MajalahInspiratif.com, Jakarta – Terlahir dari keluarga pra-sejahtera, tak membuat Titik Indrawati tumbuh menjadi anak yang rendah diri apalagi patah semangat. Sejak kecil, ia yang memiliki mimpi besar untuk mengubah nasih diri dan keluarga, selalu bersemangat dalam belajar agar bisa meraih beasiswa sehingga bisa terus mengenyam pendidikan. Berkat kerja keras yang diiringi doa orang tua , kini ia sukses menjalani profesi sebagai agent di sebuah perusahaan asuransi ternama, sekaligus pengusaha berlian. Seperti apa kisah hidupnya?
Dalam kehidupan, tidak satupun individu yang bisa memilih di keluarga mana ia dilahirkan, namun setiap individu bisa memilih tujuan hidup seperti apa yang diinginkan serta kehidupan seperti apa yang mampu diusahakan. Dan kesuksesan yang digapai seorang Titik Indrawati saat ini, menjadi bukti nyata kalimat bijak tersebut.
Meski kondisi ekonomi keluarga terbilang memprihatinkan, namun tidak membuat wanita asal Madura, yang akrab disapa Titi ini, berkecil hati. Keadaan tersebut justu memicu semangatnya untuk lebih giat belajar, sehingga mampu membawanya menjadi salah satu pelajar teladan yang bukan hanya mendapatkan beasiswa, tapi juga uang saku dari sekolah.
“Basic-nya saya terlahir dari orang tua kurang mampu, bahkan sewaktu kecil buat makan saja susah. Namun Alhamdulillah, dari SD – SMP saya mendapatkan beasiswa dan uang saku. Dan sejak kecil saya memegang prinsip kekurangan bukan halangan buat kita maju. Karena dalam hidup apapun bisa kita raih selama kita mau berusaha. Kalau di luar sana banyak yang berpikir tidak mungkin maju karena berasal dari keluarga tak mampu, justru bagi saya tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup. Terkadang, sebelum melangkah kita sudah dipatahkan oleh ketakutan yang muncul dalam diri kita. Padahal disaat kita melangkah, apa yang kita alami belum tentu sesuai dengan keburukan-keburukan yang kita takutkan. Bisa jadi itu suatu hal yang positif hanya saja kita tidak berani melangkah. Sehingga dalam hidup tidak ada kemajuan kalau kita tidak mau melangkah,” tutur Titi, bijak.
Mimpi Besar. Meski terlahir dari keluarga sederhana,namun sejak kecil Titi memiliki mimpi besar. Salah satunya mengangkat derajat dan martabat keluarga, agar tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Untuk itu, usai menamatkan pendidikan hingga ke jenjang Diploma I Perhotelan berkat jalur beasiswa, Titi mulai terjun ke dunia kerja.
Mengawali karier dari nol juga tidak membuatnya gengsi. Dimulai dari level waitress untuk eventwedding di hotel, hingga SPG counter handphone dan toko elektronik sempat ia lakoni.
Seiring waktu, Titi menyadari gaji yang didapat selama menjadi karyawan,menyulitkan dirinya untuk mewujudkan mimpi mengubah nasib keluarga. Karena selain habis untuk biaya hidupnya sehari-hari yang tinggal di Surabaya, Titi juga menyisihkan sebagian penghasilan untuk orang tuanya di Madura.
“Selain mengangkat derajat keluarga, saya punya mimpi one day saya akan menjadi wanita karier yang bawa mobil sendiri dan bisa beli rumah. Tapi saya berpikir kalau saya hanya karyawan dengan gaji ketika itu hanya Rp 1.250.000 per bulan, bagaimana saya bisa mewujudkan mimpi saya. Hingga pada suatu hari, saat bekerja di sebuah perusahaan elektronik, sebagai customer service ada wanita karier yang mau servis printer. Kemudian ia bercerita tentang pekerjaannya sebagai agent di sebuah perusahaan asuransi dengan income sebesar Rp 100 juta per bulan. Lalu beliau menawarkan saya untuk bergabung. Entah kenapa saat itu juga saya tergerak untuk meng-iya-kan. Meski saat itu, masih ada keraguan tapi hati kecil saya tetap menyakini ini bisa menjadi jalan bagi saya untuk mengubah nasib. Akhirnya, di tahun 2007 saya joindan selalu mengikutiapa saja yang dikatakanleader.Sampai suatu titik pendapatan saya melebihi gaji sebagai cuctomer service. Kemudian saya resign dari kantor dan saya fokus di perusahaan asuransi tersebut selama 3 tahun, yang kemudian juga mempertemukan saya dengan seorang nasabah lelaki yang saat ini menjadi suami saya,” kenang Titi.
Tak Berhenti Belajar. Bagi sebagian orang, dunia asuransi termasuk dunia yang sulit ditaklukkan. Apalagi, ketika itu, agent-agent asuransi masih dipandang sebelah mata bahkan kerap dianggap menghalalkan segala cara demi mendapatkan nasabah. Namun, stigma negatif tersebut tidak menyurutkan semangat Titi. Perempuan kelahiran Madura, 15 Juli ini, juga tidak segan mempelajari dunia barunya secara otodidak.
“Sejak awal terjun ke bisnis asuransi, saya learning by doing. Karena impianku mengalahkan rasa ketidaktahuan dan ketakutanku. Saya memperhatikanleaderketika prospek calon nasabah, dan seiring berjalannya waktu saya bisa prospek sendiri, dengan tetap didampingi leader tentunya. Segala sesuatu yang baru tidak mungkin kita langsung pintar, makanya tidak boleh berhenti belajar,” tekan Titi, yang saat ini juga melanjutkan pendidikan S1-nya yang sempat tertunda.
Melayani dengan Hati.Pembawaan Titi yang humble dan senantiasa melayani nasabah dengan tulus, mendorongnya untuk pindah ke PT. Allianz, yang dikenal sebagai perusahaan asuransi dengan pelayanan maksimal.
“Di tahun 2010, banyak pertimbangan yang membuat saya memutuskan untuk pindah. Salah satunya saya ingin memberikan yang terbaik untuk nasabah saya. Karena PT. Allianz memiliki banyak fasilitas yang menguntungkan nasabah. Salah satunya meng-cover biaya perawatan untuk penyakit kritis, yang biasanya memakan biaya yang sangat banyak dan tidak murah. Saya berusaha untuk melayani sepenuh hati, bukan hanya kepada nasabah-nasabah baru tapi nasabah saya di perusahaan lama ketika butuh support saat akan proses klaim dana asuransi mereka juga masih saya bantu,” tutur Titi, yang belum lama ini meraih achieved MDRT (Million Dollar Round Table). Yakni penghargaan skala internasional bagi marketing keuangan diseluruh dunia.
Kini, sayap bisnis asuransi Titi semakin luas dengan adanya 30 agent di bawah bimbingannya. Agent-agenttersebut tersebar di beberapa daerah seperti Surabaya-Jawa Timur dan Yogyakarta. Agar bisa bertumbuh bersama, Titi tidak segan berbagi ilmu dan pengalaman kepada mereka. “Selain menyiapkan sistem yang memudahkan kami para agent untuk berkembang, PT. Allianz juga sudah merancang materi yang bisa kami bagikan kepada para agent bimbingan,” tambahnya.
Jalani Bisnis Berlian. Banyak hal yang telah Titi dapatkan dari profesinya sebagai agent asuransi. Terutama dalam mewujudkan mimpi besarnya membahagiakan sekaligus mengangkat derajat keluarga. “Alhamdulillah, selain berkesempatan berkeliling dunia gratis yang dibiayai PT. Allianz, pendapatan dari asuransi juga memampukan saya untuk membangun rumah untuk orang tua di Madura, dan memberangkatkan keduanya ke Tanah Suci. Sejak awal tujuan saya terjun menjadi pebisnis memang demi memuliakan mereka. Dan saya yakin, jika kita memuliakan orang tua maka hidup kita pasti mulia,” doanya.
Sebagian dari pendapatan juga dialokasikan Titi untuk memanjakan diri sebagai bentuk penghargaan terhadap diri pribadi yang telah bekerja keras. Salah satunya dengan mengoleksi perhiasan berupa berlian. Dan di tahun 2011, hobi tersebut nyatanya menjadi jalan bagi Titi untuk menekuni bisnis baru.
“Awalnya saya hanya pelanggan seorang pengusaha berlian. Hingga akhirnya beliau mengajak saya join, menjadi partner bisnis tapi murni tanpa modal apapun. Beliau begitu mempercayai saya dengan memberikan barang senilai Rp 10 M untuk stok. Sejak itulah saya mulai berekspansi sebagai pengusaha berlian. Meski dijalani secara online, tapi pelanggan kami datang dari berbagai daerah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” tutur pemilik labelAurora Jewellery ini.
Menerapkan sistem pembayaran cash only, Aurora Jewellery mampu berkembang hingga saat ini. Namun, karena tergabung dalam organisasi Bhayangkari, Titi yang bersuamikan seorang abdi negara, juga melayani pembelian secara kredit khusus anggota komunitas istri polisi tersebut.
