MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebagai perempuan tangguh, Reny Rosiana kerap merasa prihatin dengan nasib perempuan-perempuan lain yang kurang beruntung. Terutama mereka yang secara financial sangat bergantung pada lelaki. Untuk itu, ia membangun bisnis-bisnis baru yang mampu memberdayakan kaum hawa terdekatnya agar mandiri dan berpenghasilan sendiri. Pengusaha property asal Yogyakarta ini, bahkan menyisihkan sebagian keuntungan yang didapat untuk mendukung aksi sosialnya itu.
Meniti karier sebagai seorang teller di sebuah bank bukan hanya membatasi kemampuan Reny Rosiana untuk berkembang, tapi waktu yang tersisa untuk keluarga juga kian terbatas. Demikian juga dengan penghasilan yang ia rasa bertambah dengan lambat. Keadaan inilah yang mendorong wanita cantik yang akrab disapa Rina ini, untuk resign.
“Setelah resign, saya sempat bekerjadi sebauh perusahaanpropertysebagai marketing, yang secara waktu lebih fleksible dibanding saat masih di bank. Di bidang ini, saya merasa menemukan jiwa saya. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 6 Februari 2016, setelah mengumpulkan cukup modal, saya membangun bisnis property sendiri. Karena saya berprinsip tidak ingin meminjam modal dari bank untuk buka usaha.Alhamdulillah, bisnis dengan nama Risna Realty ini bisa berjalan hingga sekarang,” cerita Rina.
Pemberdayaan Perempuan. Dikisahkan Rina, dalam perjalanan membangun bisnis property selain bertemu dengan banyak client perempuan, karyawan yang ia rekrut juga kebanyakan kaum wanita. Bukan tanpa alasan, selain menilai mereka lebih teliti dan multitasking, Rina juga ingin wanita-wanita di sekitarnya mampu menjadi perempuan mandiri secara financial.
“Dalam pergaulan saya di dunia bisnis, saya lebih banyak merekrut teman-teman wanita terdekat sebagai karyawan. Saya ingin mereka bangkit dan punya penghasilan sendiri. Saya selalu mengingatkan para wanita bahwasanya hidup sekedar mengandalkan penghasilan suami itu boleh jadi tidak selamanya, kita perempuan mesti punya uang, punya power. Jika suatu saat kamu disakiti laki-laki, kamu masih punya kualitas dan pegangan hidup. Begitu juga bila suami meninggal dunia, kamu tidak linglung dan bisa segeramove on. Apalagi jika ada anak yang tetap harus kita hidupi,” tegas Rina.
Ditekan Rina perempuan mandiri pada dasarnya mampu memperkecil angka perceraian yang di masa pandemi ini justru meroket akibat PHK massal yang dialami banyak lelaki berstatus kepala rumah tangga. “Dari data yang banyak beredar, faktor perceraian tertinggi adalah faktor ekonomi dan perselingkuhan. Istri-istri yang terbiasa mengandalkan jatah dari suami, jadi lebih sulit untuk move on karena tidak tahu harus berbuat apa ketika pemasukan tersebut tidak lagi ia dapatkan. Walhasil, tingkat stress dan give up mereka lebih besar lalu memilih bercerai. Padahal, kalau para istri punya penghasilansendiri meski mereka juga berstatus sebagai ibu rumah tangga, maka ujian kehidupan tersebut bisa lebih terkendali,” tuturnya.
Bisnis Baru Kala Pandemi. Di tahun pertama pandemi COVID-19, bisnis propertyyang dibangun Rina belum terlalu berimbas. Selain pembayaran dari client yang masih tetap lancar, ia juga masih mampu membangun beberapa unit cluster. Namun, di tahun kedua dampak negatif pandemi mulai ia rasakan. Walhasil, Rina mencoba banting setir dengan menjalani beberapa bisnis baru, agar para karyawan tetap produktif dan perusahaan tidak kewalahan membayar gaji mereka.
Ekspansi bisnis pertama yang dirintis Rina adalah buah impor. Semula, Rina yang kerap membeli buah impor dalam jumlah banyak untuk konsumsi keluarga maupun dikirim kepada sang suami yang saat weekday tinggal di Madiun, Jawa Timur, sering membawa buah-buah yang berlebih tersebut ke kantor atau dibagikan kepada tetangga sekitar. Di masa pandemi, ia melihat konsumsi buah begitu tinggi karena khasiatnya yang cukup efektif dalam meningkatkan imunitias tubuh, mendorong istri dari Muh. Tommy Iswahyudiini, memasarkan ragam buah yang selama ini ia santap.
