MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki beragam seni dan tradisi yang majemuk. Salah satunya budaya Tionghoa yang terakulturasi dengan budaya nusantara, sehingga mampu menciptakan kebudayaan yang unik. Keistimewaan inilah yang diangkat Meiline Tenardi, selaku Ketua Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB), pada perayaan cap go meh 2025, yang diselenggarakan di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel beberapa waktu lalu.
Mengangkat tema ’Seni, Tradisi, dan Harmoni Tionghoa-Nusantara’, acara ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya, memperkuat hubungan antar komunitas, serta menampilkan keindahan seni dalam keberagaman budaya Indonesia. Kehadiran tamu istimewa seperti Poppy Dharsono, Hetty Andika Perkasa, dan Tina Astari Maman, semakin memperkuat makna acara ini sebagai ajang perayaan budaya dan kebersamaan.
Dalam sambutannya, Meiline Tenardi menyampaikan bahwa Cap Go Meh bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dalam kehidupan modern.
“Malam ini bukan hanya tentang merayakan tradisi, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga seni dan budaya agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Keberagaman bukanlah batasan, tetapi justru kekayaan yang memperkaya kehidupan kita,” ungkap Meiline.
Perempuan berpenampilan anggun ini juga menyadari bahwasanya budaya bukan sesuatu yang hanya untuk dikenang, tapi juga harus dikembangkan dan disesuaikan dengan kemajuan zaman.
”Jadi budaya bisa beradaptasi sesuai dengan kebutuhan. Karena di era yang modern ini tradisi itu harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Ini yang kita gambarkan bahwa tradisi dan budaya itu sesuatu yang dinamis, memang dibutuhkan suatu kreativitas dan inovasi supaya budaya itu tidak tergerus zaman,
Menjaga Warisan Budaya dengan Sentuhan Modern
Dihadiri ratusan anggota KPPB dan tamu undangan, acara ini menampilkan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti musik guzheng, tarian Tionghoa-Nusantara, hingga atraksi barongsai yang membawa semangat dan kegembiraan. Para tamu juga disuguhkan dengan fashion show yang menampilkan perpaduan busana tradisional dan modern, membuktikan bahwa budaya dapat berkembang dengan sentuhan inovasi tanpa kehilangan esensinya.
Selain itu, talk show inspiratif yang digelar dalam acara ini turut membahas peran perempuan dalam menjaga keberagaman dan warisan budaya, menghadirkan diskusi menarik yang membangun kesadaran akan pentingnya pelestarian tradisi.
Hadir sebagai bintang tamu spesial, Inayah Wahid berbagi wawasan tentang bagaimana seni dan budaya bisa menjadi alat pemersatu serta membangun toleransi di tengah perbedaan. “Keberagaman adalah anugerah yang harus dirawat dan dirayakan. Seni dan budaya menjadi jembatan yang menyatukan kita di atas segala perbedaan. Semakin kita memahami dan menghargai budaya lain, semakin kuat pula ikatan kita sebagai bangsa yang besar,” ujar Inayah Wahid.
Sementara itu, Dave Tjoa, seorang desainer yang dikenal dengan sentuhan budaya dan akulturasi dalam fashion, mengungkapkan bahwa mode adalah salah satu cara untuk mempertahankan dan menginterpretasikan budaya dalam kehidupan modern.
“Fashion tidak hanya tentang tren, tetapi juga tentang identitas dan sejarah. Melalui akulturasi budaya dalam desain busana, kita bisa mengenalkan dan mempertahankan warisan leluhur dengan cara yang lebih relevan untuk generasi masa kini. Perpaduan antara elemen Tionghoa dan Nusantara dalam fashion adalah bukti bahwa budaya bisa berkembang tanpa kehilangan akarnya,” jelas Dave Tjoa.
KPPB: Menggerakkan Perempuan untuk Berkontribusi dalam Pelestarian Budaya
Mengantongi misi memperkuat sinergi antara perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk seni, budaya, sosial, dan edukasi, dalam setiap programnya KPPB terus berupaya menciptakan ruang bagi perempuan untuk berkembang, berdaya, dan berkontribusi, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Kami percaya bahwa perempuan memiliki peran besar dalam menjaga budaya. Lewat acara ini, kami ingin mengajak lebih banyak perempuan untuk berperan aktif dalam melestarikan warisan budaya yang kita miliki, baik melalui seni, edukasi, maupun partisipasi dalam komunitas,” ujar Meiline.
Ditambahkan Meiline, event yang digagasnya tersebut lebih dari sekadar perayaan. Karena selain menjadi ajang apresiasi seni dan budaya, acara ini juga menjadi momen kebersamaan bagi komunitas Tionghoa dan Nusantara untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain. Para tamu yang hadir juga menikmati hidangan khas Cap Go Meh, serta mendapatkan kesempatan memenangkan door prizes dan goodie bags menarik.
“Kami berharap, perayaan ini tidak hanya meninggalkan kenangan yang indah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga seni, budaya, dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.