“Alhamdulillah, waktu saya ikut suami berdinas ternyata bisnis berlian saya growth. Di situ saya mulai menjalankan sistem cicil selama 5 bulan. Dan 2-3 tahun ini saya juga membuka arisan berlian yang dibuka untuk umum, dengan peserta yang Alhamdulillah selalu amanah. Saya juga berusaha untuk amanah dan senantiasa menjaga kualitas. Dengan sendirinya, bisnis ini terus berkembang dengan konsep getok tular. Jadi customer Aurora Jewellery tidak segan-segan mempromosikan berlian kami kepada kerabat atau teman mereka. Intinya, ketika kita bisa memberikan yang terbaik maka Allah SWT akan berikan yang terbaik dan luar biasa,” ujar Titi, penuh syukur.
Hikmah Pandemi. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia saat ini memiliki dua sisi pengaruh bagi dunia asuransi. Karena krisis saat ini berbeda dibandingkan dengan krisis-krisis sebelumnya. Sebab, pandemi COVID-19 tidak hanya menekan sektor ekonomi, tetapi juga mengancam kesehatan dan jiwa masyarakat. Kondisi itu lah yang menyebabkan pandemi Covid-19 membawa dua sisi pengaruh bagi sektor asuransi.
“Pandemi ini pastinya semua orang khawatir, takut. Tapi kalau menurut saya pandemi ini seperti seleksi alam. Dan saya merasa penyebaran virus corona justru menyadarkan masyarakat untuk lebih aware pada kesehatan dan jiwa mereka. Sehingga mereka memahami bahwasanya asuransi sangatlah penting. Pada akhirnyapandemimembuat bisnis asuransi terus bertumbuh. Saya juga bahagia menjadi bagian dari agent asuransi, karena kami terbiasa WFH dan bisa bekerja dimana saja. Semua ada di iPaddan bisa dijalankan secaraonline. Jadi meski pandemi kita tetap produktif. Saya juga bahagia, karena bisa membantu proses klaim nasabah disaat isoman, sakit kritis maupun meninggal akibatCOVID-19. Inilah hikmah pandemi,” papar Titi.
Demikian juga dengan bisnis berlian, meski tidak sedikit customer yang menjual berlian mereka, tapi Titi tetap bersyukur karena yang membeli juga cukup banyak. Sebab sebagian masyarakat yang terbiasa mengalokasikan dana untuk liburan namun tertunda akibat pandemi, justru mengalihkannya untuk berinvestasi lewat berlian.
“Bisnis berlian saya Alhamdulilah pandemi tetap survive. Allah SWT kasih rezeki-Nya entah darimana dan bagimana caranya. Sometimes, tiba-tiba ada yang chat saya dan memesan berlian kemudian langsung transfer pembayaran. Dan saya berprinsip untuk selalumenjaga amanah pelanggan dan nasabah, profesional sertamengutamakan pelayanan, karena pelanggan adalah raja. Intinya memberikan service yang terbaik,” tekan Titi.
Berikan Pancingan dan Kail. Dari bisnis-bisnis yang dijalankan, Titi berharap bisa terus berkembang, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. “Saya ingin punya bisnis di semua bidang. Ingin punya toko emas dan berlian, one day punya cabang bisnis asuransi diseluruh kota. Intinya saya ingin membuka lowongan kerja untuk banyak orang, karena kalau memberikan uang atau makanan tidak bertahan lama, ibaratnya sekedar memberikan ikan. Tetapi kalau kita berikan pancingan dan kail, mereka bisa berusaha sendiri. Hasilnya mungkin juga lebih banyak,” ujarnya.
Sebagai salah satu sosok perempuan sukses, pehobi traveling ini berpesan kepada perempuan Indonesia untuk tidak pernah takut berkarya dan tetap menjadi diri sendiri. Namun juga harus tetap menyadari posisi sebagai seorang perempuan. “Perempuan sepatutnya mandiri dan memiliki kemauan untuk maju. Jangan pernah bilang tidak sebelum berusaha, karena itu bisa menjadi mental block yang mematahkan semangat,” tutupnya.Laili
Makin Banyak Memberi, Makin Sering Menerima
Pernah merasakan susahnya hidup, menumbuhkan jiwa empati yang begitu tinggi dalam diri Titi. Untuk itu, ia tidak segan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk berbagi kepada sesama, terutama orang-orang terdekat.
“Saya masih ingat betul ketika pulang sekolah kemudian buka tudung saji tidak ada yang bisa dibuat makan, sering kali saya menahan lapar dan memilih tidur supaya tidak terasa. Oleh sebab itu, ketika orang-orang yang kurang beruntung datang kepada saya dan bercerita tentang hidup mereka, baru melihat mata mereka saja saya bisa mengerti kepedihan mereka, karena saya pernah berada diposisi itu. Makanya saya ingin rezeki yang saya dapat bisa bermanfaat, tidak hanya buat saya dan keluarga tapi jugauntuk orang-orang sekitar yang membutuhkan. Sebab saya percaya semakin banyak memberi maka Allah semakin kasih lebih dan jalan untuk kita juga semakin diluaskan,” ungkap Titi.
Diyakini Titi, bahwasanya apa yang ia gapai saat ini juga tidak lepas dari keberkahan yang telah Allah SWT anugerahkan kepadanya. “Sejak saya bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri, satu hal yang tidak pernah saya tinggalkan selama perjalanan hidup saya adalah sedekah. Karena saya percaya bahwa sedekah itulah yang bisa mewujudkan semua mimpi saya,” tegasnya.
Muliakan OrangTua dan Kejar Ridho Suami
Selain sedekah dan memuliakan orang tua, Titi juga senantiasa menjaga keridhoan suami. “Allah SWT berikan begitu banyak anugerah dalam hidup saya, terutama suami yang luar biasa. Bagi sayatidak ada seorang istri yang hebat, yang ada adalah suami yang luar biasa. Karena suami mampu menurunkan egonya, mengizinkan istrinya berkarya itu tidak mudah. Bisa jadi kalau Allah SWTtidak memberikan saya suami yang mengizinkansaya bekerja, tidak akan ada saya hari ini. Karena suami ridho, maka Allah SWT pun ridho sehingga saya bisa jadi seperti ini,” tekan Titi.
Untuk mengejar keridhoan suami, Titi berupaya untuk selalu menundukkan egonya. Ia berpendapat, ketika seorang perempuan memiliki penghasilan yang lebih besar dibanding suami maka akan muncul sifat egois bahkan sombong. “Saya selalu belajar, berapa pun pendapatan suami akan saya letakkan dikepala. Sebab bukan saya yang hebat, tapi suami yang luar biasa, karena suami yang ridho. Bagaimana pun hebatnya seorang istri, harus tetap sadar posisi suami sebagai pemimpin keluarga yang harus dihargai. Sehebat apapun kita berkarya, kita tetap seorang istri yang wajib patuh dengan suami,” tuturnya, penuh nasehat.
Profesi Titi sebagai agent asuransi dan pengusaha berlian yang memungkinkan dirinya untuk bekerja dari rumah atau dimana saja, juga suatu hal yang ia syukuri. Karena sambil bekerja dan berbisnis, ia tetap bisa menjalani perannya sebagai istri dari Kompol Ridwan Maliki. Sik. Mik dan ibu dari dua putri cantik, Rachmeida Aurora Maliki dan Reyhana Alexandra Maliki.
“Bagi saya prioritas kesuksesan seseorang bisa dinilai dari keluarganya. Di saat rumah tangganya harmonis dan bahagia, itu kesuksesan utama dalam hidup. Kenapa saya bisa berkembang di bisnis asuransi?Karena saya bisa jadi seorang istri, ibu, saya tetap bisa menjadi diri sendiri, bisa menjadi bhayangkari. Semua bisa berjalan beriringan dan seimbang, dibisnis asuransi ada sekretaris yang bantu saya, dibisnis berlian ada keponakan yang back up. Jadi semakin Allah kasih tanggung jawab, kita bisa mendelegasikan kepada orang-orang yang kita percaya. Apalagi saya dan anak-anak stay di Surabaya, sedangkan suami dinas di Jakarta dan weekend baru pulang. Sebisa mungkin saya membuat anak-anak tidak merasa Pipinya jauh, jadi kami selalu keep contact supaya suami juga tetap bisa melihat tumbuh kembang anak-anak,” jelasnya.
Bagi Titi, suami adalah support system terbaiknya hingga detik ini yang senantiasa mendukung apa pun yang Titi lakukan selama itu baik dan benar. Dengan penuh kesabaran tidak jarang sang suami menjadi rem atau bahkan jadi penunjuk arah di saat Titi dalam kebingungan untuk memutuskan sesuatu.
“Perbedaan pendapat terkadang ada, apalagi saya orangnya keras. Tapi semua itu bisa kami lewati dengan komunikasi dua arah. Dalam hal berbagi, saya percaya dengan matematika langit. Di saat kita ikhlas memberi 1, Allah SWT akan mengganti berkali-kali lipat. Belajar dari pengalaman hidup saya, kunci sukses adalah mengejar ridho suami dan orang tua, jangan lupa disempurnakan dengan sedekah dan pastinya jangan lupa kerja keras dan melangitkan doa,” pungkasnya.
Info Lebih Lanjut:
Instagram :@aurora_jewellery_berlian_eropa