MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kreativitas, kegigihan, dan keuletan Samurti Suara Fajar menjadi kunci sukses untuk meraih impiannya, baik sebagai lawyer maupun pebisnis. Sebagai praktisi hukum, ia selalu upgrade ilmu. Dalam menjalankan bitataitalia benetton outlet online shop harmont&blain benetton on line sito geox tata calzature emme marella saldi benetton saldi donna marella coprispalle vestiti benetton saldi tata shop online harmont & blaine outlet donna gabs outlet saldi geox scarpe marella monochrome snis, ia pun berusaha menghadapi apa pun tantangan, terutama di era digital yang sangat dinamis.
Di era globalisasi dan serba digital saat ini, Indonesia menghadapi segala gempuran yang datang baik dari dalam maupun luar negeri. Menurut Samurti Suara Fajar, dalam menghadapi tantangan tersebut, Indonesia memiliki nilai-nilai unggul antara lain dalam hal kreativitas. Salah satunya produk kerajinan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkualitas. Namun ia menilai support Pemerintah masih belum maksimal dalam hal permodalan, penyediaan pasar, dan strategi pemasaran.
“Orang-orang kita kreatif- kreatif banget, kurangnya di modal ya jadi kesulitan di modal. Nah kalau sudah ada modalnya terhalang lagi di pemasaran, terhalang di distribusi, terhalang di regulasi,” ujar wanita cantik yang akrab disapa Sifa ini.
Kreativitas anak- anak muda saat ini menurutnya juga sangat luar biasa, hanya saja masih kurang dalam hal attitude. “Sekarang ini banyak berita bullying dan segala macam, jadi anak- anak zaman sekarang perlu lebih ditingkatkan pendidikan moralnya, diajarkan budi pekerti. Saya yakin anak-anak sekarang pintar tapi attitude-nya kurang, budi pekertinya kurang, itu seharusnya yang lebih ditanamkan,” tambah wanita kelahiran Semarang, 19 Oktober tersebut.
Sifa pun mengingatkan para orang tua untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anaknya terutama di usia dini atau remaja. “Saat anak menggunakan gadget, jangan lupa pengawasannya, apalagi anak kecil belum bisa memilih mana yang benar dan tidak benar. Jadi tetap perlu kontrol dari orang tua dan dari guru saat di sekolah. Anak harus dididik, jangan hanya diberikan pelajaran atau ilmu,” papar lulusan S1 Hukum ini.
Selain kreativitas dan kegigihan, keuletan juga diperlukan untuk meraih sukses. Seperti halnya Sifa, yang merupakan anak bungsu tapi kegigihannya dan keuletannya tidak seperti anak bungsu yang biasanya dimanja orang tua. Sejak sekolah SMA, ia sudah suka berbisnis. “Bagi saya bisnis itu kaya hiburan dan hobi. Tentu ada tantangannya ya kaya sekarang ini kan tantangannya adalah digital. Jadi penjualan sekarang sudah lewat e-commerce. Dulu di e-commerce penjualan hanya upload foto tapi sekarang sudah ada live-nya, tapi kita sulit menemukan SDM yang bisa buat live untuk penjualan produk di e-commerce. Jadi promosinya susah, karena SDM harus mampu dan berbakat untuk bicara dan menarik konsumen. Lain halnya dengan admin itu mudah dicari, untuk jaga toko juga mudah, padahal persaingannya sekarang di e-commerce,”paparnya.
Sifa juga berencana merintis pengembangan bisnis property karena harga property selalu naik. “Semoga secepatnya ya doakan saja, semoga ada kesempatan,” harapnya.
Lebih dari itu, wanita cantik ini juga aktif berkegiatan sosial. Sifa tergabung dalam organisasi Empower Youth Indonesia, yang antara lain menjalankan kegiatan ‘Aku Mengajar’, yaitu mendidik anak-anak di daerah pelosok. Dan saat ini, ia tergabung dalam Indonesia Roller Sport Federation di Bagian Legal.
Dunia Pengacara Sebagai Passion. Tak hanya mengembangkan bisnis sebagai penyaluran hobi, Sifa pun sukses menjadi lawyer dan memiliki kantor pengacara sendiri. Baginya, menjadi lawyer sudah seperti panggilan hati. “Jadi lawyer itu sudah kaya passion sebenarnya, tapi bisnis juga passion saya ya,” ujarnya tersenyum ramah.
