Crowdfunding Typography Banner
Agency Director Prudential

Steven, Jangan Pernah Kehilangan Keyakinan Diri, Kunci Sukses Meraih Impian

Bagikan:

1

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Tempaan kerasnya kehidupan masa kecil menjadi pemecut dan energi luar biasa bagi sosok atletis energik bernama Steven untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Dengan tekad dan semangat membara, ia berjuang merintis karier hingga kini bisa meraih posisi yang sangat prestisius di dunia asuransi, sebagai Agency Director di Prudential, sebuah perusahaan asuransi papan atas Tanah Air. Berbagai penghargaan ia dapatkan atas prestasi-prestasi gemilang yang telah ditorehnya, bahkan penghargaan tinggi dalam bidang asurasi pun ia raih, yaitu Penghargaan PCC (President’s Cabinet’s Club) dimana hanya dibawah 1% agent asuransi yang pernah mendapatkannya.

Terlahir dalam keluarga broken home, bahkan sejak Steven masih dalam kandungan ketika kedua orangtuanya berpisah. Sang Ibu yang berasal dari keluarga sederhana tidak mampu menghidupi keluarga karena keterbatasan ekonomi, sehingga terpaksa Steven kecil yang masih bayi diberikan dan diasuh oleh bibinya, yaitu kakak ibunya.

Namun, karena tuntutan pekerjaan bibinya sebagai baby sitter yang jarang pulang ke rumah, sehari-hari Steven diasuh oleh kakak sepupu, anak perempuan bibinya. Kakak sepupu inilah yang dianggap sebagai sosok ibu bagi Steven. Sosok yang menuntunnya berjalan, sosok yang mengajari ABC pertama, sosok yang memberi makan saat kecil dan mengantar dirinya ke Sekolah Dasar.

Pada saat Steven memasuki kelas 2 SD, kakak sepupunya harus pergi bekerja ke sebuah perusahaan yang cukup jauh dari tempat tinggal, sehingga Steven harus belajar hidup mandiri. Ia harus bepergian ke mana-mana dengan naik angkot sendiri. Bahkan belanja berbagai keperluan dan memasak untuk makanannya sendiri . Masa masa ini dikenangnya sebagai masa-masa awal yang membentuk karakternya sebagai manusia yang mandiri,tangguh, dan kuat.

Dalam keterbatasan itu, Steven tetap berprestasi di sekolah. Ia selalu meraih juara 1, 2, atau minimal juara 3 di kelas, selama 3 tahun berturut-turut. Ia pun didapuk menjadi Ketua Kelas, cikal bakal Steven belajar tentang leadership).

Sayangnya, seiring waktu, ketika memasuki kelas 4 SD, Steven mulai terpengaruh kenakalan masa kanak-kanak, apalagi tidak adanya pengawasan dari orang tua. Akibatnya, ketika di kelas 5 SD, ia terpaksa di-drop out dari sekolah dan nyaris tidak mau melanjutkan pendidikan lagi. Sang kakak sepupu pun memindahkannya ke daerah kecil tempat ia bekerja untuk melanjutkan pendidikan Steven di sekolah baru.

Hobi sebagai Kunci Keberhasilan

Hobi yang sangat bermanfaat bagi Steven adalah membaca buku. Sejak SD ia sangat gemar membaca buku-buku tentang science, sejarah, ekonomi, budaya, dll. Hingga hari ini, hobi ini tetap dilakukannya dan inilah salah satu rahasia keberhasilannya. Steven meyakini bahwa pengetahuan tidak hanya dibatasi oleh gelar pendidikan formal, tetapi pengetahuan kita bisa terus berkembang melalui pembelajaran setiap hari, salah satunya melalui buku.

Hobi lain yang membentuk jiwa sportifitas dan daya juang dalam diri Steven adalah olahraga, seperti fitness, running, swimming dan basket. Sejak remaja ia sudah memiliki impian menjadi seorang pemain basket profesional. Setiap hari ia berlatih keras walau dengan sumber daya yang terbatas. Seringkali ia harus berjalan kaki pulang pergi ke tempat latihan karena tidak punya ongkos naik angkot.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan makanan bergizi juga sulit dipenuhinya, karena makanan sehari-hari hanya mengandalkan catering atau rantangan murah dengan lauk seadanya. Namun tantangan itu tidak melemahkan impiannya, justru tekad Steven semakin kuat. Beberapa medali perlombaan lokal diraihnya di tingkat pelajar dan masuk ke club basket amatir di kotanya. Di masa-masa ini Steven membangun karakter disiplin, kerja keras, dan pantang menyerah.

Hingga suatu hari, sebuah pengalaman mengubah mindset Steven. Ada seorang pemain profesional yang didatangkan dari club besar. Pemain itu sangat hebat. Namun Steven menyadari keadaan ekonominya yang pas-pasan tidak cukup ditopang hanya dari pendapatan seorang pemain pro. Karena setelah ia mencari tahu, ternyata bayaran sebagai pemain pro hanya dihargai di bawah 15  juta  rupiah per bulan.

Steven yang masih remaja saat itu mulai berpikir prioritas dalam hidupnya. Kecil kemungkinan sukses secara finansial jika hidup sebagai atlet, apalagi kalau bukan level nasional. Pengalaman ini menggeser paradigma Steven yang masih remaja. Ia sadar bahwa dalam hidup ada PRIORITAS yang harus didahulukan, bahwa kita tidak bisa sekadar menjadi manusia yang idealis dan bertahan dengan kemauan kita.

Mengejar Impian Raih Prestasi

Steven kemudian menetapkan prioritas sekaligus merupakan target dalam hidup yang akan diperjuangkannya. Ia mulai bekerja sampingan sepulang sekolah. Mulai dari bekerja di pabrik, hingga minimarket. Karena saat itu yang ia tahu, bekerja sebagai karyawan adalah pilihan satu-satunya. Apalagi, Steven tidak mempunyai role model orang tua pengusaha atau professional sehingga pada awal ia hanya mampu berpikir mau menjadi employee atau pegawai. Namun, sekitar empat bulan bekerja, ia mulai merasa bahwa itu bukan jalan terbaik menuju sukses, bukan bidang yang ada JENJANG KARIER. Sehingga akhirnya ia resign dan tidak pernah mau menjadi employee lagi seumur hidupnya.

Kemudian Steven mulai berkenalan dengan bisnis network marketing (bisnis tanpa modal). Di masa inilah ia banyak belajar tentang mengembangkan positive mindset, skill bagaimana berkomunikasi dan berhubungan dengan orang serta belajar hal-hal mengenai marketing.

Setelah lulus SMA, Steven mencoba beberapa bidang usaha. Ia pun mengalami jatuh bangun dan pasang surut dalam berbisnis. Baginya, semua tantangan dan kendala dalam bisnis itu sesuatu yang lumrah, justru menjadikannya semakin matang dan tough. Namun, hal yang membuatnya sangat terpukul, ketika berusia 27 tahun, pria kelahiran 20 Juli 1988 ini, mengalami masa-masa tersulit dalam hidupnya. Kakak sepupu yang dianggapnya sebagai ibu sendiri meninggal dunia karena sakit. Orang terpenting dalam hidupnya pergi sebelum ia sukses dan ia merasa belum mampu membalas kebaikannya, Tepatnya pada tahun 2015 menjadi tahun yang kelam bagi Steven. Ia kehilangan semangat dan mengalami beberapa masalah.

Sampai pada tahun 2016 Steven menikah dengan keadaan ekonomi yang sangat sulit. Ia hanya bisa tinggal berdua dengan istrinya di kamar kost seharga Rp. 400.000,- / bulan dan itu pun sering menunggak tagihan. Makan sehari-hari sangat irit. Tidak jarang hanya makan satu kali sehari. Steven masih ingat ketika mau makan buah hanya bisa beli kualitas kelas 2 yang hampir expired di supermarket buah dengan harga promo.

Dulu Steven sangat malu dengan kondisi demikian, namun hari ini, ketika kariernya mulai menuju ke arah kesuksesan, ia menyadari terkadang Tuhan mengizinkan kita mengalami masa sulit agar kita bisa belajar sesuatu, bertumbuh, dan menjadi INSPIRASI bagi orang lain. Terutama bagi teman-teman yang saat ini mengalami masa sulit. Steven berpesan, ‘Jangan pernah menyerah, Anda boleh kehilangan apapun, tetapi jangan pernah kehilangan KEYAKINAN Anda, karena hanya dengan KEYAKINAN lah, Anda bisa meraih kembali hal-hal yang telah hilang bahkan memperoleh YANG LEBIH BAIK’.

Reputasi Membanggakan

Setelah menikah, Steven bergabung ke perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia sebagai Financial Consultant Prudential. Awal mula perjuangan sangat berat karena hampir tidak ada biaya operasional, sementara untuk makan pun terkadang susah dipenuhi. Dengan sisa-sisa sumber daya yang ada, Steven berpakaian rapi, berjalan kaki dari 1 toko ke 1 toko lainnya untuk menjelaskan manfaat asuransi. 99 % nasabahnya berasal dari cold call (Orang yang sebelumnya sama sekali tidak dikenal).

Setelah dua tahun berjuang, Steven berhasil meraih prestasi Top 10 National Mid Year Leader Challenge. Kemudian promosi ke Associate Agency Director, lalu meraih penghargaan PCC (Hanya Top 1 % orang yang berhasil mencapai pencapaian ini di industri asuransi). Pada tahun 2019 ia mendapatkan Promosi Agency Director  dan sejak saat itu segalanya menjadi lebih baik.

Steven memiliki anak yang sangat dikasihinya bernama Veylin Levinzky, yang lahir pada tahun 2019. Sesuai harapannya, ia memiliki anak pada saat keadaannya sudah cukup baik. Bisa tinggal di perumahan yang sangat nyaman, punya bisnis yang berjalan dengan baik, setiap tahun konsisten meraih penghargaan dan reward jalan-jalan ke luar negeri seperti ke beberapa negara di Eropa. Yang terbaru pada 2023 ini Steven baru pulang jalan-jalan dari New York, Amerika. Dan berturut turut terdaftar sebagai Member MDRT (Kualifikasi agen asuransi tingkat internasional).

‘Komitmen dan dedikasi untuk pelayanan jangka panjang’ sering disuarakan oleh suami dari  Difka Natasya  ini. Ia yakin profesi sebagai pebisnis asuransi adalah profesi yang mulia karena menolong nasabah-nasabah yang membutuhkan pada saat kemalangan seperti sakit, kecelakaan, meninggal dunia. Menurut Steven, profesi ini harus dijalankan dari hati yang tulus, karena seumur hidup harus melayani nasabah. Jadi sebuah profesi yang membutuhkan komitmen dan dedikasi yang kuat.

Visi ke depan Steven adalah membangun team besar dengan misi pelayanan yang lebih baik lagi kepada para nasabah. Sementara secara pribadi Steven ingin berkontribusi lebih besar dalam hal sosial seiring perjalanan menuju sukses karena ia sendiri pernah merasakan sedihnya hidup sebagai orang yang tidak punya uang. Menurutnya, kemiskinan sering menjadi akar dari berbagai masalah, dan orang miskin sering diabaikan, sering ditinggalkan, kalau bukan kita yang mulai mengulurkan tangan, siapa lagi …? Apa pun agama kita, apa pun suku bangsa kita, kita semua adalah saudara dalam kemanusiaan.

“Jika hari ini kita diberkati dengan kesuksesan, jangan pernah meninggikan hati dan menjadi sombong. Namun jadilah manusia yang rendah hati, tetap belajar, bersyukur dan mau berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan sehingga selama kita diizinkan hidup, kita berdampak positif untuk orang-orang di sekeliling kita,” tegas Steven dengan bijak.

Bagi teman-teman yang ingin berkenalan dengan Steven boleh mampir ke instagramnya di @ levinzky_steven; Business inquiry : email rafaeling7@gmail.com.

Bagikan:

Bagikan: