Owner Mommy Sann Cake & Bakery

Santi Supriyadi, Banjir Orderan Kue hingga Puluhan Ribu Box per Bulan

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Inovasi dan terus konsisten menjaga kualitas membuat bisnis Mommy Sann Cake & Bakery terus berkembang. Kini usaha yang digawangi Santi Supriyadi dan suaminya, Agus Wahyudin mampu meraih penjualan hingga puluhan ribu box per bulan.

Banyak pebisnis sukses mengawali usahanya dari sebuah hobi. Seperti halnya Santi Supriyadi yang memiliki hobi membuat kue (baking) dan menjadikannya lahan bisnis sejak tahun 2016. Saat masih kecil, ia kerap melihat ibunya membuat berbagai jenis kue kering dan kue basah. Ia pun mulai tertarik untuk ikut mencoba membuat kue dan aneka masakan.

“Ibu saya dulu membuat aneka jenis kue untuk dijual, kebetulan keluarga kami juga mempunyai usaha tempat makan. Dari sanalah saya memiliki basic baking,” cerita Santi.

Setelah lulus kuliah, Santi tidak terlalu fokus mengembangkan hobi baking. Ia kemudian menikah dan memutuskan bekerja di sebuah perusahaan. Namun, ketika hamil anak pertama, kandungannya agak lemah. Hingga ia pun memutuskan untuk resign dan fokus menjaga kehamilan.

“Saya pernah mengalami pendarahan saat hamil karena terlalu lelah bekerja.  Saya kemudian diminta memilih antara pekerjaan atau kehamilan, akhirnya saya putuskan resign,” kenang perempuan kelahiran Subang, 15 Juni ini.

Kejenuhan yang Menghasilkan. Selama masa kehamilan, Santi hanya berdiam diri di rumah. Ia pun merasa jenuh karena termasuk orang yang suka melakukan banyak aktivitas. Saat itulah, ia kembali melakukan hobi baking dengan membuat beberapa jenis kue yang disajikan untuk suami dan keluarganya.

“Tiap selesai membuat kue, saya iseng posting di media sosial. Ternyata ada orang yang berminat untuk memesan. Saya lalu berpikir kenapa nggak dijadikan bisnis. Akhirnya saya benar-benar mulai serius merintis bisnis baking sejak tahun 2016,” paparnya.

Pisang Bolen menjadi menu pertama yang Santi tawarkan. Karena ia melihat di kota tempat tinggalnya di Karawang belum banyak yang menjual pisang berbalut kulit pastry tersebut. “Di awal menjalani bisnis promosi yang saya andalkan hanya dari mulut ke mulut dan Facebook. Meski belum seramai sekarang namun dari Facebook itulah pesanan yang masuk mulai banyak berdatangan,” jelas Santi, yang membuka outlet pertama dari teras rumah.

Hikmah Pandemi. Tak seperti kebanyakan bisnis yang mengalami dampak buruk pandemi COVID-19, puncak penjualan kue kreasi Santi justru terjadi di masa pandemi. Saat itu Santi menerima banyak pesanan lewat ojek online hingga jasa titip (jastip) dari luar kota yang berdatangan memesan produk kuenya.

“Sebelum pandemi sebetulnya penjualan online kue saya sudah cukup banyak, namun ketika pandemi justru pemesanan meningkat,” ujarnya bangga.

Di saat kebanjiran orderan itulah, Santi merasa tidak mampu menangani bisnis baking sendiri. Setelah berdiskusi dengan suaminya, Agus Wahyudin yang bekerja sebagai karyawan swasta akhirnya memutuskan untuk resign. Agar bisa ikut menangani orderan yang terus membludak.

“Dengan bergabungnya suami, otomatis power kami makin bertambah. Sehingga  kami bisa lebih fokus mengembangkan usaha. Awalnya kami tidak punya karyawan, seiring waktu karyawan yang kami rekrut kian bertambah. Sampai sekarang di satu outlet saya punya 12 orang karyawan. Masya Allah, saya bersyukur bisnis baking saya justru berkembang pesat di masa pandemi,” tuturnya semangat.

Terus Berinovasi. Banyaknya pengendara ojek online dan jastip yang datang ke rumah Santi untuk membeli pesanan kue dari konsumen. Hal ini membuat Santi sempat dikomplain beberapa tetangga di lokasi perumahan tempat tinggalnya karena mereka merasa terganggu. Akhirnya Santi dan suaminya memutuskan untuk memindahkan outlet tersebut ke sebuah ruko.

Alhamdulillah usaha kami semakin berkembang dengan adanya toko fisik. Ketika masih berjualan di rumah sistemnya hanya pre order. Namun, ketika outlet pindah ke ruko kami mulai menyediakan ready stock dengan sumber daya manusia (SDM) yang cukup banyak sampai sekarang,” jelasnya.

Toko kue yang diberi nama Mommy Sann Cake & Bakery ini membuat berbagai macam jenis kue. Selain Pisang Bolen juga ada Japanese Cake. “Sebetulnya produk pelopornya Mommy Sann Cake & Bakery adalah Japanese Cake Mini Mommy Sann atau J Mimo, yang memang di Karawang belum ada yang membuat. Saya juga belum lihat ada yang membuat cake seperti ini di luar kota Karawang,” ujarnya bangga.

Dijelaskan Santi, Japanese Cake sebenarnya pernah trend di tahun 2017, tapi saat itu tidak ditambahkan topping. Santi pun melakukan inovasi dengan memberikan aneka topping seperti keju, coklat, tiramisu dan sebagainya supaya Japanese Cake lebih menarik. Ternyata banyak konsumen yang suka.

Bukan itu saja, demi memanjakan  customer, ia juga menyediakan 1 box Japanese Cake berisi 9 rasa berbeda. Tak heran bila kini Japanese Cake Mini Mommy Sann atau J Mimo menjadi best seller yang sangat diminati konsumen.

Jaga Kualitas. Selain terus berinovasi, Santi juga berupaya untuk senantiasa menjaga kualitas produk yang ditawarkan Mommy Sann Cake & Bakery. Salah satunya dengan mempertahankan mutu bahan baku. Karena baginya, bisnis kuliner termasuk bisnis yang erat kaitannya dengan lidah. Untuk itu, kualitas bahan akan memengaruhi kualitas rasa yang dihasilkan. “Intinya, harus terus fokus pada kualitas produk,” tandasnya semangat.

Ia juga konsisten mempromosikan usahanya di media sosial. “Dari awal usaha sampai sekarang saya belum pernah melakukan pemasaran dengan cara endorse. Saya konsisten saja untuk posting di Instagram mommysann_id. Dari tahun 2020 admin saya posting konten-konten produk Mommy Sann Cake & Bakery, termasuk dari reels di Instagram,” jelasnya.

Santi juga rutin memberikan promo diskon sebulan sekali. Namun sudah hampir satu tahun ini ia belum mengadakan promo diskon lagi, mengingat kenaikan harga bahan baku pada saat pandemi hingga sekarang.

“Waktu pandemi harga bahan baku rata-rata naik seperti minyak dan telur sedangkan saya tidak menaikkan harga jual. Harga produk Mommy Sann Cake &  Bakery menurut saya masih terjangkau, yang penting  selalu konsisten untuk posting di media sosial,” tambahnya.

Saat ini Santi dibantu karyawan membuat konten di Instagram dan juga ada admin WhatsApp. Ia merasakan besarnya manfaat media sosial untuk memasarkan usahanya di era digital ini.

“Kalau Instagram sangat menunjang sih. Untuk pelaku usaha yang punya bisnis di  era 2020 ke atas, Instagram memang happening apalagi sekarang ada TikTok. Hanya saja Mommy Sann belum melakukan promosi di TikTok karena kesibukan karyawan di outlet. Saya melihat media sosial sangat menunjang untuk pebisnis di era digital ini,” jelasnya.

Kini kerja keras Santi dan suaminya berbuah manis. Pencapaian  Mommy Sann Cake & Bakery dari awal usaha di 2016 hanya bisa menjual 800-900 box dalam satu bulan, sekarang bisa mencapai hampir 12.700 box dalam satu bulan. “Tidak ada yang tidak mungkin atas kehendak Allah. Masyaallah…,” ungkap Santi penuh syukur.

Persaingan dan Tantangan. Dalam menghadapi persaingan bisnis, ibunda dari Almeer ini tidak pernah mengkhawatirkan adanya pesaing. Ia memiliki prinsip dalam berbisnis harus selalu fokus pada bisnis sendiri. “Ketika ada menu baru yang tengah happening di luaran, kami tak langsung ikut-ikutan menjual. Namun ditelaah dulu, apakah produk tersebut hanya viral saja atau bisa long time. Kalau sekedar viral saja maka saya tidak akan membuatnya,” papar Santi bijak.

Demikian juga ketika menyikapi tantangan dalam menjalani bisnis, salah satunya saat menghadapi SDM. Santi bahkan tak segan merekrut karyawan non pengalaman untuk kemudian ia didik sehingga bisa menjalankan tugas yang diemban. “Saya merekrut karyawan kebanyakan dari basic nol dan benar-benar saya didik mereka dari dasar sampai mereka mampu membuat kue sesuai standart kami. Apalagi saya tipe orang yang perfeksionis termasuk dalam membuat kue agar hasilnya oke banget,” jelasnya.

Santi pun bersyukur bisnis kuliner yang telah berjalan selama 7 tahun ini mampu bertahan dan berkembang stabil.

Bahu Membahu Kembangkan Bisnis Bersama Suami

Pencapaian Santi meraih sukses dari bisnis cake & bakery tak lepas dari dukungan keluarganya. Khususnya sang suami, yang menjadi support system luar biasa bagi Santi. “Di awal membangun bisnis, terkadang saya hanya sendirian membuat pesanan hingga pukul 2.30 pagi. Istirahat sebentar kemudian lanjut lagi. Saat suami sedang bekerja di kantor saya terkadang menelepon sambil menangis. Tapi suami memang dari dulu tidak mau memaksakan dan semua terserah pada diri saya dalam mengelola usaha ini. Support system suami luar biasa sampai akhirnya ia resign untuk membantu saya mewujudkan bisnis sampai sebesar ini, kita berdua saling mendukung,” kenang Santi tersenyum.

Sebelum sang suami bergabung dan memiliki karyawan, Santi kerap juga kesulitan membagi waktu. Namun kini ia bisa bernafas lega karena para karyawan yang dibimbing mampu mengerjakan tugas yang diberikan. “Alhamdulillah sekarang saya bisa fokus memprioritaskan keluarga sendiri, dan sebagai wanita pebisnis meskipun disibukkan dengan padatnya aktivitas usaha tetapi yang penting priotitas nomor satu adalah keluarga,” tegasnya.

Ke depannya, Santi masih ingin menggapai impiannya untuk membuka cabang usaha di Jakarta dalam waktu dekat. “Selama ini customer kebanyakan dari Jakarta, kemudian dari Bekasi, lalu Karawang. Dulu saya pernah tinggal di Bandung, jadi saya juga ingin buka cabang di Bandung. Tapi karena memang customer dari Jakarta peminatnya paling banyak, maka dalam waktu dekat ini saya ingin buka cabang di Jakarta, dan berikutnya di kota-kota lain. Semoga bisa terealisasi,” harapnya.

Bagikan:

Bagikan: