar itu menjadi momentum terbesar dan mendongrak omset penjualan di gerai ketiga saya ini,” ucap Alin penuh syukur.
Setelah kondisi pandemi usai, tidak dipungkiri bisnis Mie Kocok By Amieh pun semakin dilirik, permintaan demi permintaan untuk franchise seringkali berdatangan, akan tetapi belum ia realisasikan karena khawatir sumber daya yang masih terbatas.
“Kalau orientasi saya hanya uang, besar kemungkinan permintaan franchise tersebut sudah saya terima. Namun, tidak mudah untuk mengurusnya, kita harus betul-betul memastikan semua sistem SOP berjalan dengan baik, agar di setiap cabang hasilnya konsisten dan sesuai standard. Untuk itu, saat ini saya memilih dan memutuskan untuk memperbaiki dan memperkuat sistem internal terlebih duhulu, yang seringkali masih keteter, terutama di momen hari besar keagamaan,” papar Alin.
Terus Berkembang. Alin pun bersyukur, brand Mie Kocok Bandung By Amieh yang dirintisnya bisa terus berkembang pasca pandemi lalu. “Alhamdullilah bisa dibilang bisnis saya ini mengalami pent–up demand yang cukup signifikan pasca pandemi. Karena keadaan yang semakin normal, sehingga masyarakat tidak khawatir lagi saat berkerumun di tempat-tempat makan. Begitu juga dengan lembaga atau pun perkantoran yang sudah beroperasi seperti sediakala dan bisa kembali menyelenggarakan berbagai event besar atau pun rapat secara tatap muka. Kondisi-kondisi seperti inilah yang tentu saja sangat menguntungkan bagi saya sebagai salah satu pelaku bisnis di bidang F&B. Pesanan catering service, dine in, souvenir/hampers corporate, Alhamdullilah terus berdatangan,” ungkapnya penuh syukur.
Jemput Bola. Akan tetapi, normalnya situasi tersebut tidak akan berpengaruh pada bisnis yang dijalankan Alin, jika ia tidak melakukan action apa pun. Beragam cara ‘menjemput bola’ dilakoni Alin demi mendongkrak penjualan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi. Karena ia menyadari di era modern seperti sekarang, mau tidak mau ia harus melek teknologi. Selain karena para pelaku usaha sejenis telah lebih dulu menggunakannya, pekerjaan Alin dalam mempromosikan Mie Kocok Bandung By Amieh juga menjadi lebih mudah.
“Sejatinya teknologi bukanlah hal yang membuat saya bingung, justru teknologi dibuat untuk membantu dan mempermudah pekerjaan saya. Lewat teknologi, saya bisa melakukan pemasaran menggunakan social media maupun digital marketing lainnya,” ujar Alin.
Dewasa ini, pengguna social media di Indonesia memang kian menjamur. Tak heran banyak pelaku usaha menjadikannya sebagai alat dalam strategi bisnis. Selain murah, cara penggunaannya pun mudah, cukup dengan memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan dalam bentuk konten yang dibuat sedemikian rupa agar lebih menarik. “Konsisten membuat konten merupakan strategi utama saya dalam menjalankan bisnis,” tekannya.
Pemanfaatan teknologi melalui aplikasi e-commerce juga dilakukan Alin. Seperti halnya social media, fitur-fitur market place tersebut juga dapat menghemat biaya, waktu, dan juga tenaga. “Aplikasi-aplikasi e–commerce yang bisa membantu kita menjual produk kita dengan mudah melalui mobile, sangat efektif & efisien,” kata Alin.
Inovasi dan Layanan. Seperti diketahui, dunia bisnis sangat cepat berubah, hampir setiap hari ada saja sebuah trend baru. Oleh karena itu, inovasi sangatlah dibutuhkan agar dapat bersaing dengan kompetitor. “Saya selalu membuat menu-menu baru yang tentunya memiliki product value tersendiri, produk yang tentu berbeda dan istimewa dari yang lain,” ungkap Alin.
Selain itu, Alin juga berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada semua customer. Baginya, tidak ada yang lebih berharga dalam dunia bisnis dibandingkan dengan memenuhi kebutuhan konsumen. “Meskipun dalam dunia digital, kita juga harus memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Strategi bisnis berupa pemberian layanan terbaik mungkin terlihat sepele tetapi dampaknya akan sangat besar,” ujar istri dari Fadjri, serta ibunda dari Fayka Adzkiya ini.
Info Lebih Lanjut;
Mie Kocok Bandung By Amieh
Whatsapp ; 089507908080
Instagram ; amieh-kocok