MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bagi Wulandari Harmadi, setinggi apapun pangkat seorang ibu dalam karier atau bisnis, ia adalah madrasah pertama bagi buah hati. Hal itulah yang memotivasinya untuk terus belajar dan meningkatkan intelektualitas agar bisa terus mendidik anak-anak sesuai perkembangan zaman. Meski dikenal tegas, namun wanita karier yang sempat menggeluti beberapa bisnis ini selalu berlemah lembut saat menghadapi keempat putranya. Ia juga selektif dalam bersosial media, terutama pada konten-konten yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.
Sebagai wanita aktif dan mandiri, Wulandari Harmadi, memang terbiasa berkegiatan di luar rumah. Selain berkarier di sebuah perusahaan konstruksi dan berbisnis fashion, ia juga aktif di sejumlah organisasi baik komunitas pengusaha maupun politik. Namun kesibukan tersebut, tak lantas membuat perempuan yang akrab disapa Wulan ini, melupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri sekaligus ibu bagi empat orang putra.
Bagi Wulan, di era globalisasi seperti saat ini, aktif di berbagai bidang adalah caranya untuk terus mengaktualisasi dan meng-upgrade diri. Sehingga bisa terus mengikuti perkembangan zaman.
“Saya termasuk orang yang hobi membaca, kebanyakan tentang profil-profil perempuan yang sukses dan pintar. Dari kisah mereka, saya menangkap pesan bahwasanya seorang perempuan memang seharusnya cerdas dalam mengambil peluang dan mampu mandiri. Supaya ketika suatu saat keluarga kita ditimpa ujian, semisal suami kehilangan pekerjaan atau bisnisnya down, kita bisa bertahan dengan melakukan sesuatu yang bisa kita perbuat. Tidak menyerah dengan keadaan. Karena kalau kita menyerah, maka anak-anak yang akan menjadi korban,” tegas perempuan yang saat ini berdomisili di Bandar Lampung.
Pantang Menyerah. Pasca menikah dan dikaruniai anak, Wulan sempat vacuum dari dunia kerja demi menuruti permintaan sang suami yang ingin melihatnya lebih fokus pada keluarga.“Ketika itu posisi saya sebagai Kepala Kreditdi salah satu bank di Solo, Jawa Tengah, membuat saya sering terlambat pulang karena kesibukan di kantor.Lama kelamaan, suami kurang berkenan dan meminta saya mengundurkan diri. Namun, ketika bisnis batu baranya di Kalimantan jatuh, saya berpikir apa yang bisa saya lakukan, sedangkan waktu itu selama beberapa tahun saya hanya seorang ibu rumah tangga,” cerita Wulan.
Tak ingin menyerah pada keadaan, Wulan mulai bergerak mencari pekerjaan meski harus meninggalkan anak-anaknya. Bukan itu saja, ia bahkan sempat menggeluti beberapa bisnis kuliner. Mulai dari menjual Asinan Buah Kekinian di rumah, hingga membuka ruko Soto Daging dan aneka Wedangan. Kelihaian Wulan dalam meramu masakan maupun minuman, membuat bisnis-bisnis kulinernya selalu ramai diburu konsumen.
Meski demikian, Wulan tidak ingin menjadikan dunia kuliner sebagai keutamaan. Baginya, memasak adalah kemampuan yang sepatutnya dimiliki seorang perempuan. “Pada dasarnya saya senang masak, karena dulu sebelum Papa saya meninggal beliau berpesan bahwa setinggi apapun jabatan perempuan, dia harus bisa masak. Agar bisa melayani suami dan anak-anak dengan masakan kita. Bahkan ketika saya menikah, Papa menghadiahkan saya buku-buku tentang masakan, perawatan rumah hingga parenting. Akhirnya saya terbiasa memasak dan dari kebiasaan lama kelamaan jadi kebisaan. Akan tetapi saya tidak ingin menjadikannya suatu keutamaan, meskipun bila ditekuni bisa saja menjadi besar, tapi memang passion saya bukan di bidang itu,” tekan Wulan, yang kemudian memutuskan untuk kembali ke dunia kerja dan menerima tawaran sebagai Kepala Cabang di salah satu perusahaan asuransi.
Tekuni Bisnis Fashion. Karena suatu hal, Wulan hanya bertahan selama enam bulan di perusahaan asuransi tersebut. Selanjutnya, ia memutuskan untuk menekuni bisnis fashion, satu bidang yang memang menjadi kecintaannya sejak lama.
“Walaupun kuliah jurusanPerbankan, tapi hati dan otak saya ada didunia desain, baik itu fashionmaupun interior. Akhirnya saya mendesain baju dan tas, awalnya hanya untuk dikenakan sendiri tapi ternyata banyak teman yang suka. Mendorong saya untuk bikin konveksidengan brand Batik Mama Wulan. Ketika itu peluang bisnisnya cukup besar, karena upah tukang jahit murah. Saya juga sempat bekerja sama sebagai model, dengan teman-teman yang punya konveksi,” tutur Wulan.
Ujian kehidupan kembali dirasakan Wulan, kala Batik Mama Wulan mengalami kerugian yang cukup besar akibat ditipu rekan bisnis. Membuat perempuan kelahiran Tanjung Karang, Bandar Lampung, 3 Juliini, gulung tikar. “Rekan bisnis tersebut memang pelanggan kami. Awalnya pembayaran lancar, seiring waktu mulai tersendat dan terakhir barang sudah diambil tapi pembayaran tidak sama sekali. Walhasil saya harus merintis lagi dari nol,” ungkapnya, lirih.
Akibat kejadian itu, Wulan sempat menghentikan bisnisnya selama satu tahun. Hingga kemudian sejumlah teman yang tergabung dalamPerkumpulan Wanita-Wanita Inspiratif di Solo mengajaknya untuk berkolaborasi membuat busana ready stock. “Selain ready stock, sebelum pandemi saya juga sempat merancang satu set busana syar’i dan tasnya. Pernah ikut pagelaran topeng batik carnival juga. Karena pada dasarnya saya memangtidak bisa diam, ada saja hal-hal yang dikerjakan,” ujar Wulan.
Mencari Peluang Baru. Pandemi COVID-19 sangat memengaruhi bisnis fashion yang dijalani Wulan. Di tahun 2020, ia sempat bolak-balik Jakarta-Solo demi menekuni bisnis batu bara. Tak ingin setengah-setengah menjalani dunia barunya, Wulan bahkan rela tidur di dalam truckcontainer demi mengurus administrasi maupun perizinanyang dibutuhkan.
Tawaran dari seorang teman yang mengajaknya bergabung dengan sebuah perusahaan konstruksi, kemudian membawa Wulan kembali ke kampung halamannya, Bandar Lampung. “Jadi saat ini saya kembali ke dunia kerja, dan kebetulan saya juga akan membuka jasa konsultan untuk membangun atau renovasi rumah. Saat ini kami tengah membangun gedung instansi pemerintah di Lampung, dan beberapa proyek di Jakarta dan Kulonprogo. Intinya saya terus berusaha mencari peluang-peluang baru,” terang Wulan.
Tegas Namun Tetap Lemah Lembut. Baik di dunia kerja maupun di dalam keluarga, Wulan dikenal sebagai pribadi yang tegas. Namun, hal tersebut tidak menghapus karakternya yang lemah lembut dan berjiwa sosial tinggi.
“Di kantor, ketika menggelar meeting ada anak buah yang terlambat 5 menit saja, saya mintadia keluar. Karena di dunia apapun, kita berkomitmen apalagi seorang pemimpin harus punya sikap, punya komitmen sendiri, tegas. Terutama saat target yang diminta perusahaan tidak tercapai, saya bisa ngamuk ke anak buah. Tapi nanti, 5 menit kemudian saya traktir mereka makan. Jadi marahnya saya saat itu saja, tidak diperpanjang,” jelasnya.
Demikian juga ketika menghadapi anak-anak di rumah, meski tegas soal aturan-aturan yang telah disepakati, namun Wulan tetap berlaku lemah lembut kepada mereka. “Perempuan itu harus lemah lembut dirumah, terhadap anak, suami dan lingkungan dirumah. Tetapi ketika saya marah, anak-anaktidak ada yang berani angkat kepala di hadapan saya. Namun, selepas itu saya panggil mereka lalusaya cium-cium lagi,” ujar Wulan.
Diakui Wulan, ia juga bukan tipe ibu yang memanjakan buah hati dengan kemudahan, terutama soal uang. “Dulu, saya sangat dimanjakan orang tua dengan kemewahan dan berbagai fasilitas. Lalu, setelah menikah saya sempat merasa susahnya mencari uang dan itu sangat menyakitkan. Oleh sebab itu saya cukup keras soal uang, saya tidak mau anak-anak merasakan sakit seperti saya,” kenangnya.
Perempuan Cerdas. Ditekankan Wulan, perempuan, utamanya ibu adalah madrasah pertama bagi buah hati. Tak heran, cerah tidaknya generasi penerus bangsa tergantung bagaimana pola didik yang diterapkan kaum ibu. Apalagi di era digital seperti saat ini, pengaruh internet dan media sosial sangat besar pada kepribadian dan jati diri anak-anak.
Untuk itu, Wulan mengajak perempuan Indonesia untuk menjadi perempuan yang cerdas, sehingga bisa mendidik anak-anak menjadi generasi muda bermartabat. “Menurut saya, perempuan itu aset utama bangsa, karena perempuan yang mencetak generasi penerus. Perempuan cerdas akan mencetak generasi yang cerdas pula. Untuk itu, jangan segan atau malu untuk meng-upgrade diri. Di era digital seperti saat ini banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menambah pengetahuan bukan hanya tentang dunia parenting, tapi juga bagaimana cara menangkap peluang. Jadilah perempuan yang mandiri secara financial, meski hanya dari usaha kecil di rumah,” ucap Wulan, penuh nasehat.
Di samping itu, pehobi membaca, travelling dan mendesain baju ini juga berpesan agar kaum ibu selektif dalam memilih konten maupun platform di sosial media. “Banyak ibu yang tidak paham jika platform yang mengunggah video-video pendek tersebut bisa berimbas pada tumbuh kembang anak. Jadi, selektiflah dalam bersosial media,” tutup Wulan. Laili
Salurkan Aspirasi Lewat Partai Politik. Kekaguman Wulan pada sosok Presiden Jokowi dan Surya Paloh yang dikenal humble dan berwibawa, menarik minatnya untuk terjun ke dunia politik. Terhitung tahun 2020-2021, Wulan memutuskan untuk bergabung bersamaPartai Nasdem.
“Kenapa Nasdem? Karena sejak zaman Almarhum Papa sampai kakak saya, itu anggota Parpol bentukan Surya Paloh ini. Sayangnya, ketika kakak akan diangkat menjadi kepala DPD, beliau meninggal karena sakit. Dan semenjak mengikuti kegiatan Jokowi ketika pencapresan 2019 lalu, saya mulai tertarik dengan dunia politik,” kata Wulan, yang sempat menjadi relawan Jokowi di Solo ini.
Dengan bergabung bersama Parpol Wulan berharap bisa menjadi jalan baginya dalam menyampaikan aspirasi.“Lewat Parpol, saya ingin bisa memotivasi dan menginspirasi, karena sebenarnya masih banyak peluang yang belum terjamah. Ada sebagian kultur didaerah yang tidak terjamah Pemerintah, karena sejauh iniPemerintah hanya menjamah masyarakat kota. Seperti pembagian sumbangan untuk masyarakat terdampak COVID-19, masyarakat di perkotaanmendapat bantuan yang begitu berlimpah sedangkan didesa tidak sama sekali. Padahal, seharusnya masyarakat kota masih bisa ditanggulangi dengan pasar murah. Sebab kalau di desa, uang saja tidak ada. Selain itu banyak juga akses yang belum dijamah Pemerintah,” papar Wulan.
Di Nasdem, Wulan menjadi salah satu anggota DPP Garnita (Garda Wanita). Ia inginmengajak sesama perempuan untuk lebih open minded. Karena sejatinya, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama di dalam bernegara. Meski terhitung anggota baru, namun ide-ide kreatif Wulan cukup berarti. Dalam rangka peringatan Hari Ibu, bersama pengurus Garnita lainnya, ia menggelar seminar seputar parenting, yang diikuti sejumlah wanita Lampung.
Tidak seperti kegiatan sebelumnya yang dibiayai Parpol, untuk kegiatan itu Wulan mengusulkan untuk mencari sponsor yang berkenan mendukung program tersebut. “Alhamdulillah, usulan saya diterima. Kami bekerja sama dengan beberapa pengusaha. Cara ini sekaligus menjadi ajang untukmemotivasi para peserta tentang peluang-peluang bisnis,” tambahnya.
Meski sudah bergabung kedalam Parpol, Wulan tak lantas berencana mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif pada Pemilu mendatang. “Sudah menjadi rahasia umum jika dunia politik image-nya duit. Dan sebagai pecinta Jokowi, saya paham jika beliau bisa terpilih sebagai presiden tanpa money politic. Untuk itu, saya pun ingin menjalankan cara tersebut. Ketika nyaleg, saya ingin murni karena ada pihak yang mendukung, bukan karena saya harus mengeluarkan banyak uang demi terpilih sebagai anggota legislatif. Karena tujuan saya berpolitik adalah menyampaikan aspirasi masyarakat, bukan mencari uang,” tegas Wulan, yang berharap keikutsertaan di panggung politik dapat merangkul lebih banyak perempuan untuk tidak malu bekerja atau berbisnis meski dari hal-hal yang kecil.
“Papa dan Anak-anak adalah Inspirasi Saya…”Aktif dalam dunia karier, bisnis dan perpolitikan bukan semata keinginan Wulan. Ia terinspirasi ayahnya, H. Eddi Harmadi, yang selama ini menjadi motivator sekaligus guru besarnya.
“Selain Papa, keempat putra saya, Michael Budi Purnomo Junior, Mario Rafael Bimawan, Moreno Ediwibowo dan Attar Rayan Hadinoto, adalah alasan saya untuk terus aktif,” imbuhnya.
Rencananya, Wulan ingin terus mengembangan karier dan bisnisnya agar bisa membantu suami dalam menopang hidup keluarga. Ia juga ingin memiliki aset yang kelak bisa diwariskan kepada keempat anaknya. “Untuk saat ini anak-anak dan mama saya adalah prioritas saya untuk maju dan sukses dengan progres membuat CV. Ampat Putra Mandiri, yang bergerak di bidang konstruksi dan trading. Usaha ini rencannya akan saya wariskan untuk anak-anak saya,” tambah Wulan.