MajalahInspiratif.com, Jakarta – Berawal dari tahun 2008, mengawali perjalanan karier wanita cantik bernama Karlina Novianti atau lebih popular dengan nama Alin, sebagai seorang karyawan swasta. Selama kurang lebih 10 tahun meniti karier di salah satu Bank BUMN, hingga pada akhir tahun 2020 lalu, ia memutuskan untuk resign. Jabatan sebagai Sekretaris Direksi dilepasnya untuk menjadi seorang penjual mie. Padahal, tidak pernah terpikirkan oleh Alin sebelumnya untuk terjun di dunia bisnis kuliner, terlebih di era pandemi seperti sekarang ini.
Usaha dengan brand Mie Kocok By Amieh milik Alin ini berdiri pada Juli 2020 lalu, mengusung konsep ghost kitchen. “Saya jalani dan saya rintis tidak sendiri, saya memiliki keluarga yang support sepenuhnya dan turut terjun langsung untuk memproduksi panganan mie ini. Saya dan keluarga berkomitmen penuh untuk memberikan cita rasa Mie Kocok terbaik versi kami, apalagi merupakan menu favourit keluarga, terlebih saya sendiri memang penggemar Mie Kocok. Kalau saya pulang ke Bandung panganan ini tidak pernah saya lewatkan, dan sangat disayangkan sekali sudah sangat jarang ditemukan di Jakarta. Inilah yang menjadi trigger awal mula saya untuk memberanikan diri mencoba menawarkan Mie Kocok ini,” tutur Sarjana S1 Komunikasi ini.
Jatuh Bangun di Tengah Pandemi
Sebagai langkah awal dalam memperkenalkan produk Mie Kocok-nya, Alin menawarkan kepada orang-orang terdekat di lingkungan tempat ia bekerja.Tanpa diduga ia mendapatkan respon yang sangat baik, bahkan teman-teman kantornya mau membantu mempromosikan. Jadilah Mie Kocok By Amieh rutin hadir di saat rapat-rapat internal, eksternal, divisi-divisi hingga rapat-rapat direksi. Kurang dari satu bulan Mie Kocok By Amieh semakin dikenal, bahkan di lingkungan kantor-kantor lain pun Mie Kocok By Amieh hadir sebagai konsumsi rapat.
Namun sangat disayangkan, saat kasus Covid-19 semakin melonjak naik, semua aktivitas rapat dilakukan secara online, omset bisnis pun otomatis menurun drastis. Alin pun tak mau tinggal diam, ia terus bergerak maju, tetap berjualan dengan cara bekerja sama dengan berbagai food online delivery dan market place.
“Butuh waktu, butuh proses untuk memulihkan kembali pendapatan seperti di awal, yang biasanya saya menerima pesanan ratusan porsi, berubah menjadi satu, dua porsi saja. Namun saya sadar karena usaha ini hadir di tengah kondisi pandemi, hanya sekedar coba-coba, tidak berekspektasi lebih pada hasil, dengan adanya orderan masuk (berapa pun jumlahnya) saya sangat senang dan bersyukur, hingga sampai di titik sekarang ini, usaha masih tetap berjalan dan bertahan. Saya dan keluarga juga tergolong orang yang sangat menikmati proses, di mana kami menjalaninya dengan santai, tidak ada beban maupun target, semua yang kami lakukan terkait pengembangan bisnis ini sesuai dengan kemampuan dari hasil penjualan kami,” ungkap Alin dengan bijak.
Alin sangat bersyukur, sudah satu tahun Mie Kocok By Amieh berjalan. Ia tidak pernah menyangka bisa bertahan sejauh ini. Usaha yang tadinya dimulai dari dapur rumah seadanya, dikerjakan dengan sepenuh hati oleh satu dua orang, dengan peralatan seadanya, tapi Alhamdulillah sekarang bisa mempekerjakan banyak karyawan untuk terus membantu memenuhi kebutuhan market.
“Di tahun pertama ini juga kami mampu menyediakan tempat makan dine in untuk para pelanggan, walau bukan tempat yang besar dan mewah, namun ini merupakan suatu bukti cinta dan support yang selama ini kami dapatkan dari para pelanggan kami, sehingga kami mampu memenuhi permintaan mereka dengan membuka dine in. Allah memudahkan jalan kami, Allah mendatangkan baik pelanggan dan para pekerja di Amieh, Allah yang buka jalan semuanya tanpa direncanakan. Amieh tidak akan pernah ada tanpa adanya Anda para pelanggan setia kami yang selama ini bersedia berbagi cerita, testimoni, dan memberikan Amieh kesempatan untuk bertumbuh,” ungkap Alin penuh syukur.
Pencapaian yang saat ini dirasakan Alin diakuinya bukan diperoleh secara instan. Banyak jatuh bangun dalam perjalanan dan proses yang dilaluinya. Mulai dari telatnya pengiriman bahan baku dari supplier, musibah tumpahnya kuah panci besar dalam suatu event, sampai ada pesanan dalam jumlah banyak yang tidak sampai ke tempat tujuan, selain itu juga kritikan-kritikan pedas dari para pembeli, dan masih banyak lagi. Namun semua itu bukanlah penghalang bagi Alin, adanya cobaan, musibah, dan kritikan pedas itu menjadi pembelajaran dan motivasi baginya untuk bisa lebih baik.
Di masa recovery ini aktivitas penjualan online dan offline Alin terbilang berjalan cukup baik. “Dulu sempat ada keraguan pada saat saya membuat tempat makan dine in, namun dikarenakan ini suatu bentuk keinginan dari para pelanggan, maka saya mencoba menyediakan tempat yang sekiranya bisa memberikan kenyamanan untuk menikmati semangkuk Mie Kocok Bandung, dengan begini tidak akan ada lagi pelanggan kami yang makan di mobil. Karena pada saat kami masih fokus berjualan online, ada saja beberapa pelanggan yang sempat berkunjung, mereka berencana untuk makan di tempat, namun pada saat itu situasi dan kondisi tidak memungkinkan, kami selalu men-suggest untuk take away, namun mereka memilih untuk makan di mobil. ini menjadi cerita yang tidak pernah terlupakan,” ujar Alin.
Antara Kreatif dan Disaster
Menurut Alin, susah-susah gampang membangun bisnis F&B (food & beverage), sekilas terlihat sederhana, tapi sebetulnya harus ‘muter otak’ karena bisnis ini berada di crowded market. Harus menyajikan sesuatu yang benar-benar beda tapi tetap otentik.
“Soalnya bikin makanan atau minuman itu tipis banget sekatnya antara kreatif dan disaster. Di saat terlalu berinovasi, salah-salah, makanan mungkin bakal jadi aneh dan tidak enak, customer bisa sangat menghindari makanan/minuman yang tidak familiar untuk lidah mereka. Di ranah F&B, berlaku ‘practice makes perfect’ dalam hal meracik makanan/minuman yang di-launch ke konsumen. Kita tidak bakal tahu menu itu disukai atau tidak kecuali kita launch langsung. Maka dari itu kita juga akan familiar sama proses trial and error. Di awal mula saya berjualan produk saya ini di respon keasinan, kurang garam, kuah terlalu banyak minyak (ini minyak kaldu kaki sapi ya), dan lain sebagainya. Ya begitulah, try a menu out. Lihat respon konsumen. Kalau tidak oke, cari apa yang salah, kurangi yang tidak perlu, tambahkan yang kira-kita lebih diterima di lidah konsumen. Jangan menyerah testing-testing menu. Bikin yang beda boleh, asal rasanya mesti tetap otentik dan enak. Karena se-out of the box apapun inovasi di makanan/minuman, fokusnya tetap HARUS ENAK Ya kan?!” tegas Alin.
Yang juga tak kalah penting, lanjut Alin, adalah mengkomunikasikan menu dengan cara terbaik lewat akun sosmed. Create story, bikin audiens ngiler cuma dengan melihat visual. “Membangun brand F&B memang bukan perkara mudah, karena kita bakal terus improve mengikuti apa yang market mau, apalagi ditambah dengan fenomena online food delivery. Tantangannya akan bertambah karena kita mesti makin cermat sama keinginan customer, berkreasi sama menu-menu yang beda, mengikuti tren kuliner, dan menjaga bagaimana pun caranya agar produk kita tetap bersih dan higienis di tengah kebutuhan akan prokes pandemi. Don’t easily give up, execute with excellence, sepertinya ini yang dibutuhkan dalam bisnis F&B.”
Saat ini, Mie Kocok By Amieh tidak hanya menyajikan Mie Kocok Bandung saja, tapi juga beberapa makanan camilan khas Bandung lainnya yakni Siomay, Batagor, Pisang Molen Coklat Keju, Cilok, aneka gorengan dengan bumbu cocol khas Amieh, serta menu special yaitu Kikil Mercon & Sop Kikil.
“Dan Alhamdulillah performa penjualan dari setiap jenis makanan ini sangat baik. Namun tidak bisa dipungkiri lagi Mie Kocok adalah produk utama kami, produk dengan penjualan terlaris. Mie Kocok By Amieh ini dikenal dengan kikilnya yang super lembut, 100% kikil asli tidak dicampur dengan bagian kulit dan bagian daging sapi lainnya, serta rasanya yang gurih, enak, memanjakan lidah, sehingga konsumen yang tadinya hanya sekedar membeli menjadi pelanggan,” promosi Alin dengan semangat.
Mie Kocok Dandang
Alin menjual Mie Kocok tidak hanya dalam kemasan porsian, tapi juga Paket Mie Kocok Dandang. Mie Kocok dikemas sedemikian rupa dalam dandang, sudah include dengan dandangnya. Paket ini biasa dipesan oleh konsumen selagi kumpul keluarga, sahabat/kerabat, sehingga bisa menikmati Mie Kocok yang tersaji langsung di dalam dandang.
“Cerita awal mula dandang ini sebetulnya dari salah satu pelanggan saya, pada saat itu moment hari besar keagamaan. Beliau request ingin sekali Mie Kocok ini dijadikan hampers dandang (pada saat itu hampers perdandangan ini memang sedang hits), namun saya tidak menyediakan hampers dandang pada saat itu, dikarenakan hampers yang saya buat dikemas cantik dalam box. Setelah saya amati hampers dandang yang ada selama ini, mulailah saya mencoba untuk berkreasi. Saya memilih dandang dengan tutup kaca, lalu memakai kain tile dengan varian warna untuk membungkus keseluruhan dandang, diberi sedikit pemanis pita identitas Amieh dan agar lebih menyempurnakan tampilan, saya beri sedikit sentuhan bunga, tak lupa juga varian desain greetings card. Tanpa diduga apa yang saya buat ini, menyita perhatian konsumen, secara otomatis penjualan, omzet sayapun melonjak naik, dalam kurun waktu 3 hari, saya sudah mendapat ratusan orderan Paket Mie Kocok Dandang. Paket ini semakin dikenal, peminatnya pun semakin banyak, sehingga paket dandang ini selalu saya hadirkan, selalu ready on stock setiap hari, tidak hanya pada moment-moment hari besar keagamaan, karena paket dandang ini seringkali dipesan konsumen sebagai tanda kasih untuk kolega, keluarga, sahabat/kerabat yang berulang tahun, graduations, maupun mereka yang dalam kondisi kurang sehat,” terang Alin.
Strategi Marketing
Strategi marketing yang sejauh ini dipakai Alin adalah ‘main’ digital marketing. Salah satu alasan paling penting, jelas Alin, kenapa harus menjalankan digital marketing karena: real-time analytics. “Kita bisa langsung tahu saat itu juga sejauh mana konten kita perform sekaligus membandingkannya dengan konten-konten sebelumnya. Sejauh mana orang merespon konten kita, sejauh mana mereka tertarik sama postingan kita, sejauh mana kepuasan mereka sama produk kita, dsb. Contoh, di sosmed, postingan kita punya insight tentang berapa banyak orang nge-like, comment, save, share, atau bahkan peningkatan kunjungan profil kita. Angka-angka ini menunjukkan level engagement audiens dengan kita. Dan jelas dari traffic ini kita akan bisa memutuskan strategi apa yg paling efektif untuk kita atau bisnis kita. Kalau sudah bisa memahami data ini, kita mau tidak mau akan lebih inovatif dan kreatif membuat konten yang tepat untuk target audiens. Yes, real-time data based on information we collect about our target audience leads to more relevant marketing and, in turn, better marketing and business outcomes.”
Artinya, lanjut Alin, makin cepat kita memperoleh data real-time berikut:
1. Makin agile juga kita merespon dan melakukan sesuatu utk memperbaiki dan meng-improve strategi,
2. makin tergambar pula mesti gimana kita bentuk campaign yang efektif,
3. makin tahu bagaimana meningkatkan customer satisfaction dan customer loyalty karena kita sendiri bisa paham kebutuhan, keinginan, maupun problem mereka,
4. dan, meningkatkan product development agar bisa lebih baik dan punya value.
Menurut Alin, sebegitu pentingnya digital marketing, kalau kita tidak bisa dan tidak mau beradaptasi di era seperti ini, sepertinya kita bakal ketinggalan jauh, bakal ter-disrupt. Dan jangan harap bakal survive apalagi sustain.
“Jaman now memproduksi konten sama pentingnya dengan memproduksi produk lho. Kenapa? Karena terkadang kita sebelum bertatap muka dengan produknya, calon pembeli itu bertemu dengan kontennya dulu. Karena itu terkadang konten sebagai pertemuan pertama. Kita sendiri yang harus mampu membuat First Impression yang kuat dengan produk kita. Jangan sampai kita gagal menciptakan First Impression. Karena tidak ada yang namanya 2nd First Impression. Sekali gagal ya ditinggal,” tegas Alin.
Konten yang seperti apa yang banyak dapat perhatian orang? Alin pun mengakui masih harus banyak belajar, belajar bagaimana cara membuat konten yang bisa mendatangkan calon-calon customer, belajar bagaimana caranya harus tetap konsisten posting konten di kala semua sibuk dengan segala aktivitas produksi dan selling.
“Di sini lah kita perlu adanya tim, idealnya dalam suatu bisnis kita harus memiliki tim yang satu visi, solid, dapat bekerja sama dengan baik, sehingga bisa saling melengkapi. Kita agak sulit meng-handle seorang diri, segala urusan mulai dari branding, produksi, marketing, hingga selling. Kembali ke soal konten, berdasarkan pengalaman, konten video-video yang menampilkan kegiatan aktivitas selling sehari-harilah yang cukup banyak menyita perhatian konsumen, menceritakan ‘true story well’ ini bukan hanya sekedar soal storytelling, ini soal perkara seberapa well kita bisa tell a true story well, dan berujung pada ‘story that sell’, di sinilah kreativitas kita sebagai content creator diuji. Sebagai contoh, saya secara berkala selalu buat konten story telling well mulai dari preparing, packing, dsb. karena dari situlah calon-calon konsumen bisa melihat mulai dari produk apa yang kita jual, produk kita dikemas seperti apa, dan bagaimana tampilan produk kita secara keseluruhan, dan dari video-video konten yang saya buat ini juga bertujuan untuk memberikan rasa percaya kepada para calon konsumen (percaya bahwasanya usaha ini nyata adanya no tipu-tipu), percaya bahwasanya produk kita ini diminati, sehingga calon-calon konsumen semakin merasa penasaran, dan dari situlah mereka akan turut tergerak untuk membeli dan mengkonsumsi produk kita. Video konten-konten seperti inilah yang selama ini memberikan dampak signifikan pada media sosial bisnis saya dari hari ke hari dan tentunya berujung pada omzet dan profit.”
Kiat Sukses
Bagi Alin, apapun profesi seseorang, apapun pekerjaan seseorang, sudah semestinya memiliki mindset entrepreneurship. Artinya: tahan banting, jujur, ulet, amanah, tidak pernah menyerah, selalu berpikir positif, optimis, tidak pernah senang lihat kegagalan orang, tapi kalau ada orang yang gagal hatinya iba, tidak pernah iri terhadap kesuksesan orang, tapi begitu melihat kesuksesan orang, kita mencari apa di balik kesuksesan orang tersebut yang bisa kita pelajari, lalu konsisten dan nikmatilah proses yang ada. Jika setiap pelaku usaha memiliki mindset seperti ini maka Alin yakin lapangan kerja dan ekonomi kita akan segera bangkit dan pulih.
“Saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para pelanggan Amieh yang selalu support, dan turut mendoakan kami, selalu percaya akan produk kami, tanpa support dari Anda, tanpa kritikan-kritikan pedas dari Anda, kami tidak akan bertahan sampai sajauh ini. Ijinkan kami untuk terus hadir di tengah-tengah Anda beserta keluarga, ijinkan kami untuk terus bertumbuh dengan berproses. Terima kasih juga saya ucapkan kepada para driver-driver online yang sudah bekerja sama dengan baik, semoga pelayanan kami selama ini kepada Bapak/Ibu driver diterima dengan baik. Terima kasih ya Bapak/Ibu sudah mengantarkan pesanan pelanggan-pelanggan kami dengan cepat dan aman. Terima kasih juga untuk keluarga, tim, karyawan Amieh atas kerja keras dan kerja cerdasnya selama ini, semoga kita semua tetap solid. Saya dan seluruh tim, karyawan Mie Kocok By Amieh akan berusaha terus berkomitmen penuh untuk memberikan cita rasa dan pelayanan terbaik untuk Anda dan keluarga,” tekad istri dari Fadjri Albanna, serta ibunda dari Fayka Adzkiya Albanna (TK A) ini. LR
Info Lebih Lanjut:
Mie Kocok By Amieh
IG Bisnis: @amieh_kocok
Kontak Adm: 0895 6079 08080