Crowdfunding Typography Banner
CEO Asuka Group

Alfan Wahyuddin S.T., M.M, Transformasi Digital Efisiensi Bisnis Masa Depan Menuju Perusahaan Kelas Dunia

Bagikan:

1

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Dalam menghadapi era digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI), Asuka Group telah lebih dari satu dekade mempersiapkan diri dengan teknologi. CEO Asuka Group, Alfan Wahyuddin, S.T., M.M., mengungkapkan bahwa perusahaannya telah memulai digitalisasi sejak 2012 dengan menciptakan software Enterprise Resource Planning (ERP) yang mengintegrasikan seluruh aspek bisnis.

“Kami sudah menggunakan software ini sejak 2014, jadi lebih dari 10 tahun kami telah mengimplementasikan digitalisasi dalam operasional perusahaan. Sekarang, ketika banyak perusahaan baru beradaptasi dengan sistem ERP, kami justru sudah berada di tahap berikutnya, era AI,” jelas sosok yang akrab disapa Alfan ini.

Tantangan dan Adaptasi di Era AI. Menurut Alfan, tantangan utama di dunia bisnis saat ini bukan lagi sekadar digitalisasi, melainkan bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.

“AI bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Perusahaan yang tidak mulai mengadopsi AI sekarang akan tertinggal. AI memungkinkan kita untuk menganalisis data dan membuat keputusan dalam hitungan detik, sesuatu yang sebelumnya memakan waktu berhari-hari jika dilakukan manusia,” tambahnya.

Sebagai bagian dari visi masa depan, Asuka Group kini tengah merancang strategi implementasi AI yang akan diintegrasikan ke dalam sistem bisnisnya. Beberapa langkah yang sedang dilakukan antara lain mengembangkan sistem AI dalam ERP, merekrut ahli AI dan RPA (Robotic Process Automation) agar banyak pekerjaan rutin dapat dilakukan oleh mesin dengan lebih efisien, mengoptimalkan AI dalam berbagai aspek operasional termasuk perencanaan produksi, manajemen rantai pasok, dan analisis keuangan, serta merumuskan sistem berbasis AI yang dapat meningkatkan efektivitas eksekusi proyek di masa depan.

Dengan langkah strategis tersebut, Alfan berharap Asuka Group dapat mempertahankan posisinya sebagai perusahaan yang inovatif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. “Kecepatan adalah kunci di era AI. Kami ingin memastikan bahwa Asuka Group terus berada di garis depan dalam pemanfaatan teknologi, bukan hanya untuk efisiensi internal tetapi juga untuk meningkatkan daya saing di industri,” tambahnya.

AI Bukanlah Ancaman. Di awal peluncurannya, banyak orang menganggap AI bisa membuat angka pengangguran kian tinggi karena menggantikan peran manusia dengan robot. Namun tidak demikian dengan Alfan. Ia menegaskan bahwa AI bukanlah ancaman bagi lapangan kerja manusia, melainkan alat bantu yang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

“Kalau kita berpikir AI akan mengurangi ruang kerja manusia, kita justru akan tertinggal. Dunia kerja sekarang sudah berubah. Banyak orang bekerja di sektor informal, menjadi YouTuber, reseller, desainer, atau freelancer yang bisa bekerja dari mana saja. AI justru membantu kita mengurangi pekerjaan rutin yang berulang, sehingga manusia bisa fokus pada hal yang lebih strategis,” ujar Alfan.

Ditambahkan Alfan, perusahaan yang tidak mau berubah akan menjadi seperti dinosaurus, punah dalam waktu 5-10 tahun ke depan. Untuk itu, perusahaan harus terus berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi agar tetap kompetitif di pasar.

Dengan digitalisasi yang telah diterapkan dalam operasionalnya, Asuka Group menjadi contoh perusahaan modern yang mampu beradaptasi dengan zaman. Sistem yang diterapkan memungkinkan pemantauan bisnis dari mana saja, memberikan fleksibilitas tanpa mengorbankan efektivitas.

“Kenapa Asuka bisa dibilang perusahaan milenial yang unggul? Karena kami sudah mengadopsi digitalisasi dan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Transformasi itu bukan pilihan, melainkan keharusan jika ingin bertahan dan terus maju,” tutur Alfan.

Gandeng Gen Z. Selain teknologi digital, saat ini hampir semua dunia kerja didominasi Gen Z yakni anak-anak muda kelahiran tahun 2000-an. Tak seperti banyak pengusaha lain yang kerap mengeluhkan Gen Z, Asuka Group justru telah beradaptasi dengan pola kerja dan gaya hidup mereka. Saat ini, lebih dari 50% karyawan Asuka Group berasal dari Gen Z, dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam merekrut serta mempertahankan talenta muda ini.