“Selain pembayaran dari clientmacet, bank-bank juga membatasi dana pinjaman, hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang mereka biayai. Akhirnya, saya berpikir apa yang bisa saya putar agar kegiatan operasional tetap berjalan. Dan bisnis buah impor jadi bisnis pertama yang saya jalani di kala pandemi ini. Tapi buah yang saya jual hanya buah-buah tertentu yang jarang tersedia di Yogyakarta. Kita kemas per 250gr dengan harga yang relatif bersahabat. Karena saya tidak ingin terlalu banyak mengambil keuntungan, sebab selain kondisi buah yang mudah busuk, saya juga ingin konsumen bisa merasakan buah-buah impor sepertiDurian Monthong, Kiwi, Peach, Anggur Black Autum Adoraatau Strawberry Korea, walaupun hanya sedikit,” terang wanita kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan, 6 Febuari ini.
Bisnis selanjutnya yang dijalani Rina adalah frozen food. Semula, ia sekadar memenuhi keinginan salah seorang putrinya yang hobi menyantap Cireng Saljuracikan Bonju. Sayang, merek tersebut cukup sulit ditemui di Yogyakarta. Lagi-lagi keadaan tersebut ditangkap Rina sebagai peluang bisnis. Ia kemudian menjadi distributor tetap Bonju dan beberapa brand makanan beku lain.
“Menurut saya, kalau anak saya suka kenapa tidaksaya belikan? Apalagi frozen foodini cukup awet dan bisa dijual lagi. Jadi kemudian saya merambah ke frozen food. Selain Cireng, kami juga menyediakan Cilok, Cuanki, Bakso, Nugget, Sosis Bockwurs, Steamboat, Chicken Cordon Blue dan French Fries. Bisnis yang dimulai dari 1 freezer, kini berkembang dengan 5 freezer. Bahkan, saat ini kami juga menampung beberapa camilan racikan UMKM seperti Keripik Kentang, Peyek dan Sambal Kemasan. Untuk bisnis buah impor serta frozen food ini berada di bawah bendera Risna Premium, yang juga dipasarkan karyawati saya dari rumah masing-masing,” tambahnya.
Meski memperbolehkan para karyawatinya berjualan di rumah, namun Rina rutin melakukan kontrol. “Untuk frozen food ada staff yang saya tugaskan untuk cek stock opname setiap minggunya. Kalau seandainya ada barang keluar tapi tidak ada pemasukan dan jumlahnya masih wajar, masih saya maafkan karena mungkin dikonsumsi anak-anak mereka di rumah. Namun,stock opname kita batasi, selama barang tidak terjual berarti dia tidak bisa ambil produk lagi di pusat,” lanjut Rina.
Sejak masa PPKM, Rina juga membuka jasa studio foto dan video yang menyewakan beberapa produk mewah koleksinya sebagai property konten. “Karena selama pandemi barang-barang berharga tersebut tidak pernah saya pakai, bisnis home stay saya juga tidak terisi, akhirnya saya sewakan untuk mereka yang ingin berfoto cantik. Tetapi pemotretan harus dilakukan di studio saya,” tegasnya.
Bisnis lain yang juga dirintis Rina adalah fashion. Ia menjual produk-produk prelove seperti scarve, gamis, tunikhingga outer kesayangannya yang dikelola di bawah akun Instagram Risna_Closet.
Ditekankan Rina, semua produk yang ia tawarkan, baik rumah, buah impor, frozen foodmaupun pakaian, merupakan produk berkualitas. “Ketika memilih suatu usaha, saya harus merasa nyaman dulu dengan produk tersebut. Jadi bukan sekedar mengejar keuntungan,” tutupnya.
“Jadilah Perempuan Multitasking..” Menjadi perempuan mandiri dengan sederet bisnis, bukan berarti Rina melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu. Meski terpisah jarak dengan sang suami, keduanya berkomitmen untuk selalu menjaga komunikasi. “Sesibuk apapun, saya luangkan waktu untuk merawat diri. Bukan sekedar untuk menghargai diri sendiri tapi juga demi memanjakan suami,” katanya.
Rina berpesan kepada perempuan-perempuan Indonesia untuk menjadi pribadi yang multitalent. “Perempuan dianugerahkan kemampuan multitasking, kita bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Sudah sepatutnya anugerah tersebut kita manfaatkan juga untuk mencari peluangdan mencapai kesusksesan. Jangan terlena hanya menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga, walaupun itu mulia tapi kalau bisa ballance kenapa tidak dikerjakan. Karena semakin tua, otak yang terus diasah itu semakin terhindar dari berbagai penyakit. Apalagi jika sekedar duduk-duduk dan bertemu circle yang tidak bagus. Intinya perempuan juga harus kuat membantu suami, meski hanya menjalani usaha di rumah,” tekan lulusan Sarjana Teknik Informatikayang hobi berbelanja ini.