Sifa melihat perkembangan dunia hukum di Indonesia saat ini masih tumpul ke atas tapi tajam ke bawah. Sebagai praktisi hukum, ia pun dituntut untuk selalu upgrade ilmu karena setiap pergantian pemimpin akan ganti regulasi.

“Aturan-aturan yang dibuat oleh pejabat yang baru itu pasti peraturan baru juga. Nah kita harus upgrade dan update kualitas diri, banyak berdiskusi dengan sesama rekan dan lebih bagus lagi dengan senior karena jam terbangnya lebih tinggi,” jelas Sifa yang sudah 15 tahun mendedikasikan diri menjadi seorang lawyer profesional.
Fenomena No Viral No Justice yang marak di media sosial menurut Sifa muncul karena banyak kasus yang tidak tersentuh penegak hukum. “Ini karena hukum masih tajam ke bawah tumpul ke atas, jadi perkara yang tidak tersentuh hukum bisa viral. Ini di satu sisi bagus, tapi di satu sisi lagi tidak bagus. Bagusnya perkara-perkara yang lambat penyelesaiannya akan menjadi lebih cepat setelah diviralkan. Namun ada perkara yang kadang dipaksa diviralin,” tutur Sifa sambil menegaskan bahwa berita-berita yang harus diviralkan memang perlu, tapi kita sebagai masyarakat jangan menilai bahwa berita yang viral itu selalu benar.
Sifa juga menilai perlunya pengawasan pemerintah, perbaikan regulasi dan sistem dalam mencegah pejabat negara melakukan tindakan korupsi. “Seseorang bisa korupsi karena sistemnya memberikan kesempatan, ada kelonggaran atau celah. Jadi untuk menghindari itu ada semacam pengawasan dari dalam maupun eksternal dan itu sebenarnya sudah ada hanya kurang maksimal ya,” ujarnya.
Perempuan Harus Kuat Secara Finansial
Sebagai perempuan, Sifa sangat memperhatikan sisi penampilan. Tampil cantik, sehat dan segar merupakan cara kita untuk menghargai atau mengapresiasi diri sendiri. “Nah kalau saya berdandan, kalau saya wangi itu sebenarnya bukan untuk orang lain, itu untuk diri saya sendiri,” tambah wanita yang hobi traveling ini.
Sifa juga menekankan bahwa perempuan harus kuat secara finansial untuk membahagiakan diri sendiri. Perempuan nantinya akan menjadi seorang ibu dan masa depan anak di tangan kita. “Anak ini tidak bisa besar hanya dengan pelukan atau kasih sayang, jadi anak ini butuh biaya buat masa depan,” tegas ibu dari Abimana Ronald Aryasatya (Kelas 4 SD) ini.
Sebagai pengacara dan pebisnis, Sifa juga menghadapi berbagai tantangan. Ia pun memiliki beberapa tips untuk meraih sukses. “Kalau kita jatuh ya bangun lagi. Jangan pernah takut, yang namanya kita berjuang itu pilihannya ada dua, menang atau kalah, tapi kalau sudah kalah tidak bangun lagi ya sudah stuck kalah. Tapi kalau kalah kemudian kita bangun lagi masih ada kesempatan untuk kita menang lagi. Jadi kalau jatuh ya bangun lagi, kalau jatuh 100x ya bangunnya juga harus 100x, jangan jatuh 100x bangunnya 99x ya berarti kalah,” paparnya bijak.
Lulusan terbaik S1 Hukum di kampusnya ini, merasa sukses saat bisa meloloskan anak magang di kantor pengacaranya, kemudian anak tersebut bisa membuka kantor pengacara sendiri. “Saya ikut bangga dia berhasil, karena ilmu yang saya berikan berguna, saya anggap diri saya telah sukses,” tandasnya.
Saat ini ada empat orang lulusan S1 Hukum yang magang di kantor pengacara milik Sifa. Ia tidak ingin menerima anak yang magang dalam jumlah banyak supaya bisa memberikan ilmu secara maksimal. “Lebih baik saya terima 3 sampai 4 orang saja tapi ilmu yang saya berikan itu maksimal terserap dan saya mengajar lebih fokus,” tutur Sifa yang ingin suatu saat traveling keliling dunia dan terus update dan upgrade diri.