“Kami paham bagaimana pola pikir dan pola kerja mereka. Itulah sebabnya kami membangun kantor dengan konsep yang lebih fleksibel dan nyaman. Dari sisi tampilan, kantor kami sudah sangat mencerminkan anak muda, dengan desain modern dan suasana kerja yang santai. Jadi kami menciptakan suasana kerja yang sesuai dengan gaya mereka. Intinya, mereka bekerja dengan cara yang mereka sukai, tanpa kehilangan produktivitas. Dengan pendekatan tersebut, kami tidak hanya menarik talenta muda terbaik tetapi juga menciptakan lingkungan kerja modern yang selaras dengan perkembangan zaman,” ujar Alfan.

Dengan strategi yang telah diterapkan, Asuka Group terus membuktikan bahwa mereka adalah perusahaan milenial yang unggul, adaptif, dan ramah bagi generasi muda. “Jika perusahaan masih kaku dan tidak bisa beradaptasi dengan generasi sekarang, maka dalam beberapa tahun ke depan akan sulit bersaing. Asuka Group ingin menjadi contoh bagaimana perusahaan bisa tumbuh bersama generasi muda dan tetap relevan di masa depan,” tekan Alfan.

Namun demikian, Alfan juga menegaskan akan pentingnya kultur kerja dalam sebuah perusahaan. Untuk itu, ia membangun sebuah ekosistem kerja yang membuat karyawan merasa memiliki, bekerja dari hati, bukan sekadar karena tuntutan. ”Ada delapan budaya kerja yang kami terapkan. Yakni Integrity, Trust, Komitmen, Strong, Quality, Kreatif, Efisien dan Family.

Menurut Alfan, dengan menerapkan budaya kerja yang kuat, karyawan akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan. “Kami ingin membangun suasana di mana karyawan merasa nyaman, percaya dengan perusahaan, dan bisa berkembang bersama. Dengan begitu, mereka bekerja dari hati, bukan karena tekanan,” tambahnya.

Bagi Alfan, teknologi bisa dibeli namun membangun budaya kerja yang kuat adalah hal yang harus dibentuk dari dalam. Lewat kombinasi inovasi teknologi dan budaya kerja yang solid, ia meyakini  perusahaan yang dipimpin akan terus berkembang dan siap menghadapi masa depan. Tak heran Asuka Group tidak hanya menjadi perusahaan yang inovatif secara teknologi, tetapi juga menjadi tempat kerja yang ideal bagi generasi muda dan profesional berbakat.

Siap IPO. Berkat kerja keras dan dukungan teknologi serta tim yang solid, Alfan sanggup membawa perusahaan mencapai peningkatan yang signifikan. Tak hanya omzet, tapi juga peningkatan jumlah karyawan yang hampir tiga kali lipat. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat sehat. Kini, Asuka Group tengah menyelesaikan tahapan penting dalam proses menuju bursa.

Alhamdulillah, proses kerapian finansial sudah selesai. Saat ini kami sedang dalam tahap audit independen, dan Insyaallah bulan ini sudah masuk tahap registrasi dengan perusahaan besar. Targetnya, September 2025 mendatang kami siap melantai di bursa saham,” terangnya.

Selain persiapan administratif, perusahaan juga terus memperkuat strategi bisnis dan operasional agar dapat menarik minat investor. Salah satu fokus utama adalah peningkatan efisiensi, ekspansi bisnis, serta penerapan tata kelola perusahaan yang transparan dan berkelanjutan.

“Kami melihat momentum ini sebagai langkah besar untuk membawa Asuka Group ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan dukungan tim yang solid dan strategi yang matang, insyaallah IPO ini akan menjadi tonggak penting bagi masa depan perusahaan,” yakin Alfan.

Membangun Perusahaan yang Memberikan Manfaat Luas

Dalam perjalanan bisnisnya, Alfan telah berhasil membawa Asuka Group menjadi salah satu perusahaan yang terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi banyak orang. Dari satu perusahaan, kini Asuka Group telah memiliki enam perusahaan berbentuk PT dan lima usaha lainnya di berbagai sektor.

Alhamdulillah, impian saya sejak awal adalah membangun perusahaan yang bisa memberi manfaat bagi banyak orang, dan sekarang itu sudah tercapai. Tidak hanya di satu bidang, tetapi merambah ke berbagai sektor seperti klinik kecantikan, apotek, oleh-oleh haji dan umroh, serta toko skincare. Semua ini menciptakan banyak lapangan kerja, dan itu yang paling membanggakan bagi saya secara pribadi,” ujar Alfan.