Alokasikan Budget Khusus untuk Pemberdayaan Perempuan. Diceritakan Rina, keputusan untuk terjun sebagai pebisnis bukan hanya karena ingin memberikan waktu lebih banyak bagi perkembangan buah hati, namun ia juga ingin menikmati kemerdekaan financial.
“Ketika masih bekerja untuk orang lain, waktu hanya habis untuk orang atau perusahaannya, saya tidak bisa melayani diri sendiri. Saya juga ingin punya income lebih, supaya bisa membeli apa pun yang saya inginkan mulai dari tas atau sepatubranded danmemanjakan anak-anak, tanpa berharap dari suami meskipun suami mampu memenuhinya. Lebih dari itu, saya ingin punya budget khusus untuk berbagi kepada orang-orang disekitar saya yang memang butuh bantuan. Serta merintis bisnis-bisnis baru yang bisa dikelola karyawati Risna Goup di rumah mereka. Sebab saya ingin mereka tetap berpenghasilan walau di masa sulit akibat pandemi seperti saat ini,” sambungnya.
Rina juga tidak segan memberikan modal untuk mereka membuka usaha rumahan dan mengajarkan teknik-teknik marketing. “Saya selalu menekan kepada semua karyawan Risna Group bahwasanya mereka tidak selamanya bekerja pada saya, jadi harus mencoba keluar dari zona nyaman. Mereka harus bisa jadi pengusaha, bila tidak ada modal saya berikan modal dengan sistem sharing,” tutur Rina, yang banyak bekerja sama dengan anak-anak muda dengan ide-ide inovatif.
Soal permodalan, Rina memang telah menyediakan budget khusus yang dialokasikan dari keuntungan bisnis property. “Jadi sebagian laba,saya putar kembali untuk kegiatan sosial. Sebagian disalurkan kepada anak-anak yatim piatu atau yayasan untuk anak-anak penyandang difable,” ungkap Rina, yang memegang prinsip semua bisnis yang dijalani harus menerapkan nilai-nilai sosial.
Dukungan Suami dan Keluarga. Ketika masih menjalani karier sebagai pekerja, Rina merasa kualitas waktu bersama anak-anak begitu terbatas. Ia juga tak ingin kedua putrinya, Tiara Putri Salsabila dan Mafaza Putri Amira, kurang perhatian orang tua. Apalagi, Rina harus menjalani LDR (long distance relationship) dengan sang suami, Muh. Tommy Iswahyudi, yang mengembangkan bisnis propertydi Madiun, Jawa Timur, dan pulang ke Yogyakarta di kala weekend.
“Karena setiap weekday suami di luar kota, otomatis kebersamaan dengan anak-anak makin sedikit. Sebagai ibu, saya tidak ingin anak-anak kehilangan figure orang tua. Dengan izin dan support suami, saya jalani bisnis serupa namun dengan skala yang lebih kecil,” tuturnya.
Selain mengantongi pengalaman ketika bekerja sebagai marketing di perusahaan property, dukungan dari suami juga kian melancarkan usaha Rina dalam mengembangkan bisnis. Tak jarang, sang suami meng-handle proyek Rina ketika overload, atau meminjamkan dana pembangunan.
Rina pun bersyukur dikarunia orang tua yang tak kalah mendukung setiap usaha yang dirintis. Sebagai timbal balik, hingga saat ini Rina memilih tinggal bersama ayah dan ibunya agar bisa terus menemani keduanya mengisi hari tua. “Saya pernah punya rumah sendiri, tapi Papa tidak bisa pisah sama cucu-cucunya. Karena kebetulan saya bungsu dari 2 bersaudara dan kakak saya tinggal di luar kota. Alhamdulillah, dari hasil usaha saya bisa sedikit membahagiakan dan memenuhi kebutuhan Papa-Mama,” imbuh Rina.
Luangnya kualitas waktu bersama keluarga, membuat Rina begitu dekat dengan anak-anak. Tak heran Tiara dan Faza, selalu mengikuti arahan Rina. “Saat ini si bungsu saya arahkan menjadi model, Alhamdulillah dia enjoy. Sedangkan si sulung yang saat ini masuk tingkat SMA, saya tuntun menjadi dokter spesialis kulit,” ucapnya.
Meski tak meminta kedua buah hati kelak melanjutkan bisnis-bisnis yang dirintis, namun sejak dini, Rina kerap melibatkan keduanya di tiap aktivitas bisnis yang ia jalani. “Saya termasuk ibu yang mengikuti apa yang anak inginkan, tetapi saya gambarkan juga baik dan buruknya. Supaya bisa membantu para wanita tampil lebih nyaman, cantik sehingga bisa percaya diri,” tutupnya. Laili
Info Lebih Lanjut:
Instagram :
@risna_realty
@risna_closet
@risnapremium
@risna.homestay
Website : www.risnarealty.com www.risnarealty.com