Berkat bisnis-bisnis yang dibangun, Alfan mampu menciptakan lapangan kerja bagi ribuan orang dan membantu pertumbuhan ekonomi di berbagai bidang. “Bagi saya, keberhasilan terbesar bukan hanya dalam angka, tapi ketika perusahaan bisa berjalan sendiri, memberikan manfaat bagi banyak orang, dan terus berkembang bahkan tanpa keterlibatan saya secara langsung. Itu yang benar-benar membanggakan,” tegasnya.

Dikelola Profesional, Anak-Anak Sebagai Pemilik Saham

Saat ini, Asuka Group telah mendekati sistem autopilot, di mana perusahaan bisa berjalan tanpa keterlibatan langsung dari CEO. Kelak, ketimbang mewariskan operasional bisnis kepada anak-anaknya, ia memilih untuk menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada profesional, sementara anak-anaknya tetap menjadi pemilik saham.

“Kebetulan anak-anak saya masih kecil, jadi sejak sekarang saya sudah membagi saham kepada mereka. Artinya, mereka tetap menjadi pemilik perusahaan, tetapi untuk operasionalnya akan dikelola oleh tim profesional,” jelas Alfan.

Kelak, Alfan juga tidak ingin memaksakan anak-anak mengikuti jejak sebagai pebisnis. Ia memberikan kebebasan bagi mereka untuk memilih jalur karier masing-masing, baik sebagai pengusaha maupun profesional di bidang lain.

“Saya yakin setiap orang punya passion dan kecocokan masing-masing. Kalau nanti mereka ingin menjadi dokter, profesional di bidang lain, atau berwirausaha, itu pilihan mereka. Namun, dalam prosesnya, saya tetap mengarahkan mereka agar memahami dunia bisnis. Saya juga memberikan wawasan tentang bagaimana menjadi pengusaha itu lebih mulia. Jadi, mereka tetap memiliki mindset entrepreneur, meskipun nanti pilihan akhirnya ada di tangan mereka,” ujarnya.

Membagi Waktu Antara Bisnis, Sosial, dan Keluarga

Sebagai pengusaha, Alfan memahami pentingnya keseimbangan antara bisnis, kehidupan sosial, dan keluarga. Meskipun di awal perjalanan bisnisnya ia banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan, kini ia lebih bisa membagi waktunya dengan baik.

“Dulu, hampir semua waktu saya habis untuk bisnis, sampai keluarga sering terabaikan. Tapi sekarang, saya sudah lebih fleksibel dan bisa membagi waktu lebih baik,” ujar Alfan.

Saat ini, Alfan menyadari bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga sangat penting. Oleh karena itu, ia menyisihkan waktu khusus untuk keluarganya, terutama di akhir pekan.

Selain mengelola bisnis, Alfan juga aktif dalam organisasi dan pergaulan sosial. Ia adalah Ketua Asosiasi Pengusaha Pemuda Indonesia (APPI) dan Ketua  Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Gresik, serta aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). “Biasanya saya ke kantor pagi, lalu siangnya saya jalan-jalan, ketemu teman atau relasi bisnis, sekedar nongkrong atau diskusi santai untuk melepas penat, mencari inspirasi baru hingga memperluas jaringan,” ungkapnya.

Dan sebagai seorang pemimpin, menjaga keseimbangan mental sangat penting bagi Alfan. Untuk itu, ia selalu meluangkan waktu untuk me time di sela-sela kesibukannya. “Saya suka pergi sendiri atau bersama teman-teman ke tempat yang sejuk, seperti gunung. Di sana pikiran jadi lebih jernih, lebih rileks, dan sering muncul ide-ide kreatif untuk bisnis,” tambahnya.

Dengan membagi waktu secara efektif, Alfan tetap bisa menjalankan bisnis dengan baik, aktif dalam organisasi, serta menjaga hubungan yang harmonis dengan keluarga. “Kunci utamanya adalah mengatur prioritas dan menikmati setiap peran yang kita jalani. Dengan begitu, kita bisa tetap produktif sekaligus menikmati hidup,” tekannya.

Menjaga Kesehatan di Tengah Kesibukan

Kesibukan sebagai CEO dan pemimpin berbagai perusahaan tidak membuat Alfan mengabaikan kesehatan. Meskipun jadwalnya padat, ia tetap berusaha menjaga keseimbangan dengan menerapkan pola hidup sehat.

Bagi lelaki berdarah Jawa Timur ini, kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tidak bisa diabaikan, terutama di tengah kesibukan sebagai pengusaha. “Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan. Olahraga, pola makan yang baik, dan istirahat yang cukup itu kunci utama. Kalau kita sehat, kita bisa terus produktif dan menikmati hasil kerja keras kita,” ujarnya.

Hancurkan Mental Blok Lewat Hipnoterapi

Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, Alfan juga memiliki keterampilan dalam hipnoterapi. Sejak tahun 2008 hingga 2012, ia pernah membuka praktik hipnoterapi, bukan untuk tujuan komersial, tetapi lebih untuk membantu orang lain. Namun, seiring dengan kesibukan dalam bisnis, ia kini lebih memanfaatkan hipnoterapi untuk memotivasi dan membangun mental karyawan di perusahaannya.

Dijelaskan Alfan, di dunia bisnis, mental yang kuat sangat dibutuhkan, terutama dalam menghadapi proyek-proyek besar yang menuntut keberanian dan kepercayaan diri tinggi. ”Jika ada karyawan yang mengalami ketakutan, stres, atau trauma dalam menghadapi tantangan besar, saya akan menggunakan metode hipnoterapi untuk membantu mereka. Misalnya ketika ada karyawan yang merasa tidak mampu mengerjakan proyek senilai Rp 5 miliar karena takut gagal, ia akan diterapi dengan teknik NLP (Neuro Langguage Programe) agar bisa mengatasi ketakutannya. Hasilnya, karyawan yang sebelumnya takut dan ragu bisa memimpin proyek tersebut dengan penuh percaya diri,” tuturnya menjelaskan.

Namun, hipnoterapi yang diterapkan oleh Alfan bukan dalam bentuk sesi khusus seperti di klinik, tetapi disisipkan dalam berbagai momen, seperti sesi motivasi dan meeting. Menurut Alfan, hipnoterapi tidak selalu dilakukan dalam kondisi tidak sadar. Justru, terapi terbaik bisa dilakukan ketika seseorang berada dalam gelombang Alpha, yaitu kondisi di mana seseorang merasa bahagia dan rileks.

”Ketika seseorang dalam kondisi senang dan bahagia, mereka lebih mudah menerima sugesti positif. Mental block yang menghambat diri mereka dapat dihilangkan, sehingga mereka menjadi lebih percaya diri dan berani mengambil tantangan. Kalau mental block itu hilang, seseorang bisa seperti superhero. Tidak ada rasa takut, tidak mudah lelah dan lebih berani menghadapi tantangan,” ujar Alfan.

Ditambahkan Alfan, hipnoterapi bukan sekadar teknik psikologi, tetapi alat untuk membangun mental karyawan yang lebih kuat dan percaya diri. Dengan pendekatan tersebut, tidak heran Asuka Group berkembang pesat dan karyawannya dikenal sebagai tim yang percaya diri serta siap menghadapi tantangan bisnis.

Menuju Perusahaan Kelas Dunia

Berbicara tentang masa depan, Alfan memiliki visi yang besar untuk perusahaannya. Ia tidak hanya ingin menjadikan Asuka sebagai perusahaan skala nasional, tetapi bertransformasi menjadi perusahaan kelas dunia yang dapat bersaing dengan korporasi besar seperti Astra, Ciputra, dan grup bisnis lainnya.

Guna mencapai mimpi tersebut, bersama Asuka Group, Alfan terus mendorong pengembangan sumber daya manusia agar memiliki kualitas yang setara dengan tenaga kerja dari negara-negara maju. ”Dengan SDM yang kompeten, perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing di tingkat global,” imbuhnya.

Di samping itu, Asuka Group yang telah memiliki jaringan bisnis di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Pekanbaru, dalam waktu dekat juga akan membuka kantor baru di Jakarta, yang akan menjadi langkah awal menuju ekspansi yang lebih luas.

Untuk urusan teknologi, ke depan Asuka Group akan semakin mengoptimalkan penggunaan AI (Artificial Intelligence) untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di industri. ”Harapan saya, Asuka Group tumbuh dan berkembang maju menuju perusahaan kelas dunia yang inovatif, berdaya saing tinggi, dan membawa dampak positif bagi industri serta lingkungan bisnis di Indonesia,” pungkasnya.

Info LebihLanjut:

Instagram:

@dniskincentre

@kepitingsuka.id

@pandalovely_id

@asukaindonesia

@sakacipta.id

@asuka_rentalindonesia

@pt_asogas

Bagikan:

Bagikan: